Disusun Oleh:
AKADEMI AKUNTANSI
JAKARTA
2022
Resume Materi Analisis Laporan Keuangan Pertemuan 1
Pertemuan 2
Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
1. Neraca / Posisi Keuangan
Laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang
berfungsi untuk menaksir kesehatan keuangan, meramalkan keadaan arus kas di masa
depan dan berfungsi untuk menganalisis likuidasi serta fleksibilitas keuangan perusahaan.
Laporan neraca terdiri dari akun-akun riil seperti:
Harta (asset/aktiva)
Hutang (kewajiban/liabilitas)
Modal (ekuitas/equity)
Aktiva = Kewajiban + Modal
Bentuk-bentuk Laporan Neraca:
1) Bentuk Scontro / T
Susunannya berbentuk sebelah-menyebelah dengan kelompok harta (aktiva) sebelah
kiri dan utang serta modal (passiva) di sebelah kanan
2) Bentuk Staffel / Laporan
Susunannya berurutan dari atas ke bawah secara berurutan. Neraca bentuk laporan
tersusun secara urut dari kelompok harta (aktiva) paling atas sampai kelompok utang
dan modal paling bawah.
Masalah Penilaian dan Penyusutan, dasar penilaian yang umum (rule of solution)
adalah harga perolehan atau cost atau harga pokok tetapi ada pengecualiannya misalnya:
Investasi jangka pendek jika nilai realisasi atau nilai pasarnya lebih rendah daripada
harga pokoknya, maka nampak dalam neraca sejumlah nilai realisasinya atau harga
pasarnya.
Piutang Biasanya dicatat dalam neraca berdasarkan taksiran jumlah yang akan
direalisir dengan mengurangkan taksiran yang tidak bisa ditagih terhadap saldo
piutang tersebut.
Persediaan dicatat dalam neraca berdasarkan harga pokoknya atau yang terendah
diantara harga pokok dengan harga pasarnya dan tidak akan kita nilai berdasarkan
realisasi atau harga jualnya.
Investasi jangka panjang dan tanah umumnya dicatat dalam neraca berdasarkan harga
perolehannya.
Persekot biaya, beban yang ditangguhkan dan aktiva tetap lainnya selain tanah
nampak atau dicatat dalam neraca sebagai biaya yang belum yang belum dikonsumsi
atau
expired cost.
Pedoman untuk Penilaian, Penyusutan dan Penentuan Pendapatan:
Pengeluaran modal dan penghasilan
Penerimaan modal dan penghasilan
Laba dan penghematan
Alokasi biaya pada periode-periode akuntansi yang benar
Pengakuan rugi walaupun belum ter realisir tetapi tidak mengantisipasikan laba atau
prinsip konservatif
2. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menunjukkan hasil operasional perusahaan berhubungan dengan
penghasilan, biaya-biaya dan rugi/laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu
yang berfungsi untuk menilai kinerja keuangan apakah perusahaan mengalami
keuntungan atau kerugian pada satu periode akuntansi. Isi laporan laba-rugi:
Penghasilan
Biaya Operasional
Penghasilan dan biaya non operasi
Laba atau rugi
Bentuk-bentuk Laporan Laba Rugi:
1) Bentuk Single Step
Semua pendapatan dan keuntungan yang didapat ditempatkan di bagian awal laporan
laba rugi kemudian dikurangi dengan seluruh beban atau biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Selisih antara total pendapatan dan total beban inilah yang menunjukkan
laba-rugi perusahaan pada periode tersebut.
2) Bentuk Multiple Step
Bentuk ini memisahkan transaksi operasional dan non-operasional, membandingkan
biaya dan beban dengan pendapatan yang berkaitan. Laba operasional akan
menunjukkan perbedaan antara aktivitas biasa dan aktivitas insidentil atau ekstra
ordinari.
3. Laporan Laba Yang Ditahan
Laporan yang menyajikan akumulasi laba periode tertentu dan sebagai indikator
kemampuan perusahaan menciptakan laba. Laporan ini menjelaskan perubahan pada laba
ditahan perusahaan selama periode pelaporan. Hal ini mengurai perubahan pada
kepentingan pemilik dalam suatu organisasi, dan dalam penerapan laba ditahan atau
surplus dari satu periode akuntansi ke periode yang berikutnya. Penyebab perubahan laba
ditahan antara lain:
Penyesuaian Periode Lalu
Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan Sebelumnya
Perubahan Akuntansi
Kuasi Re-organisasi
4. Hubungan Neraca Dengan Laporan Laba Rugi
Kedelapan hubungan diidentifikasi oleh nomor dalam tanda kurung:
1) Pendapatan dan biaya, yang disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan
perubahan dalam aktiva dan kewajiban dalam neraca.
2) Laba bersih mengalir ke dalam laporan perubahan modal (ekuitas pemegang
saham) dan merupakan determinan penting dari saldo akhir periode laba ditahan.
3) Saldo akhir akun modal (ekuitas) memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas
sesuai dengan jumlah yang sama di pemegang saham bagian ekuitas pada neraca.
4) Saldo Saldo akhir dari laba ditahan dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo
laba ditahan pada pemegang saham ‘bagian ekuitas pada neraca.
5) Saldo akhir kas dalam laporan arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan
di neraca.
6) Arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari
transaksi-transaksi termasuk dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih
dan arus kas bersih dari aktivitas operasi disajikan sebagai bagian dari laporan
arus kas.
7) Aktivitas investasi dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan
negatif dari perubahan dalam aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca.
8) Pembiayaan kegiatan dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan
negatif dari hutang dan ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo
utang dan ekuitas disajikan dalam neraca.
Resume Pertemuan 3
Analisa Perbandingan Laporan Keuangan terdiri dari tujuan, prosedur, metode dan
teknik Analisa, dan perbandingan laporan keuangan.
- Tujuan dari Analisa Laporan Keuangan : Membandingkan data keuangan dua
periode atau lebih, sehingga dapat memperoleh data yang dapat mendukung
keputusan yang akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan
Menurut Munawir (2010), terdapat dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis
horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya.
Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu
periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu
dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan
diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
Tren dalam prosentase : Teknik analisa ini hanya praktis apabila digunakan jangka
waktu lebih dari tiga tahun. Dalam menganalisa menggunakan indeks yang
dinyatakan dalam prosentase.
- Laporan persentase per komponen menunjukan prosentase dari total Aktiva yang telah
di tanamkan dalam masing – masing jenis Aktiva. Dengan membandingkan rata – rata
industri sebagai keseluruhan dari perusahaan sejenis, maka dapat diketahui apakah
perusahaan tersebut Over Invesment atau Under Invesment, sehingga dapat dilakukan
kebijakan perusahaan yang lebih favorable.
- Menunjukan pula distribusi dari Hutang dan Modal, sumber – sumber dari mana dana
yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Diketahui kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kredit dari pihak luar.
- Presentase per komponen yang terdapat dalam Neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total Aktiva, sehingga perbandingan horizontal hanya akan
menunjukan trend of relationship tidak menunjukan perubahan absolut
- Presentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan Laba Rugi,
menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto yang diserap tiap – tiap
individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karenanya
Cooman Size Statement banyak digunakan dalam hubungannya dengan Income
Statement sedangkan untuk Neraca tidak banyak digunakan