Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

ANALISI LAPORAN KEUANGAN

Dosen: Syahrul S, Pd., M.M

Disusun Oleh:

Diva Alyssa 2203310010

Fathan Trianto Almansyurin 2203310013

Yosafat Matthew Siburian 2203310015

Rita Supartini 2203310017

Nisa Awalul Fitri 2203310018

AKADEMI AKUNTANSI

YAYASAN AKUNTANSI INDONESIA

JAKARTA

2022
Resume Materi Analisis Laporan Keuangan Pertemuan 1

1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan


 Mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan untuk mengetahui
kondisi keuangan perusahan tersebut
 Kondisi keuangan suatu perusahan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahan:
laporan rugi laba, laporan perubahan ekuitas dan neraca atau laporan posisi keuangan
 Analisa terhadap pos-pos neraca akan diketahui posisi keuangannya, analisa terhadap
laporan rugi laba akan diketahui perkembangan suatu perusahaan
 Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan
2. Pihak-Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan: pemilik
perusahaan, manajer perusahaan, kreditur, bankers, investor, pemerintah, buruh.
3. Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan peristiwa-
peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara
setepat-tepatnya dengan menunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap
hal-hal yang timbul daripadanya. Neraca menggambarkan jumlah aktiva, kewajiban dan
modal suatu perusahaan. Laporan laba rugi menunjukkan hasil-hasil yang sudah dicapai
oleh perusahaan serta biaya-biaya yang sudah dikeluarkan, laporan perubahan modal
menunjukkan sumber dan penggunaan modal atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan modal perusahaan.
4. Sifat Laporan Keuangan
 Laporan keuangan dipersiapkan untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan
(progres report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen.
 Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progres report
laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara lain fakta yang sudah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan-
kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate) dan pendapat
pribadi (personal judgment).
5. Keterbatasan Laporan Keuangan
 Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan keuangan yang dibuat pada waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang bersifat final.
 Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti
dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standard nilai yang mungkin berbeda
atau berubah-rubah.
 Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan unit yang dijual semakin besar, mungkin juga diikuti kenaikan tingkat
harga.
 Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut
tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
6. Perlunya Pemeriksaan oleh Akuntan Umum
Penganalisaan atau penilaian terhadap posisi atau keadaan keuangan dan
perkembangannya dapat dilakukan oleh dua pihak: pihak yang ada dalam perusahaan,
(internal analisis) dimana mereka bebas untuk melihat data-data akuntansi secara
terperinci dan memperoleh laporan keuangan dalam bentuk yang asli, sedangkan pihak
kedua adalah ektsernal analis yaitu pihak-pihak lain diluar perusahaan yang tidak
berwenang melihat data-data secara terperinci.

Pertemuan 2
Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
1. Neraca / Posisi Keuangan
Laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang
berfungsi untuk menaksir kesehatan keuangan, meramalkan keadaan arus kas di masa
depan dan berfungsi untuk menganalisis likuidasi serta fleksibilitas keuangan perusahaan.
Laporan neraca terdiri dari akun-akun riil seperti:
 Harta (asset/aktiva)
 Hutang (kewajiban/liabilitas)
 Modal (ekuitas/equity)
Aktiva = Kewajiban + Modal
Bentuk-bentuk Laporan Neraca:
1) Bentuk Scontro / T
Susunannya berbentuk sebelah-menyebelah dengan kelompok harta (aktiva) sebelah
kiri dan utang serta modal (passiva) di sebelah kanan
2) Bentuk Staffel / Laporan
Susunannya berurutan dari atas ke bawah secara berurutan. Neraca bentuk laporan
tersusun secara urut dari kelompok harta (aktiva) paling atas sampai kelompok utang
dan modal paling bawah.
Masalah Penilaian dan Penyusutan, dasar penilaian yang umum (rule of solution)
adalah harga perolehan atau cost atau harga pokok tetapi ada pengecualiannya misalnya:
 Investasi jangka pendek jika nilai realisasi atau nilai pasarnya lebih rendah daripada
harga pokoknya, maka nampak dalam neraca sejumlah nilai realisasinya atau harga
pasarnya.
 Piutang Biasanya dicatat dalam neraca berdasarkan taksiran jumlah yang akan
direalisir dengan mengurangkan  taksiran yang tidak bisa ditagih terhadap saldo
piutang tersebut.
 Persediaan dicatat dalam neraca berdasarkan harga pokoknya atau yang terendah
diantara harga pokok dengan harga pasarnya dan tidak akan kita nilai berdasarkan
realisasi atau harga jualnya.
 Investasi jangka panjang dan tanah umumnya dicatat dalam neraca berdasarkan harga
perolehannya.
 Persekot biaya, beban yang ditangguhkan dan aktiva tetap lainnya selain tanah
nampak atau dicatat dalam neraca sebagai biaya yang belum yang belum dikonsumsi
atau
expired cost.
Pedoman untuk Penilaian, Penyusutan dan Penentuan Pendapatan:
 Pengeluaran modal dan penghasilan
 Penerimaan modal dan penghasilan
 Laba dan penghematan
 Alokasi biaya pada periode-periode akuntansi yang benar
 Pengakuan rugi walaupun belum ter realisir tetapi tidak mengantisipasikan laba atau
prinsip konservatif
2. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menunjukkan hasil operasional perusahaan berhubungan dengan
penghasilan, biaya-biaya dan rugi/laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu
yang berfungsi untuk menilai kinerja keuangan apakah perusahaan mengalami
keuntungan atau kerugian pada satu periode akuntansi. Isi laporan laba-rugi:
 Penghasilan
 Biaya Operasional
 Penghasilan dan biaya non operasi
 Laba atau rugi
Bentuk-bentuk Laporan Laba Rugi:
1) Bentuk Single Step
Semua pendapatan dan keuntungan yang didapat ditempatkan di bagian awal laporan
laba rugi kemudian dikurangi dengan seluruh beban atau biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Selisih antara total pendapatan dan total beban inilah yang menunjukkan
laba-rugi perusahaan pada periode tersebut.
2) Bentuk Multiple Step
Bentuk ini memisahkan transaksi operasional dan non-operasional, membandingkan
biaya dan beban dengan pendapatan yang berkaitan. Laba operasional akan
menunjukkan perbedaan antara aktivitas biasa dan aktivitas insidentil atau ekstra
ordinari.
3. Laporan Laba Yang Ditahan
Laporan yang menyajikan akumulasi laba periode tertentu dan sebagai indikator
kemampuan perusahaan menciptakan laba. Laporan ini menjelaskan perubahan pada laba
ditahan perusahaan selama periode pelaporan. Hal ini mengurai perubahan pada
kepentingan pemilik dalam suatu organisasi, dan dalam penerapan laba ditahan atau
surplus dari satu periode akuntansi ke periode yang berikutnya. Penyebab perubahan laba
ditahan antara lain:
 Penyesuaian Periode Lalu
 Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan Sebelumnya
 Perubahan Akuntansi
 Kuasi Re-organisasi
4. Hubungan Neraca Dengan Laporan Laba Rugi
Kedelapan hubungan diidentifikasi oleh nomor dalam tanda kurung:
1) Pendapatan dan biaya, yang disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan
perubahan dalam aktiva dan kewajiban dalam neraca.
2) Laba bersih mengalir ke dalam laporan perubahan modal (ekuitas pemegang
saham) dan merupakan determinan penting dari saldo akhir periode laba ditahan.
3) Saldo akhir akun modal (ekuitas) memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas
sesuai dengan jumlah yang sama di pemegang saham bagian ekuitas pada neraca.
4) Saldo Saldo akhir dari laba ditahan dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo
laba ditahan pada pemegang saham ‘bagian ekuitas pada neraca.
5) Saldo akhir kas dalam laporan arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan
di neraca.
6) Arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari
transaksi-transaksi termasuk dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih
dan arus kas bersih dari aktivitas operasi disajikan sebagai bagian dari laporan
arus kas.
7) Aktivitas investasi dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan
negatif dari perubahan dalam aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca.
8) Pembiayaan kegiatan dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan
negatif dari hutang dan ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo
utang dan ekuitas disajikan dalam neraca.

Resume Pertemuan 3

Analisa Perbandingan Laporan Keuangan terdiri dari tujuan, prosedur, metode dan
teknik Analisa, dan perbandingan laporan keuangan.
- Tujuan dari Analisa Laporan Keuangan : Membandingkan data keuangan dua
periode atau lebih, sehingga dapat memperoleh data yang dapat mendukung
keputusan yang akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan

- Prosedur Analisis Laporan Keuangan : Menurut Kasmir (2011), agar analisis


laporan keuangan dapat memberikan hasil yang maksimal perlu ditentukan prosedur
yang tepat, adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan
adalah :
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
3. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap
mungkin.
4. Melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus tertentu.
5. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan secara cermat.
6. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah
dibuat.
7. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan dan memberikan
rekomendasi yang dibutuhkan.

- Metode dan Teknik Analisa :

1. Analisa Horizontal/analisa dinamis, membandingkan laporan keuangan untuk


beberapa periode atau beberapa saat sehingga diketahuai perkembangan perusahaan
2. Analisa Vertikal/analisa statis, laporan yang dianalisa hanya satu periode saja,
dengan membandingkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan itu saja, sehingga
dapat diketahui keadaan keuangannya pada saat/waktu itu saja

Menurut Munawir (2010), terdapat dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis
horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya.
Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu
periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu
dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan
diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

- Menurut Munawir (2010), teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis


laporan keuangan adalah :
1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
2. Analisis tren atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam persentase tertentu dan biasanya dilakukan dari satu periode ke
periode.
3. Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk
membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik
yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
4. Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu
periode.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu
periode.
6. Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan
keuangan neraca dan laba rugi.
7. Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya
suatu kredit dikeluarkan oleh lembaga keuangan seperti bank.
8. Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah
laba kotor dari satu periode ke periode lainnya.
9. Analisis titik pulang merupakan analisis dimana untuk mengetahui pada kondisi
berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian.

- Perbandingan Laporan Keuangan : Dengan Comperative Balance Sheet,


(memperbandingkan Neraca) yang menunjukan Aktiva, Hutang serta Modal
perushaan pada dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui perubahan- perubahan :
1. Laba atau Rugi yang bersifat operasionil maupun insidentil
2. Diperolehnya aktiva maupun perubahan bentuk Aktiva
3. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun perubahan bentuk hutang yang satu ke
hutang lainnya
4. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan modal saham (penambahan atau
pengurangan modal)

 Tahun Perbandingan : Apabila laporan keuangan yang dibandingkan lebih dari


dua periode atau tahun makan digunakan tahun pembanding/dasar dengan
cara :
1. Tahun awal digunakan sebagai tahun pembanding
2. Perbandingan dilakukan dengan data dari tahun sebelumnya
3. Dasar pembandingnya adalah rata – rata dari jumlah kumulatif seluruh periode
yang bersangkutan

 Tren dalam prosentase : Teknik analisa ini hanya praktis apabila digunakan jangka
waktu lebih dari tiga tahun. Dalam menganalisa menggunakan indeks yang
dinyatakan dalam prosentase.

 Common Size Statement : Merupakan laporan keuangan yang dinyatakan dengan


prosentase, karena tiap komponen atau pos dinyatakan dalam presentase.
Metode dengan merubah jumlah rupiah menjadi prosentase dilakukan sebagai :
- Nyatakan total aktiva, total passive serta total penjualan netto masing – masing
dengan 100%
- Hitunglah ratio dari tiap tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara
membagi rupiah dari masing – masing pos aktiva dengan total aktivanya, pos
pasivanya dan pos rugi laba dengan total penjualan ; dikalikan 100%

 Evaluasi Common Size Statement :

- Laporan persentase per komponen menunjukan prosentase dari total Aktiva yang telah
di tanamkan dalam masing – masing jenis Aktiva. Dengan membandingkan rata – rata
industri sebagai keseluruhan dari perusahaan sejenis, maka dapat diketahui apakah
perusahaan tersebut Over Invesment atau Under Invesment, sehingga dapat dilakukan
kebijakan perusahaan yang lebih favorable.
- Menunjukan pula distribusi dari Hutang dan Modal, sumber – sumber dari mana dana
yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Diketahui kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kredit dari pihak luar.
- Presentase per komponen yang terdapat dalam Neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total Aktiva, sehingga perbandingan horizontal hanya akan
menunjukan trend of relationship tidak menunjukan perubahan absolut
- Presentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan Laba Rugi,
menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto yang diserap tiap – tiap
individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karenanya
Cooman Size Statement banyak digunakan dalam hubungannya dengan Income
Statement sedangkan untuk Neraca tidak banyak digunakan

4 Faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa


adalah:

- Likwiditas : Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya


sesegera mungkin atau pada saat ditagih.
Keadaan ini adalah bila aktifa lancar lebih besar dari pada hutang lancar disebut
“likwid” . Dan apabila tidak dapat dipenuhi disebut “illikwid”.
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 :
1. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar prerusahaan (kreditur)
2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern
perusahaan)

- Solvabilitas : Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya


apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan dikatakan “solvabel” apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva
atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Sebalikanya apabila
jumlah ativa lebih kecil dari pada hutangnya disebut “insovabel”.
1. Kemungkinan keadaan perusahaan :
Perusahaan yang likwid dan solvabel
Perusahaan yang likwuid tetapi insovabel
Perusahaan yang illikwid daan insovabel
Perusahaan yang illikwid tetasi sovabel
Perusahaan insovabel dan illikwid kondisi keuangannya kurang baik, karena suatu waktu
akan menghadapi kesulitan keuangan.
Perusahaan illikwid akan segera kesulitan keuangan meskipun solvable.
Perusahaan insovabel tetapi likwid tidak akan segera mengalami kesulitan keuangan,
kesulitan keuangan baru akan timbul jika perusahaan dilikwidir

- Rentabilitas / Profitability : Kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama


periode tertentu. dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam satu periode
tertentu dengan jumlah aktiva atau modal sendiri.
1. Rentabilitas ekonomi : laba perusahaan dibandingkan dengan modal yang
digunakan (modal sendiri dan modal asing)
2. Rentabilitas usaha/modal sendiri : laba perusahaan dibandingkan modal sendiri
yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan
- Stabilitas utama : Kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil,
yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga atas hutang-hutangnya serta membayar dividen secara teratur kepada
pemegang saham tanpa hambatan atau krisis keuangan.

 Beberapa perbedaan klasifikasi pos-pos keuangan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai