Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“CONTOH TRANSAKSI ORGANISASI NIRLABA”


Dosen Pengampu: Tapi Rumondang S Siregar, SE., M.Acc

Disusun Oleh:

KELOMPOK 12
INDRI SABRINA (7213220037)
LAMTIURNI PASARIBU (7213520011)
PUTRI AZHRA SITEPU (7211220017)
KELAS: AKUNTANSI B’21

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat dan kekuatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Contoh Transaksi Organisasi Nirlaba” dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tapi Rumondang S Siregar, SE., M.Acc
selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan kesempatan
kepada kami, dan juga kepada orang tua dan teman-teman kelompok dua belas.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak terkait.
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan panduan dalam
pembelajaran Akuntansi Sektor Publik terkhusus dalam materi Contoh Transaksi
Organisasi Nirlaba. Dimana masing-masing pada submateri telah kami jabarkan
secara jelas dan terperinci agar para pembaca mudah dalam memahami isi
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun guna perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini mudah
dipahami dan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, 18 Mei 2023

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Organisasi Nirlaba.........................................................................................3
B. Ciri-ciri Organisasi........................................................................................3
C. Metode Pencatatan Organisasi Nirlaba.........................................................4
D. Akuntansi Organisasi Nirlaba.......................................................................4
E. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba berdasarkan PSAK No. 45..............6
F. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba...................................6
G. Contoh Transaksi Keuangan Organisasi Nirlaba..........................................8
BAB IV PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi nirlaba merupakan suatu organisasi yang bertujuan pokok untuk
mendukung kepentingan publik yang tidak komersial, organisasi nirlaba meliputi
organisasi keagamaan, sekolah, rumah sakit dan klinik publik, organisasi
masyarakat, organisasi sukarelawan, dan serikat buruh. Tujuan dari organisasi
nirlaba menjadi jelas perbedaannya ketika dibandingkan dengan organisasi bisnis.
Organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau
komunitas, sedangkan organisasi bisnis bertujuan untuk mencari keuntungan.
Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang paling
berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh,
dan untuk manusia.
Akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan yang mengolah transaksi-
transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang siap pakai. Kegiatan yang
dilakukan dalam proses akuntansi meliputi pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi.
Organisasi nirlaba menerapkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas pada
masyarakat, maka pihak manajemen melakukan pembenahan administrasi,
termasuk publikasi pertanggungjawaban laporan keuangan setiap tahun. Laporan
keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang terhindar dari salah saji
material, mudah dimengerti dan tentunya harus sesuai dengan Standart Akuntansi
Keuangan (SAK No.1). Laporan keuangan tidak hanya dibuat oleh organisasi
yang berorientasi laba, organisasi nirlaba juga memerlukan laporan keuangan
guna mengetahui kegiatan organisasi dalam satu priode dan kemampuan
organisasi dalam memberikan pelayanan, penyaluran dana dan kegiatan sosial
lainnya kepada pihak yang membutuhkan. Masing-masing organisasi nirlaba
memiliki karakteristik yang unik dan masih perlu dilakukan penyempurnaan
berkaitan dengan standarisasi pelaporan keuangannya. Oleh karena itu, laporan
keuangan yang disajikan juga akan disesuaikan dengan karakteristik organisasi
namun tetap pada prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu organisasi nirlaba?
2. Apa saja ciri-ciri dari organisasi nirlaba?
3. Apa saja metode pencatatan yang digunakan pada organisasi nirlaba?
4. Bagaimana perlakuan akuntansi dalam organisasi nirlaba?
5. Apa saja unsur-unsur laporan keuangan organisasi nirlaba?
6. Bagaimana contoh transaksi & laporan keuangan organisasi nirlaba?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca mengenai laporan keuangan dan standarisasi akuntansi dari organisasi
nirlaba. Menambah wawasan penulis mengenai cara penulisan makalah yang baik
dan benar, serta bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian
terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).Organisasi nirlaba meliputi
gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi
politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa
sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institute riset, museum, dan
beberapa para petugas pemerintah.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007: 1) bahwa organisasi nirlaba (non
profit organization) adalah organisasi yang orientasi utamanya bukan untuk
mencari keuntungan (laba). Menurut Renyowijaya (2008 : 270), Organisasi
nirlaba adalah menerima kontibusi sumbangan dana dalam jumlah signifikan dari
pemberi dana yang tidak mengharapkan pengembalian salah satu diantara empat
kategori: rumah sakit, sekolah-sekolah dan universitas.

B. Ciri-ciri Organisasi
Nirlaba Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sumber daya entitas. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi
yang sebanding dengan jumlahsumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba. Menghasilkan
barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba, kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para
atau pemilik entitas tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis. Tidak ada
kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau
ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi

3
pembagian sumber daya entitas pada suatu likuidasi atau pembubaran
entitas. (Hasana, 2011).

C. Metode Pencatatan Organisasi Nirlaba


Di dalam akuntansi terdapat metode pencatatan yang membedakan cara
pencatatan pendapatan dan biaya dalam laporan pendapatan dan biaya organisasi
nirlaba secara signifikan. Adapun metode tersebut berdasarkan Niswonger, dkk
(1999) adalah:
a. Cash Basis (Basis Kas)
Pengertian biaya berbasis kas adalah seluruh pengeluaran yang dibayar oleh
organisasi nirlaba. Dengan demikian, total biaya yang dilaporkan pada suatu
periode adalah total pengeluaran yang tercatat pada buku bank orgnisasi
nirlaba. Pengertian pendapatan adalah seluruh penerimaan uang kas oleh
organisasi nirlaba. Pada akhirnya, surplus atau defisit merupakan selisih antara
pendapatan dengan biaya. Bila digunkan basis kas, dapat diketahui secara
cepat dengan menghitung berapa saldo kas yang ada pada akhir periode.
b. Accrual Basis (Basis Akrual)
Basis akrual melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi
pendapatan dan biaya organisasi nirlaba pada suatu periode. Apa yang
seharusnya menjadi pendapatan organisasi nirlaba adalah semua pendapatan
yang telah menjadi hak organisasi nirlaba terlepas apakah hak ini telah
diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak.

D. Akuntansi Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba menggunakan basis akuntansi akrual untuk mengakui
pendapatan dan bebannya.
1) Klasifikasi Aktiva Bersih
Penyajian aktiva bersih untuk organisasi nirlaba, dikelompokkan dalam 3
kategori yang dibedakan atas ada tidaknya pembatasan, yaitu:
a) Aktiva bersih terikat permanen

4
Bagian dari aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi oleh donatur
(donor-imposed stipulation) yang tidak memiliki pembatasan waktu dan
tidak dapat dipindahkan oleh organisasi.
b) Aktiva bersih terikat temporer
Bagian dari aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi oleh donatur
(donor-imposed stipulation) yang memiliki pembatasan waktu atau dapat
dipindahkan oleh organisasi dengan melakukan pembatasan penggunaan
(stipulation).
c) Aktiva bersih tidak terikat
Bagian dari aktiva bersih yang tidak dibatasi penggunaannya oleh donatur
(donor-imposed stipulation).
2) Kontribusi
Pada sebagian besar organisasi nirlaba, kontibusi (sumbangan) merupakan
sumber utama pendapatan. Kontribusi adalah transfer kas atau aktiva lain
tanpa syarat kepada organisasi atau suatu penyelesaian atau suatu pembatalan
hutang-hutangnya, tidak secara timbal balik oleh organisasi lain yang tidak
bertindak sebagai pemilik.
3) Investasi dan Pendapatan Investasi
Investasi pada organisasi nirlaba pada awalnya dicatat pada biaya perolehan,
sedangkan investasi yang diterima sebagai sumbangan atau kontibusi dicatat
pada nilai wajarnya, dalam kelompok aktiva bersih yang sesuai. Pendapatan
investasi harus diakui sebagai pendapatan yang masih harus diterima, dan
dilaporkan sebagai peningkatan dalam aktiva bersih tidak terikat temporer atau
permanen. Keuntungan dan kerugian yang direalisasi diakui pada saat
investasi dijual dan dilaporkan sebagai perubahan dalam aktiva bersih tidak
terikat, terikat temporer atau permanen.
4) Sumbangan yang Terikat dan Tidak Terikat
Pembatasan oleh donatur menentukan lebih spesifik penggunaan aktiva yang
disumbangkan, disbanding dengan suatu pembatasan pada penggunaan aktiva
untuk tujuan umum organisasi. Informasi tentang pembatasan oleh donatur
atau sumber daya sangat relevan bagi pemakai laporan keuangan, karena suatu
pembatasan membatasi jasa yang dapat diberikan oleh organisasi nirlaba.

5
Sumbangan pada umumnya dihitung pada nilai wajarnya dan diakui sebagai
pendapatan atau keuntungan periode diterimanya, atau beban, dan aktiva.

E. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba berdasarkan PSAK No. 45


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 mengenai pelaporan
keuangan organisasi nirlaba bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan
keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan
memiliki daya banding yang tinggi.
Laporan keuangan untuk organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk organisasi
bisnis pada umumnya. Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang
harus disajikan dalam laporan keuangan organisasi nirlaba. Hal-hal yang tidak
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi ini harus mengacu kepada pernyataan
standar akuntansi yang berlaku.
Laporan posisi keuangan terdiri dari klasifikasi aktiva dan kewajiban.
Informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan
tanggal jatuh tempo.
b. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh
temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan
atas laporan keuangan.

F. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba


Akuntansi organisasi nirlaba meliputi bentuk laporan keuangan dan nama-
nama rekening berdasarkan pola PSAK No.45. Unsur-unsur laporan keuangan
berdasarkan PSAK No.45.
a. Laporan posisi keuangan

6
Laporan posisi keuangan merupakan nama lain dari neraca pada laporan
keuangan lembaga komersial. Laporan ini memberikan informasi mengenai
besarnya aset atau harta lembaga dan sumber perolehan aset tadi (bisa dari hutang
atau dari aktiva bersih) pada satu titik tertentu.
b. Laporan aktivitas
Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan
biaya lembaga selama satu periode anggaran. Pendapatan digolongkan
berdasarkan restriksi atau ikatan yang ada. Sedangkan beban atau biaya disajikan
dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria fungsional, dengan demikian beban
biaya akan terdiri dari biaya kelompok program jasa utama dan aktivitas
pendukung.
c. Laporan arus kas
Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk
suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang
digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kas masuk dan keluar harus
digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut.
1) Aktivitas Operasi Dalam kelompok ini adalah penambahan dan
pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan
operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi adalah
sebagai berikut.
a. Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan
aktivitas).
b. Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap sebagai
biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap tahun.
c. Perubahan pada account piutang lembaga.
d. Account (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya
dibayar di muka dan lain-lain.
2) Aktivitas Investasi Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua
penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi
lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan aktiva tetap,
penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

7
a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjangl ain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan,
serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain.
3) Aktivitas Pendanaan Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang
terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan kewajiban
hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit
lembaga. Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas masuk
dan keluar dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi.
c. Bunga, deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
d. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan,
merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas.
Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan
yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah
diungkapkan. Catatan atas laporan keuangan dapat berupa:
 Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva
tetap;
 Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode
penyusutan serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap
lembaga, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih
serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya. (IAI,
2009 : 45)

G. Contoh Transaksi Keuangan Organisasi Nirlaba


a. Transaksi

8
Berikut ini contoh ilustrasi sederhana transaksi yang terjadi pada sebuah
organisasi nirlaba selama bulan Januari 2006. LZM XYZ ini bergerak di
bidang pendidikan. Transaksi dilakukan melalui rekening bank.
a) Tanggal 2: didirikan organisasi nirlaba dengan nama XYZ oleh para
pendiri dengan sumbangan awal pendiri sebesar Rp 5.000.000 digunakan
untuk biaya pengurusan akte pendirian sebesar Rp 4.000.000 dan sisanya
untuk membuka rekening giro lembaga di Bank Mandiri.
b) Tanggal 3: menerima sumbangan dari Departemen Pendidikan Nasional
melalui rekening lembaga senilai Rp 50.000.000 yang diperuntukkan bagi
Program Pelatihan Guru di daerah bencana.
c) Tanggal 5: diterima bantuan dari pemerhati pendidikan berupa uang tunai
sebesar Rp 10.000.000.
d) Tanggal 6: dibeli tunai peralatan kantor berupa meja, kursi, dan filling
cabinet seharga Rp 2.300.000.
e) Tanggal 7: dibeli tunai perlengkapan alat tulis kantor senilai Rp 450.000.
f) Tanggal 14: dibayarkan uang muka biaya rapat pembina, pengawas, dan
pengurus lembaga sebesar Rp 350.000.
g) Tanggal 17: diimplementasikan sumbangan dari Departemen Pendidikan
Nasional sebesar Rp 25.000.000 untuk pelatihan guru di Banda Aceh dan
sisanya untuk pelatihan guru di Yogyakarta.
h) Tanggal 28: dibayarkan honor pegawai tunai Rp 1.500.000.
i) Tanggal 30: diterima tagihan fotokopi berkas rapat yang belum dibayar
untuk sebesar Rp 50.000.000.
j) Tanggal 31: diterima pertanggungjawaban uang muka biaya rapat yang
telah dikeluarkan pada tanggal 14 berupa biaya-biaya sebesar Rp 400.000
dan kekurangannya dibayar tunai.
k) Tanggal 1 Februari: diterima rekening koran Bank Mandiri yang
menyebutkan data yang belum termasuk transaksi di atas:
a. Bunga jasa giro sebesar Rp 15.250
b. Biaya administrasi Rp 10.000
Dengan menggunakan ilustrasi di atas, jurnal yang harus dibuat untuk mencatat
transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

9
BUKU JURNAL UMUM
Ref.
No Tanggal Keterangan Posting Debit Kredit
1 02/01/2006 Kas 101010 5.000.000
Sumb. Tdk Terikat 501000 5.000.000
Sumbangan Awal Pendiri untuk Pendirian Lembaga
Giro Bank Mandiri 102010 1.000.000
Beban Pendirian 791010 4.000.000
Kas 101010 5.000.000
Pembukaan Giro dan Biaya Notaris Pendirian Organisasi Nirlaba
2 03/01/2006 Giro Bank Mandiri 102010 50.000.000
Sumb. Trkt Temporer 502000 50.000.000
Penerimaan Sumbangan dari Departemen Pendidikan Nasional
3 05/01/2006 Giro Bank Mandiri 102010 10.000.000
Sumb. Tidak Terikat 501000 10.000.000
Penerimaan Sumbangan dari Pemerhati Pendidikan
4 05/01/2006 Peralatan Kantor 201010 2.300.000
Giro Bank Mandiri 102010 2.300.000
Pembelian Peralatan kantor secara tunai yang dibayar melalui
giro Bank Mandiri
5 07/01/2006 Perlengkapan Kantor 140010 450.000
Giro Bank Mandiri 102010 450.000
Pembelian perlengkapan alat tulis kantor
6 14/01/2006 Uang Muka 130010 350.000
Giro Bank Mandiri 102010 350.000
Pembayaran uang muka biaya rapat Pembina, Pengawas dan
Pengurus Lembaga
7 17/01/2006 Program Pelatihan Guru 601000 50.000.000
Giro Bank Mandiri 102010 50.000.000
Implementasi Program Pelatihan Guru di Banda Aceh dan
Yogyakarta

10
8 28/01/2006 Honor Karyawan dan 701010 1.500.000
Tenaga Bantuan
Giro Bank Mandiri 102010 1.500.000
Pembayaran honor pegawai
9 30/01/2006 Beban Cetak Fotokopi 702010 50.000
Beban yang Masih 301010 50.000
Harus Dibayar
Pengakuan beban cetak dan fotokopi yang masih harus dibayar
10 31/01/2006 Beban Rapat 702020 400.000
Giro Bank Mandiri 102010 50.0000
Uang Muka 130010 350.000
Pertanggungjawaban uang muka rapat
11.A 01/02/2006 Giro Bank Mandiri 102010 15.250
Bunga Jasa Giro 801010 15.250
Peneriman bunga jasa giro bank
11.B 01/02/2006 Beban Administrasi Bank 901010 10.000
Giro Bank Mandiri 102010 10.000
Pembayaran jasa beban administrasi bank

b. Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan
YAYASAN PANTI ASUHAN SITI MASYITOH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DES 2018
Nama Akun
Aset Lancar
Kas Rp 68,128,000.00
Bank Rp 46,534,000.00
Total Aset Lancar Rp 114,662,000.00

Aset Tetap
Tanah Rp 427,550,000.00
Bangunan Rp 677,550,000.00
Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp (67,755,000.00)

11
Mobil Pick Up Rp 91,000,000.00
Akumulasi Penyusutan Mobil PickUp Rp (18,959,000.00)
Sepeda Motor Kaisar Rp 21,000,000.00
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor
Kaisar Rp (3,325,000.00)
Sepeda Motor Shogun Rp 6,500,000.00
Akumulasi Pennyusutan Sepeda Motor
Shogun Rp (1,733,000.00)
Tenda Rp 7,200,000.00
Akumulasi Penyusutan Tenda Rp (2,460,000.00)
Kursi Plastik Rp 34,000,000.00
Akumulasi Penyusutan Kursi Plastik Rp (13,033,000.00)
Alat Hadrah Rp 4,700,000.00
Akumulasi Penyusutan Alaat Hadrah Rp (744,167.00)
Total Asset Tetap Rp 1,195,368,333.00

Total Aset Rp 1,310,030,333.00


Liabilitas dan Aset Netto
Aset Netto
Aset Netto tidak terikat Rp 114,662,000.00
Aset Netto terikat permanen Rp 1,195,368,333.00
Total Liabilitas dan Aset Netto Rp 1,310,030,333.00

2. Laporan Aktivitas
Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Pendapatan :
Rp 128.396.000
Sumbangan Donatur
Rp 4.937.000
Pendapatan Tenda
Pendapatan Kursi Rp 3.705.000

Pendapatan Beras Zakat Rp 31.994.000

Jumlah Pendapatan Rp 169.032.000


Biaya :
Rp 36.128.000
Biaya Konsumsi
Rp 29.124.000
Biaya Pendidikan
Rp 6.134.000
Biaya Perlengkapan

12
Biaya Listrik dan Telepon
Rp 1.700.000
Biaya Kesehatan Rp 8.569.000
Rp 6.190.000
Biaya Transportasi
Rp 11.950.000
Biaya HR. Pendidik
Rp 8.550.000
Biaya Pengurus Harian
Rp 4.235.000
Biaya Gaji Juru Masak dan Cuci
Jumlah Biaya Rp 112.580.000
Kenaikan aset netto tidak terikat Rp 56.452.000
Perubahan Aset Netto Terikat Temporer
Perubahan Aset Netto Terikat Permanen Rp 1.195.368.333

Rp 1.251.820.333
Kenaikan Aset netto
Rp 11.703.000
Aset Netto Awal Tahun
Aset Netto Akhir Tahun Rp 1.263.523.333

3. Laporan Arus Kas

Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh (LKSA)


Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2018
Saldo Awal
Rp 11.703.000
Kas
Rp 46.534.000
Bank
Rp 58.237.000

Pendapatan :
Rp 128.396.000
Sumbangan Donatur
Rp 3.705.000
Pendapatan Kursi
Rp 31.994.000
Pendapatan Beras Zakat
Rp 169.032.000
Jumlah
Biaya :
Rp 36.128.000
Biaya Konsumsi
Rp 29.124.000
Biaya Pendidikan

13
Rp 6.134.000
Biaya Perlengkapan
Rp 1.700.000
Biaya Listrik dan Telepon
Rp 8.569.000
Biaya Kesehatan
Rp 6.190.000
Biaya Transportasi
Rp 11.950.000
Biaya HR. Pendidik
Rp 8.550.000
Biaya Pengurus Harian
Rp 4.235.000
Biaya Juru Masak dan Cuci
Jumlah Rp 112.580.000

Rp 56.452.000
Kenaikan Kas

Saldo Kas Akhir Tahun Rp 114.662.000

4. Catatan atas Laporan Keuangan


1) Kebijakan Akuntansi
a. Dasar penyusunan laporan keuangan Penyusunan laporan keuangan
organisasi nirlaba disusun berdasarkan dengan standar akuntansi
keuangan yang diterbitkan oleh IAI PSAK No. 45. Unsur-unsur
laporan keuangan terdiri dari 4 komponen yaitu Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
b. Penerimaan dan pengeluaran kas Penerimaan kas diakui pada saat
diterima sedangkan untuk pengeluaran kas diakui pada saat dibayar.
c. Kas Untuk arus kas yang masuk terdiri dari uang kertas dan uang
logam.
d. Aset tetap yang berada di yayasan dinilai berdasarkan harga
perolehannya. Untuk seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan
bangunan diakui sebagai beban pada saat terjadinya sedangkan untuk
pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi
yaitu : Bangunan 20 Tahun

14
2) Kas
Kas yang terdapat dalam yayasan pada saldo bulan desember 2018 senilai
Rp 68.128.000
3) Aset Tetap Bersih
Tanah Rp 427.550.000
Bangunan Rp 677.550.000
Akm. Peny. Bangunan (Rp 33.877.500)
Rp 1.071.222.500
Pada penyusutan aset tetap dihitung menggunakan metode garis lurus
dengan umur ekonomis yaitu: Bangunan 20 Tahun
4) Aset Netto
Aset netto disini terdiri dari aset netto tidak terikat yang berupa jumlah
dari kendaraan dan peralatan sedangkan untuk aset netto terikat permanen
terdiri dari tanah dan bangunan

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian
terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
b. Di dalam akuntansi terdapat metode pencatatan yang membedakan cara
pencatatan pendapatan dan biaya dalam laporan pendapatan dan biaya
organisasi nirlaba secara signifikan. Ada dua metode yang digunakan yaitu,
cash basis dan accrual basis. Di dalam pencatatan akuntansi organisasi nirlaba
menggunakan system pencatatan accrual basis.
c. Laporan keuangan untuk organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk
organisasi bisnis pada umumnya. Pernyataan ini menetapkan informasi dasar
tertentu yang harus disajikan dalam laporan keuangan organisasi nirlaba. Hal-
hal yang tidak diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi ini harus mengacu
kepada pernyataan standar akuntansi yang berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

Atufah, Intan Devi, dkk. 2018. Penerapan PSAK 45 tentang Laporan Keuangan
Organisasi Nirlaba Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Kariyah.
International Journal of Social Science an Business. Vol. 2 No.3. 115-123.

https://www.academia.edu/35628433/Siklus_Akuntansi_Organisasi_Nirlaba_3_5.
Diakses pada 18 Mei 2023, 12.30 WIB.

Marlinah, Andi. Ali Ibrahim. 2018. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi


Nirlaba Berdasarkan PSAK 45. Akmen Jurnal Ilmiah. Vol. 15 No. 1. 170-
188.

Mutammimah, dkk. 2019. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba


Berdasarkan PSAK 45 Pada Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh Bersuki
Situbondo. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Vol. 9 No.1. 264-276.

P. Leiwakabessy, Livita. 2015. Analisis Penerapan Akuntansi Organisasi Nirlaba


Entitas Gereja Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi No. 45.

S,Pontoh, Chenly Ribka. 2013. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba


Berdasarkan PSAK 45 Pada Gereja BZL. Jurnal EMBA. Vol. 1 No.3. 129-
139.

17

Anda mungkin juga menyukai