Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PROSES PENDIRIAN YAYASAN DI BIDANG


PENDIDIKAN

Oleh :
Asbar 19013514
Erwin Afrilianur 19013518
Putri Verliana Ardi 19013
Nur Anisa 19013527
Siti Aisyah 19013534
Siti Aulia Rahmah 19013535
Welda Widya Hidayah 19013538
Yunisa Indah Triastanti.S 19013539

KELAS 3
SEMESTER 1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
TAHUN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu . Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti – nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Penulis sangat bersyukur Karena dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGANTAR BISNIS”. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu kami menghrarapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf sebesar – besarnya .
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat . Terimakasih.

Tanah Grogot, 16 Oktober 2019

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................2

Daftar Isi .................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................5

C. Tujuan Masalah............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Yayasan ....................................................................................6

B. Tujuan Pendirian Yayasan...........................................................................7

C. Dasar Hukum Yayasan................................................................................7

D. Syarat Mendirikan Yayasan .......................................................................8

E. Struktur Yayasan .........................................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................27

Daftar Pustaka .......................................................................................................28

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Yayasan pada dasarnya merupakan bentuk badan hukum yang diakui secara legal
oleh pemerintah. Sebagai badan hukum, pendirian yayasan harus memenuhi
persyaratan. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan
sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Di samping itu, pendirian
yayasan juga harus dilakukan dengan akta notaris sebagai bentuk penetapan kekuatan
hukum dari pemerintah.

Melihat hal di atas, maka yayasan adalah badan hukum atau badan hukum bagi
hukum. Hukum yang dimaksudkan adalah bahwa yayasanme rupakan suatu hubungan,
suatu hubungan di mana antara pihak-pihak terdapat titik pertalian antara subjek dan
objek. Dengan kata lain antara subjek dengan benda, dan bukan benda dengan
benda. Dengan demikian jelas, bahwa yayasan mengatur antara subjek dengan
kekayaan yang dimiliki untuk kepentingan umum, dan bukan untuk kepentingan pribadi.

Abdul Muis sebagaimana dikutip oleh Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi Lubis,
bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai harta yang dipisahkan
dari pemiliknya, bersifat mandiri dengan maksud dan tujuan tertentu yang bersifat idiil
dan diurus oleh suatu badan pengurus tanpa mempunyai anggota.

Hal ini juga dipertegas dalam undang-undang RI No. 16 Tahun 2001 tentang pada
Bab I Pasal 1 ayat 1 tentang “Ketentuan Umum”, sebagai berikut: “Yayasan adalah
badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tiak
mempnyai anggota”.[3] Namun demikian dalam Pasal 2 disebutkan bahwa: yayasan
mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus dan pengawas.

Scholten sebagaimana dikutip oleh R. Ali Rido berpendapat bahwa yayasan adalah
suatu badan hukum, yang dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak. Pernyataan itu

4
harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk suatu tujuan tertentu, dengan
penunjukkan, bagaimanakah kekayaan itu diurus dan digunakan.

Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi dan dilihat dari
segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal sebuah yayasan
didirikan bukan untuk tujuan komersial atau untuk mencari keuntungan, akan tetapi
tujuannya didirikan yayasan adalah untuk membantu dan meningkatkan kesejahteraan
orang lain.

Yayasan, dalam bahasa Belanda disebut Stichting, dalam KUHPerdata yang berlaku


di Indonesia tidak terdapat pengaturannya. Istilah yayasan dapat dijumpai dalam
beberapa ketentuan KUHPerdata antara lain dalam Pasal 365, Pasal 899, Pasal 900
dan Pasal 1680

Dengan ketidak pastian hukum ini yayasan sering digunakan untuk menampung
kekayaan para pendiri atau pihak lain, bahkan yayasan dijadikan tempat untuk
memperkaya para pengelola yayasan. Yayasan tidak lagi bersifat nirlaba, namun
yayasan digunakan untuk usaha – usaha bisnis dan komersial dengan segala aspek
manifestasinya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan yayasan ?
2.      Apa dasar hukum yayasan ?
3.      Apa syarat-syarat dalam pendirian sebuah yayasan ?
4.      Bagaimana langkah-langkah untuk membuat sebuah yayasan ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian yayasan.
2.      Mengetahui dasar hukum yayasan.
3.      Mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pendirian sebuah yayasan.
4.      Mengetahui langkah-langkah untuk membuat sebuah yayasan.

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN YAYASAN
Yayasan pada mulanya digunakan sebagai terjemahan dari istilah Stichting yang
berasal dari kata Stichen yang berarti membangun atau mendirikan dalam Bahasa
Belanda dan Foundation dalam Bahasa Inggris.[7][7]

Kenyataan di dalam praktek, memperlihatkan bahwa apa yang disebut Yayasan


adalah suatu badan yang menjalankan usaha yang bergerak dalam segala macam
badan usaha, baik yang bergerak dalam usaha yang nonkomersial maupun yang
secara tidak langsung bersifat komersial.

Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan


mendefinisikannya sebagai berikut : Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

Untuk dapat mengetahui apakah yayasan itu ada beberapa pandangan para ahli,
antara lain
1. Menurut Poerwadarminta dalam kamus umumnya memberikan pengertian
yayasan sebagai berikut :
a. Badan yang didirikan dengan maksud mengusahakan sesuatu seperti sekolah
dan sebagainya (sebagai badan hukum bermodal, tetapi tidak mempunyai
anggota).
b.Gedung-gedung yang teristimewa untuk sesuatu maksud yang tertentu (seperti:
rumah sakit dsb).[9][9]
2. Menurut Achmad Ichsan, Yayasan tidaklah mempunyai anggota, karena yayasan
terjadi dengan memisahkan suatu harta kekayaan berupa uang atau benda
lainnya untuk maksud-maksud idiil yaitu (sosial, keagamaan dan kemanusiaan)
itu, sedangkan pendirinya dapat berupa Pemerintah atau orang sipil sebagai
penghibah, dibentuk suatu pengurus untuk mengatur pelaksanaan tujuan itu.
3. Menurut Zainul Bahri dalam kamus umumnya memberikan suatu definisi yayasan
sebagai suatu badan hukum yang didirikan untuk memberikan bantuan untuk
tujuan sosial.

6
4. Yayasan adalah suatu paguyuban atau badan yang pendiriannya disahkan
dengan akte hukum atau akte yang disahkan oleh notaris, dimana yayasan itu
aktifitasnya bergerak di bidang sosial, misalnya mendirikan sesuatu atau sekolah.
[12][12]

Menurut UU No.28 Tahun 2004 Yayasan merupakan badan hokum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.( UU
No.28 Tahun 2004 pasal 1).
Yayasan dapat pula dipahami sebagai Badan Hukum yang mempunyai unsur-unsur :
a. Mempunyai harta kekayaan sendiri yang berasal dari suatu perbuatan
pemisahan yaitu suatu pemisahan kekayaan yang dapat berupa uang dan
barang.
b. Mempunyai tujuan sendiri yaitu suatu tujuan yang bersifat sosial, keagamaan
dan kemanusiaan.
c. Mempunyai alat perlengkapan yaitu meliputi pengurus, pembina dan pengawas.

B. TUJUAN PENDIRIAN YAYASAN


A. Pendidikan Sebagai Penegak Nilai, artinya pendidikan memiliki peran yang
penting untuk menjaga nilai-nilai dalam masyarakat.
B. Pendidikan Sebagai Pengembang Masyarakat, artinya pendidikan berperan
dalam meningkatkan mutu dan kualitas ilmu masyarakat
C. Pendidikan Sebagai Upaya Mengembangkan Potensi Manusia, artinya
pendidikan berperan untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berbudi
luhur. 

C. DASAR HUKUM YAYASAN


Sebelum UU No.28 Tahun 2004 tentang Yayasan diundangkan, keberadaan
yayasan didasarkan pada hukum kebiasaan yang timbul dan berkembang dalam
masyarakat. Dalam UU ini dijelaskan tentang :
1. Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang mengenai
hal tingkah laku kebiasaan yang diterima oleh suatu masyarakat yang selalu

7
dilakukan oleh orang lain sedemikian rupa, sehingga beranggapan bahwa
memang harus berlaku demikian.
2. Yurisprudensi
Keputusan hakim sebelumnya yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
oleh hakim berikutnya dalam mengambil keputusan.
3. Doktrin
Pendapat sarjana hukum terkemuka yang besar pengaruhnya terhadap hakim
dalam mengambil keputusannya.
4. UU Yayasan No.16 Tahun 2001
UU No.16 Tahun 2001 ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah
mengenai yayasan dan menjadi dasar hukum yang kuat dalam mengatur
yayasan di Indonesia. Namun dalam UU tersebut ternyata dalam
perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan
hukum dalam masyarakat, sehingga perlu dilakukan perubahan terhadap UU
tersebut. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan
ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada
masyarakat.

UU No.28 Tahun 2004 merupakan penyempurna dari UU No.16 Tahun 2001,


Undang-Undang ini dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban
hukum, serta memberikan pemahaman yang benar pada masyarakat mengenai
yayasan, sehingga dapat mengembalikan fungsi yayasan sebagai pranata hukum
dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan.

D. SYARAT MENDIRIKAN YAYASAN


Langkah awal yang dilakukan adalah pembuatan nama dari Yayasan itu sendiri.
Cara pembuatan nama yayasan itu sendiri ada dua yaitu pemesanan secara online
oleh notaris yang akan membantu kita menguruskan apa nama yang cocok untuk
yayasan kita ataupun pemesanan online secara mandiri dimana kita memesan
secara mandiri tanpa bantuan dari notaris, hal ini dilakukan karena ingin
memastikan sendiri bagaimana nama yang cocok dan bagus untuk yayasan kita
sendiri, kedua cara pemesanan tersebut memiliki manfaat yang setara  terserah
bagaimana kita memanfaatkan kemudahan tersebut. Setidaknya ada tiga nama

8
yayasan yang kita siapkan untuk menghindari penolakan nama oleh Departemen
Hukum dan HAM.

Tahapan yang kedua  yaitu menentukan bidang yang akan digeluti oleh yayasan
misalnya: pendidikan, lingkungan, sosial, keagamaan dan lain sebagianya. Dalam
hal ini yayasan yang akan dipilih adalah yayasan Pendidikan

Langkah yang ketiga adalah menyiapkan fotocopy KTP pendiri, nama pembina,
ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas yayasan. Umumnya, rapat pembina
yayasan menentukan siapa yang jadi ketua, sekretaris, bendahara dan pengawas.
Walaupun tidak memiliki anggota (tidak adanya anggota artinya tidak adanya
pemegang saham layaknya PT (Perseroan Terbatas) setidaknya yayasan memiliki
ketua, sekretaris dan bendahara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Ketua, sekretaris dan bendahara ini nantinya akan menyiapkan program
kerja Yayasan yang akan dibentuk, sehingga sebelum didirikan, Yayasan sudah
memiliki program kerja yang ditandatangani oleh ketua, sekretaris dan bendahara.
Selain itu, dalam penerapannya yayasan juga harus mmebentuk pengawas di luar
dari pengurus, sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Jadi
dapat disimpulkan sebelum kita mendirikan Yayasan setidaknya kita sudah memiliki
:
1. Membentuk susunan pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan bendahara
2. Membentuk pengawas serta Pembina yang berasal dari luar pengurus
3. Menyiapkan program kerja
4. menentukan kekayaan awal yayasan. Ini disisihkan dari kekayaan pribadi pendiri
yayasan
5. datang ke notaris dengan membawa dokumen-dokumen berikut:
a. Nama Yayasan
Setidaknya kita mengusung banyak cadangan nama, karena mengingat
proses yang sangata lama. Setelah usungan nama telah kita buat
selanjutnya adalah nama tersebut kemudian di cek melalui Notaris ke
Departemen Kehakiman. untuk mendapatkan kepastian apakah nama

9
tersebut dapat digunakan atau tidak. Karena proses yang relatif
membutuhkan banyak waktu Setelah nama yang dipesan disetujui, maka
pendiri harus segera menindak lanjuti pendirian Yayasan tersebut dengan
menanda-tangani akta notaris. Notaris akan segera memproses pengesahan
dari Yayasan tersebut dalam waktu maksimal 1 (satu) bulan sejak
persetujuan penggunaan nama dari Departemen Kehakiman. 
b. Fotocopy KTP pendiri, Pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan
pengawas
c. NPWP pendiri, Pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas
6. Notaris mengajukan nama yayasan yang kita usulkan ke Departmen Hukum dan
HAM. Ini butuh waktu bebrapa minggu untuk mendapatkan konfirmasi apakah
nama tersebut dapat digunakan atau tidak. Bila keputusan telah disetujui maka
akte pendirian yayasan akan disahkan dihadapan Notaris. Setelah semua dirasa
cukup dan sudah sah untuk didirikan maka semua pihak wajib untuk mengakui
dan menandatangi surat-surat dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
surat dan kelengkapannya.
7. Notaris akan mengajukan Anggaran Dasar ke Departemen Hukum dan HAM
untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.
Setelah urutan langkah satu hingga tujuh sudah kita lakukan maka selanjutanya kita
menyiapkan berkas yang diperlukan yang berkaitan dengan:
1. Orang pertama kita harus membuat surat pebgajuan kepada RT maupun RW di
daerah kita, yanag mana surat ini berisikan tentang izin atau rencana pendirian
sebuah yayasan pendidikan dan surat ini harus mendapatkan tanda tangan dari
kedua pihak agar kita bisa mengajukan surat ini kepada pemerintah daerah. 
2. Membuat Surat Pernyataan Persetujuan dari Lingkungan/warga sekitar, hal ini
dilakukan karena yayaysan kita akan berdiri diantara orang-orang yang berada
di sekeliling yayasan. Sekurang-kurangnya mendapat persetujuan dari tetangga
yang berada di depan, belakang, kiri dan kanan dari alamat tempat
berkedudukannnya Yayasan yang akan didirikan. Surat ditandatangani warga, 
RT dan RW.
3. Membuat peta lokasi Yayasan didirikan 

10
4. Setelah mengurus dan mengajukan surat serta peta lokasi, jika pengajuan
pendirian yayasan pendidikan kita disetujui, maka akan mendapatkan surat
rekomendasi dari pemerintah daerah, sehingga kita bisa langsung
mnegeksekusi dan melaksanakan pembangunan yayasan ini. (Catatan penting
yang harus kita tahu bahwasannya pengembilan surat rekomendasi dan surat-
surat yang lain bisa diwakilkan oleh notaris dan juga bisa kita lakukan
sendiri). (Baca Juga: 
5. Mengurus Surat Pengesahan Yayasan yang ditandatangani oleh Kementrian
Hukum  dan HAM (Surat ini wajib diurus oleh Notaris)
6. Proses pun dilaksanakan dan kita tinggal menunggu hasil dari apa saja yang
sudah kita siapkan.

Dengan adanya yayasan pendidikan diharapkan pendidikan di negara ini menjadi


lebih baik dan mampu bersaing dengan yang lainnya. Demikian penjelasan
mengenai Syarat Mendirikan Yayasan Pendidikan semoga bermanfaat

E. STRUKTUR YAYASAN

.
PENDIRI / PIMPINAN
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 28 ayat (1) UU No. 28 tahun 2004, yang
dinamakan Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang
tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh Undang-undang ini atau

11
Anggaran Dasar. Sedang yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah
adalah orang perseorangan sebagai pendiri Yayasan dan/atau mereka yang
berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang
tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan. Anggota Pembina tidak diberi
gaji dan/atau tunjangan oleh Yayasan.Masa jabatan Dewan Pembina tidak
ditentukan lamanya. Anggota Dewan Pembina tidak boleh merangkap menjadi
anggota Dewan Pengurus maupun Dewan Penasihat.

Kewenangan Pembina
Kewenangan Pembina menurut pasal 28 ayat (2) meliputi:
a. keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
b. pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas;
c. penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan;
d. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; dan
e. penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan

Tugas Pembina
Sebagaimana yang diatur didalam pasal 30 Pembina bertugas untuk mengadakan
rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. Dalam rapat tahunan,
Pembina melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun
yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan
Yayasan untuk tahun yang akan datang.

PENGURUS YAYASAN
Pengurus yayasan berdasarkan Undang-undang "sekurang-kurangnya" terdiri dari
3 orang yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara
1. Tidak pernah dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan Yayasan yang
menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau negara berdasarkan
putusan pengadilan, dalam periode kurun waktu 5 (lima) tahun sebelumnya.
2. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium dengan catatan bahwa
pengurus Yayasan tersebut bukan merupakan pendiri Yayasan dan tidak

12
terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan Pengawas serta melaksanakan
kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.
3. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas atau Pelaksana
kegiatan (pelaksana suatu proyek khusus yayasan yang dilakukan dalam
kaitannya dengan tujuan yayasan).
4. Pengurus bertanggung jawab atas anggaran dan rencana kerja kepada Dewan
Pembina.
5. Pengurus dalam menjalankan yayasan dibatasi oleh
beberapa persyaratan sebagaimana yang ditentukan oleh Undang-undang.
6. Mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan yayasan.

Sekretaris yayasan : Sekretaris Umum bertugas mengelola Administrasi Yayasan.


Bendahara yayasan : Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan.

TATA USAHA
Tata Usaha Sebagai Tenaga Kependidikan Sekolah
Tata usaha sekolah adalah bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan
sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi yang tata usaha
sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan bahan pengambilan keputusan
sekolah. Semakin lengkap dan akurat data terhimpun maka pemberian pelayanan
makin mudah dan pengembilan keputusan makin tepat.

Pengertian Tata Usaha


Ditinjau dari sudut asal usul kata (etimologis), maka ADMINISTRASI berasal dari
Bahasa Latin yaitu Ad+Ministrare. Ad berarti intensif, sedangkan Ministrare berarti
melayani, membantu, dan memenuhi atau menyediakan (Husaini Usman,
2006).Menurut The Lian Gie (2000), tenaga tata usaha memiliki tiga peranan pokok
yaitu:

1. melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari


suatu organisasi,

13
2. menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk
membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat, dan
3. membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.

Berdasarkan pendapat The Lian Gie di atas, maka peranan tenaga administrasi
sekolah sesungguhnya hanya satu yaitu sebagai administrator karena ketiga
peranan yang diungkapkan di atas yaitu melayani, menyediakan, dan membantu
sama dengan administrasi.

Tugas-tugas TU
Pengalaman dan sertifikat pendidikan (ijazah) sangat menentukan dalam kerja
mereka. Dan mereka bekrja pada disiplin ilmu mereka masing-masing. Sementara
aktifitas . semua staf TU di sekolah-sekolah di Indonesia tampaknya harus bisa
bekerja di semua bidang yang ditugaskan oleh kepala sekolah dan kepala TU.
Mereka bertugas dalam berbagai bidang, baik bekerja sama dengan kepala sekolah
dan guru atau mereka bekerja sendiri. Tugas mereka meliputi, membantu proses
belajar mengajar, urusan kesiswaan, kepegawaian, peralatan sekolah, urusan
infrasturcture sekolah, keuangan, bekerja di laboratorium, perpustakaan dan
hubungan masyarakat (Sumber: hasil rapat Kepala Tata Usaha di Bogor: 1996). Mill
dan Standingford (1982) menyebutkan delapan tugas tenaga administrasi yaitu:
(1) menulis surat
(2) membaca
(3) menyalin (menggandakan)
(4) menghitung
(5) memeriksa
(6) memilah (menggolongkan dan menyatukan)
(7) menyimpan dan menyusun indeks dan
(8) melakukan komunikasi (lisandantertulis)

KEPALA SEKOLAH
A. MENYUSUN PROGRAM KERJA

14
1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi
 
B. PELAKSANAKAN RENCANA KERJA
1. Menyusun pedoman kerja;
2. Menyusun struktur organisasi sekolah
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan Tahunan;
4. Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi: --melaksanakan
penerimaan peserta didik baru;--memberikan layanan konseling kepada
peserta didik;--melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para
peserta didik;--melakukan pembinaan prestasi unggulan;--melakukan
pelacakan terhadap alumni;
5. Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;
6. Mengelola pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Mengelola sarana dan prasarana;
8. Membimbing guru pemula;
9. Mengelola keuangan dan pembiayaan;
10. Mengelola budaya dan lingkungan sekolah
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi.
 
C. SUPERVISI DAN EVALUASI
1. Menyusun program supervisi
2. Melaksanakan program supervisi.
3. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
4. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KTSP
5. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.

15
6. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah
 
D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan sebagai berikut.
1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;
4. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran
sekolah/madrasah;
6. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan
keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat;
8. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas
prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan
kurikulum;
11. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
12. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
13. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah/madrasah;

16
14. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
15. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/
madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien,
dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
17. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
18. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya;
19. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di
Sekolah/ Madrasah;
20. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan
dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah
baik bagi guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K, prosedur
keamanan sekolah;
21. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
22. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
23. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi pembimbing bagi
guru pemula;
24. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
25. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/
madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
26. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan guru
pemula;
27. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan pembimbingan;

17
28. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula dan
memberikan masukan untuk perbaikan;
29. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
30. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan saran
dari pembimbing, pengawas sekolah/ madrasah, dan memberikan salinan
laporan tersebut kepada guru pemula;
31. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
32. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah/madrasah;
33. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
34. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/
madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien,
dan efektif;
35. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
36. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
37. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya.

E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:
1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya
sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi siswa, rasa tanggung
jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan

18
belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan
menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
2. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga sekolah
berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat
sustainabilitas tinggi;
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua
7. pihak untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama sehingga
8. sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara maksimal;
9. penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi dan
10. reorganisasi intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau
11. bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan
12. dan pemberdayaan potensi sekolah;
13. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih
14. luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri, yang
15. dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman (MoU);
16. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan rasa
17. kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah;
18. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas.
(perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif.

WAKIL KEPALA SEKOLAH BID. KURIKULUM


1. Penetapkan kebijakan mutu dalam standar SKL isi, proses, dan penilaian.
2. menyusun program, mengatur pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
3. menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran;
4. Mengelola informasi dan web bidang peningkatan mutu pembelajaran

19
5. menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas serta ujian akhir sekolah &
nasional
6. Menyusun anggaran kegiatan
7. menerapkan kriteria persyaratan naik/tidak naik dan kriteria penjurusan serta
kriteria kelulusan;
8. mengatur jadwal penerimaan buku Laporan Penilaian Hasil Belajar dan Ijazah;
9. mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan administrasi guru;
10. membina kegiatan MGMP;
11. menyusun laporan pendayagunaan MGMP;
12. melaksanakan pemilihan guru teladan;
13. membina kegiatan lomba-lomba bidang akademis, seperti : LPIR, LKIR, OSN,
TOFI, mengarang dan lain-lain.
14. melaksanakan dan menyusun jadwal pelajaran tambahan.
15. Melaporkan persentase ketidak hadiran guru dalam PBM
16. Membuat jadwal pelaksanaan pembagian rapor
17. Mengkoordiasikan Penyusunan dan Revisi Kurikulum SMAN 1 Bogor
18. Memberikan pelayanan klinik akademik kepada para siswa sesuai kebutuhannya
dengan jadwal yang disepakati diluar jam pelajaran
19. Berkoordinasi dengan Wakabid yang relevan
20. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan program secara berkala kepada kepala
sekolah
21. Melaporkan hasil dan target kelulusan kepada kepala sekolah

WAKIL KEPALA SEKOLAH BID. KURIKULUM


Tugas Dan Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam bidang kesiswaan dan bertugas
menyusun program pembinaan dan kegiatan kesiswaan / OSIS sebagai berikut :
1. Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS
2. Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan siswa / OSIS
dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah serta pemilihan
pengurus
3. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi

20
4. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insindental
5. Membina dan melaksanakan koordinasi  keamanan, kesehatan, kebersihan,
ketertiban, kerindangan, keindahan dan kekeluargaan ( 7 K )
6. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon – calon siswa penerima
beasiswa
7. Pengadaan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar
sekolah
8. Mengatur mutasi siswa
9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan
10. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler

DEWAN GURU
Tugas Guru sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru
khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula
dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia
belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang
berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan
keguruan yang akan ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya.

Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah
saja, tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga
memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36)
mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan


dan pengalaman-pengalaman
2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara
kita Pancasila
3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-
Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983
4. Sebagai prantara dalam belajar
5. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah
kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut
kehendak hatinya
6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
7. Sebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib
dapat berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu
8. Sebagai adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum
9. Guru sebagai pemimpin
10. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak

21
Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan juga
berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana
dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi
pendidik yang sekaligus sebagai seorang pembimbing. Contohnya guru sebagai
pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan, seperti
bimbingan belajar tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya
proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai yang
taka dapat dipisahkan.

Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik
dalam perkembanganya dengan jelas dmemberikan langkah dan arah yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.

Sebagai pendidik guru harus berlaku membimbing dalam arti menuntun sesuai
dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini yang terpenting ikut
memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak
didik. Dengan demikian diharapkan menciptakan perkembangan yang lebih baik
pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.
Dari uraian di atas secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar
dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar.
2. Motivator
Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah
dan aktif belajar
3. Informator
Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap
mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
4. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah
disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing
5. Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk
6. Inspirator
Sebagai inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi
kemajuan anak didik
7. Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru
22
dalam bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain
sebagainya.
8. Inisator
Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan
pendidikan dalam pengajaran
9. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran anak didik pahami
10. Pengelolaan kelas.
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah
tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan
pelaaran dari guru.
11. Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material
maupun material.
12. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis
terhadap proses pengajaran.
13. Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan
penilaian yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik. 

Kesimpulan di atas tugas guru merupakan :


1. Mengajar peserta didik
2. Memdidik para murid
3. Melatih peserta didik
4. Membimbing dan mengarahkan
5. Memberikan dorongan pada murid

GURU BK
Membantu mengembangkan kehidupan pribadi yaitu satu pelayanan yang
membantu peserta didik memahami akan diri sendiri, terkait bakat, minat,potensi,
dan sebagainya. Fungsi dari  guru Bimbingan dan Konseling ialah pemahaman diri
dan lingkungan,  pencegahan terhadap hal yang menghambat perkembangan

23
peserta didik,  pengembangan, dan advokasi (pembelaan terhadap hak atau
kepentingan  peserta didik). Dari beberapa fungsi tersebut akan melahirkan suatu
atau  bahkan beberapa  tugas yang harus dilakukan oleh guru BK sebagai  seorang
konselor untuk perkembangan peserta didik.
Terkait dengan  tugas guru bimbingan dan konseling untuk perkembangan peserta
didik  dilakukan pada beberapa bidang khusus, antara lain :
1. Membantu  mengembangkan kehidupan pribadi yaitu suatu pelayanan yang
membantu  peserta didik memhami akan diri sendiri, terkait bakat, minat, potensi,
dan sebagainya.
2. Membantu mengembangkan kehidupan sosial yaitu  pelayanan yang membantu
peserta didik memahami, menilai, serta  mengembangkan keadaan sosial
mereka. Hal ini dilakukan terutama kepada  peserta didik yang terkesan sulit
untuk bersosial dengan lingkungan  mereka sendiri.
3. Membantu mengembangkan kemampuan belajar,  pelayanan yang dilakukan
oleh seorang guru bimbingan dan konseling atau  konselor membantu
menjadikan peserta didik mandiri dalam belajar  terutama dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah.
4. Membantu  mengembangkan karir, pelayanan ini adalah pelayanan yang tidak
bisa  dimulai tanpa dilakukan pengembangan-pengembangan yang lain.
Pengambangan dalam karir adalah suatu titik dimana seorang peseta didik  telah
mampu memahami bahkan mengembangkan diri, kemudian seorang  konselor
membantu untuk mengarahkan langkah yang harus dilakukan agar  minat, bakat,
dan potensi diri menjadi suatu karir terhadap mereka
WALI KELAS
Guru yang membantu kepala sekolah untuk membimbing siswa dalam mewujudkan
disiplin kelas, sebagai manajer dan motivator untuk membangkitkan gairah atau
minat siswa untuk berprestasi dikelas.

Wali kelas juga merupakan guru pengajar yang dibebani tugas-tugas sesuai mata pelajaran
yang diampunya, namun mereka mendapat tugas lain sebagai penanggungjawab dinamika
pembelajaran di dalam kelas tertentu.

24
Wali kelas berasal dari guru juga yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan
pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
pendidikan.
Tugas pokok dan fungsi wali kelas
1. Pengelola kelas
2. Mengenal dan memahami situasi kelasnya.
3. Menyelenggarakan Administrasikan kelas meliputi : Denah tempat duduk siswa,
Papan Absen siswa, Daftar Pelajaran di kelas, Daftar Piket Kelas, Struktur
Organisasi Pengurus Kelas, Tata Tertib siswa di kelas, Buku Kemajuan Belajar.
Buku Mutasi Kelas. Buku Peta Kelas, Buku Inventaris barang-barang di kelas,
Buku Bimbingan kelas/ Kasus siswa, Buku Rapor, Buku Daftar Siswa Berprestasi
di kelas.
4. Memberikan motivasi kepada siswa agar belajar sungguh-sungguh baikdi
sekolah maupun di luar sekolah.
5. Memantapkan siswa di kelasnya, dalam melaksanakan tatakrama, sopan santun,
tata tertib baik di sekolah maupun di luar sekolah.
6. Menangani / mengatasi hambatan dan gangguan terhadap kelancaran kegiatan
kelas dan atau kegiatan sekolah pada umumnya.
7. Mengerahkan siswa di kelasnya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah
seperti Upacara Bendera, Ceramah, Pertandingan dan kegiatan lainnya.
8. Membimbing siswa kelasnya dalam melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler
(Peran serta kelas dalam hal pengajuan calon pengurus OSIS, pemilihan ketua
kelas, pemilihan siswa berprestasi, acara kelas, dll ).
9. Melakukan Home Visit ( kujungan ke rumah / oang tua ) atau keluarganya.
10. Memberikan masukan dalam penentuan kenaikan kelas bagi siswa di kelasnya.
11. Mengisi / membagikan Buku Laporan Pendidikan (Rapor) kepada Wali siswa.
12. Mengajukan saran dan usul kepada pimpinan sekolah mengenai siswa yang
menjadi bimbingannya.

25
13. Mengarahkan siswa agar peduli dengan kebersihan dan peduli dengan
lingkungannya
14. Membuat Laporan tertulis secara rutin setiap bulan.

Tugas utama wali kelas adalah membuat kelas itu secara bersama-sama berhasil
menjalankan fungsi pembelajaran, yang kriterianya adalah bahwa semua siswa dikelas itu
dapat naik kelas dengan nilai yang baik pada akhir tahun

26
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Yayasan merupakan bentuk badan hukum yang diakui secara legal oleh
pemerintah. Sebagai badan hukum, pendirian yayasan harus memenuhi
persyaratan. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan
sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Di samping itu,
pendirian yayasan juga harus dilakukan dengan akta notaris sebagai bentuk
penetapan kekuatan hukum dari pemerintah.

yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dandiperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan,
dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. yayasan sebagai badan
hukum berbedadengan badan hukum lainnya seperti Perseroan terbatas
ataupun /koperasi, yayasan tidak memiliki anggota ataupun persero. Yayasan
hanya memiliki organ&organ yang berfungsi sebagai pengelola yayasan, yaitu
Pembina, pengurus dan pengawas.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://febriantama96.blogspot.com/2017/11/makalah-tentang-yayasan.html\
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/hukum/syarat-mendirikan-yayasan-pendidikan
https://www.artikelsiana.com/2017/09/pengertian-yayasan-tujuan-syarat.html#
http://cobammasuk.blogspot.com/2016/10/person-pembina-pendiri-sebagaimana.html
https://www.onoini.com/pengertian-yayasan/
https://www.artikelsiana.com/2017/09/pengertian-yayasan-tujuan-syarat.html #
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pengurus_yayasan
https://www.kompasiana.com/tanamilmu/55107982a33311c739ba84c4/peranan-tata-
usaha-di-sekolah-dalam-mengelola-pendidikan-untuk-meningkatkan-hasil-pendidikan-
yang-bermutu
https://www.kompasiana.com/tanamilmu/55107982a33311c739ba84c4/peranan-tata-
usaha-di-sekolah-dalam-mengelola-pendidikan-untuk-meningkatkan-hasil-pendidikan-
yang-bermutu
http://www.uraiantugas.com/2018/01/tugas-wakil-kepala-sekolah-urusan-kurikulum.html
http://www.smkn1sgs.sch.id/116-profil/tupoksi/202-tugas-pokok-dan-fungsi-wakil-
kepala-sekolah-bidang-kesiswaan.html
http://www.sarjanaku.com/2011/03/tugas-dan-fungsi-guru.html
https://www.kompasiana.com/rizqan/5bb4277b6ddcae410f47ac54/tugas-guru-
bimbingan-dan-konseling

28

Anda mungkin juga menyukai