Dipresentasikan pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang PENGERTIAN
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, Yayasan adalah badan
hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 1. Tujuan Yayasan Setiap organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan yang spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.Tujuan yang bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas.Sementara tujuan kualitatif dapat di sebutkan sebagai efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 2. Visi Visi merupakan pandangan kedepan dimana suatu organisasi akan diarahkan. Dengan mempunyai visi, yayasan dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin di wujudkan suatu yayasan SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 3. Misi Misi adalah suatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan sebagai penjabaran atas visi yang telah ditetapkan.Dengan pernyataan misi, seluruh unsur yayasan dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui serta mengenal keberadaan dan peran yayasannya. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 4. Sumber Pembiayaan/ Kekayaan Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, seperti berupa; Wakaf; Hibah;
Hibah wasiat;
Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Yayasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 5. Pola Pertanggungjawaban Dalam yayasan, pengelola bertanggung jawab pada kepada Pembina yang disampaikan dalam Rapat Pembina yang diadakan setahun sekali.Pola pertanggung jawaban di yayasan bersifat vertikal dan horizontal. Pertanggung jawaban vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana pada otoritas yang lebih tinggi, seperti pertanggungjawaban yayasan kepada Pembina. Sedangkan pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban ke masyarakat luas. Kedua jenis pertanggungjawaban sektor publik tersebut mmerupakan elemen penting dari proses akuntabilitas publik. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 6. Struktur Organisasi Yayasan Struktur organisasi yayasan merupakan turunan dari fungsi, strategi, dan tujuan organisasi.Sementara itu, tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi organisasi, sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada yayasan. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 7. Karakteristik Anggaran Dilihat karakteristik anggaran, rencana anggaran yayasan dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk di kritisi dan di diskusikan.Anggaran tidak boleh menjadi rahasia internal yayasan yang bersangkutan dan harus di informasikan kepada publik untuk di kritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN 8. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan prinsip akuntansi yang menentukan kapan transaksi keuangan harus diakui untuk tujuan laporan keuangan.System akuntansi ini berhubungan dengan waktu/kapan pengukuran dilakuakan, dan pada umumnya, bisa dipilih menjadi system akuntansi berbasis kas dan berbasis akrual.Selain kedua system akuntansi tersebut, banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai: 1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan. 2. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat aktiva bersih. 3. Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama satu periode dan hubungan diantara keduanya. 4. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya. 5. Usaha jasa suatu yayasan. UNSUR–UNSUR DALAM SISTEM AKUNTANSI 1. Komponen-Komponen Sistem Akuntansi Bagan perkiraan /akun Buku besar Jurnal Buku cek Manual prosedur akuntansi Siklus akuntansi MEMPERTAHANKAN INTEGRITAS SISTEM AKUNTANSI 1. Neraca Saldo Dalam sistem manual, seluruh saldo buku besar dihitung atas basis bulanan untuk memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit. Apabila debet sam dengan kredit, laporan keuangan dapat disajikan dengan menggunakan jumlah neraca saldo. Sistem akuntansi yang terkomputerisasi akan menghasilkan neraca saldo dengan mekanisme built-in. Namun beberapa paket software atau perangkat lunak tidak memperbolehkan input secara langsung ke buku besar, sehingga total debet dan kredit sama. MEMPERTAHANKAN INTEGRITAS SISTEM AKUNTANSI 2. Rekonsiliasi Bank Setiap bulan, saldo buku cek harus disesuaikan dengan saldo perkiraan bank. Proses ini melibatkan tiga langkah dasar, yaitu: Membandingkan cek dan deposito dalam buku cek dengan laporan bank, lalu menyesuaikan beberapa ketidaksesuaian. Menyesuaiakan biaya bank atau bunga bank yang dihasilkan dengan saldo buku cek. Mengurangi cek nonkas dari slado bank dan menambahkan pada cek yang disetorkan, yang belum dicerminkan dalam saldo bank. TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI Perbedaan antara akuntansi untuk yayasan dan organisasi bisnis :
Prinsip akuntansi yang diterima umum bisa
diterapkan dalam praktek akuntansi nonprofit. Namun, ada beberapa perbedaan yang signifikan yaitu: 1. Akuntansi untuk Sumbangan 2. Kapitalisasi dan Penyusunan Aktiva 3. Klasifikasi Pengeluaran Fungsional TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI Implikasi Perbedaan antara Akuntansi Nonprofit dan Akuntansi Swasta :
Implikasi dari perbedaan praktek akuntansi nonprofit dan
akuntansi swasta adalah diperlakukan keahlian tambahan bagi personil, penasihat keuangan, atau auditor.Jadi sumbangan dan pembelian barang-barang serta peralatan yang memerlukan penanganan khusus, diatur dengan melibatkan seorang akuntan spesialis yayasan. PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASIS KAS DAN BERBASIS AKRUAL Pada akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima dan disetorkan, sementara biaya dicatat dalam periode akuntansi ketika tagihan dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diwujudkan dalam periode akuntansi ketika pendapatan itu diperoleh: misalnya saat jasa yang dikontrak diberikan dan ketentuan hibah terpenuhi, tanpa menghiraukan waktu penerimaan kas dari donasi. Belanja dicatat sebagai pengurang utang saat pembayaran; misalnya ketika membayar persediaan yang dipesan, membayar lembur karyawan, dan neminjam printer untuk percetakan. BAGAN AKUN 1. Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Bagan Akun Bagan akun merupakan daftar prakiraan (rekening) system akuntansi yang dirancang untuk mendapatkan informasi keuangan, mempertahankan jalur informasi keuangan, dan membuat keputusan keuangan. Bagan tersebut di bagi ke dalam lima kategori, yaitu aktiva, utang, aktiva bersih, pendapatan dan biaya. BAGAN AKUN
2. Ciri-ciri Bagan Akun yang Sederhana
Kategori akun disajikan dalam urutan standar, dimulai dengan akun yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, yaitu: Aktiva, Aktiva adalah item nyata dari suatu yayasan dimana sumber daya, termasuk kas, akun piutang, perlengkapan, dan kekayaan, diungkapkan. Utang, Utang adalah kewajiban ke kreditor seperti pinjaman dan utang usaha. Aktiva Bersih, aktiva bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan. Aktiva tersebut mencerminkan saldo yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi. BAGAN AKUN
3. Akun Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Dalam
Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan nomor akun yang terendah hingga tertinggi, jumlah item dalam satu kategori akan dikembangkan seiring dengan perkembangan aktivitas yayasan. Akun tertentu yang terkait dikelompokkan bersama dengan nomor yang berkaitan. Misalnya nomor umum untuk pajak upah adalah 7310. Namun, nomor akun setiap jenis pengeluaran pajak upah ditentukan secara terpisah, seperti Asuransi Pengangguran - 7312. BAGAN AKUN
4. Menangkap Informasi Keuangan yang Lebih
Kompleks Jika dana secara terpisah (dana terikat secara permanen maupun temporer) dipilah menurut setiap program, departemen, dan tempat, maka bagan akun dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut dalam bagan akun “multi-tiered” (deretan bertingkat banyak). Bagan akun akan menjadi lebih kompleks jika yayasan menginginkan laporan yang lebih rinci. Namun, sekali lagi, hal itu tergantung pada waktu dan kemampuan staf keuangan serta kerumitan transaksi keuangan, karena akuntansi multi-tiered sulit dijalankan tanpa computer. BAGAN AKUN 5. Penyusutan Yayasan harus mencatat pembelian peralatan dan kekayaan substansialyang bersifat jangka panjang, karena jenis aktiva tersebut menaggung biaya per tahun sesuai dengan umur manfaatnya. Proses ini disebut sebagai kapitalisasi dan penyusutan aktiva tetap. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 januari suatu yayasan membeli komputer yang memiliki umur manfaat selama empat tahun seharga Rp 2.500. Ketika pembelian dicatat, jurnalnya adalah sebagai berikut:
Aktiva Tetap (bertambah menjadi) Rp 2.500
Kas (berkurang menjadi) Rp 2.500 (Penjelasan: untuk mencatat pembelian komputer seharga Rp 2.500)
Pada akhir tahun keempat, jurnalnya adalah:
Biaya penyusutan (bertambah menajdi) (Rp 2.500/4 tahun = Rp 625 per tahun) Rp 625 Akumulasi penyusustan (bertambah menjadi) Rp 625 (Penjelasan: untuk mencatat biaya penyusutan selama tahun tersebut) BAGAN AKUN
6. Pajak Penghasilan dari Usaha yang Tidak Terkait
Pendapatan usaha yang tidak terkait adalah pendapatan yang
dihasilkan dari suatu perdagangan atau aktivitas usaha yang tidak terkait secara substansial dengan tujuan yayasan.
Aktivitas perdagangan atau aktivitas usaha adalah aktivitas
yang dilakukan untuk meraih pendapatan melalui aktivitas penjualan barang dagangan atau jasa. BAGAN AKUN
7. Mencatat Akun Sumbangan
Komitmen untuk memberikan kontribusi secara tertulis bisa dijadikan dasar untuk pencatatan transaksi utang sumbangan. Sebagai contoh, seorang donatur berjanji secara tertulis akan memberikan sumbangan senilai Rp10,000 selama tiga tahun mendatang. Dengan menyajikan piutang hibah dalam neraca, yayasan memperlihatkan jumlah uang yang diharapkan akan diterima di masa mendatang dalam bentuk sumbangan hibah. BAGAN AKUN 8. Persoalan Pelaporan
Semua pertanyaan yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa
pelaksanaan pedoman FASB akan mengarahkan ke hasil surplus (laba), apabila pendapatan merupakan piutang yang telah diterima. Hal ini merupakan pertimbangan yang perlu dicatat dengan pandangan berbeda.Selain itu, juga dapat muncul persoalan seperti salah memahami informasi keuangan yang dihasilkan dari persyaratan tersebut. Yayasan, khususnya yang sangat mengandalkan pada arahan piutang (hibah) tahunan, akan melaporkan peningakatan yang besar pada aktiva bersih jika piutang-piutang tersebut dicatat. Jadi, jumlah tersebut akan dipertimbangkan sebagai sumber daya surplus atau sebaliknya, disalah interpretasikan oleh user atau pemakai laporan keuangan. PENGENDALIAN KEUANGAN
1. Pengembangan Sistem Pengendalian Akuntansi
Langkah pertama dalam pengembangan sistem
pengendalian akuntansi yang efektif adalah mengidentifikasi bidang di mana penyalahgunaan atau kesalahan-kesalahan mungkin terjadi. Beberapa akuntan dapat memberikan checklist atas bidang dan pertanyaan tentang waktu perencanaan sistem. PENGENDALIAN KEUANGAN
Sistem pengendalian akuntansi juga diperlukan untuk memastikan
pencatatan yang tepat atas barang yang didermakan, sumbangan, dan penerimaan lainnya. Laporan keuangan dan pengembalian informasi harus dicatat secara akurat serta tepat waktu, dan memenuhi peraturan pemerintah lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, yayasan perlu menetapkan prosedur yang jelas untuk menangani per bidang termasuk sistem check and balance. Prinsip ini disebut sebagai pemisahan tugas, dimana tugas dapat dibagi diantara staf dan sukarelawan yang dibayar. Disamping itu, ada juga hal-hal umum yang memerlukan perhatian pengelola yang akan dibahas berikut ini: Pengeluaran cek Setoran Transfer Persetujuan rencana dan komitmen sebelum dilaksanakan Kebijakan-kebijakan pancasila PENGENDALIAN KEUANGAN
2. Manual Prosedur Akuntansi
Kebijakan dan prosedur untuk menangani transaksi keuangan didokumentasikan dalam Manual Prosedur Akuntansi, dimana tugas-tugas administrasi dan siapa yang bertanggungjawab atas masing-masing tugas tersebut akan dijelaskan. Manual tersebut merupakan gambaran yang sederhana tentang penanganan fungsi seperti pembayaran tagihan, setoran kas, dan transfer uang. Revisi atas Manual Prosedur Akuntansi biasanya dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian yang ada. PENGENDALIAN KEUANGAN
3. Mempertahankan Pengendalian yang Efektif
Pelaksana biasanya bertanggungjawab atas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang ada. Dengan persyaratan yang rinci dari lembaga donor, sebaiknya harus ada satu orang dalam yayasan yang memahami dan memonitor peraturan khusus serta faktor pemenuhannya. PENGENDALIAN KEUANGAN
4. Pengendalian Internal yang Dibutuhkan untuk :
• Pembayaran Kas • Pemisahan Tugas • Otorisasi dan Proses Pembayaran • Pengelolaan Dana Terbatas • Penandatanganan Cek • Checklist Pengendalian Akuntansi Internal
Apakah Pengendalian Internal diperlukan untuk Gaji
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro