Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Yayasan saat ini sulit dibedakan dengan lembaga lainnya yang berorientasi laba.
Bentuk hukum yayasan telah dijadikan payung untuk menyiasati berbagai aktivitas di
luar bidang sosial, keagamaan, kemanusiaan, kesehatan, serta pendidikan dan persoalan
ini telah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, terutama pihak perpajakan.
Dampaknya, sistem dunia usaha menghadapi risiko penghancuran melalui regulasi
serta kepatutan yang bersifat umum.
Berbagai fakta yang ada menunjukkan bahwa kecenderungan pendirian yayasan
adalah untuk berlindung dibalik status badan hukum yayasan, dan bukan wadah
pengembangan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Selain itu, tujuan kecenderungan
ini biasanya berakhir dengan interpretasi memperkaya diri para pendiri, pengurus, dan
pengawas.
Sejalan dengan kecenderungan tersebut, berbagai masalah yayasan mulai
muncul, seperti kegiatan yayasan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan yang
tercantum dalam anggaran dasar, sengketa antara pengurus dengan pendiri atau pihak
lain, dan dugaan bahwa yayasan digunakan untuk menampung kekayaan para pendiri
atau pihak lain yang diperoleh dengan cara melawan hukum. Banyaknya masalah
tersebut memunculkan kebutuhan akan hukum positif atau landasan yuridis.
Dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas pada
masyarakat, manajemen yayasan melakukan pembenahan administrasi, termasuk
publikasi pertanggungjawaban laporan keuangan setiap tahun.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP YAYASAN


Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan,
pengertian yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuan dengan cara mendirikan badan usaha atau
ikut serta dalam suatu badan usaha.
Yayasan berbeda dengan perkumpulan karena perkumpulan pengertian yang
lebih luas, yaitu meliputi suatu persekutuan, koperasi, dan perkumpulan saling
menanggung. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu:
1. Perkumpulan yang berbentuk badan hukum, seperti PT, Koperasi, dan
perkumpulan saling menanggung.
2. Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan perdata,
CV, dan Firma.
Dilain pihak, yayasan merupakan bagian dari perkumpulan yang berbentuk
badan hukum dengan pengertian yang dinyatakan dalam pasal 1 Butir 1 UU No 16
Tahun 2001 tentang yayasan, yaitu suatu badan hukum yang kekayaannya terdiri dari
kekayaan yang dipisahkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan dengan tidak mempunyai anggota.
Yayasan sebagai suatau Badan Hukum mmpu dan berhak serta berwewenang
untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya, keberadaan badan hukum
yayasan bersifat permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan melalui persetujuan para
pendiri atau anggotanya. Yayasan hanya dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan
persyaratan dalam anggaran dasarnya telah dipenuhi. Hal terebut sama kedudukannya
dengan perkumpuln yang berbentuk badan hukum, dimana subjek hukum yang dapat
melakukan perbuatan hukum dan,yang menyandang hak dan kewajiban, dapat digugat
maupun menggugat di pengadilan.
Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh yayasan dan perkumpulan yang
berbentuk Badan Hukum adalah sama, yaitu sebagai berikut:
 Hak: berhak untuk mengajukan gugatan
 Kewajiban: wajib mendaftarkan perkumpulan atau yayasan kepada
instansi yang berwenang untuk mendapatkan status badan hukum

2.2. SIFAT DAN KARAKTERISTIK YAYASAN


a. Tujuan Yayasan
Setiap organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan yang spesifik dan unik
yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat kuantitatif
mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan
organisasi, dan produktifitas. Sementara tujuan kwalitatif dapat di sebutkan sebagai
efensiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral
karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas pelyanan kepada masyarakat, dn
citra perusahaan.
Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang
akan dicapai. Setiap tujuan kegiatan disebut sebagai “sasaran” atau “target”. Beberapa
penulis membedakkan arti tujuan dan sasaran dimana tujuan mempunyai pengertian
yang lebih luas, sedangkan sasaran adalah lebih khusus.
b. Visi
Visi merupakan pandangan kedepan dimana suatu organisasi akan diarahkan.
Dengan mmpunyai visi, yayasan dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,
antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan suatu
yayasan.
c. Misi
Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan
sebagai penjabaran atau visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi, seluruh
unsur yayasan dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui serta mengenal
keberadaan dan peran yayasannya.
Misi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait
dengan kewenangan yang dimiliki oleh yayasan berdasarkan peraturan perundangan
atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai strategi yang dipilih.
d. Sumber Pembiayaan/Kekayaan
Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan
dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau
bantuan yang tidak mengikat seperti berupa:
 Wakaf,
 Hibah,
 Hibah Wasiat,
 Perolehan lain yang tidak bertentanagn dengan anggaran dasar yayasan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pola Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban manajemen merupakan bagian terpenting bagi kredibilitas
manajemen di yayasan. Tidak terpenuhinya prinsip pertanggungjawaban tersebut dapat
menimbulkan implikasi yang luas.
f. Struktur Organisasi Yayasan
Struktur organisasi yayasan merupakan turunan dari fungsi, startegi, dan tujuan
organisasi. Sementara itu, tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi organisasi,
sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada yayasan. Kompleksitas
organisasi sangat berpengaruh pada struktur organisasi. Fungsi badan hukum yayasan
merupakan pranata hukum bagi pencapaian tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan.
g. Karakteristik Anggaran
Anggaran merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan perencanaan
strategik yang telah dibuat. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran merupakan
suatu dokumen yang menggambarakan kondisi keuangan yayasan yag meliputi
informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas
h. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi merupkan prinsip akuntansi yang menentukan kapan transaksi
keuangan harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Sistem akuntansi ini
berhubungan dengan waktu pengukuran dilakukkan dan pada umumnya, bisa dipilih
menjadi sistem akuntansi berbasis kas dan berbasis aktual.
Pada sebuah yayasan, penekanan diberikan pada penyediaan biaya data yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang menggunakan sistem akuntansi berbasis
aktual yaitu akuntansi pendapatan dan biaya.
2.3.KEDUDUKAN HUKUM YAYASAN
2.3.1 Kedudukan Hukum Yayasan dalam Sistem Hukum Indonesia
Yayasan adalah suatu entitas hukum yang keberadaannya dalam lalu lintas hukum di
Indonesia sudah diakui oleh masyarakat berdasarkan realita hukum positif yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat Indonesia. Kecenderungan masyarakat memilih bentuk
yayasan disebabkan karena:
a) Proses pendiriannya sederhana
b) Tanpa memerlukan pengesahan dari pemerintah
c) Persepsi masyarakat bahwa yayasan bukan merupakan subjek pajak
Pengakuan yayasan sebagai badan hukum berarti ada subjek hukum yang mandiri. Secara
teoretis, adanya kekayaan yang terpisah, tidak membagi kekayaan atau penghasilannya kepada
pendiri atau pengurusnya, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai organisasi yang teratur, dan
didirikan dengan akta notaris merupakan karakter yayasan. Ciri tersebut memang cocok dengan
ciri-ciri badan hukum pada umumnya, yaitu adanya kekayaan yang terpisah, tujuan tertentu,
kepentingan sendiri, dan organisasi yang teratur.
Berdasarkan hukum kebiasaan dan asumsi hukum yang berlaku umum di masyarakat, ciri-
ciri yayasan dapat dirinci sebagai berikut:
1. Eksistensi yayasan sebagai entitas hukum di Indonesia belum didasarkan pada perturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pengakuan yayasan sebagai badan hukum belum ada dasar yuridis yang tegas, berbeda
halnya dengan PT. Koperasi, dan badan hukum yang lain.
3. Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba,
tujuan religius, sosial keagamaan, kemanusiaan, dan tujuan ideal yang lain.
4. Yayasan didirikan dengan akta notaris atau dengan surat keputusan pejabat yang
bersangkutan dengan pendirian yayasan.
5. Yayasan tidak memiliki anggota dan tidak memiliki oleh siapapun, namun memunyai
pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan yayasan.
6. Yayasan mempunysi keduduksn ysng mandirir sebagai akibat adanya kekayaan yang
terpisah dari kekayaan pribadi pendiri atau pengurusnya, dan mempunyai tujuan sendiri
yang berbeda atau lepas dari tjuan pribadi pendiri atau pengurus
7. Yayasan diakui sebagai badan hukum seperti halnya orang, sebagai subjek hukum
mandiri yang dapat menyandang hak dan kewajiban mandiri, didirikan dengan akta,
dan didaftarkan di kantor kepaniteraan pengadilan negeri setempat
8. Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan
dengan hukum, likuidasi, dan pailit.
Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2001, yayasan telah diakui sebagai badan hukum privat
dimana subjek hukum para pendiri atau pengurusnya. Sebagai subjek hukum mandiri, yayasan
dapat menyandang hak dan kewajiban, menjadi debitor maupun kreditor, dan melakukan
hubungan hukum apapun dengan pihak ketiga. Legalisasi badan hukum menurut UU Yayasan
adalah saat akta pendiriannya, yang dibuat di hadapan Notaris, disahkan oleh menteri Hukum
dan Perundang-undangan dan HAM.
Yayasan yang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dalam jangka waktu 5 tahun, dapat
dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan atas permohonan kejaksaan atau pihak yang
berkepentingan.

2.3.2 Yayasan sebagai Entitas hukum prifat


Saat ini ada banyak sekali yayasan yang berdiri di Indonesia dengan berbagai bidang
yang digelutinya. Ditinjau dari cara pendirian atau pembentukannya, yayasan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yayasan yang didirikan oleh penguasa atau pemerintah, termasuk BUMN
serta BUMD dan yayasan yang didirikan oleh individu atau swasta.
Yayasan yang didirikan oleh pemerintah, sebelum keluarnya UU yayasan, disahkan
dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang dan/atau akta notaris. Kekeyaan awal
yayasan seperti ini dapat diambilkan dari kekayaan negara yang “dipisahkan” atau “dilepaskan
penguasaannya” dari pemerintah dan dari kekeyaan pribadi. Sebelumnya pernah
diperdebatkan: Apakah pada tempatnya penguasa atau pemerintah mendirikan yayasan yang
pada hakikatnya merupakan entitas hukum privat.? Peraturan perundang-undangan yang
melarang hal itu memang belum ada. Pertanyaannya lebih ditujukan pada urgensi pendiriaan
yayasan oleh pemerintah atau BUMN dan BUMD tersebut. Yayasan tersebut akan berada
dalam bingkai hukuman privat dengan segala konsekuensi yuridisnya. Kedudukan kekayaan
negara yang “dipisahkan” atau “dilepaskan penguasaannya” itu secara yuridis mirip dengan
“hibah”, sehingga segala konsekuesi penggunaan, pengelolaan, dan pengawasan atas kekayaan
tersebut akn lepas sama sekali dari pihak yang memberi atau yang menghibahkan.
Yayasan yang diberikan oleh swasta atau perorangan, menurut UU yayasan, harus
didirikan dengan akta Notaris. Kekayaannya di pisahkan dari milik para pendiri atau pengurus
yayasan yang bersangkutan. Akta notaris tersebut harus didaftarkan di kantor kepaniteraan
pengadilan negeri setempat.
Dewasa ini, banyak yayasan didirikan dengan tujuan yang berbeda dan menyimpang
dari tujuan semula, yaitu sebagai usaha yang menguntungkan seperti sebuah perusahaan yang
melakukan lalu lintas dagang. Unsur-unsur menjalankan perusahaan, seperti dokumen
perusahaan, mempunyai izin usaha, dikenai pajak, menggaji pengurus, memperhitungkan atau
menghitung untung rugi lalu mencatatnya dalam pembukuan adalah ciri-ciri suatu kegiatan
yang berbentuk hukum perusahaan. Tanda-tanda yayasan mulai menyimpang dari tujuan
semula, yang secara nyata, dituangkan dalam anggaran dasar suatu yayasan.
Dalam anggaran dasar diatur beberapa hal seperti keanggotaan yayasan yang abadi
dimana pendiri mempunyai kekuasaan mutlak dan abadi bahkan kedudukannya dapat
diwariskan. Yayasan tersebut bergerak dalam bidang pendidikan. Pendiri berasumsi bahwa
keuntungan yang diperoleh suaut saat akkan dikendalikan. Oleh karena itu, untuk
mengamankan kedudukannya, di dalam anggaran dasar, kedudukan pendiri di atur sebagai
abadi, dapat diwariskan, dan mempunyai hak veto.
Dengan keluarnya UU yayasan, eksistensi dan landasan yuridis Yayasan sebagai entitas
hukum privat tidak perlu dipermasahkan lagi atau tidak perlu diragukan. Yayasan pada
hakikatnya dalah kekayaan yang dipisahkan dan diberi sattus badan hukum. Sebagai subyek
hukum, organ yayasan difungsikan dengan sebutan pembina, pengawas, dan pengurus. Analog
dengan hukum PT, kedudukan dewan pembina itu sama dengan RUPS (rapat umum pemegang
saham). Pengawas sama dengan komisaris, dan pengurus sama dengan direksi.
Dengan demikian, yayasan pada hakikatnya adalah:
 Harta kekayaan yang dipisahkan
 Harta kekayaan tersebut diberi badan hkum
 Keberadaanny untuk tujuan tertentu di bidang sosial, manusia dan keagamaan
Secara teoritis, yayasan dapat didirikan oleh satu orang, dua orang, atau lebih, yayasan
tidak mempunyai anggota (semacam pemegang saham dalam PT) dan eksistensinya hanya
diperuntukkan guna mencapai tujuan tertentu dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan
keagamaan. Oleh karena itu, semua kegiatan yayasan harus diabadikan ke pencapaian tujuan
tersebut. UU yayasan menegaskan hal ini dengan melarang pembagian hasil usaha kepada
organ yayasan, dengan ancaman pidana.
Praktek peradilan selama ini terfokus pada syarat pemisahan harta kekayaan akta notaris
sebagai syarat pendirian yayasan. Syarat pemisahan harta kekayaan sangat banyak djadikan
alasan menurut pengurus yayasan, karena pada umumnya hasil usaha yayansan telah diajdikan
obyek perebutan dalam kepengurusan. Anak keturunan para pendiri sering menjadi pihak yang
berperkara, karena kelemahan organisasi yayaysan nampak dengan alasan subjektif. Isi akte
pendirian sering dijadikan alasan untuk mengalihkan harta kekayaan yayasan, seolah-olah akta
pendirian itu dapat diubah setiap saat sesuai dengan keinginan pengurus yayasan.
Praktek-praktek seperti diuraikan sebelumnya mulai diluruskan dengan UU yayasan.
Yayasan akan ditempatkan pada kedudukan yuridis sebagai badan hukum yang berfungsi
sosial, idiil, dan keagamaan. Yayasan boleh menggunakan kegiatan usaha, boleh mempunyai
sisa hasil usaha, tetapi tidak boleh profit orientet sudah seperti halnya PT. Sisa hasil usaha
belum ada, tetapi tidak boleh dibagi kepada organ yayasan. Yayasan mendirikan badan usaha,
misalnya PT, dengan modal usaha maksiamal 25% dari seluruh aset.
Yayasan harus membuat laporan keuangan, diamana laporan keuangan itu harus diperiksa
oleh akuntan pubik untuk yayasan yang memilik aset seniali Rp. 20 milyar lebih dan yang
mendapat bantuan senilai Rp. 500 juta ke atas. Laporan keuangan tersebut harus diumumkan
dan tembusannya harus disampaikan kepada Menteri.
2.4 PENGEMBANGAN ORGANISASI YAYASAN
Pada dasarnya, yayasan merupakan suatu organisasi sehingga pendekatan yang
digunakan dalam pengembangannya juga tidak jauh berbeda dengan pendekatan yang
digunaka dalam pengembangan organisasi pada umumnya.
Pengembangan yayasan adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-
proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya
organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif dengan teanan khusus pada budaya tim kerja
formal dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan penggunaan teori serta teknologi
ilmiah keperilakuan terapan termasuk riset kegiatan.
Melaui proses pembaharuan, para pengelolah yayasan menyesuaikan gaya dan tujuan
pemecahan masalah untk memenuhi berbagai permintaan perubahan lingkungan yayasan. Jadi,
salah satu tujuan pengembangan yayasan adalah untuk memperbaiki proses pembaharua itu
sendiri, sehingga para pengelolah dapat lebih cepat mengambil gaya manajemen yang sesuai
dengan msalah-masalah baru yang dihadapi.
Riset kegiatan merupakan metode perubahan organisasi dalam menjalankan aspek-
aspek yayasan yang perlu diperbaiki. Kegiatan riset meliputi:
1. Diagnosis pendahuluan terhadap masalah pengantar perubahan
pengembangan yayasan,
2. Pengumpulan data untuk mendukung diagnosis,
3. Umpan balik datar kepada para anggota pengelola,
4. Eksplorasi data oleh para anggota pengelola,
5. Perencanaan kegiatan yang tepat,
6. Pengambilan kegiatan yang tepat.

2.4.1 Teknik-teknik Pengembangan Yayasan


Teknik pengembangan organisasi dapat diguanakan untuk memperbaiki efektifitas
perseorangan, hubungan pekerjaan antara 2 atau 3i ndividu, pemfungsian kelompok-kelompok,
hubungan antara kelompok atau efektifitas yayasan secara keseluruhan. Teknik yang
digunakan untuk kelompok sasaran yaitu:
 Pengembangan organisasi untuk perseorangan
 Pengembangan organisasi untuk dua atau tiga orang
 Pengembangan organisasi untuk tim atau kelompok
 Pengembangan organisasi untuk hubungan antar kelompok
 Pengembangan organisasi untuk organisasi keseluruhan

2.4.2 Grid OD (Grid Organizational Development)


Salah satu teknik pengembangan organisasi yaitu Grid OD didasarkan atas kisi
manajerial dari Robert Blake dan Jane Mouton. Kini manajerial mengidentifikasika berbagai
kombinasi produksi dan karyawan, agar perhatian terhadap variabel tersebut meningkat dalam
grid OD pengantar perubahan mempergunakan daftar pertanyaan untuk menentukan gaya pada
manajer atau pengelola sekarang, membantu mereka untuk menguji kembali gayanya, dan
bekerja menuju efektivitas.
2.4.3 Metode Pengembangan Organisasi OCA (Organizational Capacity Assessment)
Salah satu metode pengembanganorganisasi yang lain adalah Penjajakan kapasitas
organisasi. OCA merupakan metode pengembangan organisasi sejak dari menyusun
perangkap, melakukan penjajakan, hingga menyusun rencana pengembangan organisasi serta
pelaksanaan rencana pengembangan dan evaluasi atas pelaksanaan rencana tersebut. Seluruh
tahapan itu dilakukan oleh seluruh bagian yang ada dalam organisasi atau secara representatif
mewakili seluruh bagian yang ada. Prinsip oca adalah partisipatif dalam seluruh proses
pelaksnaan OCA serta kerahasiaan atas proses dan hasil OCA.
2.5. Contoh Yayasan
2.5.1. Sejarah Perusahaan
Yayasan maju bersama merupakan sebuah yayasan lembaga swadaya masyarakat yang
didirikan pada tanggal 1 Januari 2011. Yayasan ini mengkhususkan untuk bergerak dalam
bidang pemberdayaan dan peningkatan profesionalitas usaha kecil menengah (UKM) yang ada
disekitar kota Bogor. Yayasan melihat bahwa banyak UKM yang sesungguhnya memiliki
potensi besar untuk dapat berkembang menjadi sebuah perusahaan yang lebih besar namun
mereka terbentur pada permasalahan sumber daya manusia (profesionalisme). Permasalahan
tersebut masih ditambah dengan kurangnya jaringan dalam rangka pemasaran produk-produk
yang mereka hasilkan. Selain itu, Yayasan ini juga bertujuan untuk membantu pemerintah
dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan jalan mendorong terciptanya UKM-UKM
baru.
Visi;
 Memberdayakan UKM sebagai penggerak ekonomi mikro.
Misi :
1. Mendorong terciptanya UKM baru.
2. Menigkatkan profesionalitas UKM.
3. Memperkuat jaringan antar sesama UKM.
Untuk menjalankan misi-misinya, yayasan mengembangkan program-program
sebagai berikut :
1. Sosialisasi UKM (Seminar Kewirausahaan)
2. Pelatihan (Pelatihan Pemasaran, Pelatihan Keuangan, Pelatihan Manajemen Produksi,
dll.)
3. Pengembangan Jaringan (Pertemuan UKM, Studi Banding, dll

STRUKTUR ORGANISASI
YAYASAN MAJU BERSAMA
2.5.2. Sumber Pendanaan Yayasan
Sama halnya seperti organisasi nirlaba pada umumnya, dalam menjalankan
aktivitas berupa pelayanan publik, Yayasan Maju Bersama memperoleh dana atau
sumbangan dari pihak ketiga baik individu, kelompok, pengusaha atau pemerintah.
Pada prinsipnya ada tiga kategori dalam pengakuan sumbangan dari pihak luar.
Berikut adalah uraian dari tiga kategori tersebut :

1. Sumbangan Terikat Permanen


Dalam hal ini, yayasan memperoleh sumbangan dari pihak luar dengan
suatu persyaratan bahwa sumber daya yang diperoleh dibatasi penggunaannya
untuk tujuan tertentu. Untuk jenis sumbangan ini Yayasan Manju Bersama belum
memilikinya.

2. Sumbangan Terikat Temporer


Sumbangan ini diberikan oleh para penyumbang dengan suatu persyaratan
tertentu. Biasanya pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk
pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan atau keduanya. Contoh
diantaranya seperti sumbangan dari pemerintah untuk bantuan pendanaan program
sosialisasi UKM atau sumbangan dari pengusaha untuk program pelatihan dan
pengembangan UKM.

3. Sumbangan Tidak Terikat


Berbeda halnya dengan sumbangan terikat, sumbangan tidak terikat
diberikan oleh penyumbang dana tanpa membuat suatu persyaratan atau
pengamanatan terkait penggunaan sumber dana oleh yayasan. Contonya adalah
sumbangan dari individu kepada yayasan untuk mendukung kegiatan operasional
yayasan atau sumbangan dalam bentuk aktiva tetap.

2.5.3. Bentuk Pencatatan Aktivitas Organisasi


Pada dasarnya aktivitas utama dari Yayasan Maju Bersama adalah sebagai
koordinator penyalur dana atau sumbangan dari masyarakat melalui kegiatan
menciptakan serta mengembangkan profesionalitas unit Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) di wilayah Bogor.
Pencatatan aktivitas yang dilakukan oleh Yayasan Maju Bersama masih
menggunakan metode atau cara pencatatan berbasis kas atau tunai. Karena hal
tersebut, beberapa aktivitas organisasi yang terkait dengan nonkas tidak dimasukan
ke dalam pencatatan. Akibatnya Yayasan Maju Bersama hanya membuat laporan
sederhana terkait kas masuk ataupun kas keluar. Padahal sebagai sebuah entitas,
pencatatan aktivitas Yayasan Maju Bersama harusnya mengacu pada Pedoman
Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 45 tentang Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba.

Namun karena terkendala keterbatasan sumber daya manusia, laporan


keuangan Yayasan Maju Bersama hanya mencantumkan aktivitas yang berhubungan
dengan kas atau uang tunai. Berikut adalah Tabel-Tabel yang menyajikan informasi
terkait aktivitas Yayasan Maju Bersama selama Januari 2012.

Tabel 1. Laporan Kas untuk Dana Terikat bulan Januari 2012

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01-Jan-12 Saldo awal 15.000.000 - 15.000.000

05-Jan-12 Bantuan dana dari pemerintah 42.000.000 - 57.000.000

06-Jan-12 Sumbangan dari asosiasi pengusaha Bogor 8.000.000 - 65.000.000

11-Jan-12 Program Seminar Kewirausahaan di Hotel Pangrango - 4.500.000 60.500.000

12-Jan-12 Sumbangan dari Dinas Tenaga Kerja 2.000.000 - 62.500.000

30-Jan-12 Program pertemuan UKM I - 3.000.000 59.500.000

Tabel 2. Laporan Kas untuk Dana Tidak Terikat bulan Januari 2012

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01-Jan-12 Saldo awal 10.000.000 - 10.000.000

05-Jan-12 Bantuan dana dari pemerintah 28.000.000 - 38.000.000

07-Jan-12 Bayar gaji staf - 9.000.000 29.000.000

13-Jan-12 Membeli sepeda motor Yamaha Mio - 10.000.000 19.000.000

15-Jan-12 Bayar sewa gedung untuk dua tahun - 15.000.000 4.000.000

20-Jan-12 Terima pinjaman uang dari Bank Mandiri Syariah 50.000.000 - 54.000.000

23-Jan-12 Bayar listrik, air, dan telepon - 1.500.000 52.500.000

25-Jan-12 Beli perlengkapan ATK - 2.000.000 50.500.000


Tabel 3. Laporan Sumbangan Non Kas bulan Januari 2012

Tanggal Keterangan Nominal

31-Jan-12 Diterima sumbangan 2 unit komputer dari Pemprov Jawa Barat 9.000.000

2.5.4. Perbandingan Metode Pencatatan Akuntansi Serta Pengaruhnya

Terhadap Laporan Keuangan

Dari uraian tabel di atas dapat diketahui metode pencatatan yang digunakan oleh Yayasan
Maju Bersama adalah cash basis. Kelebihan metode ini ialah kemudahan dalam
pengaplikasiannya serta dapat menunjukan secara nyata perubahan arus kas yang terjadi, baik kas
yang masuk maupun yang keluar. Namun pencatatan secara basis kas ini akan menimbulkan
masalah apabila terdapat aktivitas terkait dengan nonkas, misalnya pembelian barang secara
kredit, hibah berupa peralatan, pinjaman uang, ataupun beban-beban yang terutang. Informasi
yang tersaji dalam laporan seperti di atas kurang representatif terlebih jika yayasan tersebut
memiliki aset hingga ratusan juta atau bahkan milyaran.

Maka dari itu diperlukan suatu metode pencatatan yang lebih andal supaya informasi yang
tersaji lebih akurat dan dapat menggambarkan kinerja dan pertanggung jawaban sumber dana yang
tersedia. PSAK telah mengatur pencatatan aktivitas organisasi nirlaba dengan menggunakan
metode pencatatan berbasis akrual (accrual basis). Dalam metode pencatatan ini, aktivitas secara
kas atau nonkas akan tercatat. Pembelian aktiva tetap secara kredit, penerimaan utang, hibah
berupa barang, dan sebagainya akan dicatat secara tepat sehingga akan berpengaruh pada
kelengkapan penyajian informasi dalam laporan keuangan.

Berikut adalah Tabel-Tabel yang menggambarkan proses pencatatan aktivitas (cash basis
dan accrual basis) dari tabel laporan kas di atas, hingga pengaruhnya terhadap laporan keuangan
Yayasan Maju Bersama.
Metode Cash Basis

Jurnal Umum (Cash Basis)

Per 31 Januari 2012

Tabel 4. Jurnal Umum Januari 2012

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit

05-Jan-12 Kas 70.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Terikat - 42.000.000

Pendapatan Sumbangan - Dana Tidak Terikat - 28.000.000

06-Jan-12 Kas 8.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Terikat - 8.000.000

07-Jan-12 Belanja Gaji - Dana Tidak Terikat 9.000.000 -

Kas - 9.000.000

11-Jan-12 Program Sosialisasi 4.500.000 -

Kas - 4.500.000

12-Jan-12 Kas 2.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Terikat - 2.000.000

13-Jan-12 Belanja Kendaraan - Dana Tidak terikat 10.000.000 -

Kas - 10.000.000

15-Jan-12 Belanja Sewa - Dana Tidak Terikat 15.000.000 -

Kas - 15.000.000

20-Jan-12 Kas 50.000.000 -

Pendapatan Pinjaman Bank- Dana Tidak Terikat - 50.000.000

23-Jan-12 Belanja Utilitas 1.500.000 -

Kas - 1.500.000

25-Jan-12 Belanja Perlengkapan ATK - Dana Tidak Terikat 2.000.000 -

Kas - 2.000.000

30-Jan-12 Program Pengembangan Jaringan 3.000.000 -

Kas - 3.000.000

31-Jan-12 Tidak dicatat

TOTAL 175.000.000 175.000.000


Yayasan Maju Bersama
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Januari 2012
Tabel 5. Laporan Aktivitas Januari 2012
Dana Dana
Dana Tidak
Keterangan Terikat Terikat Jumlah
Terikat
Temporer Permanen
Pendapatan dan Sumbangan
Pendapatan Sumbangan 28.000.000 52.000.000 - 130.000.000
Pendapatan Pinjaman Bank 50.000.000 - - -
Jumlah Pendapatan dan Sumbangan 78.000.000 52.000.000 - 130.000.000

Beban dan Kerugian


Program Sosialisasi UKM - 4.500.000 - 4.500.000
Program Pelatihan - - - -
Program Pengembangan Jaringan - 3.000.000 - 3.000.000
Belanja Gaji 9.000.000 - - 9.000.000
Belanja Kendaraan 10.000.000 - - 10.000.000
Belanja Sewa Gedung 15.000.000 - - 15.000.000
Belanja Utilitas 1.500.000 - - 1.500.000
Belanja Perlengkapan ATK 2.000.000 - - 2.000.000
Jumlah Beban dan Kerugian 37.500.000 7.500.000 - 45.000.000
Perubahan Aset Bersih 40.500.000 44.500.000 - 85.000.000
Aset Bersih Awal 10.000.000 15.000.000 - 25.000.000
Aset Bersih Akhir 50.500.000 59.500.000 - 110.000.000

Yayasan Maju Bersama


Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Januari 2012
Tabel 6. Laporan Posisi Keuangan Januari 2012
Dana Tidak Dana Terikat Dana Terikat
Keterangan Jumlah
Terikat Temporer Permanen

Aset
Kas 50.500.000 59.500.000 - 110.000.000

Jumlah Aset 50.500.000 59.500.000 - 110.000.000

Kewajiban dan Aset Bersih

Aset Bersih :
Aset Bersih 50.500.000 59.500.000 - 110.000.000

Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih 50.500.000 59.500.000 - 110.000.000


Metode Accrual Basis
Yayasan Maju Bersama

Jurnal Umum (Accrual Basis)

Per 31 Januari 2012

Tabel 7. Jurnal Umum Januari 2012

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit

05-Jan-12 Kas 70.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Terikat - 42.000.000

Pendapatan Sumbangan - Dana Tidak Terikat - 28.000.000

06-Jan-12 Kas 8.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Terikat - 8.000.000

07-Jan-12 Belanja Gaji - Dana Tidak Terikat 9.000.000 -

Kas - 9.000.000

11-Jan-12 Program Sosialisasi 4.500.000 -

Kas - 4.500.000

12-Jan-12 Kas 2.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Terikat - 2.000.000

13-Jan-12 Kendaraan 10.000.000 -

Kas - 10.000.000

15-Jan-12 Sewa Dibayar Dimuka 15.000.000 -

Kas - 15.000.000

20-Jan-12 Kas 50.000.000 -

Utang Bank - 50.000.000

23-Jan-12 Belanja Utilitas 1.500.000 -

Kas - 1.500.000

25-Jan-12 Perlengkapan ATK 2.000.000 -

Kas - 2.000.000

30-Jan-12 Program Pengembangan Jaringan 3.000.000 -

Kas - 3.000.000

31-Jan-12 Komputer 9.000.000 -

Pendapatan Sumbangan - Dana Tidak Terikat - 9.000.000

TOTAL 184.000.000 184.000.000


Yayasan Maju Bersama
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Januari 2012

Tabel 8. Laporan Aktivitas Januari 2012


Dana Dana
Dana Tidak
Keterangan Terikat Terikat Jumlah
Terikat
Temporer Permanen
Pendapatan dan Sumbangan
Pendapatan sumbangan 37.000.000 52.000.000 - 89.000.000
Jumlah Pendapatan dan Sumbangan 37.000.000 52.000.000 - 89.000.000

Beban dan Kerugian


Program Sosialisasi UKM - 4.500.000 - 4.500.000
Program Pelatihan - - - -
Program Pengembangan Jaringan - 3.000.000 - 3.000.000
Belanja Gaji 9.000.000 - - 9.000.000
Belanja Kendaraan - - - -
Belanja Sewa Gedung - - - -
Belanja Utilitas 1.500.000 - - 1.500.000
Belanja Perlengkapan ATK - - - -
Jumlah Beban dan Kerugian 10.500.000 7.500.000 - 18.000.000

Perubahan Aset Bersih 26.500.000 44.500.000 - 71.000.000


Aset Bersih Awal 10.000.000 15.000.000 - 25.000.000
Aset Bersih Akhir 36.500.000 59.500.000 - 96.000.000

Yayasan Maju Bersama


Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Januari 2012
Tabel 9. Lporan Posisi Keuangan Januari 2012
Dana
Dana Terikat Dana Terikat
Keterangan Tidak Jumlah
Temporer Permanen
Terikat

Aset
Aset Lancar
Kas 50.500.000 59.500.000 - 110.000.000
Sewa dibayar dimuka 15.000.000 - - 15.000.000
Perlengkapan ATK 2.000.000 - - 2.000.000
Total Aset Lancar 67.500.000 59.500.000 - 127.000.000

Aset Tetap
Komputer 9.000.000 - - 9.000.000
Kendaraan 10.000.000 - - 10.000.000
Total Aset Tetap 19.000.000 - - 19.000.000

Jumlah Aset 86.500.000 59.500.000 - 146.000.000

Kewajiban dan Aset Bersih


Kewajiban
Utang Bank 50.000.000 - - 50.000.000

Aset Bersih
Aset Bersih 36.500.000 59.500.000 - 96.000.000

Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih 86.500.000 59.500.000 - 146.000.000


Yayasan Maju Bersama
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Januari 2012
Tabel 10. Laporan Aktivitas Komparatif Januari 2012
Keterangan Cash Basis Accrual Basis

Pendapatan dan Sumbangan


Sumbangan - Tidak Terikat 28.000.000 37.000.000
Sumbangan - Terikat Temporer 52.000.000 52.000.000
Pendapatan Pinjaman Bank - Tidak terikat 50.000.000 -
Jumlah Pendapatan dan Sumbangan 130.000.000 89.000.000

Beban dan Kerugian


Program Sosialisasi UKM 4.500.000 4.500.000
Program Pelatihan - -
Program Pengembangan Jaringan 3.000.000 3.000.000
Belanja Gaji 9.000.000 9.000.000
Belanja Kendaraan 10.000.000 -
Belanja Sewa Gedung 15.000.000 -
Belanja Utilitas 1.500.000 1.500.000
Belanja Perlengkapan ATK 2.000.000 -
Jumlah Beban dan Kerugian 45.000.000 18.000.000

Perubahan Aset Bersih 85.000.000 71.000.000


Aset Bersih Awal 25.000.000 25.000.000
Aset Bersih Akhir 110.000.000 96.000.000

Yayasan Maju Bersama


Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Januari 2012
Tabel 11. Laporan Posisi Keuangan Komparatif Januari 2012
Keterangan Cash Basis Accrual Basis

Aset
Aset Lancar
Kas 110.000.000 110.000.000
Sewa dibayar dimuka - 15.000.000
Perlengkapan ATK - 2.000.000
Total Aset Lancar 110.000.000 127.000.000

Aset Tetap
Komputer - 9.000.000
Kendaraan - 10.000.000
Total Aset Tetap - 19.000.000

Jumlah Aset 110.000.000 146.000.000

Kewajiban dan Aset Bersih


Kewajiban
Utang Bank - 50.000.000

Aset Bersih
Aset Bersih - Dana Tidak Terikat 50.500.000 36.500.000
Aset Bersih - Dana Terikat Temporer 59.500.000 59.500.000
Total Aset Bersih 110.000.000 146.000.000

Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih 110.000.000 146.000.000


Yayasan Maju Bersama
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Januari 2012
Tabel 12. Laporan Arus Kas Komparatif Januari 2012
Keterangan Cash Basis Accrual Basis

Arus kas dari aktivitas operasi :


Perubahan dalam aset bersih 85.000.000 71.000.000
Penyesuaian :
Kenaikan dalam biaya dibayar dimuka - (15.000.000)
Kenaikan dalam pembelian perlengkapan - (2.000.000)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 85.000.000 54.000.000

Arus kas dari aktivitas investasi :


Pembelian Kendaraan - (10.000.000)
Hibah computer - (9.000.000)
Arus kas bersih dari aktivitas investasi - (19.000.000)

Arus kas dari aktivitas pendanaan :


Pinjaman dari bank - 50.000.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan - 50.000.000
Kenaikan bersih dalam kas dan setara kas 85.000.000 85.000.000
Saldo awal kas dan setara kas 25.000.000 25.000.000
Saldo akhir kas dan setara kas 110.000.000 110.000.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri, atau pihak lain, atau
memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan pada Undang-undang No. 16 Tahun 2001,
wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar
berbahasa Indonesia. Ketentuan ini diberlakukan dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan
dan akuntabilitas pada masyarakat. Semua ini didasarkan pada fakta bahwa masyarakat
cenderung mendirikan yayasan untuk berlindung di balik status badan hukum yayasan, yang
tidak hanya digunakan sebagai wadah mengembangkan kegiatan sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, tetapi juga memperkaya para pendiri, Pengurus, dan Pengawas. Jadi, yayasan perlu
membenahi administrasinya, termasuk pertanggungjawaban keuangan, pengendalian internal,
masalah organisasi, dan manajemen yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/98084961/Analisa-Perbandingan-Metode-Pencatatan-Akuntansi-
Terhadap-Laporan-Keuangan-Organisasi-Nirlaba
https://www.scribd.com/document/342160201/Akuntansi-Yayasan-Dan-Universitas

Anda mungkin juga menyukai