Anda di halaman 1dari 4

Nama : Marini Inggrid C

NIM : 170803104011

Kelas : B

AKUNTABILITAS YAYASAN dan PENGENDALIAN KEUANGAN


AKUNTABILITAS YAYASAN
o Ruang Lingkup
Laporan keuangan yayasan memiliki karakteristik sebagai berikut
a. Sumber daya yayasan bersal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
b. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba dan kalau suatu yayasan
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik
yayasan tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan dalam arti bahwa kepemilikan tidak dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya
yayasan pada sasat likuidasi
A. Tujuan Laporan Keuangan
Yaitu menyediakan informasi yang releven untuk memenuhi kepentingan para
penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
yayasan
Laporan keungan meyajikan informasi mengenai :
1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan
2. Pengaruh trasaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat aktiva
bersih
3. Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama periode dan hubungan
diantara keduanya
4. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman, dan
melunasi pinjaman serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya
5. Usaha jasa suatu yayasan.
B. Unsur – unsur dalam sistem akuntansi
Komponen komponen sistem akuntansi
Secara tradisional terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Bagan perkiraan /akun
Bagan perkiraan adalah daftar masing – masing item, diman pencatatannya dibagi kedalam lima
kategori
· Aktiva
· Utang
· Aktiva bersih
· Pendapatan
· Belanja
C. MEMPERTAHANKAN INTEGRITAS SISTEM AKUNTANSI
 Neraca Saldo
Dalam sistem manual, seluruh saldo buku besar dihitung atas basis bulanan untuk
memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.
· Rekonsiliasi Bank
Setiap bulan, saldo buku cek harus disesuaikan dengan saldo perkiraan bank. Proses ini
melibatkan tiga langkah dasar, yaitu :
1. Membandingkan cek dan deposito dalam buku cek dengan laporan bank, lalu
menyesuaikan beberapa ketidaksesuaian.
2. Menyesuaiakan biaya bank atau bunga bank yang dihasilkan dengan saldo buku cek.
3. Mengurangi cek nonkas dari slado bank dan menambahkan pada cek yang disetorkan, yang
belum dicerminkan dalam saldo bank.
D. TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI
· Perbedaan antara akuntansi untuk yayasan dan organisasi bisnis
Prinsip akuntansi yang diterima umum bisa diterapkan dalam praktek akuntansi nonprofit.
Namun, ada beberapa perbedaan yang signifikan yaitu :
1. Akuntansi untuk sumbangan
2. Kapitalisasi dan penyusutan aktiva
3. Klasifikasi biaya fungsional
E. PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASI KAS DAN BERBASIS AKRUAL
Akuntansi berbasis kas dan akuntansi berbasis akrual menggunakan kriteria yang berbeda
untuk menentukan kapan mengakui serta mencatat pengeluaran dan penerimaan dalam catatan
keuangan. Pada akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima dan disetorkan,
sementara biaya dicatat dalam periode akuntansi ketika tagihan dibayarkan. Dalam akuntansi
berbasis akrual, pendapatan diwujudkan dalam periode akuntansi ketika pendapatan itu
diperoleh: misalnya saat jasa yang dikontrak diberikan dan ketentuan hibah terpenuhi, tanpa
menghiraukan waktu penerimaan kas dari donasi.

Beberapa yayasan tidak memiliki sumber daya untuk mengembangkan sistem


akuntansi yayasan. Faktor-faktor pertimbangan basis akuntansi adalah :
1. Besaran transaksi yayasan dalam piutang dan pembayaran atas basis yang terus menerus.
Jika tagihan tidak dibayar atau hibah belum dilunasi atau biaya sepanjang tahun belum dicatat,
maka akuntansi berbasis kas akan memberikan gambaran keuangan yang samabaiknya dengan
akuntansi berbasis akrual.
2. Keahlian dan waktu yang membatasi staf bagian pembukuan.
3. Posisi arus kas yayasan. Jika arus kas dijadikan fokus, maka akun pembayaran dan piutang
dapat menjadi akun pengendali.
4. Ukuran anggaran yayasan. Beberapa yayasan yang baru masih kecil belum memiliki
kewajiban pembayaran, dan tidak punya piutang, akan memilih akuntansi berbasis kas. Di sisi
lain, jika anggaran dan transaksi keuangan sudah mulai berkembang, peralihan dari akuntansi
berbasis kas ke akuntansi berbasis akrual akan terjadi.
F. BAGAN AKUN
· Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Bagan Akun
· Ciri-ciri Bagan Akun yang Sederhana

Kategori akun disajikan dalam urutan standar, dimulai dengan akun yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan, yaitu:
1. Aktiva, Aktiva adalah item nyata dari suatu yayasan dimana sumber daya, termasuk kas,
akun piutang,perlengkapan, dan kekayaan, diungkapkan.
2. Utang, Utang adalah kewajiban ke kreditor seperti pinjaman dan utang usaha.
3. Aktiva Bersih, aktiva bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan. Aktiva
tersebut mencerminkan saldo yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi.

· Menangkap Informasi Keuangan yang Lebih Kompleks

Jika dana secara terpisah (dana terikat secara permanen maupun temporer) dipilah menurut setiap
program, departemen, dan tempat, maka bagan akun dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan
tersebut dalam bagan akun “multi-tiered” (deretan bertingkat banyak). Bagan akun akan menjadi
lebih kompleks jika yayasan menginginkan laporan yang lebih rinci. Namun, sekali lahi, hal itu
tergantung pada waktu dan kemampuan staf keuangan serta kerumitan transaksi keuangan,
karena akuntansi multi-tiered sulit dijalankan tanpa computer.

· Penyusutan

Yayasan harus mencatat pembelian peralatan dan kekayaan substansialyang bersifat jangka
panjang, karena jenis aktiva tersebut menaggung biaya per tahun sesuai dengan umur
manfaatnya. Proses ini disebut sebagai kapitalisasi dan penyusutan aktiva tetap. Untuk
menghitung biaya penyusutan per aktiva tetap, perlu diketahui seberapa banyak biaya aktiva
(termasuk seluruh biaya yang diperlukan untuk mengoperasionalkan aktiva), seberapa lama
aktiva itu dapat dapat diharapkan secara layak memberikan manfaat sebelum diganti, dan apakah
item tesebut akan memiliki beberapa nilai penyelamatan pada akhir umur manfaatnya. Informasi
mengenai besarnya penyusutan sangat penting dalam perncanaan pergantian aktiva tetap.
Akibatnya jmlah kas yang disisihkan sesuai dengan jumlah biaya penyusutan. Jumlah kas
tersebut setara dengan cadangan pembelian aktiva baru.

· Pajak Penghasilan dari Usaha yang Tidak Terkait


Pendapatan usaha yang tidak terkait adalah pendapatan yang dihasilkan dari suatu perdagangan
atau aktivitas usaha yang tidak terkait secara substansial dengan tujuan yayasan.

Aktivitas perdagangan atau aktivitas usaha adalah aktivitas yang dilakukan untuk meraih
pendapatan melalui aktivitas penjualan barang dagangan atau jasa. Suatu aktivitas yang secara
substansialterkait dengan tujuan yayasan merupakan aktivitas yang mempunyai hubungan sebab-
akibat dan memberikan kontribusi penting bagi pemenuhan tujuan yayasan.
Pajak yang dibayar atas pendapatan lain-lain yang diperoleh yayasan dari usaha yang tidak
terkait ditetapkan sesuai dengan ketentuan pajak badan hukum. Tanpa pajak, yayasan akan
mendapatkan keuntungan yang substansial di pasar, jika dilihat dalam konteks persaingan pasar.
Yayasan yang melakukan aktivitas nonusaha dapat dianggap bukan merupakan subjek pajak
penghasilan jika memenuhi kondisi sebagai berikut:
1. Semua pekerjaan dilakukan oleh sukarelawan.
2. Secara substansial, seluruh barang dagangan yang dijual didapatkan dari pemberian.
3. Aktivitas yang dilakukan adalah untuk fasilitas kemudahan anggota, pasien, dan karyawan
yayasan.
· Mencatat Akun Sumbangan
Komitmen untuk memberikan kontribusi secara tertulis bisa dijadikan dasar untuk pencatatan
transaksi utang sumbangan. Sebagai contoh, seorang donatur berjanji secara tertulis akan
memberikan sumbangan senilai Rp10,000 selama tiga tahun mendatang. Dengan menyajikan
piutang hibah dalam neraca, yayasan memperlihatkan jumlah uang yang diharapkan akan
diterima di masa mendatang dalam bentuk sumbangan hibah.

Anda mungkin juga menyukai