Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi terkait dengan upaya
pencarian sumber dana dan alokasi dana secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan
merata. Penggunaan dan peran anggaran sangat penting dalam organisasi sektor publik.

Teori Dana
Dalam teori dana (fund theory), dasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas,
melainkan sekelompok aset dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang disebut
dana, yang mengatur penggunaan aset tersebut. Dengan demikian teori dana
memandang organisasi sebagai unit yang terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan
kewajiban serta pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya ini.
Persamaan akuntansinya adalah:

Aset = Pembatasan Aset

Unit akuntansi didefinisikan sebagai aset dan penggunaan untuk mana aset tersebut
dikomitmenkan. Kewajiban mewakili serangkaian pembatasan hukum maupun ekonomi
terhadap penggunaan aset tersebut. Oleh karena itu, teori dana adalah “berpusat pada
aset” dalam hal ini fokus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan yang
sesuai atas aset. Bukannya laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi, melainkan
laporan sumber dan penggunaan dana yang merupakan tujuan utama dari pelaporan
keuangan. Laporan ini mencerminkan pelaksanaan operasi perusahaan dalam hal
sumber dan penggunaan dana.

Teori dana terutama berguna bagi pemerintah dan organisasi nirlaba. Contoh :
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Desa, dan Universitas, Rumah Sakit, dan unit

1
pemerintahan, dimana kegiatan operasinya mengharuskan adanya dana yang terpisah.
Setiap dana yang berimbang menghasilkan laporan yang terpisah melalui sistem
akuntansi yang terpisah dan sekelompok perkiraan yang sesuai.
Suatu dana (fund) dapat didefinisikan sebagai:
…entitas fiskal dan akuntansi yang independen dengan sekelompok perkiraan
“yang berimbang” (self balancing), yang mencatat kas dan/atau sumber daya lain
bersama-sama dengan seluruh kewajiban, cadangan, dan ekuitas terkait, yang
dipisahkan dengan tujuan untuk melaksanakan aktivitas tertentu atau mencapai
tujuan tertentu sesuai dengan regulasi,pembatasan khusus ( restriksi ).

Jumlah dana yang digunakan oleh organisasi nirlaba mana pun bergantung pada jumlah
dan jenis aktivitas atas mana restriksi hukum diberlakukan mengenai penggunaan aset
yang dipercayakan kepada organisasi tersebut. Misalnya saja, delapan dana utama
berikut ini direkomendasikan bagi administrasi keuangan yang bagus dari suatu unit
pemerintahan:
1. Dana Umum (General Fund) untuk mempertanggungjawabkan seluruh transaksi
keuangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara memadai di dana yang
lain.
2. Dana Pendapatan Khusus (Special Revenue Funds) untuk
mempertanggungjawabkan hasil dari sumber pendapatan tertentu (selain pungutan
khusus) atau untuk mendanai aktivitas yang telah ditentukan sebagaimana
diharuskan oleh hukum atau regulasi administratif.
3. Dana Pelunasan Utang (Debt Service Funds) untuk mempertanggungjawabkan
pembayaran bunga dan pokok pinjaman jangka panjang selain pungutan khusus
dan obligasi pendapatan.
4. Dana Proyek Modal (Capital Project Funds) untuk mempertanggungjawabkan
penerimaan dan pengeluaran uang yang digunakan untuk akuisisi modal selain yang
didanai oleh pungutan khusus dan dana perusahaan.

2
5. Dana perusahaan (Enterprise Funds) untuk mempertanggungjawabkan pendanaan
layanan terhadap publik umum, dimana semua atau kebanyakan biaya yang terlibat
dibayar dalam bentuk pembebanan kepada pengguna dari layanan semacam itu.
6. Dana Perwalian dan Agensi (Trust and Agency Fund) untuk
mempertanggungjawabkan aset yang dimiliki oleh unit pemerintahan sebagai wali
atau agen dari individu, organisasi swasta, dan unit pemerintahan lainnya.
7. Dana Layanan Antar Pemerintah (Intragovernmental Service Funds) untuk
mempertanggungjawabkan pendanaan aktiva dan layanan khusus yang dilakukan
oleh unit organisasi yang telah ditunjuk dalam yurisdiksi pemerintah.
8. Dana Pungutan Khusus (Special Assessment Funds) untuk
mempertanggungjawabkan pungutan khusus yang dikenakan untuk mendanai
perbaikan atau layanan umum yang dianggap memberikan manfaat bagi properti
kemana pungutan tersebut dikenakan.

Pada organisasi non pemerintahan, dana dikelompokkan kedalam kelompok dana Tidak
Terikat, Terikat Temporer, Terikat Permanen.

Akuntansi Dana

Dalam mempelajari Akuntansi Sektor Publik kita perlu mengetahui bahwa Sektor Publik

dapat dilakukan oleh organisasi pemerintah dan organisasi swasta. Di dunia

internasional kita mengenal International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)

sebagai acuan dalam penyusunan Laporan Keuangan sektor publik. Di Amerika kita

mengenal US Government Accounting Standard untuk pelaporan keuangan Pemerintah

Pusat dan Federal serta Statement of Financial Accounting Concepts No. 4 (SFAC4) yang

menjadi acuan organisasi nirlaba non pemerintah

3
Di Indonesia kita mengenal SAP sebagai acuan Organisasi Pemerintah dalam

penyusunan laporan keuangannya dan PSAK 45 sebagai acuan organisasi swasta nirlaba

dalam penyusunan laporan keuangannya. Untuk pemerintah disamping SAP kita perlu

mempelajari Peraturan Perundangan Pemerintah yang berkaitan dengan Pengelolaan

Keuangan Negara.

Penggunaan akuntansi dana pada akuntansi pemerintahan di Indonesia memungkinkan


dilakukan karena dalam sistem anggaran pemerintah terdapat beberapa program
spesifik yang memerlukan pertanggungjawaban dana program sehingga sumber dan
penggunaan dana serta saldo dana program perlu dibuat secara terpisah. Pendapatan
hibah seringkali juga harus dibuat pertanggungjawaban dana hibah kepada pemberi
hibah. Program-program di daerah yang merupakan tugas pembantuan dari pemerintah
pusat atau yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus juga membutuhkan
pengelolaan, pelaporan dan pertanggungjawaban yang terpisah. Untuk itu penggunaan
akuntansi dana untuk tujuan pengendalian dan pertanggungjawaban dana
dimungkinkan digunakan dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia.
Akuntansi dana merupakan metoda pencatatan akuntansi yang memisahkan sumber
daya dalam beberapa kategori dana untuk mengidentifikasi sumber dan penggunaan
dana. Adapun tujuan akuntansi adalah untuk pengelolaan dan pertanggungjawaban
dana, penentuan kondisi finansial, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi kinerja.
Pemisahan dana dalam akuntansi dana bisa secara fisik, misalnya dibuat rekening bank
tersendiri untuk setiap kategori dana, atau bisa juga hanya secara pencatatannya saja
misalnya dibuat kode perkiraan yang spesifik atas dana. Dalam akuntansi dana, jumlah
kelompok dana perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan dibatasi agar tidak terlalu
banyak sehingga tidak menimbulkan kerumitan. Adapun untuk pelaporan dan
pertanggungjawaban dana dapat dibuat laporan untuk masing-masing dana, laporan
kombinasian (combined statements), dan laporan gabungan (combining statements).

4
Contoh Akuntansi Dana di Pemerintahan

Kategori Dana SA-BUN pada SAPP.


Contoh Akuntansi Dana di Pemerintah Pusat dapat dilihat pada Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) di Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara ( SA-BUN)

Gambar 1. SAPP dan Subsistem-subsistemnya

Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)

Sistem Akuntansi Pusat adalah system yang digunakan untuk menghasilkan Laporan

Keuangan Bendahara Umum Negara (LK-BUN) yang terdiri atas Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, Laporan Posisi Utang, Laporan

Posisi Penerusan Pinjaman, dan Laporan Investasi Pemerintah.

SA-BUN terdiri atas:

1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP),

5
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP&H),

3. Sistem Akuntansi Inverstasi Pemerintah (S-IP),

4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP),

5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD),

6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Perhitungan dan Pembiayaan (SA-BAPP),

7. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SA-TK),

8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL).

Sistem Akuntansi Pusat (Si-AP)


Sistem Akutansi Pusat (Si-AP) terdiri atas Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN)
yang menghasilkan LAK dan neraca KUN dan Sistem Akuntansi Umum (SAU) yang
menghasilkan LRA dan Laporan Posisi Keuangan SAU.

Mekanisme SiAP dimulai dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)


selaku Unit Akuntasi Kuasa BUN (UAKBUN) memproses data transaksi penerimaan dan
pengeluaran anggaran yang berasal dari rekening kas Umum Negara (KUN). Khusus data
transaksi pengeluaran yang berasal dari Pinjaman Luar Negeri (PLN) yang langsung
emmbebani rekening khusus diproses oleh KPPN Khusus. Pemrosesan data transaksi
yang dimaksud termasuk penerimaan dan pengeluaran non-anggaran yang melalui
rekening KPPN.

Kemudian, KPPN menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tingkat kuasa
BUN KPPN. Laporan keuangan KPPN terdiri atas LAK, Laporan Posisi Keuangan KUN,
LRA, dan Laporan Posisi Keuangan SIstem Akuntansi Umum (SAU) di wilayah kerjanya,
LRA, Laporan Posisi Keuangan SAU tersebut, serta data transaksi merupakan bahan
rekonsiliasi dengan satuan kerja di wilayah kerjanya. Laporan keuangan tersebut

6
disampaikan kepada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap bulan.

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku Unit Akuntansi Koordinator Kuasa


BUN (UAKKBUN) memproses data gabungan seluruh KPPN di wilayanya, kemudian
menyusun LKPP (Laporan Posisi Keuangan KUN dan LRA) tingkat wilayah. LRA yang
disusun oleh Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan bahan rekonsiliasi
dengan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah(UAPPA-W) di
wilayahnya. Laporan Keuangan yang dihasilkan beserta data transaksi disampaikan ke
Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
setiap hari.

Direktorat Pengelolaan Kas Negara selaku UAKBUN Pusat memproses data transaksi
penerimaan dan pengeluaran BUN, termasuk di dalamnya penerimaan dan pengeluaran
non anggaran yang melalui rekening KUN, melalui kantor pusat. Direktorat ini menyusun
LKPP tingkat BUN-Pusat dan mengirimkannya ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan selaku UAKBUN/pelaksana SiAP


menyusun Laporan Keuangan BUN berupa Laporan Arus Kas (LAK) sebagai bahan
penyusunan LKPP Laporan Keuangan BUN yang dimaksud disusun berdasarkan
gabungan Laporan Keuangan KPPN dan BUN-Pusat, Laporan SiAP, SA-UP&H, SA-IP, SA-
PP, SA-BL, dan SA-BAPP.
Direktorat JEnderal Perbendaharaan selaku Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum
Negara (UAPBUN) yang melaksanakan SiAP menyusun laporan keuangan berupa LAK,
Laporan Posisi Keuangan KUN, dan LRA yang merupakan hasil penggabungan laporan
keuangan seluruh Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan. LRA yang dihasilkan
merupakan bahan rekonsiliasi dengan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-
Eselon I (UAPPA-E1) dan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA). Berdasarkan hasil

7
rekonsiliasi dengan UAPA yang tertuang dalam berita Acara Rekonsiliasi, Direktorat
Jenderal Perbendaharaan berwenang melakukan perbaikan data LRA sebelum revisi atas
LRA diterima dari UAPA.

Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SAUP&H)


Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SAUP&H) menghasilkan Laporan
Realisasi Penerimaan Hibah, pembayaran bunga utang, penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan, serta Laporan Posisi Keuangan.

SAUP&H dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang selaku Unit Akuntansi
Pembantu BUN (UAPBUN). Transaksi pengelolaan utang terdiri atas:
1. Pembayaran bunga utang dalam dan luar negeri,
2. Pembayaran cicilan utang luar negeri,
3. pembayaran cicilan utang dalam negeri
4. penerimaan utang luar negeri
5. penerimaan utang dalam negeri,
6. penerimaan hibah.
Dokumentasi sumber pengelolaan utang terdiri atas dokumen anggaran, dokumen
pengeluaran, dokumen penerimaan, dan dokumen lain yang dipersamakan untuk
pengelolaan utang. Pemrosesan dokumen sumber ini akan menimbulakn
pengeluaran pembiayaan dan penurunan nilai utang.

Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP)


Sistem ini menghasilkan Laporan Posisi Keuangan dan LRA dan dilaksanakan oleh
unit yang menjalankan fungsi penatausahaan dan pelaporan investasi pemerintah, yaitu
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku Unit Akuntansi Pembantu Bendahara


Umum Negara (UAPBUN) memproses data transaksi investasi permanen yang

8
merupakan bahan penyusunan laporan investasi. Kemudian, laporan tersebut
dikirimkan ke Unit Akuntansi Bendahara Umum Negara (UABUN).

Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP)


Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP) menghasilkan LRA dan Laporan Posisi
Keuangan, serta dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinajamn
Departemen Keuangan.

Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman selaku UAPBUN memproses data transaksi


penerusan pinjaman yang merupakan bahan penyusunan Laporan Penerusan Pinjaman.
Mekanisme penerusan pinjaman dapat dilakukan melalui subsidiary Loan Agreement
(SLA) dan dana bergulir. Laporan Penerusan PInjaman yang dihasilkan dikirim ke
UABUN.

Sistem Akuntansi Tansfer ke Daerah (SA-TD)


Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD) menghasilkan LRA dan Laporan Posisi
Keuangan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
Transaksi transfer pada pemerintah daerah terdiri atas:
a. Belanja Dana perimbangan,
b. Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan selaku UAPBUN memproses data transaksi
dokumen anggaran, dokumen pengeluaran, dokumen penerimaan, dan dokumen lain
yang dipersamakan untuk transfer kepada Pemerintaah Daerah yang berupa Belanja
Dana Perimbangan dan Belanja Otonomi Khsusu serta penyesuaian. Dengan data
transaksi tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan memiliki bahan
penyusunan Laporan Transfer ke Deaerah yang kemudian dikirimkan ke UABUN.

9
Sistem Akuntansi Badan lainnya (SA-BL)
Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL) menghasilkan LRA dan Laporan Posisi Keuangan
atas transaksi badan lainnya. SA-BL ini dilaksanakan oleh unit-unit eselon 1 di lingkungan
Departemen Keuangan.

Unit-unit eselon 1 yang diberi wewenang oleh menteri keuangan selaku UPBUN untuk
memproses data transaksi dari badan lainnya sehingga menghasilkan Laporan berupa
Laporan Posisi Keuangan, LRA dan Laporan Posisi Keuangan atas transaksi badan lainnya
yang kemudian diberikan kepada UABUN.

Contoh Akuntansi Dana di Organisasi Non Pemerintahan

PSAK 45

PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA

Untuk mengantisipasi perkembangan organisasi nirlaba IAI mengeluarkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No.45 Tahun 1997.

Dengan penerapan PSAK 45, diharapkan organisasi swasta nirlaba dapat mengelola

informasi keuangan secara lebih profesional dan informasi keuangan yang dihasilkan

menjadi lebih berkualitas.

Kemudian pada tanggal 8 April 2011, PSAK 45 (2011) : Pelaporan Keuangan Entitas

Nirlaba disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

( DSAK IAI ) menggantikan PSAK 45 (1997)

PSAK 45 ini merevisi PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang telah

dikeluarkan pada tanggal 23 Desember 1977

10
Standar ini disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang terdiri dari :

Ketua : Rosita Uli Sinaga


Wakil Ketua : Roy Iman Wirahardja
Anggota : Etty Retno Wulandari
Merliyana Syamsul
Meidyah Indreswari
Setiyono Miharjo
Saptoto Agustomo
Jumadi
Ferdinand D. Purba
Irsan Gunawan
Budi Susanto
Ludovicus Sensi Wondabio

Edd R. Rasyid
Liauw She Jin
Sylvia Veronica Siregar
Fadilah Kartikasasi
G.A. Indira
Teguh Supangat

Dengan penerapan PSAK 45, diharapkan organisasi swasta nirlaba dapat mengelola

informasi keuangan secara lebih profesional dan informasi keuangan yang dihasilkan

menjadi lebih berkualitas.

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan

adanya pedoman pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih

mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi

kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran

11
kembali,anggota,kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas

nirlaba.

Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode

laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan

catatan atas laporan keuangan.

Ekuitas Dana Organisasi Nirlaba

Ekuitas dana atau aset neto dalam entitas nirlaba diklasifikasikan dalam aset neto

terikat permanen, aset neto terikat temporer dan aset neto tidak terikat.

Pengertian Istilah yang Digunakan

Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan

oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi

organisasi diizinkan menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat

ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.

Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang

yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode

tertentu atau sampai dengan terpenuhnya keadaan tertentu.

Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan

tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau

temporer.

Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk

tujuan tertentu oleh penyumbang.

12
 Laporan Perubahan Ekuitas

Perubahan ekuitas antara dua tanggal pelaporan menggambarkan kenaikan atau

penurunan terhadap kekayaan entitas selama periode tersebut. Perubahan secara

keseluruhan terhadap ekuitas dana/asset neto menggambarkan surplus/defisit dalam

periode tersebut. Pendapatan/beban lain yang diakui secara langsung mengakibatkan

perubahan dalam ekuitas dana/asset neto.

Laporan perubahan ekuitas dana/aset neto (statement of changes in net assets/equity)

merupakan laporan keuangan yang menggambarkan perubahan ekuitas entitas dalam

periode tertentu.

Seluruh unsur yang mengakibatkan perubahan ekuitas seperti surplus/defisit untuk

periode yang sama, perubahan kebijakan akuntansi, revaluasi aset tetap, dan lain-lain,

harus disajikan dalam laporan keuangan ini.

Akuntansi pemerintahan di Indonesia tidak mewajibkan pemerintah untuk menyajikan

laporan perubahan ekuitas. PSAK 45 menyatakan bahwa laporan ini harus menyajikan

secara terpisah asset neto baik yang terkait maupun yang tidak terikat penggunaannya.

Unit akuntansi didefinisikan sebagai aset dan penggunaan untuk mana aset tersebut
dikomitmenkan. Kewajiban mewakili serangkaian pembatasan hukum maupun ekonomi
terhadap penggunaan aset tersebut. Oleh karena itu, teori dana adalah “berpusat pada
aset” dalam hal ini fokus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan yang
sesuai atas aset. Bukannya laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi, melainkan
laporan sumber dan penggunaan dana yang merupakan tujuan utama dari pelaporan
keuangan. Laporan ini mencerminkan pelaksanaan operasi perusahaan dalam hal
sumber dan penggunaan dana.

13
Berikut adalah contoh laporan perubahan asset neto menurut PSAK 45.

ENTITAS NIRLABA
Laporan Perubahan Aset Neto
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

ASET NETO TIDAK TERIKAT :


Jumlah pendapatan tidak terikat Rp 72.170
Aset Neto yang dibebaskan dari pembatasan 36.850
Jumlah beban tidak terikat ( 80.125 )
Kenaikan aset neto tidak terikat 28.895

ASET NETO TERIKAT TEMPORER :


Sumbangan 20.275
Penghasilan dari investasi jangka panjang 6.450
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang telah
terealisasi dan belum terealisasi 7.380
Kerugian akturial dari kewajiban tahunan ( 75 )
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan ( 36.850 )
Penurunan aset neto terikat temporer ( 2.820 )

ASET NETO TERIKAT PERMANEN :


Sumbangan 700
Penghasilan dari Investasi Jangka Panjang 300
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang telah
terealisasi dan belum terealisasi 11.550
Kenaikan aset neto terikat permanen 12.550

KENAIKAN ASET NETO 38.625


ASET NETO PADA AWAL TAHUN 665.350
ASET NETO PADA AKHIR TAHUN Rp 703.975
=========

14
RANGKUMAN

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi terkait dengan upaya
pencarian sumber dana dan alokasi dana secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan
merata. Dalam teori dana (fund theory), dasar akuntansi bukanlah pemilik maupun
entitas, melainkan sekelompok aset dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang
disebut dana. Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan Aset
Unit akuntansi didefinisikan sebagai aset dan penggunaan untuk mana aset tersebut

dikomitmenkan. Kewajiban ini mewakili serangkaian pembatasan hukum maupun

ekonomi terhadap penggunaan aset tersebut. Oleh karena itu, teori dana adalah

“berpusat pada aset” dalam hal ini fokus utamanya adalah pada administrasi dan

penggunaan yang sesuai atas aset. Fokusnya pada laporan sumber dan penggunaan

dana. Laporan ini mencerminkan pelaksanaan kegiatan organisasi dalam hal sumber dan

penggunaan dana. Dalam mempelajari Akuntansi Sektor Publik kita perlu mengetahui

bahwa Sektor Publik dapat dilakukan oleh organisasi pemerintah dan organisasi swasta.

Di dunia internasional kita mengenal International Public Sector Accounting Standards

(IPSAS) sebagai acuan dalam penyusunan Laporan Keuangan sektor publik. Di Amerika

kita mengenal US Government Accounting Standard untuk pelaporan keuangan

Pemerintah Pusat dan Federal serta Statement of Financial Accounting Concepts No. 4

(SFAC4) yang menjadi acuan organisasi nirlaba non pemerintah.

15
Penggunaan akuntansi dana pada akuntansi pemerintahan di Indonesia memungkinkan
dilakukan karena dalam sistem anggaran pemerintah terdapat beberapa program
spesifik yang memerlukan pertanggungjawaban dana program sehingga sumber dan
penggunaan dana serta saldo dana program perlu dibuat secara terpisah.
Contoh Akuntansi Dana di Pemerintah Pusat dapat dilihat pada Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) di Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara ( SA-BUN)
Contoh Akuntansi Dana di Organisasi Non Pemerintahan dapat dilihat pada PSAK 45
PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA

 Materi Diskusi :

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Dana ? Jelaskan !


2. Mengapa Teori dana terutama berguna bagi pemerintah dan organisasi nirlaba?
3. Bagaimana penggunaan Akuntansi Dana di Pemerintahan ?
4. Berikan contoh Akuntansi Dana di Pemerintah !
5. Berikan contoh Akuntansi Dana di Organisasi Non Pemerintah!

16
17
18
 Dalam akuntansi kita mengenal istilah ekuitas yang merupakan simbol kepemilikan

(ownership) dalam suatu entitas. Ada beberapa teori ekuitas (equity theory), salah

satunya adalah Teori Dana (fund theory).

 Teori dana berorientasi pada unit-unit kegiatan sebagai dasar akuntansinya. Unit ini

disebut dana (fund) yang meliputi sekelompok aktiva beserta kewajiban-kewajiban

dan batasan-batasan yang terkandung dalam aktiva tersebut baik legal maupun

keuangan. Teori dana dipandang sebagai asset centered sehingga dalam

akuntansinya peranan laporan sumber dan penggunaan dana sangatlah penting.

Teori dana secara luas digunakan oleh organisasi sektor publik (organisasi

pemerintah dan organisasi nirlaba) Teori dana tidak menunjukkan adanya

kepemilikan siapapun, karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam

organisasi sektor publik. Jumlah dan jenis-jenis dana yang digunakan tergantung

pada jumlah dan tipe aktivitasnya dimana batasan legal ditekankan dalam pengguna

aktiva yang dipercayakan kepadanya. Perlu dipahami bahwa istilah dana bagi

organisasi sektor publik dengan istilah dana organisasi bisnis adalah berbeda. Bagi

organisasi bisnis dana adalah bagian dari aktivanya yang dicadangkan harus akan

digunakan untuk tujuan tertentu. Sedangkan bagi organisasi sektor publik adalah

entitas akuntansi tersendiri.

19
 Klasifikasi dan pengungkapan ekuitas dana sangat beragam tergantung pada basis

akuntansi yang digunakan. Pencatatan dapat dilakukan dalam basis kas, basis akrual

atau basis kas modifikasi.

Akuntansi pemerintah basis cash toward accrual yang secara konsep sama dengan

kas modifikasi.

 Ekuitas dana di pemerintahan dikelompokan dalam tiga kelompok yaitu ekuitas dana

lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan.

 Ekuitas dana atau aktiva bersih dalam organisasi nirlaba diklasifikasikan dalam aktiva

bersih terikat permanen, aktiva bersih terikat temporer dan aktiva bersih tidak

terikat. Standar Akuntansi Pemerintahan memperkenankan penjabaran laporan

perubahan ekuitas disamping laporan keuangan pokok yang wajib disajikan.

 PSAK 45 menyatakan bahwa laporan harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih

baik yang terikat maupun tidak terikat penggunaannya.

 Materi Diskusi

1. Sebutkan Teori Ekuitas yang Saudara ketahui? Jelaskan!

2. Bedakan pengertian Dana dalam Organisasi Bisnis dengan Organisasi Sektor Publik!

3. Sebutkan basis Akuntansi yang Saudara Ketahui?

4. Sebutkan tiga kelompok Ekuitas Dana di Pemerintah!

5. Sebutkan tiga kelompok Ekuitas Dana / Aset Neto di Entitas Nirlaba!

6. Bagaimana penyajian Aset Neto pada PSAK 45? Jelaskan!

20
21

Anda mungkin juga menyukai