Anda di halaman 1dari 1

1.

Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 1992


Peraturan ini merupakan hukum utama yang dijadikan acuan dalam mengatur usaha perasuransian di
Indonesia agar sesuai dengan tujuan daripada Pancasila yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Bab 9
Pembahasan tentang asuransi dibahas secara khusus dalam KUHD Bab 9 pada pasal 246-286. Dalam
tersebut, dijelaskan beberapa hal penting tentang:
•    Pertanggungan asuransi yang meliputi jenis pertanggungan, batas maksimal pertanggungan,
prosedural pertanggungan, penyebab batalnya pertanggungan, dan penulisan pertanggungan
dalam polis. 
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 1992
Karena asuransi termasuk dalam produk keuangan yang juga memberikan kontribusi positif bagi
pembangunan negara, maka dibuatlah peraturan pemerintah yang melandasi kegiatan usaha
tersebut di Indonesia. Secara garis besar, poin-poin yang termuat dalam PP Nomor 73 tahun 1992
tidak jauh berbeda dengan yang tertulis pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, yaitu tentang
ketentuan usaha perasuransian, ruang lingkupnya, perizinannya, dan hal-hal lain terkait
penyelenggaraannya.
4. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63 Tahun 1999
Berubahnya kondisi ekonomi yang ada di Indonesia menuntut perubahan pada hukum asuransi
yang berlaku. Maka hadirlah PPNo. 63 Tahun 1999 sebagai pembaruan dari Peraturan Pemerintah
Nomor 73 Tahun 1992. Beberapa hal yang mengalami perubahan yaitu persyaratan permodalan,
perizinan pendirian usaha, dan pelaporan pada menteri apabila terjadi perubahan kepemilikan
usaha. 
5. Undang – Undang (UU) No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
UU ini adalah pembaruan dari UU tentang perasuransian yang sebelumnya, yaitu Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1992. Poin-poin yang tertera tidak jauh berbeda namun ditambahkan dengan
peraturan tentang asuransi syariah yang belakangan ini mulai muncul praktiknya oleh berbagai
badan usaha proteksi. 

industri perasuransian, terjadi perkembangan yang luar biasa. Layanan terhadap jasa perasuransian juga
semakin bervariasi sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pengelolaan risiko ndan pengelolaan
ninvestasi yang tidak terpisahkan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kegiatan usaha

peningkatan aset industri asuransi yang semula Rp807,7 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp1.325,7
triliun pada Desember 2019. Dilansir dari Kompas, pendapatan premi asuransi komersial juga naik 6,1
persen dari tahun 2018 ke 2019, yaitu dari Rp169,86 triliun menjadi Rp261,65 triliun. 

Jika dilihat dari kacamata premi bruto secara keseluruhan, Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mengenai statistik perusahaan asuransi tahun 2018 menunjukkan rata-rata setiap penduduk Indonesia
mengeluarkan Rp1.635.266 untuk membayar premi asuransi.

Berkembangnya asuransi dalam negeri pasti menjadi hal yang positif.

Anda mungkin juga menyukai