SEMINAR PERPAJAKAN
“Aspek Pajak Yayasan”
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Aspek Pajak Yayasan” ini dengan baik tanpa ada halangan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas
bagi pembacanya. kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan
makalah selanjutnya.
Bandung,
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PEDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
A. Pengertian Yayasan.................................................................................................................2
B. Pajak Penghasilan (PPh) atas Penghasilan Yayasan.......................................................2
1. Subjek Pajak..........................................................................................................................2
2. Objek Pajak...........................................................................................................................2
C. Dana Pembangunan Gedung dan Prasarana Pendidikan....................................................4
D. Pajak Pertambahan Nilai........................................................................................................6
E. Akuntansi Pajak Yayasan.......................................................................................................6
F. Kasus Pajak Yayasan................................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
iii
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis saat ini sangat pesat, para pengusaha berlomba-
lomba untuk mencapai propit setinggi-tingginya. Namun yang terjadi sekarang di
Indonesia banyak bermunculan berbagai macam badan hukum diantaranya berbentuk
yayasan, baik yang tujuan utamanya adalah benar-benar untuk kepentingan sosial
(nirlaba) seperti yayasan keagamaan, maupun yayasan yang bertujuan untuk
memperoleh profit seperti yayasan yang bergerak dibidang pendidikan. Jika ditinjau
dari sisi perpajakan maka yayasan memiliki ciri khas tersendiri. Pada kesempatan ini
kita akan membahas aspek-aspek perpajakan yayasan yang diatur dalam UU PPh,
KMK 604/94, KEP-87/PJ./1995, SE-34/95 dan SE-39/PJ.4/1995.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Yayasan?
2. Apa yang dimaksud Pajak Penghasilan (Pph) atas Penghasilan Yayasan ?
3. Apa saja subjek pajak dari Yayasan ?
4. Apa saja objek dari Yayasan ?
5. Bagaimana dana atas pembangunan gedung dan prasarana Yayasan dalam bidang
Pendidikan ?
6. Bagaimana pajak pertambahan nilai ?
7. Bagaimana akuntansi atas pajak Yayasan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian yayasan
2. Untuk mengetahui Pajak Penghasilan (Pph) atas Penghasilan Yayasan
3. Untuk mengetahui subjek pajak dari Yayasan
4. Untuk mengetahui objek dari Yayasan
5. Untuk mengetahui dana atas pembangunan gedung dan prasarana Yayasan dalam
Bidang Pendidikan
6. Untuk mengetahui pajak pertambahan nilai
7. Untuk mengetahui akuntansi atas pajak Yayasan
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian Yayasan
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yayasan
didefinisikan sebagai badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh
Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara
langsung atau tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan, atau
pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan.
2. Objek Pajak
Penghasilan yayasan atau organisasi yang sejenis yang adalah bukan merupakan Objek
Pajak, namun penerimaan yayasan atau organisasi yang sejenis dapat dibedakan antara
penerimaan yang bukan Objek Pajak dan penerimaan yang merupakan Objek Pajak
Penerimaan atau penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak adalah sebagai berikut:
a. Bantuan atau sumbangan,
b. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang
sejenis dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia, dan
c. Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah.
2
Sesuai Pasal 4 ayat (3) haruf a angka 2 UU PPh:
Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali
yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan
badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
1. Yayasan yang Bergerak di Bidang Keagamaan
Sesuai Pasal 2 ayat (2) PMK 245/PMK.03/2008:
Badan keagamaan (yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan) adalah badan
keagamaan yang kegiatannya semata-mata mengurus tempat-tempat ibadah dan/atau
menyelenggarakan kegiatan di bidang keagamaan, yang tidak mencari keuntungan.
2. Yayasan yang Bergerak di Bidang Pendidikan
Sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf m UU PPh:
Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak
dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah
terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk
sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan,
dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih
tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan;
Sesuai Pasal 2 ayat (3) PMK 245/PMK.03/2008:
Badan pendidikan (yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan) adalah badan
pendidikan yang kegiatannya semata-mata menyelenggarakan pendidikan yang tidak
mencari keuntungan.
Sisa lebih adalah selisih dari seluruh penerimaan yang merupakan objek Pajak
Penghasilan selain penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri,
dikurangi dengan pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari badan atau
lembaga nirlaba.
Sesuai Pasal 1 ayat (4) Per-44/PJ/2009
3
Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana adalah pembelian, pengadaan
dan/atau pembangunan fisik sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan yang meliputi :
1. pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi
pembangunan gedung dan prasarana tersebut;
2. pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan perpustakaan; atau
3. pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas, guru, dosen atau
karyawan, dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada dilingkungan atau
lokasi lembaga pendidikan formal.
3. Yayasan yang Bergerak di Bidang Sosial
Badan sosial termasuk yayasan dan koperasi (yang dikecualikan dari objek pajak
penghasilan) adalah badan sosial yang kegiatannya semata-mata menyelenggarakan:
1. pemeliharaan kesehatan;
2. pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo);
3. pemeliharaan anak yatim-piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau
orang cacat;
4. santunan dan/atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan, dan
sejenisnya;
5. pemberian beasiswa;
6. pelestarian lingkungan hidup; dan/atau
7. kegiatan sosial lainnya yang tidak mencari keuntungan.
4
sebesar dana yang telah digunakan tersebut merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto pada tahun pajak yang bersangkutan.
Dana pembangunan gedung dan prasarana pendidikan adalah dana yang akan digunakan
untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan yang berasal dari sisa lebih, yaitu
selisih dari seluruh penerimaan yang merupakan obyek Pajak Penghasilan selain
penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan pengeluaran
untuk biaya operasional sehari-hari yayasan.
Pembangunan gedung dan prasarana pendidikan adalah pembangunan fisik sarana
pendidikan seperti :
1.Pembelian tanah untuk pembangunan prasarana pendidikan
2.Gedung sarana pendidikan
3.Asrama mahasiswa
4.Rumah dinas guru, dosen, atau karyawan
5.Peralatan laboratorium, perpustakaan termasuk buku-buku
6.Sarana olah raga
7.inventaris kantor
Pelaksanaan ketentuan tersebut dilakukan sebagai berikut :
a.Sisa lebih yayasan setiap tahun yang akan digunakan untuk pembangunan gedung dan
prasarana pendidikan dialihkan ke rekening dana pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan.
b.Pembukuan atas penggunaan dana pembangunan gedung dan prasarana pendidikan pada
tahun berjalan dilakukan dengan mendebet rekening aktiva dan rekening dana
pembangunan gedung dan prasarana pendidikan serta mengkredit rekening kas atau
hutang dan rekening modal yayasan.
Yayasan memberitahukan rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan
gedung dan prasarana pendidikan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
setempat dengan tindasan kepada Direktur Jenderal Pendidikan tinggi dan/atau Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah atau yang ditunjuk, dan dilampiri dengan
pernyataan.
Dana pembangunan gedung dan prasarana pendidikan wajibdigunakan untuk
pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dalam jangka waktu 4 (empat) tahun
setelah berakhirnya tahun pajak diterimanya dana tersebut.
Apabila pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dibiayai dengan dana pinjaman,
maka bunga atas pinjaman tersebut dapat dibebankan sebagai biaya yayasan. Apabila
5
setelah lewat jangka waktu 4 (empat) tahun setelah berakhirnya tahun pajak diterimanya
dana tersebut. yayasan tidak menggunakan dana pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan dimaksud, maka danapembangunan gedung dan prasarana pendidikan tersebut
diakui sebagai penghasilan dan dikenakan Pajak Penghasilan pada tahun pajak berikutnya
setelah lewat jangka waktu 4 (empat) tahun tersebut.
Pengenaan Pajak Penghasilan atas dana pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan yang tidak digunakan setelah lewat jangka waktu di atas ditambah dengan
sanksi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Atas pengeluaran untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan yang berasal
dari dana pembangunan gedung dan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud di atas
tidak boleh dilakukan penyusutan berdasarkan UU PPh.
6
Akun Debit Kredit
Bank Mandiri (Kas) Rp70.000.000 –
Pendapatan Sumbangan – Rp70.000.000
23 Januari 2018. Yayasan ABC menerima iuran bulanan dari 20 anggota sebesar
Rp100.000,- per orang atau setraa dengan Rp2.000.000,- tunai.
7
Rp1.500.000,- biaya transportasi Rp500.000,- biaya sewa lokasi bazaar Rp5.000.000 (hanya
sewa, tidak terjadi pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan sehingga tetap dikenakan
PPh Final 10%).
8
Biaya Pengadaan Buku Rp22.500.000 –
Piutang Karyawan-Lulu Rp2.500.000 –
Uang Muka Kerja- Lulu – Rp25.000.000
11 Oktober 2018. Yayasan membayar uang jasa konsultan pendidikan PT Edutama
Prima (berNPWP; nonPKP) via transfer senilai Rp10.000.000,- dan menerbitkan Bukti
Potong PPh Pasal 23 dengan nomor PPh23/2/2018.
Perlu diketahui juga bahwa atas aset yang kemudian diperoleh melalui mekanisme
tersebut tidak boleh dilakukan penyusutan dan biaya bunga yang muncul selama proses
pembangunan (jika dana berasal dari pinjaman) maka akan menambah nilai perolehan aset
yang bersangkutan, kecuali jika sudah selesai maka dicatat sebagai pengurang (biaya pada
laporan operasional). Contoh pencatatan untuk ilustrasi kasus ini adalah sebagai berikut:
10 Desember 2018. Yayasan mencatat adanya sisa lebih dana yang semula memang
direncanakan untuk membangun gedung kelas sekolah. Dana tersebut berasal dari donasi
tunai masyarakat yang sifatnya tidak rutin. Total sisa lebih dana adalah Rp400.000.000,-.
Yayasan kemudian mengalihkan sisa lebih dana tersebut untuk persiapan kegiatan
membangun gedung kelas yang nantinya akan dimulai pada bulan 15 Desember2018.
9
Aset Bersih Terikat (Rencana Gedung) Rp400.000.000
Ketika kemudian dana tersebut digunakan untuk mulai membangun secara bertahap
maka, dicatat menjadi:
Bareskrim Polri telah menetapkan pegawai bank swasta, Islahudin Akbar, sebagai
tersangka dalam kasus pengalihan kekayaan Yayasan Keadilan Untuk Semua.
Yayasan ini menampung donasi untuk aksi damai 4 November dan 2 Desember 2016.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus
Sitompul mengatakan, Islahudin dikenakan pasal berlapis."Penggunaan uang yang
seharusnya dilakukan untuk satu keperluan, kemudian di sini ada dugaan membantu
mengalihkan atau menguasai kekayaan yayasan," unar Martinus di kompleks Mabes
Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017). Karena itulah, Islahudin diduga melanggar Pasal 70
jo Pasal 5 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Ia juga dijerat
Pasal 372 dan atau Pasal 378 KUHP terkait penipuan dan penggelapan uang yayasan.
Ia diduga juga melanggar Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
"Juga patut diduga melanggar Pasal 55 KUHP dalam kaitan turut membantu. Ini yang
jadi dasar penyidik untuk menetapkan IA sebagai tersangka," kata Martinus.
Martinus mengatakan, IA diketahui menarik uang sebesar Rp 600 juta dari rekening
Yayasan KUS atas perintah seseorang. Namun, belum diketahui penggunaannya
untuk apa. Proses penarikannya diduga tidak sesuai mekanisme yang ada. P enetapan
Islahudin sebagai tersangka dianggap sebagai langkah awal untuk mengungkap fakta
10
dan menjerat tersangka lainnya. Terlebih lagi, dalam penyidikan ditemukan dugaan
pencucian uang atas dana di rekening tersebut. Namun, dalam kasus pencucian uang,
polisi belum tetapkan tersangka. "Ia telah melanggar pasal yang disampaikan
sebelumnya yang kemudian berproses pada TPPU," kata Martinus. Polisi menduga
ada pengalihan uang yayasan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan
peruntukannya. Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa Ketua Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir sebagai saksi.
Diketahui, Bachtiar Nasir merupakan penanggungjawab aksi damai pada 4 November
2016 dan 2 Desember 2016.
Bachtiar mengatakan bahwa ada dana Rp 3 miliar yang dikelola untuk aksi bela islam
pada 4 November dan 2 Desember 2016. Dana tersebut berasal dari donasi
masyarakat yang ditampung di rekening yayasan Keadilan Untuk Semua. Dana
tersebut dialokasikan untuk konsumsi, peserta unjuk rasa, hingga korban luka-luka
saat aksi 411.
11
BAB III
KESIMPULAN
12
Selain itu, dari sudut pandang Akuntansi Keuangan, sudah diatur di dalam PSAK Nomor
45 mengenai yayasan yang mengatur tata cara mencatat Sisa Lebih yang diterima yang
akan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan jika dialihkan ke akun dana
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan. Pembukuan atas pengalihan saldo sisa lebih tersebut
dilakukan dengan cara mendebet akun aktiva dan akun dana pembangunan dan pengadaan
sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan lalu
mengkredit akun kas atau utang dan akun modal yayasan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
13