Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK 3

LAPORAN KEUANGAN

Tugas Mata Kuliah Manajemen Finansial Pelayanan Rumah Sakit

Disusun Oleh:

Nur Afnita (2009047048)


Bayu Hadi Wayono (2009047032)

Kelas Peminatan:
Manajemen Rumah Sakit

Dosen Pengampu:
Drg. Sri Rahayu, MARS, Ph.D.

MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun bedasarkan arahan
Ibu Drg. Sri Rahayu, MARS, Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Finansial Pelayanan Rumah Sakit, serta hasil dari telaah mengenai “Laporan
Keuangan” dari berbagai sumber, di dalam makalah ini terdapat pengembangan materi
pada perkuliahan minggu lalu tentang Laporan Keuangan Rumah Sakit, sebagai salah
satu tugas mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih kami kepada Ibu Drg. Sri Rahayu, MARS, Ph.D selaku
dosen pengampu pada mata kuliah, yang membimbing kami di kelas peminatan
Manajemen Rumah Sakit dengan sepenuh hati, kami merasakan wawasan ilmu dari
penjelasan pada mata kuliah ini dan berbagai aplikasi dari pengalaman terkait laporan
keuangan rumah sakit untuk lebih mendalami dan memahami mata kuliah ini. Terima
kasih juga kepada teman-teman kelas yang sudah saling bersinergi, telah banyak
berkontribusi dalam mengembangkan wawasan saat perkuliahan, agar lebih luas dalam
memahami mata kuliah ini. Semoga ilmu yang kami pelajari dapat bermanfaat dan
berguna untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata penyusun
berharap semoga makalah ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Tangerang, 16 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
D. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................7
A. Pengertian Laporan Keuangan...............................................................................7
B. Tujuan Laporan Keuangan.....................................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Kebutuhan SDM.............................................9
D. Pengguna Laporan Keuangan...............................................................................9
E. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan................................................................11
F. Dasar Pengukuran Laporan Keuangan................................................................12
G. Keterbatasan Laporan Keuangan........................................................................13
H. Komponen Laporan Keuangan............................................................................15
BAB III SIMPULAN..........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Menurut PSAK No. 1
(2015: 2) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Setiap perusahaan maupun lembaga-lembaga membutuhkan suatu laporan
keuangan. Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik, bisa
tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, bahkan bisa harian. Laporan keuangan ini
sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, manajemen, bank, pemerintah
maupun pelaku pasar modal.
Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui
kondisi keuangan perusahaan (Gunawan, et al., 2015).
Laba menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak eksternal
untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Informasi laba ini dapat mempengaruhi
investor, kreditur, dan pihak lainnya dalam membuat keputusan investasi dan
ekonomi. Oleh sebab itu, perusahaan berusaha untuk mencapai target laba yang
diinginkan agar perusahaan terlihat memiliki kinerja yang baik dan dapat menarik
minat pihak eksternal. Laba juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja
manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu serta mempertanggung
jawabkan sumber daya yang dikelola yang telah dipercayakan kepada
manajemen/manajer. Namun manajer sering melakukan manipulasi data untuk
memperoleh keuntungan pribadi. Tindakan tersebut biasa dikenal dengan istilah
manajemen laba (Earning management).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian laporan keuangan ?
2. Apa tujuan laporan keuangan?
3. Siapa pengguna laporan keuangan?
4. Apa dasar penyusunan laporan keuangan?
5. Apa dasar pengukuran laporan keuangan?
6. Apa saja keterbatasan laporan keuangan?
7. Apa saja komponen laporan keuangan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami laporan keuangan
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian laporan keuangan.
b. Memahami tujuan laporan keuangan.
c. Mengetahui kegunaan laporan keuangan.
d. Mengetahui dasar penyusunan laporan keuangan.
e. Mengetahui dasar pengukuran laporan keuangan.
f. Mengetahui keterbatasan laporan keuangan.
g. Mengetahui saja komponen laporan keuangan.

2. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan mengenai mata kuliah Finansial
Pelayanan Rumah Sakit, tentang Laporan Keuangan Rumah Sakit, agar siap
saat terjun langsung ke dalam dunia pelayanan Rumah Sakit khusunya
bidang finansial.
2. Bagi Pembaca
Memberikan pemahaman mengenai Laporan Keuangan Rumah Sakit, agar
dapat memberikan wawasan dan memunculkan inovasi baru dalam
mengelola suatu laporan keuangan di pelayanan kesehatan dan
5
mendapatkan energi baru untuk membangun Indonesia sehat, dengan
dimulai dari diri sendiri, keluarga, lalu mewujudkannya dalam pengelolaan
manajemen keuangan yang berkualitas untuk memajukan kesehatan
masyarakat, sehingga ke depannya akan tercipta generasi yang lebih sehat.

3. Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat yang akan mampu


mengaplikasikan kedalam dunia kerja, membangun inovasi, dan mempu
mempertanggungjawabkan kompetensi profesi yang dimiliki. Hal ini dapat
mudah diaplikasikan dengan memahami ilmu pada mata kuliah ini disertai
pemahaman agama yang baik sebagaimana arahan dari dosen pengampu.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut PSAK tahun 2015, laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan labarugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalamberbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagianintegral dari
laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul daninformasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengung kapanpengaruh perubahan harga.
Menurut Kieso, dkk (2007) Laporan keuangan merupakan sarana yang bisa
digunakan oleh entitas untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi
keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal
entitas maupun eksternal entitas. Menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) 2015,
laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Secara
umum laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut.

B. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2015) tujuan laporan keuangan untuk


tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
suatu keputusan serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber-sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Selain itu, laporan keuangan juga bertujuan untuk :

a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya tentang aktiva dan


kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. Memberikan informasi keuangan kepada para pemakai laporan keuangan


dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

c. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva


neto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.

d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan


kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.

e. Memberikan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan


yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
Tujuan laporan keuangan menurut Hans (2016) adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga merupakan wujud pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam mengelola suatu
entitas. Dengan demikian laporan keuangan tidak dimaksudkan untuk tujuan khusus,
misalnya dalam rangka likuidasi entitas atau menentukan nilai wajar entitas untuk
tujuan merger dan akuisisi. Juga tidak disusun khusus untuk memenuhi kepentingan
suatu pihak tertentu saja misalnya pemilik mayoritas. Pemilik adalah pemegang
instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Menurut Hutauruk (2017) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang
disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna.
Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

C. Pengguna Laporan Keuangan


Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan
pihak manajemen bersangkutan, sehingga bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambil keputusan ekonomi, yaitu mengenai informasi posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan yang sangat diperlukan
untuk evaluasi atas kemampuan kinerja perusahaan. Pada dasarnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk
menentukan dan menilai posisi keuangan perusahaan tersebut pada waktu tertentu,
dimana dengan melakukan analisis laporan keuangan maka pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan dapat mengambil dan menentukan
suatu keputusan sesuai dengan kepentingannya.
Menurut Kasmir (2013) pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pemilik perusahaan, berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya terutama untuk perusahaan yang dipimpinnya diserahkan
kepada orang lain (perseroan), karena dengan laporan keuangan pemilik
perusahaan akan dapat menilai suskses tidaknya manajer dalam memimpin
perusahannya dalam memperoleh laba, karena kesuksesan seorang
manajer biasanya dinilai dengan laba yang diperoleh.
b. Manajer atau pimpinan perusahaan, dengan mengetahui posisi keuangan
perusahaannya periode yang baru atau yang lalu maka manajer akan dapat
menyusun rencana yang lebih baik dan memperbaiki sistem
pengawasannya serta menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat. Selain itu,
laporan keuangan juga merupakan alat bagi manajemen untuk
mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
c. Para investor, berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan
perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Investor
berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa yang akan datang
dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan
investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan
jangka pendek perusahaan tersebut.
d. Para kreditur dan bankers, sebelum mengambil keputusan untuk memberi
atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlulah diketahui
terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Posisi
keuangan perusahaan peminta kredit akan dapat diketahui melalui
penganalisaan laporan keuangan, sehingga dengan hasil analisis akan
dapat diketahui apakah kredit yang akan diberikan cukup mendapat
jaminan dari perusahaan, yang digambarkan pada kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
e. Pemerintah, dimana perusahaan tersebut berdomisili, sangat
berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, disamping
untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan, juga
sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian
Perdagangan, dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
f. Karyawan, untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan upah
yang layak dan jaminan sosial yang lebih baik, serta menentukan langkah-
langkah yang harus dilakukan sehubungan dengan kesejahteraan
karyawan.
g. Masyarakat, laporan keuangan dapat membantu masyarakat untuk
mengetahui informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir serta
aktivitas perusahaan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan
demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.
Berhubung para investor merupakan penanam modal berisiko ke perusahaan, maka
ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan
memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain. Manajemen perusahaan memikul
tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang
membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan
isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun
demikian, pelaporan informasi semacam itu berada di luar ruang lingkup kerangka
dasar ini. Bagaimanapun juga, laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada
informasi yang digunakan manajemen tentang posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan

D. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2012 sebagai berikut :
a. Dasar Akrual
Dalam mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual me mberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di
masa depan. Oleh karena itu laporan keuangan menyediakan jenis informasi
transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Kelangsungan Usaha (Separate entity/Economic entity)
Diasumsikan bahwa usaha entitas akan terus berlangsung dan tidak berniat
untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Perusahaan
dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
Maksudnya, walaupun perusahaan itu dimiliki oleh seseorang, tetap saja
perusahaan itu dianggap sebagai sebuah badan yang terpisah dari pemiliknya.
Seperti: terpisah kekayaannya dari kekayaan pemilik, terpisah utangnya dari
utang pemilik.
c. Going concern/continuity. Suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari
konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi
suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-
perjanjian.

d. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan.

Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam


bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang
digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Contoh:
Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia,
dsb.
e. Periode waktu (Time-period/Periodicity). Adanya pembatasan waktu untuk dapat
menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan. Hal ini disebabkan
karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan datang,
sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari
usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.

E. Dasar Pengukuran Laporan Keuangan


Pada SAK ETAP nomor 2 paragraf 30 menjelaskan bahwa pengukuran
adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset,
kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuagan. Proses ini termasuk
pemilihan dasar tertentu.
Berikut adalah berbagai dasar pengukuran unsur-unsuran laporan keuangan:
a. Biaya Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar
jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau dalam
keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
b. Nilai wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan aset , atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
Berdasarkan SAK ETAP, pengukuran penyusutan aset tetap suatu entitas harus
memilih metode penyusutan yang mencerminkan ekspektasi dalam pola
penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa metode penyusutan
yang mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus (straight line method),
metode saldo menurun (diminishing balance methode), dan metode jumlah unit
produksi (sum of the unit of production method).

F. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai sumber informasi mempunyai sifat dan keterbatasan.


Dengan adanya sifat dan keterbatasan ini, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan hendaknya memanfaatkan laporan keuangan secara wajar dan hati-
hati. Adapun sifat dan keterbatasan laporan keuangan Munawir (2014) yaitu :
a. Laporan keuangan bersifat historis, laporan keuangan tentang hasil perusahaan
yang dicapai dimasa lalu namun tidak dapat menceritakan hasil masa depan.
Karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Bagi investor dan
kreditor, laporan keuangan memberikan informasi yang relevan (historis dan
kuantitatif) mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
b. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu
Dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan yang berbeda. Investor atau penanam modal (pada perusahaan
berbentuk perseroan disebut pemegang saham ) mempunyai kepentingan untuk
mengetahui potensi modal yang ditanamkan dalam perusahaan guna
menghasilkan pendapatan (pendapatan yang diterima pemegang saham adalah
deviden) kreditor berkepentingan dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan
dan pemerintah (khususnya instansi pajak) berkepentingan dalam penentuan
beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan
Jika setiap orang dalam menyusun laporan keuangan suatu perusahaan
menggunakan taksiran atau pertimbangan- pertimbangan sendiri
maka laporan keuangan yang dihasilkan sangat sulit dianalisis dan
bahkan mungkin tidak bermanfaat. Untuk menghindari hal tersebut di atas
maka harus dibuat suatu pedoman yang diterima secara umum bagi
pelaksana akuntansi, yang dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan. Dengan
adanya suatu standar maka pertimbangan dan penafsiran hanya
dapat dilakukan dalam batas-batas yang ditentukan oleh standar itu. Di Indonesia

Standar Akuntansi adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

d. Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material dan memiliki


pengaruh yang jelas. Misalnya telah terjadi penjualan, adanya piutang dan
lainnya. Tidak seluruh fakta transaksi yang terjadi tercatat dalam laporan
keuangan.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi


ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak
menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta
dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

f. Laporan keuangan lebih menekankan pada ekonomis suatu peritiwa atau


transaksi dari pada bentuk hukumnya atau formalitasnya. Karena dalam
pembuatan laporan keuangan harus dipastikan manfaat yang dihasilkan dari
laporan keuangan itu lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk membuat
laporan tersebut.

g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan


pemakai laporan keuangan dianggap memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilakukan.

h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan


menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis tingkat
kesuksesan antara perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan
umumnya diabaikan. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi lain sebagai
pelengkap laporan keuangan.
G. Komponen Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan pada suatu perusahaan dapat tercermin dari
laporan keuangan yang terdiri dari beberapa unsur laporan keuangan. Menurut Halim
& Hanafi (2007), terdapat 3 bentuk laporan yang pokok pada suatu perusahaan yaitu
neraca, laporan laba rugi dan laporan aliran kas.
Sedangkan menurut Kasmir (2013), menyebutkan secara lengkap
terdapat 5 unsur atau komponen laporan keuangan yaitu: Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
keuangan.
a. Neraca
Neraca atau laporan posisi keuangan merupakan suatu daftar yang
memeberikan gambaran aset (harta kekayaan), kewajiban (hutang), dan
modal (ekuitas) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu yang
dapat menunjukan keadaan keuangan pada perusahaan tersebut.
Elemen-elemen dalam neraca adalah sebagai berikut:
a). Aktiva merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan baik itu
kekayaan yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Selain itu
juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan
atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya.
1. Aktiva Lancar (Currrent Asset)
Aktiva lancar adalah aset perusahaan yang diharapkan dapat
teralisasi dan memberikan manfaat dalam jangka pendek, yaitu
sekitar satu tahun. Aktiva lancar dapat berupa investasi jangka
pendek, kas, piutang, persediaan, biaya yang harus dibayar, dan
penghasilan yang masih diterima.
1.1 Kas dan Stara Kas
Menurut PSAK No. 2 (2015) kas dan setara kas adalah investasi yang
sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.
1.2 Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
atau kelebihan dana yang bersifat sementara, yaitu dalam kurun waktu
dua belas bulan atau kurang.
1.3 Piutang
Piutang adalah penujualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian
pinjaman dana, atau sejenisnya yang pengembalian atau pembayarannya di
peroleh di waktu mendatang sesuai kesepakatan.
1.4 Persediaan
Menurut PSAK No. 14 (2015) menyatakan persediaan sebagai aset yang
siap jual dalam kegiatan usaha untuk proses produksi, dana dalam
perjalanan atau dalam bentuk bahan maupun perlengkapan dan
kemidian digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
1.5 Biaya Bayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang dapat habis terpakai seiring
berjalannya waktu pada masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi,
dan dicatat sebagai aktiva. Pembebanan biaya ini
berdasarkan waktu atau jumlah terpakai yang sebenarnya.
2. Aktiva Tidak Lancar (Fixed Asset)
Aktiva tidak lancar atau Aktiva tidak tetap adalah aset yang
memiliki wujud dan siap untuk digunakan/difungsikan dalam
operasional perusahaan untuk jangka panjang (mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu tahun).
2.1 Investasi Jangka Panjang
Yaitu investasi dana yang diputarkan atau dioperasionalkan
dan kemudian dapat dicairkan pada kurun waktu paling cepat
1 tahun, namun biasanya lebih dari 1 tahun.
2.2 Aktiva Tetap (Aset Berwujud)
Yaitu aset atau harta berwujud yang memiliki umur lebih dari
satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas atau uang
serta digunakan untuk kegiatan produksi barang atau jasa dan
penggunaannya secara terus menerus.
2.3 Aktiva Tidak Berwujud
Yaitu aset yang di identifikasikan tanpa wujud fisik secara nyata serta
dimiliki untuk menghasilkan maupun menyerahkan suatu hasil produksi
barang maupun jasa, dan sering juga untuk disewakan maupun hanya untuk
tujuan administrasi. Aktiva tak berwujud diakui apabila perusahaan berpotensi
akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dari aset
tersebut dan biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.

b) Hutang/kewajiban,

merupakan segala kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain


yang belum terlunasi dan harus dipenuhi sebelum jatuh tempo. Hutang
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.
1. Kewajiban Lancar
1.1 Hutang Usaha
Yaitu kewajiban yang pembayarannya dalam jangka waktu singkat,
muncul karena transaksi pembelian secara kredit.
1.2 Beban yang Masih Harus Dibayar

Yaitu biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada


pihak lain atau jasa-jasa yang telah dilakukan oleh pihak lain demi
kepentingan perusahaan.

1.3 Pendapatan diterima dimuka

Yaitu suatau aliran kas masuk atau kenaikan aktiva yang berasal
dari penjualan barang atau jasa yang merupakan aktivitas utama perusahaan.
2. Kewajiban Tidak Lancar

Kewajiban tidak lancar adalah segala kewajiban yang tidak tergolong


kedalam kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) atau kewajiban yang
diperkirakan tidak akan dibayar dalam jangka waktu dua belas bulan dalam
siklus operasi normal perusahaan. Yang tergolong kedalam kewajiban tidak
lancar adalah sebagai berikut:

2.1 Hutang Jangka Panjang

Yaitu merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak


ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan
dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah
hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.

2.2 Kewajiban Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan

Yaitu jumlah pajak penghasilan yang terutang untuk periode


mendatang sebagai akibat perbedaan tmporer kena pajak (taxavle temporary
differences).

3. Modal/Ekuitas

Merupakan hak bagian dari seorang pemilik yang dimiliki dalam


perusahaan dan ditunjukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan
laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang memberikan penilaian


tentang keberhasilan dalam operasi perusahaan selama periode tertentu dan
sebagai mendia informasi yang dapat digunakan investor maupun kreditor dalam
menentukan atau memperkirakan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian
dari arus kas dimasa akan datang.

Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan dalam penyusunan laporan


laba rugi adalah:
a) Yang pertama, penghasilan yang ditunjukkan diperoleh berasal
dari usaha pokok perusahaan atau lembaga diikuti dengan harga
pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba
kotor.

b) Yang kedua, biaya-biaya operasional yang ditunjukkan terdiri


dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi.

c) Yang ketiga, menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh dari operasi


pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terdiri
diluar usaha pokok perusahaan atau lembaga.

d) Yang keempat, laba rugi yang ditunjukkan insidentil


sehingga pada akhirnya akan diperoleh laba bersih sebelum
dikenakan pajak pendapatan atau penghasilan.

Dalam penyusunan laporan laba rugi atau income statement didasarkan


pada elemen-elemen berikut:

a) Pendapatan atau Revenue

Pendapatan merupakan pemasukan atau penambahan aktiva pada entitas


bisnis melalui penjualan maupun pemberian jasa perusahaan.

b) Beban atau Expen

Beban merupakan pengeluaran atau penggunaan aktiva dalam proses


produksi atau pengeluaran yang dikeluarkan untuk menjual produk
perusahaan.

c) Laba atau Profit

Keuntungan merupakan penambahan ekuitas dari transaksi utama


perusahaan atau lebih hasil yang didapat dari selisih pendapatan dengan
beban yang dikeluarkan perusahaan.

d) Rugi atau Loss

Rugi merupakan penurunan ekuitas dari transaksi utama perusahaan atau


kurang hasil yang didapat dari selisih pendapatan dengan beban yang
dikeluarkan perusahaan.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menjelaskan proses masuk dan keluar kas dari suatu
perusahaan pada periode tertentu. Laporan arus kas yang ditetapkan oleh PSAK
No. 2 mengklasifikasikan penerimaan kas (cash receipts) dan pengeluaran kas
(cash disbursement) berdasarkan 3 (tiga) jenis aktivitas yaitu aktivitas
operasi, investasi, pembiayaan dan terdapat penambahan pengklasifikasian
arus kas dari PSAK No. 45 untuk organisasi nirlaba yaitu terdiri dari
pengungkapan aktivitas pendanaan dan pengungkapan informasi mengenai
aktivitas investasi dan pendanaan nonkas. Klasifikasi menurut aktivitas ini
memberikan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada posisi keuangan perusahaan
serta terhadap jumlah kas dan setara kas, baik arus masuk (inflows)
maupun arus keluar (outflows) kas yang dimasukkan dalam setiap kategori
aktivitas tersebut.

a) Aktivitas Oprasional

Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK No.2 menyatakan bahwa aktivitas


operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal
revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Termasuk dalam kategori
aktivitas operasi adalah transaksi dan peristiwa atau kejadian yang efeknya
ikut dipertimbangkan dalam penentuan laba-rugi operasi (operating income).
Oleh karena itu, penerimaan kas dari penjualan barang dan/atau
penyerahan jasa akan merupakan bagian terpenting dari cash inflow.

Berikut ini contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, baik arus kas
masuk (cash inflows) maupun arus kas keluar (cash outflows):
Arus kas masuk (cash inflows):

- Penerimaan kas dari penjualan barang-barang dan penyerahan jasa;

- Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (bunga yang diterima);


- Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (dividen yang diterima)

Arus kas keluar (cash outflows):

- Pembayaran kas kepada pemasok persediaan;


- Pembayaran kas kepada para karyawan;

- Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak;

- Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga;

- Pembayaran kas kepada pemasok untuk biaya lain-lain.

b) Aktivitas Investasi

Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK No.2 menyatakan bahwa


aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan dan pelepasan asset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan.

Pembelian aktiva tetap dengan jumlah besar merupakan tanda adanya


ekspansi, yang biasanya merupakan suatu tanda baik bagi perusahaan.
Rendahnya tingkat kegiatan investasi dalam suatu periode yang panjang
berarti perusahaan tidak memperbaharui aktiva tetapnya. Pengetahuan arus
kas ini membantu investor dan kreditor mengevaluasi kea rah mana manajer
mengarahkan perusahaannya.
Berikut ini contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi, baik
arus kas masuk (cash inflows) maupun arus kas keluar (cash outflows):
Arus kas masuk (cash inflows):
- Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka panjang;
- Penerimaan kas dari penjualan surat berharga yang berupa investasi;
- Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar (cash outflows):

- Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap;

- Pembayaran kas untuk pembelian surat berharga entitas lainnya;

- Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman kepada entitas lainnya;

- Pembayaran kas untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan


produktif seperti hak paten.

c) Aktivitas Pendanaan
Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK No.2 menyatakan bahwa
aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Arus kas dari
pendanaan ini harus diungkapkan terpisah, karena pengungkapan terpisah
arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas
arus kas masa depan oleh para penanam modal di perusahaan tersebut.
Transaksi dan peristiwa yang berakibat terjadinya penerimaan kas dari
atau pengeluaran kas kepada para pemilik atau pemegang saham disebut
pendanaan ekuitas (equity financing), sedangkan transaksi dan peristiwa yang
berakibat terjadinya penerimaan kas dari atau pengeluaran kas kepada para
kreditur disebut pendanaan utang (debt financing).
Berikut ini contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanan, baik
arus kas masuk (cash inflows) maupun arus kas keluar (cash outflows):
Arus kas masuk (cash inflows):
- Penerimaan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham
perusahaan sendiri);
- Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi dan promes)
Arus kas keluar (cash outflows):
- Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen;
- Pembayaran kas untuk penebusan hutang jangka panjang atau
memperoleh kembali saham.
d. Catatan Atas Laporan Keungan

Laporan keuangan dasar tidak memberikan semua informasi yang


dikehendaki para pemakai. Di sisi lain, kreditor dan investor perlu
mengetahui metode akuntansi apa yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghitung saldo-saldo dalam perkiraan. Kadang-kadang informasi tambahan
yang dikehendaki bersifat deskriptif dan dilaporkan dalam bentuk narasi. Pada
kasus lain, data numerik tambahan juga dilaporkan. Untuk
menginterpretasikan angka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan
dan membuat perbandingan yang berguna dengan perusahaan lain,
seseorang harus dapat membaca catatan atas laporan keuangan dan
memahami asumsi-asumsi yang digunakan.

a) Ringkasan Kebijakan Akuntansi yang Signifikan

GAAP mengharuskan pengungkapan informasi mengenai prinsip-


prinsip dan kebijakan akuntansi yang diterapkan hingga menghasilkan
jumlah yang disajiakan di dalam laporan keuangan. Accounting Principles
Boards menyatakan dalam APB Opinion No 22 :

“ ... Pada saat laporan keuangan diterbitkan dengan tujuan menyajikan


secara wajar posisi keuangan, arus kas, dan hasil operasi sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, deskripsi tentang
seluruh kebijakan akuntansi yang signifikan dari pelaporan entitas harus
dimasukkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan”.

Contoh-contoh pengungkapan kebijakan akuntansi yang diminta


termasuk kebijakan mengenai anak perusahaan yang dimasukkan di dalam
laporan konsolidasi, metode penyusutan, metode penilaian persediaan,
implementasi perubahan metode akuntansi, dan cara pengakuan
pendapatan khusus. Informasi ini biasanya dimasukkan sebagai catatan awal
atau sebagai suatu ringkasan terpisah yang mengawali catatan atas laporan
keuangan.
b) Informasi Tambahan untuk Mendukung Total Jumlah
Untuk dapat menyusun neraca yang cukup singkat agar dapat
dipahami namun cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
catatan tambahan yang memberikan informasi kuantitatif untuk
menjelaskan jumlah saldo-saldo pada laporan. Contoh informasi tersebut
adalah jumlah saldo untuk perkiraan property, pabrik, dan peralatan yang
dilaporkan dalam neraca dalam bentuk total saldo. Rincian penjelasan
komponen-komponen tersebut disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Kebanyakan perusahaan besar juga mengembangkan catatan
berkenaan dengan sewa guna usaha, pajak penghasilan, dan tunjangan
pension. Jika suatu perusahaan memiliki perjanjian sewa guna usaha jangka
panjang, maka periode sewa guna usaha dan pembayaran yang akan
dilakukan di masa depan akan dijelaskan dalam catatan.
Catatan mengenai pajak penghasilan mengidentifikasikan hal-hal
yang menyebabkan perbedaan antara catatan berdasarkan akuntansi
keuangan perusahaan dan akuntansi pajak. Catatan mengenai pajak juga
merupakan tempat untuk mengetahui berapa tagihan pajak penghasilan
perusahaan yang sebenarnya. Catatan mengenai tunjangan pension
menjelaskan rencana tunjangan pension dan rencana pemberian tunjangan
perawatan medis bagi karyawan yang pension. Penelusuran atas catatan ini
mengungkapkan sejumlah besar informasi yang mendasari jumlah saldo
yang disajikan dalam neraca.
c) Informasi Mengenai Unsur-unsur yang Tidak Dimasukkan dalam
Laporan Keuangan
Unsur-unsur yang dimasukkan dalam laporan keuangan harus memenuhi
beberapa criteria pengakuan. Bahkan meskipun tidak memenuhi criteria
pengakuan di dalam laporan, informasi yang berhubungan dengan
unsure tersebut mungkin relevan untuk pengguna. Misalnya, kerugian
kontinjensi. Sebagaimana dibahas sebelumnya, jika kemungkinan untuk
membayar kewajiban kontinjensi diperkirakan sebagai “besar
kemungkinannya terjadi (possible)” atau jika kewajiban kontinjensi adalah
“mungkin terjadi namun jumlahnya tidak dapat diperkirakan secara
memadai”, maka kewajiban kontinjensi ini seharusnya tidak diakui, akan
tetapi diungkapkan dalam catatan atas alporan keuangan. Informasi yang
diberikan seharusnya memasukkan sebanyak mungkin data untuk membantu
pemakai dalam mengevaluasi resiko kerugian kontinjensi. Banyak
perusahaan besar memiliki catatan menarik yang menggambarkan
tuntutan hukum yang sedang dihadapi perusahaan. Secara konseptual,
pengungkapan seharusnya tidak menjadi suatu alternative atas
pengakuan. Dengan kata lain, jika suatu unsure memenuhi criteria
pengakuan seperti yang telah dibahas sebelumnya, maka unsur tersebut
seharusnya dimasukkan di dalam laporan keuangan dan tidak hanya
diungkapkan dalam sebuah catatan.

d) Informasi Tambahan (Supplementary Information)


Financial Accounting Standards Board dan Securities and Exchange
Commission mengharuskan pelaporan informasi tambahan dalam skedul
terpisah. Misalnya pengungkapan informasi triwulanan untuk perusahaan
perusahaan tertentu. Sementara informasi di dalam catatan ini penting bagi
para pengguna. Informasi ini tidak tercakup dalam pendapat auditor. Catatan
yang tidak tercakup dalam pendapat ini diberi tanda “tidak diaudit (unaudited)”.
Katergori lain dari informasi tambahan adalah informasi segmen bisnis. Untuk
perusahaan dengan operasi yang tersebar secara geografis, informasi
segmen menjelaskan hasil untuk segmen geografis yang terpisah. Sebagai
tambahan, FASB, SEC juga meminta pengungkapan informasi tambahan
mengenai informasi laporan keuangan untuk perusahaan terbuka (go public).
Misalnya, jika tingkat property, pabrik dan peralatan adalah signifikan
maka perusahaan diminta memberikan rincian tentang perubahan dalam
perkiraan tersebut, serta perubahan dalam akumulasi penyusutannya. Begitu
juga pengungkapan rinci mengenai perubahan dalam pinjaman jangka pendek
dan rata-rata tingkat bunga untuk pinjaman jangka pendek selama periode
tersebut.
e) Securities and Exchange Commission
Meskipun neraca disusun untuk tanggal tertentu, biasanya laporan
keuangan baru diterbitkan dan tersedia untuk para pemakai eksternal
antara satu hingga tiga bulan berikutnya. SEC meminta perusahaan terbuka
untuk menyerahkan laporan keuangan dalam 90 hari setelah tahun fiskal
berakhir. Selama waktu itu, perkiraan-perkiraan dianalisis, jurnal penyesuaian
disiapkan, dan untuk kebanyakan perusahaan, audit yang independent
dilakukan. Selama periode setelah tanggal neraca, usaha tidak ditutup,
sementara akuntan berkutat dengan pembukuan. Untuk tetap berlangsung,
dan berbagai peristiwa mungkin terjadi serta membawa dampak pada neraca
dan laporan keuangan lainnya untuk tahun sebelumnya. Beberapa peristiwa
bahkan dapat mempengaruhi jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
Ada dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca yang
membutuhkanpertimbangan manajemen dan evaluasi auditor independent.
- Peristiwa-peristiwa yang membutuhkan pengekuan retroaktif dan
dengan
demikian mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan untuk periode akuntansi sebelumnya.
- Peristiwa-peristiwa yang tidak membutuhkan pengakuan namun
seharusnya
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
BAB III

KESIMPULAN
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
labarugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalamberbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagianintegral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul daninformasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengung kapanpengaruh perubahan harga.
Laporan keungan digunakan oleh pemilik perusahaan, manajer, investor,
para kreditur, pemerintah, karyawan, masyarakat dan yang lainnya. Dasar
penyusunan keuangan berdasarkan dasar akrual, kelangsungan usaha,
penggunaan unit dalam pencatatan, dan periode waktu. Dasar pengukuran
keuangan pada data historis dan nilai wajar. Kemudian laporan keuangan mamiliki
keterbatasan meliputi laporan bersifat lampau (historis), bersifat umum,
berdasarkan taksiran/pertimbangan, hanya melaporkan informasi material, bersifat
konservatif, menekankan pada suatu ekonomis transaksi, menggunakan istilah-
istilah teknis, adanya metode alternatif dan informasi bersifat kualitatif.
PUSTAKA

Donal E. Kieso, Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2007, Akuntansi


Intermediate. Edisi Keduabelas, Jakarta : Erlangga.
Hanafi, Mamduh H dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, edisi 3.
Yogyakarta : Penerbit UPP STIM YKPN.
Hans Kartikahadi., dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis
IFRS Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
http://rmriadi.yolasite.com.m Catatan Atas Laporan Keuangan. Di Akses 20 Oktober
2021 pukul 06.30 WIB.
Hutauruk, M. R. 2017. Akuntansi Perusahaan Jasa. Jakarta: Indeks.
Ikatan Akuntan Indonesia .2012. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan Jakarta : Ikatan
Akuntan Indonesia
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
S. Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Anda mungkin juga menyukai