Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Akuntansi dan Laporan Keuangan


Yayasan/Partai Politik”

Disusun oleh :

Ning Intan Novrianti (C1C019069)

Rizky Kumalasari (C1C019027)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021
Kata pengantar
Dengan mengucapkan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulisan dapat menyelesaian makalah yang
berjudul “Akuntansi dan Laporan Keuangan Yayasan/Partai Politik”. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Akuntansi Sektor Publik .

Kami menyadari bahwa di dalam penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami yang
masih dalam tahap belajar. Untuk itu, kami sangat menghargai saran dan kritik untuk
perbaikan dan pengembangan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan kmi berharap semoga makalah ini dapat
berguna untuk kami dan pembaca sekalian.

Muara Bulian, November 2020

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata pengantar.......................................................................................................................... i

Daftar Isi ...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 2


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Yayasan......................................................................................................................................... 3
2.2 Partai Politik ................................................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

3.1 Simpulan ..................................................................................................................................... 16


3.2 Saran ........................................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik adalah semakin
meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik seperti
halnya yayasan. Tuntutan akuntabilitas ini terkait dengan perlunya transparansi dan
pemberian informasi kepada publik dalam rangka memenuhi hak-hak spublik. Organisasi
nonprofit seperti yayasan ini berbeda dengan organisasi profit, yakni pada sumber daya awal
mekanisme organisasi yang diperoleh dari sumbangan. Kreditor dan pemasok membutuhkan
pengukuran jumlah, saat dan kepastian arus kas masuk. Sehingga dapat menilai apakah
yayasan mampu memberikan jasa secara berkesinambungan (going concern).
Selain itu juga ada partai politik, dimana modal dasar untuk menciptakan
pemerintahan yang solid dan berwibawa dengan dengan pengawasan efektif dari lembaga
legislatif, adalah dengan mewujudkan demokrasi yang berkredibilitas. Demokrasi
berkredibilitas dibangun dengan cara menciptakan partai politik yang sehat dan kredibel serta
proses pemilihan umum yang diselenggarakan secara demokratis, jujur, dan adil. Demokratis
berkredibilitas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi dan mekanisme
pertanggungjawaban yang jelas atas kegiatan pembiayaan polirik, keuangan partai politik,
sebagai suatu entitas yang menggunakan dana public yang besar, harus transparan sehingga
pertanggungjawaban yang keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana akuntansi dan laporan keuangan dalam yayasan ?
2. Bagaimana akuntansi dan laporan keuangan dalam partai poltik ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana akuntansi dan laporan keuangan dalam yayasan ?
2. Mengetahui bagaimana akuntansi dan laporan keuangan dalam partai poltik ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Yayasan
Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan

Menurut UU No.16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian
yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut dalam sebuah badan usaha.
Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk
melaksanakan tindakan-tindakan perdata. Dengan demikian, yayasan merupakan subjek
hukum dan dapat melakukan perbuatan hukum. Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
yayasan yang berbadan hukum adalah sebagai berikut:
a. Hak: berhak untuk mengajukan gugatan
b. Kewajiban: wajib mendaftarkan yayasan kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan status badan hukum

Sifat dan Karakteristik Yayasan Tujuan Yayasan

Setiap organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan yang spesifik dan unik yang
dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan kuantitatif mencakup pencapaian laba
maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas. Sementara
tujuan kualitatif dapat disebut sebagai efisiensi dan efektivitas organisasi, manajeman
organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas,
pelayanan kepada masyarakat, serta citra perusahaan.

Menurut UU No.16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum
dalam rangka mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Undang – undang tersebut menegaskan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang
mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang
didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan berdasarkan undang-
undang.

3
Sumber Pembiayaan/Kekayaan

Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau bantuan yang
tidak mengikat, yang berupa :
1. Wakaf
2. Hibah
3. Hibah wasiat
4. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan dan atau
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Jika kekayaan yayasan berasa dari wakaf, maka berlaku ketentuan hukum perwakafan.
Kekayaan yayasan yang dimiliki tersebut dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan
yayasan. Dalam hal tertentu, negara dapat memberikan bantuan kepada yayasan.

Pola Pertanggungjawaban

Dalam yayasan, pengelola (pengurus dan pengawas) bertanggungjawab kepada


pembina yang disampaikan dalam Rapat Pembina yang diadakan setahun sekali. Pola
pertanggungjawaban diyayasan bersifat vertikal dan horizontal. Pertanggungjawaban vertikal
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, seperti
pertanggungjawaban yayasan kepada pembina. Pertanggungjawaban horizontal adalah
pertanggungjawaban ke masyarakat luas.

Karakteristik Anggaran

Dilihat dari karakteristik anggaran, rencana anggaran yayasan dipublikasikan kepada


masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran tidak boleh menjadi
rahasia internal yayasan yang bersangkutan dan harus diinformasikan kepada publik untuk
dikritisi, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran yayasan merupakan instrumen
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai
dengan uang publik.
Anggaran merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategik
yang telah dibuat. Anggaran pada yayasan berisi rencanan kegiatan kepada yang
dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja menurut satuan
moneter.Dalam bentuk sederhana, anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarkan
kondisi keuangan yayasan yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan
aktivitas.

4
Akuntabilitas Yayasan

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain
yang menyediakan sumber daya yayasan. Pihak pemakai laporan keuangan yayasan
memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
1) Jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus memberikn jasa
tersebut
2) Cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja yayasan

Secara rinci, tujuan laporan keuangan termasuk cacatan atas laporan keuangan, adalah
untuk menyajikan informasi mengenai:
1) Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan.
2) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat
aktiva bersih.
3) Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar seumber daya selama satu periode dan
hubungan diantara keduanya.
4) Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya.
5) Usaha jasa suatu yayasan.

Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam
suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi laporan keuangan lainnya.

Tahap Pengembangan Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi yang diterapkan akan berubah sebagaimana halnya dengan sumber
daya dan kebutuhan yayasan. Yayasan berskala kecil yang baru berdiri hanya perlu
mempertahankan akurasi catatan aktivitas dalam buku cek. Jika jumlah transaksi berkembang,
yayasan akan menambahkan pembayaran kas secara manual dan jurnal untuk transaksi
penerimaan kas dengan menyiapkan laporan bulanan yang berupa ringkasan item pendapatan
dan biaya. Pada akhirnya, yayasan akan mendapatkan aktiva dari kas, akrual yang
ditambahkan, dan karenanya transaksi menjadi lebih kompleks. Jika sistem buku besar yang
lengkap perlu dikembangkan.

5
Dengan kompleksitas dan volume kerja yayasan yang semakin berkembang, aktivitas
manajeman keuangan memerlukan peningkatan jumlah staf yang pada akhirnya makin rumit,
apakah itu staf sukarelawan atau staf yang dibayar atau kombinasi staf dan penyedia jasa dari
luar. Jadi, sistem akuntansi harus dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi
pemakainya.

Perbedaan antara akuntansi untuk yayasan dan organsasi bisnis


Prinsip akuntansi yang diterima umum bisa diterapkan dalam praktek akuntansi
nonprofit. Namun, ada beberapa perbedaan yang signifikan yaitu:

a) Akuntansi untuk sumbangan


Yayasan yang memenuhi syarat mendapat status bebas pajak akan ditunjuk untuk
menerima sumbangan, yaitu pajak yang sudah dikurangi untuk donor. Prosedur yang
ekuivalen untuk menangani akuntansi sumbangan dalam yayasan adalah prosedur
khusus, yaitu:
• Janji atau komitmen (jaminan untuk memberikan)
• Jasa dan materi yang didermakan (jenis sumbangan)
• Kejadian-kejadian khusus Hak Keanggotaan Pembina

b) Kapitalisasi dan penyusutan aktiva


Yayasan perlu mencatat pembelian peralatan dan barang substansial jangka panjang.
seperti komputer, mobil, dan bangunan, sebagai aktiva serta menanggung porsi biaya per
tahun untuk barang- barang yang masih memiliki umur manfaat. Proses ini disebut
sebagai kapitalisasi dan penyusutan aktiva tetap. Yayasan juga perlu mencatat
penyusutan aktiva. Namun ada beberapa aktiva di sektor nonprofit yang menerima
prlakuan khusus seperti koleksi museum, bangunan sejarah, buku perpustakaan, dan
kebun binatang.

c) Klasifikasi biaya fungsional.


Yayasan perlu melaporkan pengeluaran kas sesuai dengan klasifikasi fungsinya. Dua
klasifikasi pengeluaran fungsi primer adalah pelayanan program dan aktivitas
pendukung. Sementara itu, klasifikasi aktivitas pendukung meliputi pengelolaan dan
aktivitas umum, penggalian dana, dan pengembangan keanggotaan. Praktek tersebut
sangat bervariasi dari satu yayasan ke yayasan lainnya.

6
Implikasi perbedaan antara akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta Implikasi dari
perbedaan praktek akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta adalah diperlukannya keahlian
tambahan bagi personal, penasihat keuangan, atau auditor. Jadi, sumbangan dan pembelian
barang-barang serta peralatan yang memerlukan penanganan khusus, diatur dengan
melibatkan seorang akuntan spesialis yayasan.

PSAK 45
PSAK 45 tidak spesifik mengatur tentang akuntansi yayasan melainkan mengatur
Akuntansi untuk organisasi nirlaba. PSAK 45 juga tidak menyatakan dengan pasti bahwa
akuntansi yang diatur di dalamnya ditentukan berdasarkan sistem dana. Namun apabila
dicermati, terlihat seperti system dana. Dana dalam PSAK 45 bersifat single entity, yaitu
hanya jenis laporan untuk masing – masing kategori , yaitu : satu neraca , satu laporan
aktivitas , dan satu laporan arus kas. Semua unsur rekening masuk dalam neraca, aktiva lancar
dan aktiva tetap, utang jangka pendek dan utang jangka panjang, serta aktiva bersih (seperti
saldo dana).
Aspek yang membuat PSAK 45 seperti sistem dana terletak pada ketentuan sebagai
berikut : Sumber penerimaan dari pihak lain, donator atau pemerintah, yang ada ketentuan
terbatas atau tidak terbatas (unrestricted atau unrestricted) dalam penggunaan harus
dipisahkan rekeningnya . Aktiva bersih (seperti saldo dana atau ekuitas dalam akuntansi
komersial) dikelompokkan dalam berbagai rekening seperti : aktiva bersih terikat permanen,
aktiva bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat.

Contoh laporan keuangan yayasan


Laporan Keuangan Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh Besuki Situbondo

Laporan Posisi Keuangan

Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh (LKSA)


Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2018
Nama Akun
Aset Lancar
Kas Rp 68.128.000
Bank Rp 46.534.000
Total Aset Lancar Rp 114.662.000

7
Aset Tetap
Tanah Rp 427.550.000
Bangunan Rp 677.550.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan (Rp 67.755.000)
Mobil Pick Up Rp 91.000.000
Akumulasi Penyusutan Mobil Pick Up (Rp 18.959.000)
Sepeda Motor Kaisar Rp 21.000.000
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor Kaisar (Rp 3.325.000)
Sepeda Motor Shogun Rp 6.500.000
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor Shogun (Rp 1.733.000)
Tenda Rp 7.200.000
Akumulasi Penyusutan Tenda (Rp 2.460.000)
Kursi Plastik Rp 34.000.000
Akumulasi Penyusutan Kursi Plastik (Rp 13.033.000)
Alat Hadrah Rp 4.700.000
Akumulasi Penyusutan Alat Hadrah (Rp 744.167)
Total Aset Tetap Rp 1.195.368.333

Total Aset Rp 1.310.030.333


Liabilitas dan Aset Netto
Aset Neto
Aset Netto tidak terikat Rp 114.662.000
Aset Netto terikat permanen Rp 1.195.368.333
Total Liabilitas dan Aset Neto Rp 1.310.030.333
Sumber : Data Diolah, 2019

Laporan Aktivitas
Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Pendapatan :

Sumbangan Donatur Rp 128.396.000

Pendapatan Tenda Rp 4.937.000

8
Pendapatan Kursi Rp 3.705.000
Pendapatan Beras Zakat Rp 31.994.000
Jumlah Pendapatan Rp 169.032.000
Biaya :
Biaya Konsumsi Rp 36.128.000
Biaya Pendidikan Rp 29.124.000
Biaya Perlengkapan Rp 6.134.000
Biaya Listrik dan Telepon Rp 1.700.000
Biaya Kesehatan Rp 8.569.000
Biaya Transportasi Rp 6.190.000
Biaya HR. Pendidik Rp 11.950.000
Biaya Pengurus Harian Rp 8.550.000
Biaya Gaji Juru Masak dan Cuci Rp 4.235.000

Jumlah Biaya Rp 112.580.000


Kenaikan aset netto tidak terikat Rp 56.452.000
Perubahan Aset Netto Terikat Temporer
Perubahan Aset Netto Terikat Permanen Rp 1.195.368.333
Kenaikan Aset netto Rp 1.251.820.333
Aset Netto Awal Tahun Rp 11.703.000
Aset Netto Akhir Tahun Rp 1.263.523.333

Laporan Arus Kas

Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh (LKSA)


Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2018
Saldo Awal
Rp 11.703.000
Kas
Bank Rp 46.534.000

Pendapatan : Rp 58.237.000

Sumbangan Donatur Rp 128.396.000

Pendapatan Tenda Rp 4.937.000

9
Pendapatan Kursi Rp 3.705.000

Pendapatan Beras Zakat Rp 31.994.000

Jumlah Rp 169.032.000

Biaya :

Biaya Konsumsi Rp 36.128.000

Biaya Pendidikan Rp 29.124.000

Biaya Perlengkapan Rp 6.134.000

Biaya Listrik dan Telepon Rp 1.700.000

Biaya Kesehatan Rp 8.569.000

Biaya Transportasi Rp 6.190.000

Biaya HR. Pendidik Rp 11.950.000

Biaya Pengurus Harian Rp 8.550.000

Biaya Juru Masak dan Cuci Rp 4.235.000

Jumlah Rp 112.580.000

Kenaikan Kas Rp 56.452.000

Saldo Kas Akhir Tahun Rp 114.662.000

Catatan atas Laporan Keuangan


1. Kebijakan Akuntansi
a. Dasar penyusunan laporan keuangan
Penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba disusun berdasarkan dengan
standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh IAI PSAK No. 45. Unsur-
unsur laporan keuangan terdiri dari 4 komponen yaitu Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Penerimaan dan pengeluaran kas
Penerimaan kas diakui pada saat diterima sedangkan untuk pengeluaran kas
diakui pada saat dibayar.
c. Kas
Untuk arus kas yang masuk terdiri dari uang kertas dan uang logam.

10
d. Aset Tetap
Aset tetap yang berada di yayasan dinilai berdasarkan harga perolehannya. Untuk
seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan bangunan diakui sebagai beban pada
saat terjadinya sedangkan untuk pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat
aset dikapitalisasi yaitu : Bangunan 20 Tahun
2. Kas
Kas yang terdapat dalam yayasan pada saldo bulan desember 2018 senilai Rp
68.128.000
3. Aset Tetap Bersih
Tanah Rp 427.550.000
Bangunan Rp 677.550.000
Akm. Peny. Bangunan (Rp 33.877.500)
Rp 1.071.222.500
Pada penyusutan aset tetap dihitung menggunakan metode garis lurus dengan umur
ekonomis yaitu:
Bangunan 20 Tahun
4. Aset Netto
Aset netto disini terdiri dari aset netto tidak terikat yang berupa jumlah dari kendaraan
dan peralatan sedangkan untuk aset netto terikat permanen terdiri dari tanah dan
bangunan.

2.2 Partai Politik


Akuntansi untuk Entitas Partai Politik : Studi Partai Politik di Indonesia
Pengertian Partai Politik disebutkan secara khusus dalam UU Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Partai Politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita – cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa dan Negara serta memelihara kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan pancasila dan UUD Tahun 1945.
Tujuan umum partai politik adalah sebagai berikut ( Bastian, 2007;Hafild,2008).
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
pembukaan UUD Tahun 1945.
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Fungsi dan Peran Partai Politik


1. Partai Politik berfungsi untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban
politik rakyat. Partai Politik berperan sebagai sarana sosialisasi politik masyarakat
dalam rangka melakukan pendidikan politik bagi sakyat.
2. Partai Politik berfungsi menyalurkan kepentingan masyarakat dalam pembuatan
kebijakan Negara. Berperan sebagai sarana komunikasi yang mana partai politik
menyalurkan aneka ragam pendapat, aspirasi, dan kepentingan masyarakat dalam
pembuatan kebijakan Negara.
3. Partai Poliitik berfungsi untuk membina dan mempersiapkan anggota masyarakat
untuk mengisi jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme demokrasi. Partai
Politik merupakan juga sebagai sarana untuk melakukan rekruitmen politik dengan
mencari dan mengajak orang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik
dalam rangka memperluas partisipasi politik masyarakat

Karakteristik Aktivitas Partai Politik


Aktivitas politik adalah aktivitas untuk memperoleh , mengelola, dan mengatur
kekuasaan sebagai amanat dan mandate dari konstituennya dengan cara-cara yang
demokratis. Partai politik memiliki Karakteristik utama yaitu factor kekuasaan yang
dimilikinya dan perannya dalam mewakili rakyat
Struktur dan Mekanisme dalam Organisasi Partai Politik
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) dibentuk untuk tingkat pusat.
2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dibentuk untuk tingkat provinsi.
3. Dewan Pengurus Cabang (DPC) dibentuk untuk tingkat kabupaten atau kota.
Perangkat-perangkat organisasi dan kegiatan-kegiatannya antara lain :
1. Sekretariat, Biaya-biaya yang keluar untuk menjalankan secretariat ini dapat
digolongkan kepada biaya rutin.
2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalam partai.
3. Kegiatan Pencarian Dana. Karena partai politik tidak boleh memiliki badan usaha atau
tidak boleh memiliki saham.
4. Kegiatan Kampanye. Kegiatan-kegiatan kampanye antara lain perjalanan kampanye
oleh calon legislatif atau calon presiden, rapat akbar, iklan di media massa,
pembuatan poster , dan pembuatan bendera.

12
5. Kegiatan Pendidikan Politik , Partai juga melakukan seminar,lokakarya,diskusi-
diskusi.
6. Kegiatan-kegiatan partai politik di luar kampanye baik oleh calon legislative dan atau
calon presiden.
7. Partai membentuk yayasan-yayasan atau think-tank untuk menyebarluaskan ideology
maupun pengaruhnya.
8. Kekayaan Partai. Kekayaan bias berbentuk gedung, kantor, kendaraan, alat-alat
kantor, dll.

Keuangan Partai Politik


Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dan
menggunakan dana. Sumber pendanaan partai politik berasal dari
1. Iuran anggota
2. Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hokum dan
3. Bantuan keuangan dari anggaran Negara atau daerah.
Aktivitas Pencarian dana yang dilarang, antara lain :
1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apapun, yang bertentangan
dengan hokum dan aturan perundang-undangan.
2. Menerima sumbangan, berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa
mencantumkan identitas yang jelas.
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan atau perusahaan/ badan usaha melebihi
batas yang ditetapkan.
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau dengan sebutan
lainnya , Koperasi , Yayasan, LSM, Ormas dan organisasi lainnya.
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya mendirikan badan usaha yang dapat
menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu badan usaha.

Peran dan Fungsi Akuntansi dalam lingkungan Partai Politik


Peran dan fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik dibagi menjadi dua
kelompok yaitu peranan dan fungsi akuntansi bagi pihak internal maupun pihak eksternal
partai politik.
a. Pihak Internal
1. Ketua partai politik untuk menyusun perencanaan, memgevaluasi kemajuan yang
dicapai dalam usaha memenuhi tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi
yang diperlukan.

13
2. Staf berkepentingan dengan informasi mengenai transparansi pelaporan kegiatan dan
pelaporan keuangan partai politik.
3. Anggota adalah orang yang menjadi bagian dan pendukung partai politik, tetapi
belum tentu menjadi pengurus partai politik.
a. Pihak Eksternal
1. Donatur berkepentingan dengan informasi mengenai keseriusandan kredibilitas partai
politik untuk menjalankan program-program pencerdasan masyarakat secara politik.
2. Supplier/Pemasok/Kreditur untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dapat dibayar oleh partai politik pada saat jatuh tempo.
3. Konstituen/Basi Massa adanya laporan keuangan partai politik yang transparan dan
akuntabel akan mengundang simpati masyarakat.
4. Badan pemeriksan keuangan (BPK) berkepentingan untuk memeriksa (mengaudit)
laporan pertanggungjawaban partai politik atas penggunaan dana bantuan keuangan
dari pemerintah ( Pusat dan Daerah ) sebagaimana amanat dari PP Nomor 05 Tahun
2009 Pasal 14 ayat (2).
5. Pemerintah ( Pusat dan Daerah) berkepentingan untuk menerima laporan
pertanggungjawaban partai politik yang telah diaudit oleh BPK atas penggunaan dana
bantuan keuangan dari APBN atau APBD.

Tinjauan terhadap PSAK Nomor 45 & Kebutuhan SA untuk Partai Politik.


Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tidak bermotif untuk mencari
laba dan bertujuan untuk memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diwujudkan secara konstitusional, maka partai
politik termasuk dalam kategori organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba menggunakan beberapa
parameter tunggal sebagai ukuran keberhasilan seperti jumlah dana sumbangan yang
diperoleh, pertumbuhan jumlah anggota jumlah pengunjung, jumlah orang yang dilayani,
dan biaya overhead.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh PSAK Nomor 45 antara lain sebagai berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Perubahan dalam Aset Neto/Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

14
Ada tiga pendapat terkait penerapan PSAK Nomor 45 sebagai standar akuntansi
keuangan partai politik ( Hafild, 2008) :
1. PSAK Nomor 45 masih bias dipakai sebagai standar Akuntansi Keuangan Partai politik
Karena Karakter partai politik mirip dengan karakter organisasi nirlaba.
2. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik tidak perlu dibuat tetapi dapat
melakukan modifikasi PSAK Nomor 45.
3. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik perlu dibuat. Karena karakter partai
politik yang tidak sama dengan karakter organisasi nirlaba.
Perbedaan Karakteristik antara Organisasi Nirlaba dan Partai Politik.
Organisasi Nirlaba Partai Politik
Undang-undang yayasan Undang-undang partai politik dan undang-
undang pemilu
Tidak ada batasan penyumbang Ada batasan penyumbang
Tidak ada batasan maksimal jumlah Ada batasan maksimum jumlah sumbangan
sumbangan
Tidak ada kewajiban melaporkan daftar Daftar penyumbang wajib dilaporkan
penyumbang (terutama individu)
Hasil kegiatan berupa jasa pelayanan untuk Hasil kegiatan berupa kekuasaan politik
kepentingan umum
Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai dengan Akuntabilitas berupa bersih dari politik uang,
tujuan organisasi dana manajemen yang kepatuhan pada hokum dan posisi politik
baik sesuai dengan janji kepada rakyat

Tujuan utama pembuatan laporan adalah menginformasikan laporan keuangan,


kinerja, serta perubahan posisi keuangan partai politik. Pedoman akuntansi khusus untuk
partai politik akan diperlukan, terutama untuk mencatat pos-pos yaitu :
1. Dana bantuan pemerintah
2. Laporan parpol
Bantuan ini mengandung dua aspek sebagai berikut :
1. Uang dalam laporan keuangan tergambar jumlah uang yang diterima dan
penggunaannya.
2 Barang atau jasa dalam laporan neraca tergambar sesuai dengan nilai uang barang
dan jasa tersebut.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Organisasi nirlaba menggunakan beberapa parameter tunggal sebagai ukuran
keberhasilan seperti jumlah dana sumbangan yang diperoleh, pertumbuhan jumlah anggota
jumlah pengunjung, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh PSAK Nomor 45 antara lain sebagai berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Perubahan dalam Aset Neto/Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jaud dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah yang di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tertentu dapat dipertanggung jawab.

16
17

Daftar Pustaka
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika
https://www.coursehero.com/u/file/49214199/383087821-Akuntansi-
Yayasanpdf/?justUnlocked=1#question

17

Anda mungkin juga menyukai