Anda di halaman 1dari 36

MENGAPLIKASIKAN (MENERAPKAN) AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu : Arnida Wahyuni Lubis, S.E, M.Si

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

Fadhilah Nondangari 0502191001

Hizratul Darsani 0502192074

Maysharah 0502192129

Salsabila 0502193236

Ummi Erlina 0502192140

JURUSAN AKUTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

TP: 2022-2023
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬ َّ ‫س ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الرحْ َم ِن‬ ْ ِ‫ب‬

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah matakuliah Anaisis Laporan Keuangan ini dapat terselesaikan dengan baik,
meskipun jauh dari kata sempurna. Selawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi besar
Muhammad saw. beserta keluarga dan para pengikutnya.

Makalah ini membahas tentang “Mengaplikasikan (Menerapkan) Akuntansi Organisasi


Nirlaba”. Untuk itu kami membuat makalah ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita
sebagai manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu kami mengharapkan sebesar-besarnya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita , serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Terimakasih banyak atas partisipasi dan dukungan pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan
makalah ini. Tak lupa kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan ataupun
kata-kata yang menyinggung didalam makalah ini. Karena sesungguhnya kesempurnaan hanya
milik Allah SWT dan kekurangan hanya milik kami sebagai manusia.

Medan, Januari 2022

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ........................................................................................................ 2
D. Manfaat Makalah ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Akuntasi Rumah Sakit .............................................................................................. 3


B. Akuntansi Pendidikan ............................................................................................... 8
C. Akuntansi Peribadatan .............................................................................................. 13
D. Akunatansi Perguruan Tinggi .................................................................................. 26

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 31
B. Saran .......................................................................................................................... 32
Daftar Pustaka .................................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Organisasi nirlaba hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi nirlaba


merupakan sebuah organisasi yang tidak mengutamakan perolehan laba atau keuntungan dalam
menjalankan kegiatannya. Pada dasarnya organisasi nirlaba tujuannya adalah untuk pelayanan
pendidikan, ekonomi, spiritual, sosial, dan perorangan maupun kelompok yang bersifatnya tidak
mengharapkan imbalan. Walapun organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun mereka tetap
berurusan dengan keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran, membayar tenaga kerja,
membayar biaya utilitas seperti listrik, telepon, air serta urusan-urusan keuangan lainnya. Semua
hal tersebut berkaitan dengan akuntansi.

Organisasi nirlaba memiliki karakteristik dan sifat diantaranya (1) melalui sumberdaya
yang diperoleh dari sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan, (2) menghasilkan barang/jasa
tanpa bertujuan memupuk laba, kalaupun ada laba, maka tidak pernah dibagikan kepada
pendiri/pemilik entitas, (3) kepemilikan tidak dapat dijual, dialihkan, ditebus kembali, dan (4)
kepemilikan tidak mencerminkan proporsi pembagian sumberdaya saat likuidasi. Karakter dan
tujuan organisasi nirlaba menjadi jelas terlihat perbedaannya ketika dibandingkan dengan
organisasi bisnis. Organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau
komunitas, sedangkan organisasi bisnis sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk
mencari keuntungan.

Organisasi nirlaba pada umumnya memilih pemimpin, pengurus atau penanggungjawab


yang menerima amanat dari para stakeholdernya. Terkait dengan konsep akuntabilitas dimana
akuntansi sebagai sarana pertanggungjawaban akuntabilitas maka laporan keuangan perlu
disajikan oleh organisasi nirlaba. Alasannya karena dengan laporan keuangan maka dapat menilai
pertanggungjawaban dari pengurus/manajemen atas tugas, kewajiban dan kinerja yang
diamanatkan kepadanya.

1
Organisasi nirlaba semenjak tahun 1997 diatur dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 45. Namun mulai tahun 2019 PSAK 45 diganti dengan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) 35. Dengan keluarnya peraturan baru ini maka organisasi nirlaba
menyusun laporan keuangannya sesuai dengan ISAK 35. didalamnya terdapat lima (5) jenis
laporan keuangan, yang terdiri atas Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Penghasilan
Komprehensif, Laporan Perubahan Aset Neto, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan
Keuangan. Dan mereka hanya melakukan penghitungan atau sistem pelaporan keuangan yang
sangat sederhana yang mana dilakukan setiap periodenya

Sebagai informasi, sasaran utama laporan keuangan entitas nirlaba adalah menyediakan
informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi,
kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Dalam makalh ini
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengaplikasian atau penerapan akuntansi pada organisasi
nirlaba.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penerapan Akuntansi pada Rumah Sakit ?
2. Bagaimana Penerapan Akuntansi pada Pendidikan ?
3. Bagaimana Penerapan Akuntansi pada Peribadatan ?
4. Bagaimana Penerapan Akuntansi pada Perguruan Tinggi?
3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pada rumah sakit
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pada pendidikan
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pada peribadatan
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pada perguruan tinggi

4. Manfaat Makalah
1. Bagi penulis : diharapkan dapat lebih memahami tentang pengaplikasian atau penerapan
akuntansi pada organisasi nirlaba
2. Bagi institusi pendidikan : semoga dapat menjadi referensi bacaan bagi penulis yang
memiliki pembahasan permasalahan yang sama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akuntansi Rumah Sakit

Pengertian Akuntansi Rumah Sakit


Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan
adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi
yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun
pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit
Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem
pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis)
dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat
berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol
internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit1.
Dalam peraturannya, rumah sakit dikelompokkan menjadi dua yaitu:2
1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)]
Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Financial Accounting Standards oard-FASB (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) khusunya dalam pernyataan (FASB Statement) no 17 tentang
Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.
1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)
Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Governmental Accounting Standards Board-GASB (Dewan Standar
Akuntansi Pemerintahan)

Struktur Dana di Rumah Sakit


Struktur Dana di Rumah Sakit meliputi

1
Aminah and novianti. 2017. Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Di Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro Journal. Vol 5.
2
S.N. Risa, and Tjahjono, A. 2017. Analisis penerapan akuntansi biaya lingkungan sebagai pertanggung
jawaban sosial di RSI Hidayatullah Yogyakarta Agron Journal. Vol 25.

3
1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)
2.. Dana Terikat (Restricted Fund)
Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi penggunaanya pada
suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya Dana Umum (General Fund) di pemerintahan atau
Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund)dalam akuntansi universitas yang
dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari.
Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu
tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan
sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi (1) Dana Terikat
Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat
sementara, dan (2) Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana dengan
pembatasan yang bersifat permanen. Aktiva yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum,
sementara satu atau lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara
waktu dan terikat permanen. - Dana Umum
Dana Umum (General Funds) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana yang diterima
dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional utama dari rumah sakit. Dalam Dana
mum, direksi rumah sakit dapat menetapkan pembatasan berupa penyisihan atas sumber daya
tertentu. Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap sebagai Dana Terikat namun
pencatatannya harus mencantumkan tujuan penyisihan dana tersebut. Hal ini disebabkan oleh
karena dana yang disishkan berbeda dengan dana yang dibatasi penggunaannya. Penyisihan dana
berasal dari inisiatif internal direksi rumah sakit, sedangkan pembatasan penggunaan dana berasal
dari pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dan atersebut.
Dana Terikat adalah Kelompok dana (funds groups) yang digolongkan sebagai dana terikat
digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang
mensponsori dana tersebut. Secara garis besar, seperti dijelaskan sebelumnya kelompok Dana
Terikat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu yang pembatasannya bersifat sementara (temporarily
restricted) dan yang pembatasannya bersifat tetap (permanently restricted).

4
Siklus Transaksi Akuntansi Rumah Sakit

Siklus transaksi dalam rumah sakit berawal dari transaksi atau peristiwa ekonomi, jika di
dalam rumah sakit misalnya ketika ada pasien. Lalu berlanjut ke siklus pendapatan, pengeluaran,
pelayanan dan keuangan. Selanjutnya siklus pelaporan keuangan dan berakhir di laporan
keuangan.
Sistem Akuntansi Rumah Sakit
Pengelolaan keuangan rumah sakit memerlukan penyelengaraan sistem akuntansi yang
lengkap. Sistem akuntansi rumah sakit yang lengkap harus memiliki 5 sistem yaitu:3
 Sistem pelayanan, yakni lazim disebut dengan Billing System.
 Sistem akuntansi biaya rumah sakit, yang lazim dikenal dengan
 istilah sistem akuntansi unit cost Rumah sakit.
 Sistem logistik dan persediaan Rumah Sakit.
 Sistem penggajian dan distribusi jasa medis rumah sakit.
 Sistem kas dan administrasi rumah sakit.
Dalam dunia modern pengelolaan keuangan diselengarakan melalui pengelolaan informasi
tentang uang di organisasi (termaksuk rumah sakit) adalah informasi akuntansi. Kebutuhan
informasi keuangan untuk pengelolaan keuangan rumah sakit secara professional adalah
kebutuhan yang bersifat rutin. Segala sesuatu yang bersifat rutin lebih baik ditagani dan didukung
oleh sistem. Oleh karenanya kebutuhan informasi keuangan yang rutin di rumah sakit harus
dipenuhi dari sistem akuntansi rumah sakit.

3
Setyawan Johny And Setyawan F, Debra. 2015. Sistem Akuntansi Unit Cost Rumah Sakit. Penerbit
BPFE, Yogyakarta.

5
Kelima sistem di atas adalah bagian dari sistem akuntansi rumah sakit. Setiap sistem di
atas memiliki perannya masing-masing dalam pengelolaan keuangan rumah sakit. Setiap sistem di
atas juga memiliki saling keterkaitan.
Tipe-Tipe sistem akuntansi biaya rumah sakit Sistem akuntansi biaya rumah sakit dapat
digolongkan ke dalam tiga tipe, yakni:
 Sistem akuntansi biaya departemental (departmental cost accounting system).
 Sistem akuntansi unit cost standar (standar product/ unit cost accounting system).
 sistem akuntansi unit cost berbasis aktivitas pacu waktu (timedriven activity-based cost
accounting system)

Laporan Keuangan Rumah Sakit


Terdapat 4 laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses akuntansi 4
1. Neraca
Neraca Rumah Sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses
penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang
sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian ada beberapa hal yang secvara khusus
perlu diperhatikan antara lain:
 Kas, Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada Dana Terikat
yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi, misalnya kas yang terdapat pada
Dana Pembangunan dan Dana Abadi.
 Piutang, Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
Dengan demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan piutang tak tertagih.”
 Investasi, Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada
nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari
investasi yang tidak dibatasi harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada
laporan operasi rumah sakit.
 Aktiva Tetap, Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam
Dana Umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang
melakukan pencatatan aktivannya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.

4
N.M. Idrawati and iga intan. 2018 Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Badan Rumah Sakit
Umum Daerah (Brsud) Tabanan. Journal. Vol 9

6
 Aktiva yang Disisihkan, Klasifikasi aktiva terikat diberikan pada dana yang
penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana
tersebut.
 Utang Jangka Panjang, Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca. Hal ini berbeda
kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan utang jangka panjangnya
dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu.
 Saldo Dana, Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan, saldo dana
yang dimiliki oleh Rumah Sakit dipisahkan menjadi (1) terikat, yang dapat digunakan
dengan bebas sesuai kebijaksanaan dari rimah sakit, (2) terikat sementara waktu, yang
baru dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi, dan (3)
terikar permanen, yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya saja.
2. Laporan Operasi
Untuk Rumah Sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam laporan operasi.
Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang
mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Berikut ini adalah pos-pos yang juga
perlu menjadi perhatian:
 Pendapatan Jasa Pasien, Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan
menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan
penyesuaian kontraktual menjadi pendapatan bersih jasa atas pasien.
 Penyesuaian Kontraktual, Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak
ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis.
 Pendapatan dari Kegiatan Lainnya, Pendapatan dari kegiatan lainnya
mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti kantin dan
sewa parkir.
 Transfer Antardana, Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva tetap dalam dana
terikay ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/donor sudah
terpenuhi.
 Beban Dana Umum, Beban-beban dalam dana umum diakui secara akrual, seperti
halnya pada entitas komersial

7
 Sumbangan, Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan
berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang
berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat
3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih, yaitu tidak terikat,
terikat sementara, dan terikat permanen
4. Laporan Arus Kas
Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas yang komersial.

B. Akuntansi Pendidikan

Pengertian Akuntansi Pendidikan

Sebenarnya, istilah ilmu akuntansi ini sudah dikenal dari tahun 60 an, yang mana ilmu ini
bermula dari Amerika Serikat dan diserap di Indonesia. Akuntansi yang berada pada sektor
pendidikan sangat erat kaitannya dengan keuangan yang kemudian dilakukan pencatatan dan
perhitungan secara sistematis.

Di dalam dunia pendidikan, terutama sekolah, ilmu akuntansi ini pun tetap sangat
diperlukan. Beragam laporan pertanggungjawaban dan juga laporan keuangan adalah salah satu
wujud transparansi sekolah dalam hal mengelola keuangannya.Sehingga, masyarakat dan
pemerintah bisa lebih memahami bagaimana kebutuhan yang terdapat di sekolah, terutama untuk
setiap murid yang berada di sana. Sehingga, pihak pemerintah nantinya akan lebih bijak dalam
menentukan kebijakan yang mampu membangun dan mengarah pada sektor pendidikan.

Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI, akuntan pendidikan adalah mereka yang
memiliki tugas dalam akuntansi pendidikan, pengajar, melakukan penelitian dalam
mengembangkan akuntansi, serta membuat kurikulum pendidikan akuntansi di suatu perguruan
tinggi. Restuningdiah menjelaskan bahwa akuntan pendidik adalah suatu profesi akuntan yang
mampu memberikan jasa berbentuk pelayanan pendidikan akuntansi pada masyarakat dengan
berbagai lembaga pendidik akuntansi ke masyarakat dengan berbagai lembaga pendidikan yang
ada guna mencetak berbagai akuntan yang terampil dan juga profesional.

Peran dan Fungsi Akuntansi Pendidikan

8
Salah satu peran dan fungsi dari adanya akuntansi pendidikan adalah menyajikan laporan
suatu organisasi dalam periode waktu tertentu. Lalu, siklus ini pun akan terbagi lagi menjadi dua,
yakni siklus yang berjalan dalam kurun periode waktu yang berjalan, serta di akhir periode. Di
dalam akuntansi pendidikan, minimal harus terdapat tahapan siklus yang harus ditempuh saat
menyusun laporan keuangan sampai akhir.

Siklus Akuntansi Pendidikan

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau
ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat
atau mengambil suatu keputusan.5 Dalam menyusun suatu laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum» prinsip-prinsip akuntansi, prosedur-
prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang
lingkup akuntansi, dinamakan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan,
yaitu penjurnalan transaksi dan pemindah bukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan
keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan di akhir periode termasuk juga
mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya
langkah yang harus ditempuh pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa
sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir Walaupun demikian, pencatatan dan
pemindahbukuan selama periode berjalan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan
pekerjaan di akhir periode6.

1. Tahap Pencatatan
Di dalam tahap akuntansi pendidikan, hal paling utama yang harus dilakukan adalah
melakukan identifikasi dan mengukur bukti dan juga catatan transaksi selama kegiatan
berlangsung. Proses ini umumnya akan ditulis dalam bentuk jurnal yang kemudian akan
dikelompokkan lagi ke dalam buku besar.

5
Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta
6
Carl S. Warren, James M.reeve, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri wahyuni, Amir Abadi Jusuf, 2017,
Pengantar Akuntansi, Edisi 4. Jakarta, Salemba Empat.

9
2. Tahap Pengikhtisaran
Tahap yang kedua dari akuntansi pendidikan ini akan dilakukannya penyusunan yang
berkenaan dengan neraca saldo yang berdasarkan pada saldo akun buku besar, penyusunan
kertas kerja, membuat jurnal penyesuaian, neraca saldo, dan diakhiri dengan jurnal
pembalik.
3. Tahap Laporan
Dalam tahap ini, penyusunan laporan surplus defisit baru bisa dilakukan. Selain itu, akan
dilakukan pula penyusunan terkait laporan neraca, arus kas dan juga Catatan Atas Laporan
Keuangan atau CALK.

Laporan Keuangan Pada Akuntansi Pendidikan

Di dalam akuntansi pendidikan, seorang akuntan akan bertugas dalam menyajikan


laporan keuangan yang berguna untuk memantau penggunaan anggaran dan juga posisi keuangan
perusahaan. Menurut PSAK 45, ada 4 jenis laporan keuangan yang harus disusun yayasan atau
lembaga non profit, yayasan pendidikan, sekolah sosial, keagamaan dan lainnya, yaitu7:

a) Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position), Neraca adalah gambaran


posisi keuangan yang terdapat pada institusi ataupun lembaga pendidikan dalam periode
waktu tertentu. Komponen utama yang umumnya terdapat di dalam neraca adalah aset
tetap, aset lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban lancar, serta modal. Berikut adalah
contoh penyajian laporan posisi keuangan organisasi nirlaba.

7
Nainggolan, Pahala, 2007, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

10
b) Laporan Aktivitas (Statement of Activities), Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan
secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode.
Laporan aktivitas menyajikan laporan bagaimana sumber daya digunakan untuk berbagai
program dan pelayanan. Laporan aktivitas berfokus pada organisasi secara keseluruhan.
Laporan ini melaporkan perubahan dalam aset bersih, saldo akhir aset bersih, harus sama
dengan saldo aset bersih dalam neraca. Berikut adalah contoh penyajian laporan aktivitas
organisasi nirlaba.

11
c) Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows), Laporan arus kas akan mempresentasikan
terkait posisi perubahan kas dari satu periode ke periode lainnya di dalam akuntansi. Dalam
hal ini, laporan perubahan posisi kas yang bisa dilihat yaitu dari kegiatan operasional,
pembiayaan, dan juga investasi. Laporan ini memiliki peranan yang sangat penting untuk
bisa mengetahui arus kas masuk dan keluar dana yang terdapat di dalam institusi

12
pendidikan. Sehingga, nantinya bisa diperoleh pandangan terkait alokasi dana ataupun
siklus yang ada. Berikut adalah contoh penyajian laporan arus kas organisasi nirlaba.

d) Catatan Atas Laporan Keuangan, Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi
tentang kebijakan akuntansi tertentu yang diterapkan yang relevan untuk memahami
laporan keuangan.

C. Akuntansi Peribadatan

Dalam dunia akuntansi, akuntansi terdiri atas dua yaitu akuntansi untuk bisnis dan akuntansi
organisasi nirlaba. Dalam organisasi nirlaba dibagi lagi dalam dua kelompok entitas yaitu entitas
pemerintahan dan entitas nirlaba non pemerintahan.
Menurut PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang diterbitkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang dapat dijadikan dasar untuk seluruh organisasi nirlaba
nonpemerintah. Dalam PSAK No. 45 yang menjadi karakteristik untuk entitas nirlaba ini adalah

13
bahwa sumber daya entitas berasal dari para penyumbang dengan tidak mengharapkan adanya
hasil, imbalan atau keuntungan komersial.
Selain organisasi pemerintahan yang mana terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,
kecamatan, kelurahan dan lain-lain, juga ada organisasi non profit lainnya. Organisasi non profit
selain pemerintah ini yang diambil dari berbagai sumber terdiri dari Lembaga-lembaga
pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan, Lembaga-lembaga Keagamaan, Lembaga Amal dan
Lembaga penyumbang dana.
Dalam organisasi masjid dan gereja untuk pendanaanya berasal dari sumbangan para jamaah,
karena terdapat kecenderungan dari para penyumbang itu yang ingin mengetahui seberapa besar
peran bantuan uang yang mereka sumbangkan dapat membantu organisasi itu maka diperlukan
kejelasan dalam penggunaan dana itu, oleh sebab itu maka akuntansi perlu juga diterapkan pada
dua organisasi ini.
Yang menjadi acuan dasar penggunaan sistem akuntansi dalam organisasi ini adalah QS.
An-Nisa (4) ayat 6 dan QS. Qaf (50) ayat 18 yang memberikan prinsip tentang pengawasan dalam
hal organisasi masjid. Untuk organisasi gereja acuannya adalah Matius 10:10 dan Lukas 10:7 yang
menjelaskan bahwa pelayanan mempunyai hak menerima sokongan. Di bidang peribadan sendiri
salah satunya ada Majid.
Menurut berbagai sumber, Akuntansi masjid merupakan proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh sebuah
organisasi (biasanya disebut takmir) sebagai bentuk pertanggungjawabannya dalam mengelola
sumber daya masjid. Pencatatan dilakukan sesuai dengan prinsip keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban 8.
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban takmir masjid juga bertindak sebagai pengelola,
akuntansi masjid juga bertujuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil
keputusan. Misalnya peralatan apa yang dibutuhkan secara rutin, aktivitas apa saja yang harus
dilaksanakan, serta bagaimna mengalokasikan sumber daya masjid untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Peran akuntansi masjid yang lain adalah sebagai pengendalian manajemen.

8
Nariasih, D. Y., Kurrohman, T. & Andriana, A., (2017). Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan
Kombinasi PSAK Nomor 45 dan PSAK Nomor 109 (Studi Kasus pada Masjid XYZ).. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Akuntansi, IV(1), pp. 6-11

14
Peroses pencatatan akuntansi masjid ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan
pencatatan pada akuntansi konvensional. Dimulai dengan melakukan identifikasi sumber
pendapatan, misal: dari iuran TPA. Selanjutnya melakukan identifikasi aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukan serta alokasi dana yang dibutuhkan dengan melihat sumber dana yang dimiliki,
misal: kegiatan rutin TPA, penyembelihan kurban saat Hari Raya Idul Adha, pengadaan khitanan
massal bagi warga kuran mampu, dsd. Langkah terakhir yaitu penyusunan anggaran.
Dalam penerapannya, akuntansi masjid menggunakan basis kas yakni mengakui pendapatan
dan biaya pada saat kas diterima dan dibayarkan. Selain itu, akuntansi masjid menggunakan
metode pembukuan tunggal (single entry method) dimana takmir masjid tidak perlu membuat
jurnal, buku besar, dll. Laporan keuangannya disajikan dengan membandingkan antara anggaran
yang telah dibuat dengan realisasinya. Kemudian dilaporkan dan dievaluasi setiap bulan atau tiga
bulan sekali.
Identifikasi Sumber Pendapatan
Pada organisasi sektor publik, masalah ketidak konsistenan penerimaan dana merupakan
masalah klasik. Sementara itu, pengeluaran dana akibat pelaksanaan aktivitas selalu muncul. Oleh
karena itu, alokasi jumlah rupiah dan kapan (timing) penerimaan dana dan pengeluaran dana
menjadi penting dan perlu untuk diidentifikasi agar aktivitas dapat terlaksana dengan baik.
Sumber daya disebut juga dengan aktiva, atau aset. Jenisnya bisa berupa uang (baik tunai
maupun di tabungan atau deposito, atau cek), sediaan habis pakai (seperti obat pembersih lantai,
semprot nyamuk, air minum dalam galon, dlsb), perlengkapan (seperti karpet, microphone, dlsb),
kendaraan, dan gedung. Sumber daya yang paling likuid adalah uang/dana.
Pendapatan diterjemahkan sebagai peningkatan sumber daya yang asalnya bukan dari
pemilik. Pada organisasi sektor publik, pendapatan terbesar umumnya berasal dari penderma.
Untuk dapat mengendalikan penggunaan pendapatan, maka pendapatan dapat dikelompokkan
menurut tujuan penggunaannya.
Berdasarkan tujuan penggunaan, pendapatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
pendapatan terikat temporer dan pendapatan tidak terikat. Pendapatan terikat temporer artinya
pendapatan yang tujuan penggunaannya sudah jelas atau sudah ditentukan penderma. Dikatakan
temporer karena pemanfaatannya jangka pendek (tidak permanen). Bisa jadi pendapatan yang
diterima merupakan perpaduan (mix) antara pendapatan terikat dan temporer. Misalnya,
pendapatan dari siswa TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) per bulan, maka ini harus ditentukan

15
sejak awal berapa persen dari pendapatan tersebut yang dialokasikan untuk pendapatan terikat
temporer (untuk membayar gaji guru, sarana pendidikan, kebersihan dan biaya yang pasti keluar
lainnya dalam 1 bulan) dan berapa persen yang tergolong pendapatan tidak terikat. Pendapatan
tidak terikat inilah yang fleksibel digunakan. Bisa jadi juga pendapatan dari siswa TPA merupakan
pendapatan terikat temporer semua. Besarnya proporsi alokasi serta jenis-jenis pengelompokan ini
ditentukan oleh pengelola dan harus diterapkan secara konsisten.
Tabel 1 – Identifikasi Sumber Pendapatan
No Asal/sumber Kode Kelompok Pendapatan Periode diperolehnya
pendapatan (isi dengan tanda ü) Pendapatan
Pendapatan Pendapatan
Terikat Tidak
Temporer Terikat

Identifikasi dan Klasifikasi Aktivitas Organisasi


Setiap pencapaian tujuan akan disertai dengan aktivitas. Selanjutnya, aktivitas dapat
menimbulkan biaya. Biaya membutuhkan sumber dana. Oleh karena aktivitas diturunkan dari
tujuan yang harus dicapai per periode, maka penentuan besarnya kebutuhan dana per periode
akibat adanya aktivitas-aktivitas per periode juga dapat ditentukan.
Tabel 2 – Identifikasi Aktivitas
Nama/Deskripsi Kode Tujuan Periode Pelaksanaan Indikator
Aktivitas
(nama kegiatan) Isi dengan alasan atau (mingguan (M),
tujuan dilakukannya bulanan (B), 2 minggu
aktivitas ini. sekali (2M), tahunan
Tujuan aktivitas harus (T), tidak rutin)
sinkron dengan tujuan-
tujuan organisasi

16
Penyusunan Anggaran Berbasis Aktivitas
Lingkup penerapan anggaran berada dalam irisan antara akuntansi dan manajemen. Secara
manajemen, anggaran disusun sebagai alat pengendalian (untuk menghindari pembelanjaan yang
berlebihan, atau pembelanjaan di luar aktivitas yang sejalan dengan tujuan), sebagai alat motivasi
(misalnya, pada anggaran pendapatan, maka anggaran pendapatan merupakan target pencapaian),
maupun sebagai penilai kinerja (yang dapat mengaitkan antara biaya dengan aktivitas, serta dapat
digunakan sebagai patokan apakah suatu unit kerja atau bagian telah memenuhi target). Secara
akuntansi, realisasi atas anggaran diklasifikasikan dan dicatat berdasarkan bukti. Anggaran
disusun berdasarkan hasil evaluasi atas realisasi atau informasi akuntansi periode sebelumnya.
Anggaran merupakan rencana yang disajikan dalam satuan mata uang. Penganggaran
merupakan proses yang dilakukan organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya
yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang idak terbatas, atau unlimited demand. Selain
untuk keperluan alokasi, anggaran juga merupakan panduan (guide) untuk menunjukkan capaian
organisasi.
Periode penyusunan anggaran setiap organisasi dapat berbeda-beda. Ada yang tahunan,
ada yang setiap semester, tergantung dari kebutuhan organisasi. Pada umumnya, anggaran
ditentukan setiap tahun. Namun, evaluasinya dilakukan setiap bulan atau tiga bulanan.
Menganggarkan pendapatan bukan berarti membentuk organisasi sektor publik menjadi organisasi
komersial. Perencanaan pendapatan (atau anggaran pendapatan) merupakan faktor pengendali
ketersediaan dana, kualitas layanan, dan efisiensi. Dengan menganggarkan pendapatan,
diharapkan pengelola dapat lebih baik dalam memilih bentuk aktivitas dan mengalokasikan biaya,
menjaga relevansi aktivitas dengan tujuan dalam upaya menggapai mimpi organisasi.
Salah satu metode penyusunan anggaran yang cukup layak digunakan untuk memotivasi
pencapaian tujuan adalah Penganggaran Berbasis Kinerja. Penganggaran berbasis kinerja
dikarakteristikkan dengan mengklasifikasikan anggaran berdasarkan aktivitas. Anggaran yang
telah terkelompok dalam aktivitas-aktivitas akan memudahkan piha pelaksana anggaran
melakukan evaluasi capaian atas aktivitas yang dilakukan.

Penyajian Laporan Anggaran Dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Aktivitas Organisasi


Output dari aktivitas penganggaran adalah laporan realisasi anggaran. Laporan realisasi
anggaran dapat disusun per bulan, per tigabulan, agar capaian organisasi dapat diketahui secara

17
interim. Diharapkan, dengan laporan realisasi anggaran pengelola dapat mengevaluasi
keberhasilan aktivitas dan ketersediaan dana.
Pada bagian akhir Laporan Realisasi Anggaran perlu diberi penjelasan mengenai
munculnya selisih antara anggaran dan realisasi. Laporan Realisasi Anggaran juga akan lebih baik
jika dilengkapi dengan realisasi jadwal pelaksanaan aktivitas.
Jika terjadi realisasi, baik realisasi biaya maupun pendapatan, maka pencatatan harus
didasarkan pada bukti. Beri kode pada bukti tersebut, dan kelompokkan berdasarkan Kode
Pendapatan atau Kode Biaya. Apabila realisasi sudah dicatat, maka beri tanda bahwa bukti telah
dibukukan.

Pedoman Pengelolaan Keuangan Masjid


Kekayaan Ta’mir Masjid diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak
mengikat. Dana terkumpul merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan
penggunaannya, karena itu perlu dikelola dengan baik. Adanya Pedoman Pengelolaan Keuangan
dimaksudkan agar dapat memberi acuan kepada Pengurus dalam mengelola dana organisasi
tersebut.
Pedoman Pengelolaan Keuangan Ta’mir Masjid mengatur keuangan organisasi yang
meliputi sumber dana, penganggaran kegiatan maupun lalu lintas keuangannya. Uang yang masuk
dan keluar harus halal, jelas sumbernya, tercatat dengan rapi dan dilaporkan secara periodik.
Demikian pula prosedur pemasukan dan pengeluaran dana harus ditata dan dilaksanakan dengan
baik.9
a. Sumber Dana
Kegiatan Ta’mir Masjid memerlukan dana yang tidak sedikit. Kurang baiknya
pendanaan dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan-kegiatan yang telah
diprogramkan. Oleh karena itu masalah ini perlu ditangani secara serius. Beberapa
kegiatan penggalian dana dapat dilakukan, diantaranya:
a. Donatur tetap, yaitu sumbangan dari jama’ah atau pihak lain yang secara periodik
memberikan infaq.

9
Iskandar, D. & Budyastuti, T., (2018). Mosque’s Manager Perception for Accounting Practices and
Educational on the Financial Management Accountability of Mosque in Ciledug and Larangan District.
European Journal of Business and Management, X(3), pp. 29-37

18
b. Donatur tidak tetap, yaitu sumbangan dari berbagai pihak yang dilakukan dengan
mengajukan permohonan, misalnya kepada instansi pemerintah, instansi swasta,
lembaga donor atau simpatisan.
c. Donatur bebas, yaitu sumbangan yang diperoleh dari lingkungan jama’ah sendiri
atau pihak luar yang bersifat insidentil. Hal ini dilakukan dengan menyediakan
Kotak Amal maupun penggalangan dana masyarakat.
d. Usaha ekonomi, yaitu dana yang diperoleh dengan melakukan aktivitas ekonomi,
khususnya di bidang jasa dan perdagangan.
b. Penganggaran Kegiatan
Perencanaan keuangan dalam melaksanakan Program Kerja dilakukan secara periodik.
Perencanaan ini meliputi pengeluaran dan penerimaan dana secara detail, sehingga
kebutuhan biaya operasi dan pemenuhannya, insya Allah, dapat diperkirakan.
1. Mekanisme penyusunan anggaran
a. Masing-masing bidang kerja menjabarkan Program Kerja hasil Musyawarah
Jama’ah untuk kegiatan tahunan.
b. Melakukan identifikasi kegiatan dan penjadwalannya.
c. Melakukan penghitungan biaya dan pendanaan atas masing-masing kegiatan.
d. Mengajukan anggaran yang telah disusun masing-masing bidang pada Rapat
Kerja Pengurus.
e. Melakukan integrasi keseluruhan pembiayaan dan penerimaan dengan
memperhatikan skala prioritas.
c. Budgeting (penganggaran)
Melalui Rapat Kerja pengurus menyusun anggaran pengeluaran dan pemasukan sesuai
dengan kegiatan yang akan diselenggarakan. Diusahakan dalam penyusunan anggaran
pengurus memiliki sumber dana yang jelas supaya tidak mengalami defisit. Beberapa
yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Melakukan prioritas kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dana.
b) Pos-pos pengeluaran dan pemasukan ditunjukkan secara jelas.
c) Memberi toleransi anggaran sebesar (+) 10 % atau lebih sebagai faktor safety.
d) Jumlah pengeluaran masing-masing bidang dinyatakan angka-angkanya.

19
e) Melakukan integrasi seluruh bidang dalam menyusun anggaran dengan menetapkan
Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP).
d. Lalu Lintas Keuangan
1. Pengumpulan
Pengumpulan dana dikoordinasi oleh Pengurus Bidang Dana dan Perlengkapan yang
berupaya dalam memenuhi kebutuhan pendanaan untuk keseluruhan aktivitas.
Pengurus melakukan beberapa aktivitas penggalangan dana, di antaranya
mengajukan proposal, membuat kotak amal, aktivitas jasa dan ekonomi, dan lain
sebagainya.
2. Pemasukan dan pengeluaran
Dana yang telah dikumpulkan Bidang Dana dan Perlengkapan selanjutnya
diserahkan kepada Bendahara dengan diketahui Ketua Umum. Hal ini dilakukan
dengan mekanisme Form Penyerahan Dana. Oleh Bendahara selanjutnya dana
tersebut dimasukkan dan disimpan dalam kas Keuangan Ta’mir Masjid atau
Rekening Bank. Apabila disimpan di Bank, sebaiknya menggunakan Bank Syari’ah
dengan Ketua Umum dan atau Bendahara sebagai penandatangan cheque atau
pengambilan cash.
Untuk pengeluaran dan perlu diperhatikan adanya kesesuaian dengan anggaran yang
telah ditetapkan bagi masing-masing bidang. Bidang yang bersangkutan mengajukan
permohonan dana kepada Ketua Umum dengan mengisi Form Permintaan Uang
Muka. Apabila disetujui, selanjutnya Bendahara mengeluarkan dana sesuai yang
dimintakan. Demikian pula, penggunaan dana tersebut dipertanggungjawabkan
kegiatan dengan melampirkan Laporan Keuangan, atau dipertanggungjawabkan
dengan mengisi Form Pertanggungjawaban Uang Muka.
3. Pengawasan
Aktivitas pengumpulan dana oleh Bidang Dana dan Perlengkapan maupun
pengelolaan dana oleh Bendahara perlu dilakukan pengontrolan. Hal ini dilakukan
antara lain melalui:
a. Lembar bukti. Beberapa lembar bukti yang bisa digunakan antara lain: kwitansi,
nota, deklarasi, kupon dan lain sebagainya.

20
b. Lembar Informasi. Informasi pengumpulan dan pengelolaan dana tiap bulan
disampaikan oleh Bidang Dana dan Perlengkapan maupun Bendahara.
c. Papan Pengumuman. Informasi keuangan Ta’mir Masjid yang ditempelkan pada
papan pengumuman.
d. Laporan rutin. Pengurus Bidang Dana dan Perlengkapan maupun Bendahara
menyampaikan laporan rutin pengelolaan dana pada forum Rapat Umum maupun
Laporan Tahunan Pengurus. Juga disampaikan dalam Laporan
Pertanggungjawaban Pengurus pada saat Musyawarah Jama’ah.
e. Forum/Lembaga pengawas. Beberapa forum atau lembaga yang bisa melakukan
pengwasan secara langsung adalah:
1) Rapat Umum
2) Rapat Pleno.
3) Majelis Syura
4) Musyawarah Jama’ah
Berikut contoh dari laporan keuangan entitas nonlaba:
1) Laporan Posisi Keuangan, Laporan yang menggambarkan posisi aset, liabilitas dan aset bersih
pada waktu tertentu. Berikut penulis akan menguraikan tentang tujuan laporan posisi
keuangan, klasifikasi aset dan liabilitas, klasifikasi aset neto tanpa pembatasan dan aset neto
dengan pembatasan. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi
mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur
tersebut pada waktu tertentu. Berikut contoh laporan posisi keuangan:

21
2) Laporan Penghasilan Komprehensif, Laporan yang menyajikan laporan laba rugi untuk suatu
periode yang merupakan kinerja keuangan selama periode tersebut. Dimana laporan ini juga
mengatur informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi seperti penghasilan dan beban
entitas untuk suatu periode Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi: a) Pendapatan
b) Beban keuangan c) Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas
d) Beban pajak e) Laba rugi atau rugi neto. Berikut contoh laporan penghasilan komperhensif:

22
3) Laporan perubahan Aset Neto Dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan interprestasi
standar akuntansi keuangan (ISAK 35) merupakan laporan perubahan aset neto menyajikan
informasi aset neto tanpa pembatasan dari pemberi sumber daya dan aset neto dengan
pembatasan dari pemberi sumber daya. Berikut contoh laporan perubahan aset neto:

23
4) Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang dikelompokan dalam aktivitas
operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Informasi tentang arus kas berguna
bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan masjid dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan pengguna arus kas tersebut. Laporan
arus kas disajikan sesuai dengan dasar pengaturan SAK ETAP Bab 7 dengan tambahan berikut
ini:
 Aktivitas Operasi Aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
 Aktivitas Investasi Aktivitas perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
 Aktivitas Pendanaan Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka

24
panjang, Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau
peningkatan dana abadi dan imbal hasil dan dividen yang dibatasi penggunanya dalam
jangka panjang
Berikut laporan posisi arus kas menurut ISAK 35 :

5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang
tidak terpisah dari laporanlaporan di atas. Bertujuan memberikan informasi tambahan
tentang perkiraanperkiraan yang diyatakan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan ini berupa perincian dari suatu perkiraaan yang disajikan seperti misalnya aset
tetap. Catatan atas laporan keuangan memberikan rincian nama aset, liabilitas, aset neto.
Misalnya, untuk aset tetap di catatan atas laporan keuangan akan dijelaskan untuk
menghitung penyusutan aset tetap, serta kebijakan akuntansi lainnya yang digunakan oleh
entitas tersebut.

25
D. Akuntansi Perguruan Tinggi

Pengertian Akuntansi Perguruan Tinggi

Akuntansi pendidikan tinggi merupakan proses pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan


keuangan dalam lembaga perguruan tinggi sebagai tolok ukur kinerja, media akuntabilitas dan
transparansi public guna untuk pegambilan keputusan oleh pihak-pihak yang terkait. Aturan
mengenai tujuan, prinsip, sumber pendanaan, dan pengelolaan keuangan pendidikan tinggi
sebagian kecil diatur juga dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

PSAK 45 mengatur tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba termasuk akuntansi


perguruan tinggi. Keuangan yang terbentuk berdasarkan PSAK 45 hanya satu, yaitu seolah seperti
General Fund dalam akuntansi pemerintahan atau CurrentFund (tidak dirinci berdasarkan
Restricted Current Fund danUnrestricted Current Fund) seperti dalam akuntansi perguruan
tinggi.10

Selain itu perguruan tinggi dibagi menjadi dua macam yaitu perguruan tinggi negeri dan
perguruan tinggi swasta. Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah
Perguruan Tinggi yang didirikan atau diselenggarakan oleh Pemerintah. Sedangkan Perguruan
Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan atau
diselenggarakan oleh masyarakat..

Terkait dengan pertimbangan Menteri Pendidikan Nasional Ikatan Akuntansi Indonesia


perlu meneliti ulang kebutuhan penyusunan standar akutansi badan hukum pendidikan tinggi.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab adalah bagian keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). Standar akuntansi untuk penggabungan dua atau lebih BHPT disusun atas dasar prinsip
akuntansi ekonomi atau peristiwa yang lebih penting daripada formalitas legalnya.

Pendanaan Pendidikan Tinggi

Pendanaan pada perguruan tinggi dapat diperoleh dari sumber pemerintah, masyarakat, dan
pihak luar negeri. Penggunaan dana yang berasal dari pemerintah, baik dalam bentuk anggaran
rutin maupun anggaran pembangunan serta subsidi, diatur sesuai dengan peraturan perundang-

10
Nu rHendrawan. 2014. Penerapan PSAK No. 45 pada Organisasi Nirlaba Yayasan Panti Putri Asyisyah
Sumbersari Jember. Skripsi Universitas Muhammadiyah Jember.

26
undangan yang berlaku. Sementara itu, dana yang diperoleh dari masyarakat dapat berasal dari
sumber-sumber sebagai berikut.

a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).


b. Biaya seleksi masuk perguruan tinggi.
c. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi.
d. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari hasil penyelenggaraan pendidikan tinggi.
e. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga pemerintah, atau lembaga non-
pemerintah.
f. Penerimaan dari masyarakat lainnya.

Perguruan tinggi menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata buku


yang berlaku. Pembukuan keuangan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah akan
diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Kewenangan penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan dana serta
pembukaan keuangan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat, ditentukan oleh
badan penyelenggaraan perguruan tinggi berdasarkan setatus perguruan tinggi bersangkutan.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan Tinggi yang diselanggarakan oleh
Pemerintah, setelah disetujui oleh senat perguruan tinggi, kemudian akan diusulkan oleh Rektor/
Ketua/ Direktur melalui Menteri Pendidikan kepada Menteri Keuangan untuk disahkan menjadi
Anggaran Pendaatan dan Belanja Perguruan Tinggi.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan Tinggi yang diselanggarakan oleh
masyarakat, setelah disetujui oleh senat perguruan tinggi, akan diusulkan oleh Rektor/ Ketua/
Direktur kepada badan penyelenggara peguruan tinggi bersangkutan untuk disahkan menjadi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan Tinggi.

Pimpinan perguruan tinggi bertugas menyusun usulan struktur tarif dan tata cara
pengelolaan serta pengalokasian dana yang berasal dari masyarakat setelah disetujui oleh senat
perguruan tinggi, usulan tersebut kemudian diajukan oleh Rektor/ Ketua/ Direktur melalalui
Menteri atau pimpinan lembaga Pemerintah lain kepada Menteri Keuangan untuk disahkan.

27
Elemen-Elemen Transaksi Perguruan Tinggi

Berikut ini adalah akun-akun transaksi Perguruan Tinggi dalam neraca:

Aset/ Aktiva Lancar Aset/ Aktiva Tetap


Aset/ Aktiva
Kas
Piutang Tanah
Cadangan penghapusan Piutang Gedung
Piutang Wesel Peralatan kantor
Sediaan Barang Dagangan Perlengkapan Kantor
Asuransi Dibayar Dimuka Lain-lain
Sewa Tempat Dibayar Di Muka
Kewajiban Jangka
Kewajiban Lancar
Panjang
Utang/ Kewajiban Utang
Utang biaya bunga Utank bank
Utang gaji dan honorium
Utang pajak penghasilan

a) Setoran modal dari Entitas


Ekuitas/ Modal b) Saldo laba/ surplus-defisit
c) Dana cadangan

Elemen-elemen transaksi perguruan tinggi dalam Laporan Surplus Defisit

Berikut ini adalah akun-akun transaksi Perguruan Tinggi dalam Laporan Surplus Defisit.

Arus masuk atau peningkatan lain aktiva sebuah entitas atau


pelunasan piutang (atau kombinasi dari keduanya) dari
Pendapatan
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan
kegiatan utama dan masih berlangsung dari entitas tersebut.
Arus kas keluar atau penggunaan lain suatu aktiva atau
timbulnya utang (atau kombinasi dari keduanya) dari
pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang
Biaya
merupakan kegiatan utama dan masih berlangsung dari
intetitas tersebut.

Kenaikan ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau


Surplus
insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya atau

28
kejadian serta keadaan lain yang mempengaruhi entitas
tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi
oleh suati entitas (Institute pendidikan: sekolah).

Penurunan ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau


insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya atau
Defisit kejadian serta keadaan lain yang mempengaruhi entitas
tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi
oleh suatu entitas (institusi pendidikan sekolah).

Elemen-elemen Transaksi Perguruan Tinggi dalam Laporan Arus Kas.

Berikut ini adalah akun-akun transaksi Perguruan Tinggi dalam laporan arus kas.

Arus Kas Masuk Dari Aktiva Operasi:


Penurunan Aktiva Lancer Non Kas
Kenaikan Utang Jangka Pendek
Arus Kas Dari Aktiva
Operasi
Arus Kas Keluar Dari Aktiva Operasi:
Kenaikan Aktiva Lancer Non Kas
Penuruanan Utang Jangka Pendek
Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Investasi:
Penurunan Investasi Jangka Panjang
Penurunan Aktiva Tetap
Arus Kas dari Aktivitas
Investasi
Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Investasi:
Kenaikan Investasi Jangaka Panjang
Kenaikan Aktiva Tetap
Arus Kas Masuk dari Aktivitas Pembiayaan:
Kenaikan Utang Jangka Panjang
Kenaikan Dana Ekuitas
Kenaikan Dana Cadangan
Arus Kas dari Aktivitas
Pembiayaan Arus Kas Keluar dari Aktivitas Pembiayaan:
Penurunan Utang Jangka Panjang
Penurunan Dana Ekuitas
Penurunan Dana Cadangan

29
Siklus Akuntansi Pendidikan Tinggi

Menurut Indra Bastian (2007), Siklus Akuntansi Dalam Perguruan Tinggi merupakan
proses akuntansi mulai dari pencatatan transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan
keuangan pada akhir suatu periode. Pada dasarnya akuntansi dapat dibagi sebagai berikut:

1. Membuat atau menerima bukti pencatatan di mana biasanya sebuah entitas mempunyai
form voucher (bukti pencatatan) sendiri atau bukti lain yang bisa berupa kwitansi atau yang
lainnya.
2. Mencatat dalam buku jurnal.
3. Memindahkan buku jurnal ke buku besar.
4. Menyusun laporan keuangan.

Penerapan Akuntansi Perguruan Tinggi

Sebagai organisasi sector public, pendidikan tinggi selalu berusaha untuk


menyelenggarakan proses pendidikan demi mencerdaskan masyarakat Indonesia untuk mencapai
taraf hidup dan masa depan yang sejahtera. Oleh karena itu segala aktivitas di pendidikan tinggi
tidak berorientasi pada laba. Jika dalam lembaga pendiikan tinggi ada unit-unit bisnis dan
pendapatan lain semua tidak terlepas dari tujuan dan pengalokasiannya yaitu untuk mencukupi
kepentingan pendidikan.

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan
adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan
maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Dalam akuntansi rumah
sakit terdapat struktur dana yang terdiri dari dana terikat dan dana tidak terikat. (1) Dana
Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan
yang bersifat sementara, dan (2) Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund),
yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat permanen. Siklus transaksi dalam rumah sakit
berawal dari transaksi atau peristiwa ekonomi, jika di dalam rumah sakit misalnya ketika
ada pasien. Lalu berlanjut ke siklus pendapatan, pengeluaran, pelayanan dan keuangan.
Selanjutnya siklus pelaporan keuangan dan berakhir di laporan keuangan. Laporan
keuangan rumah sakit terdiri dari 4 hal yaitu Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan
Aktiva Bersih dan Laporan Arus Kas.
2. Fungsi dari adanya akuntansi pendidikan adalah menyajikan laporan suatu organisasi
dalam periode waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dasri suatu proses
akuntansi. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode
berjalan, yaitu penjurnalan transaksi dan pemindah bukuan ke dalam buku besar, dan
penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Menurut PSAK 45 jenis laporan keuangan
yang harus disusun yayasan atau lembaga non profit yaitu : laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.
3. Akuntansi masjid merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh sebuah organisasi (biasanya
disebut takmir) sebagai bentuk pertanggungjawabannya dalam mengelola sumber daya
masjid. Pencatatan dilakukan sesuai dengan prinsip keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Peroses pencatatan akuntansi masjid ini jauh lebih sederhana bila
dibandingkan dengan pencatatan pada akuntansi konvensional. Dalam penerapannya,
akuntansi masjid menggunakan basis kas yakni mengakui pendapatan dan biaya pada saat

31
kas diterima dan dibayarkan. Selain itu, akuntansi masjid menggunakan metode
pembukuan tunggal (single entry method) dimana takmir masjid tidak perlu membuat
jurnal, buku besar, dll. Laporan keuangannya disajikan dengan membandingkan antara
anggaran yang telah dibuat dengan realisasinya. Kemudian dilaporkan dan dievaluasi
setiap bulan atau tiga bulan sekali.
4. Akuntansi pendidikan tinggi merupakan proses pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan
keuangan dalam lembaga perguruan tinggi sebagai tolok ukur kinerja, media akuntabilitas
dan transparansi public guna untuk pegambilan keputusan oleh pihak-pihak yang terkait.
Siklus Akuntansi Dalam Perguruan Tinggi merupakan proses akuntansi mulai dari
pencatatan transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan pada akhir
suatu periode. Pada dasarnya akuntansi dapat dibagi sebagai berikut: 1. Membuat atau
menerima bukti pencatatan di mana biasanya sebuah entitas mempunyai form voucher
(bukti pencatatan) sendiri atau bukti lain yang bisa berupa kwitansi atau yang lainnya. 2.
Mencatat dalam buku jurnal. 3. Memindahkan buku jurnal ke buku besar. 4. Menyusun
laporan keuangan.

B. Saran
1. Dalam penerapan akuntansi pada rumah sakit harus dikerjakan secara benar dan teliti,
Karena laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi pada rumah sakit
merupakan sumber informasi penting bagi pihak-pihak terkait pada rumah sakit tersebut.
2. Penerapan Akuntansi pada Pendidikan juga menghasilkan laporan keuangan diakhirnya.
Laporan keuangan harus disajikan secara benar dan tepat sesuai dengan siklus akuntansi
pendidikan yang telah ditentukan.
3. Untuk penerapan akuntansi pada peribadatan harus dilaksanakan secara tepat dan benar,
hasil akhir dari penerapan akuntansi yaitu laporan keuangan disajikan secara transparan
yang akan dijadikan sumber informasi dari berbagai pihak terkait tempat peribadatan
tersebut.
4. Akuntansi pada perguruan tinggi juga menghasilkan laporan keuangan pada akhir
siklusnya, oleh karena itu penerapan akuntansi pada perguruan tinggi harus dilakukan
secara benar dan tepat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Aminah and novianti. 2017. Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Di Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro Journal. Vol 5.

Carl S. Warren, James M.reeve, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri wahyuni, Amir Abadi Jusuf, 2017,
Pengantar Akuntansi, Edisi 4. Jakarta, Salemba Empat.

Iskandar, D. & Budyastuti, T., (2018). Mosque’s Manager Perception for Accounting Practices
and Educational on the Financial Management Accountability of Mosque in Ciledug and Larangan
District. European Journal of Business and Management, X(3), pp. 29-37

Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta

Nainggolan, Pahala, 2007, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nariasih, D. Y., Kurrohman, T. & Andriana, A., (2017). Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan
Kombinasi PSAK Nomor 45 dan PSAK Nomor 109 (Studi Kasus pada Masjid XYZ).. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi, IV(1), pp. 6-11

Nur Hendrawan. 2014. Penerapan PSAK No. 45 pada Organisasi Nirlaba Yayasan Panti Putri
Asyisyah Sumbersari Jember. Skripsi Universitas Muhammadiyah Jember.

N.M. Idrawati and iga intan. 2018 Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Pada Badan Rumah
Sakit Umum Daerah (Brsud) Tabanan. Journal. Vol 9

Setyawan Johny And Setyawan F, Debra. 2015. Sistem Akuntansi Unit Cost Rumah Sakit.
Penerbit BPFE, Yogyakarta.

S.N. Risa, and Tjahjono, A. 2017. Analisis penerapan akuntansi biaya lingkungan sebagai
pertanggung jawaban sosial di RSI Hidayatullah Yogyakarta Agron Journal. Vol 25.

https://www.academia.edu/22368450/AKUNTANSI_PERGURUAN_TINGGI

https://www.academia.edu/11773428/Makalah_Akuntansi_Sektor_Publik_Organisasi_non_laba

iii

Anda mungkin juga menyukai