Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI


Dosen Pengampu : Ibu Alwiyah, SE.,M.Si

Disusun Oleh :
1. Nadya Nuryana (E2B020314)
2. Mada Arifa Rahmawati (E2B020320)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAAMADIYAH SEMARANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Karena berkat petunjuk dam
bimbingan- Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
dosen pengampu Ibu Alwiyah, SE.,M.Si. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali
mengalami kesulitan. Namun berkat bantuan dam bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini merupakan tugas dari mata
kuliah Akuntansi Sektor Publik yang berjudul “LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI”,
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran di masa yang akan datan untuk pembaca.

Semarang, 25 Mei 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH...................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi...................................................................................3
2.2 Tujuan Laporan Konsolidasi............................................................................................................3
2.3 Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi.......................................................................................4
2.4 Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian.................................................................................4
2.5 Pengungkapan Laporan Konsolidasi...............................................................................................5
2.6 Hal- Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi..........8
2.7 Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi.................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUPAN.............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perspektif akuntansi keuangan, konsolidasi adalah proses penggabungan antara
akun- akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya,
entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik
agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan
konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan
keuangan entitas pelaporan atau entitas akuntansi sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.
Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di interpretasikan sebagai sebuah Laporan
Keuangan Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan
Keuangan Konsolidator. Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama
dengan proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya.
Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan
utama dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD
adalah tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi.

Penyusunan Laporan keuangan konsolidasi antara Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


(LKPD) dengan Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (LKTD) merupakan inisiasi untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara. Hal ini merupakan salah satu tugas Kementerian Keuangan sebagai penanggungjawab
fiskal nasional yang terkait dengan transparansi fiskal. Kebutuhan untuk melakukan konsolidasi
LKPD dengan LKTD telah direkomendasikan oleh BPK. Dalam hasil pemeriksaan terkait
dengan ulasan mengenai pelaksanaan unsur transparansi fiskal, BPK telah menyampaikan
Laporan Hasil Review - Transparansi Fiskal Pemeriksaan. Laporan dimaksud menyatakan bahwa
pelaksanaan peran dan tanggungjawab Pemerintah Pusat dalam pengelolaan fiskal masih
memiliki kelemahan- kelemahan, antara lain belum adanya mekanisme konsolidasi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan rendahnya transparansi fiskal pada tingkat
Pemerintah Daerah. LKPD merupakan laporan keuangan yang dihasilkan dari entitas-entitas
pelaporan yang independen satu
1
terhadap yang lainnya. Kondisi independen tersebut juga berlaku dalam hubungan antara LKPD
dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, LKPP maupun LKTD, walau
dalam hubungan keuangan melalui mekanisme desentralisasi fiskal, peran pemerintah pusat
masih sangat dominan atas pendapatan daerah dalam bentuk transfer.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang Di Atas Dapat Diketahui Rumusan Masalahnya Yaitu :

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Laporan Keuangan Konsolidasi ?


2. Apa Tujuan Dari Laporan Konsolidasi ?
3. Apa Manfaat Dari Laporan Konsolidasi ?
4. Apa Saja Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian ?
5. Bagaimana Pengungkapan Laporan Konsolidasian ?
6. Hal – Hal Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membuat Laporan Keuangan
Konsolidasi ?
7. Bagaimana Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi ?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masaah di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Dapat Mengetahui Pengertian Dari Laporan Keuangan Konsolidasi


2. Dapat Mengetahui Tujuan Dari Laporan Konsolidasi
3. Dapat Mengetahui Manfaat Dari Laporan Konsolidasi
4. Dapat Mengetahui Apa Saja Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
5. Dapat Mengetahui Cara Pengungkapan Laporan Konsolidasi
6. Dapat Mengetahui Hal – Hal Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membuat
Laporan Keuagan Konsolidasi
7. Dapat Mengetahui Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi


Konsolidasi dalam akuntansi memiliki pengertian penggabungan aset, kewajiban, ekuitas dan
akun operasional dari suatu perusahaan induk dan sebuah anak perusahaan menjadi satu bentuk
laporan keuangan yang disepakati. Selain itu, bisa juga digunakan untuk penggabungan beberapa
perusahaan dalam suatu pembelian, merger maupun pengalihan kepemilikan untuk digabung
menjadi suatu perusahaan baru yang diharapkan lebih menguntungkan. Menurut Munawir
(2010:5) Laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan
keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan entitas tunggal, dalam hal ini adalah laporan
keuangan pemda sebagai entitas pelaporan.

2.2 Tujuan Laporan Konsolidasi


Tujuan dari penyusunan laporan konsolidasi adalah untuk memberikan gambaran objektif secara
keseluruhan mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan (economic entity) yang terdiri atas
sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan
diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan
pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Sehingga kelompok yang berkepentingan seperti
investor maupun auditor dapat memahami kondisi yang ada pada anak perusahaan maupun induk
perusahaan. Selain itu,tujuan penyusunan data konsolidasian adalah dalam rangka menyediakan
informasi bagi publik/stakeholders yang dapat digunakan untuk evaluasi serta pengambilan
keputusan kebijakan fiskal, atau sebagai data manajerial. Konsolidasi data keuangan pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah bukan merupakan alat pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran sehingga tidak dilakukan audit atas laporan tersebut. Data keuangan pemerintah
konsolidasian disusun dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian yang
didalamnya menggambarkan arus pendapatan dan belanja dari seluruh tingkatan pemerintah di
Indonesia, serta informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan kekayaan bersih (ekuitas) negara
Indonesia sebagai satu entitas keuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan PSAP 11
tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah memberikan acuan dan aturan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka
menyajikan laporan keuangan untuk

3
tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas dan
kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan
informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat
menjadi acuan akan pentingnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang selama ini
belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh entitas pelaporan.

2.3 Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi


Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip konsolidasi disusun dengan tujuan yang
baik, beberapa manfaat diantaranya:

· Mengetahui efek entitas anak perusahaan terhadap induk perusahaan dalam jangka panjang
· Memberikan informasi paling terbaru kepada tim manajemen perusahaan induk mengenai
kinerja anak perusahaan
· Memberikan informasi kepada pihak luar atau para stakeholder yang membutuhkannya
· Rasio Keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak
mencerminkan kondisi entitas induk perusahaan.
Salah satu manfaat laporan keuangan ini yang tidak disadari adalah berkurangnya pembuatan
dokumen-dokumen baru.
2.4 Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. ` Laporan Perubahan SAL

3. Neraca

4. Laporan Operasional

5. Laporan Perubahan Ekuiitas

6. Laporan Arus Kas

7. Catatan atas Laporan Keuangan.

4
Laporan keuangan konsolidasian disajikan oleh entitas pelaporan, kecuali:

a. Laporan keuangan konsolidasian arus kas hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.

b. Laporan keuangan konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya disusun dan
disajikan oleh Pemerintah Pusat.

Pemerintah Pusat menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua kementerian


lembaga/negara kepada lembaga legislatif. Pemerintah daerah menyampaikan laporan keuangan
konsolidasian dari semua entitas akuntansi dibawahnya kepada lembaga legislatif.

Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts). Contoh
akun timbal balik ini antara lain sisa uang persediaan yang belum dipertanggung jawabkan oleh
bendahara pengeluaran sampai dengan akhir periode akuntansi.

2.5 Pengungkapan Laporan Konsolidasi


Dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) perlu diungkapkan nama-nama entitas yang
dikonsolidasikan atau digabungkan beserta status masing-masing, apakah entitas tersebut
merupakan entitas pelaporan atau entitas akuntansi. Dalam hal konsolidasi tidak diikuti dengan
eliminasi akun timbal balik, maka perlu diungkapkan nama-nama dan besaran saldo akun timbal
balik tersebut, dan disebutkan pula alasan belum dilaksanakannya eliminasi. Laporan keuangan
pemerintah daerah itu sendiri adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas
tersebut. Salah satu pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah pemerintah pusat.
Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan pemerintah daerah karena
pemerintah pusat telah menyerahkan sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah. Komponen LKPD Komponen dari Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah adalah sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi APBD (LRA)

2. Neraca

3. Laporan Arus Kas (LAK)

4. Catatan Atas Laporan Keuangan (komite standar akuntasi pemerintah pusat dan daerah).

5
5. Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di atas, masing-masing
daerah diharuskan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah, yaitu
laporan keuangan badan usaha milik daerah dan data yang berkaitan dengan kebutuhan dan
potensi ekonomi daerah.

Pengguna LKPD
1. Pemerintahan daerah (internal)
2. Pemerintahan daerah (eksternal) seperti:
• DPRD
• Badan pengawas keuangan
• Investor, kreditur, dan donator
• Analis ekonomi dan pemerhati pemda
• Pemerintahan provinsi
• Pemerintah pusat
• Masyarakat
• SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan menghasilkan laporan
keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD.
• SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencat tat transaksi
resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses konsolidasi lapkeu
(lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi lapkeu pemda yang terdiri dari Laporan
Realisai APBD (LRA), Neraca Pemda, LAK, dan CaLK Pemda).
Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka
pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),
kemudian daerah-daerah tersebut menyampaikan laporannya ke Pemerintah Pusat. Oleh
pemerintah pusat dibuatkan menjadi Laporan Konsolidasi yang merupakan Laporan Keuangan
Pemerintah RI. Akuntansi keuangan daerah adalah suatu sistem informasi pengidentifikasian,
pencatatan, pengklasifikasian, mengikhtisarkan dan mengkomunikasikan kegiatan suatu daerah
berupa pelaporan untuk pengambilan keputusan. Akuntansi keuangan daerah terdiri atas
Akuntansi keuangan pemerintahan Provinsi, Akuntansi keuangan pemerintahan Kabupaten.
Untuk perlakuan akuntansi keuangan daerah penyusunannya harus mengikuti PSAP yang telah
dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tanggal 13 juni 2005, yaitu PSAP Nomor 1 sampai
dengan Nomor 11, dimana hasil proses akuntansinya adalah:

6
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan tiap-tiap daerah merupakan satu entitas-entitas yang
akan membuat laporan keuangannya dan akan diserahkan ke Pemerintah Pusat. Pemerintah pusat
yang juga sebagai suatu entitas akan menggabungkan laporan keuangan daerah-daerah tersebut
kemudian membuat laporan keuangan Negara RI yang telah dikonsolidasikan sesuai dengan
PSAP Nomor 11. Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi
akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD dalam
kapasitas sebagai pemda. Sistem akuntansi PPKD ini meliputi:
1. Akuntansi Pendapatan PPKD
Akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam
perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level pemda seperti Dana Perimbangan. Dokumen
sumber untuk penjurnalannya adalah Laporan Posisi Kas Harian yang dibuat oleh BUD. Dari
Laporan Posisi Kas Harian tersebut, PPKD dapat mengidentifikasi penerimaan kas yang berasal
dari dana perimbangan.
2. Akuntansi Belanja PPKD
Akuntansi Belanja PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan
akuntansi untuk belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan, dan belanja tidak terduga.
3. Akuntansi Pembiayaan PPKD
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus. Jika APBD mengalami defisit, pemerintah dapat menganggarkan
penerimaan- pembiayaan, di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
(SiLPA) tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekaya-an
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman
atau penerimaan piutang.
4. Akuntansi Aset PPKD
Prosedur akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atas pengakuan aset yang muncul
dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda, misalnya peng- akuan atas Investasi
Jangka Panjang dan Dana Cadangan. PPKD akan mencatat transaksi perolehan maupun
pelepasan aset ini
7
dalam jurnal umum berdasarkan bukti memorial. Bukti memorial dibuat oleh PPKD sesuai
dengan bukti transaksi yang ada
5. Akuntansi Utang PPKD
Seperti halnya aset, utang atau kewajiban pemda muncul sebagai akibat dari transaksi
pembiayaan yang dilakukan oleh pemda. Prosedur akuntansi utang PPKD merupakan pencatatan
atas pengakuan utang jangka panjang yang muncul dari transaksi penerimaan pembiayaan serta
pelunasan/pembayaran utang (pengeluaran pembiayaan).
6. Akuntansi Selain Kas PPKD Prosedur akuntansi selain kas pada PKPD meliputi:
a. Koreksi kesalahan pencatatan Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat
jurnal dan telah dipindahkan ke buku besar
b. Pengakuan aset, utang, dan ekuitas
c. Jurnal terkait transaksi yang bersifat accrual dan prepayment Merupakan jurnal yang
dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah dilakukan PPKD namun pengeluaran kas
belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang
akan datang (prepayment).

2.6 Hal- Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi
Berikut hal-hal yang harus anda perhatikan sebelum membuat laporan keuangan konsolidasi:

 Perhatikan setiap akun


Laporan ini dibuat dengan menambahkan laporan keuangan perusahaan induk dan anak
perusahaan baris demi baris. Perusahaan induk perlu menambah aset, kewajiban, saham, beban,
dan pendapatan.

 Selalu bedakan investasi dan ekuitas perusahaan induk dan anak perusahaan
Dalam laporan keuangan konsolidasi, ada beberapa hal yang tidak boleh terjadi. Pertama,
investasi induk perusahaan pada anak perusahaan tidak dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasi. Kedua, berapa pun porsi ekuitas yang dimiliki perusahaan induk di anak perusahaan
tidak akan dimasukkan ke dalam neraca konsolidasi. Jika ada transaksi intragrup, saldo, atau
pendapatan atau beban, semuanya akan dihapus dari laporan keuangan konsolidasi. Sambil
mengidentifikasi kepentingan minoritas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.Pertama,
kepentingan non-pengendali untuk anak perusahaan dalam laba rugi akan diidentifikasi. Dan

8
kedua, kepentingan nonpengendali masing-masing anak perusahaan harus diidentifikasi secara
terpisah dari kepemilikan induk di dalamnya.Kepentingan non pengendali harus disebutkan
dalam ekuitas neraca konsolidasi, tetapi harus dilaporkan secara terpisah dari ekuitas pemegang
saham dari perusahaan induk.

 Pastikan tanggal pelaporan yang sama


Dalam penyusunan laporan konsolidasi, perlu diperhatikan bahwa tanggal pelaporan laporan
keuangan perusahaan induk dan anak perusahaan adalah sama. Jika periode pelaporan anak
perusahaan berbeda dengan perusahaan induk, maka perlu dilakukan penyesuaian oleh anak
perusahaan. Penyesuaian akan dalam hal transaksi. Dan juga harus diperhitungkan bahwa
perbedaan dalam periode pelaporan antara perusahaan induk dan anak perusahaan tidak boleh
lebih dari tiga bulan. Sambil menyiapkan laporan konsolidasi, kebijakan akuntansi yang seragam
digunakan dalam membuat laporan ini.

2.7 Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi


Terdapat Laporan Keuangan Pemda yang wajib dibuat oleh pemerintah daerah, yaitu:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);

3. Laporan Operasional (LO);

4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

5. Neraca;

6. Laporan Arus Kas (LAK); dan

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Khusus untuk Laporan Arus Kas hanya dihasilkan dan disusun oleh entitas pelaporan
yang menjalankan fungsi perbendaharaan. Laporan keuangan tersebut diatas menurut PSAP 11
paragrap
6 menyebutkan bahwa ”Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan”,dimana laporan arus kas tidak
dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi hanya merupakan laporan yang

9
disusun oleh BUN/BUD.

1
Menyusun LRA Menyusun Neraca Menyusun Laporan
gabungan Gabungan Arus Kas

Menyusun Laporan
Menyusun CALK
Perubahan SAL

Menyusun LO Menyusun Laporan


gabungan Perubahan Ekuitas

 Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan informasi realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, Surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. LRA dapat langsung
dihasilkan dari LRA konsolidasi yaitu dengan mengambil data akun-akun kode rekening 4
(Pendapatan – LRA), 5 (Belanja), 6 (Transfer) dan 7 (Pembiayaan) pada worksheet yang
telah di gabungkan.
 Menyusun Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan SAL ini merupakan akumulasi SiLPA periode berjalan dan tahun-tahun
sebelumnya. Laporan perubahan SAL baru dapat disusun setelah LRA selesai. Hal ini karena
dalam menyusun laporan perubahan SAL, kita memerlukan informasi SiLPA /SIKPA tahun
berjalan yang ada di LRA. Berikut ini merupakan contoh format Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih Pemerintah Daerah.

1
 Penyusunan Laporan Operasional
Sama halnya dengan LRA, Laporan Operasional (LO) juga dapat langsung dihasilkan dari
LO konsolidasi yaitu dengan mengambil data akun-akun kode rekening 8 (Pendapatan – LO)
dan 9 (Beban).
 Menyusun Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas menggambarkan pergerakan ekuitas pemerintah daerah. Laporan


Perubahan Ekuitas disusun dengan menggunakan data Ekuitas Awal dan data perubahan
ekuitas periode berjalan yang salah satunya diperoleh dari Surplus/defisit Laporan
Operasional.
 Penyusunan Neraca
Laporan keuangan lainnya yang langsung dapat dihasilkan dari WORKSHEET konsolidasi
adalah Neraca. Neraca dapat disusun dengan mengambil data akun-akun kode rekening 1
(Aset), 2 (Kewajiban) dan 3 (Ekuitas). Ada proses jurnal eliminasi untuk reciprocal RK-
SKPD DAN RK-PPKD.
Sebagai catatan : Dari proses penutupan LO sebelumnya di SKPD dan PPKD terbentuk
Ekuitas yang sudah meliputi Transaksi Kas dan Akrual. Dari proses penutupan LRA
terbentuk Ekuitas SAL dan proses offset Ekuitas dari Transaksi Kas. Dengan demikian
didalam akun Ekuitas akan terlihat saldo Ekuitas SAL dan Ekuitas Akrual murni.
 Membuat Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan aliran kas masuk dan kas keluar yang terjadi pada
pemerintah daerah. Semua transaksi arus kas masuk dan kas keluar tersebut kemudian
diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan
aktivitas transitoris. Informasi tersebut dapat diperoleh dari Buku Besar Kas. Laporan Arus
Kas disusun oleh Bendahara Umum Daerah.
 Membuat Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau rincian dari angka yang tertera
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Hal-hal yang diungkapkan di
dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain:
 Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
 Informasi tentang kebijakan keuangan dan ekonomi makro;

1
 Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
 Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya;
 Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan;
 Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
 Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan.

1
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan Konsolidasi dari
Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator.
Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses pembuatan
Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan utama adalah
adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama dari Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah tidak adanya
rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi. Konsolidasi dalam
akuntansi memiliki pengertian penggabungan aset, kewajiban, ekuitas dan akun operasional dari
suatu perusahaan induk dan sebuah anak perusahaan menjadi satu bentuk laporan keuangan yang
disepakati. Selain itu, bisa juga digunakan untuk penggabungan beberapa perusahaan dalam
suatu pembelian, merger maupun pengalihan kepemilikan untuk digabung menjadi suatu
perusahaan baru yang diharapkan lebih menguntungkan.

Tujuan dari penyusunan laporan konsolidasi adalah untuk memberikan gambaran objektif
secara keseluruhan mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan (economic entity) yang
terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi
keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus
didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Sehingga kelompok yang berkepentingan
seperti investor maupun auditor dapat memahami kondisi yang ada pada anak perusahaan
maupun induk perusahaan. Selain itu,tujuan penyusunan data konsolidasian adalah dalam rangka
menyediakan informasi bagi publik/stakeholders yang dapat digunakan untuk evaluasi serta
pengambilan keputusan kebijakan fiskal, atau sebagai data manajerial.

1
DAFTAR PUSTAKA

NUR ROKHMAN, S. (2023, April 5). Cara Cermat Susun Laporan Keuangan Konsolidasi. Universitas
STEKOM, p. 1.

RI, K. K. (2020, Juni 18). Pentingnya Data Keuangan Pemerintah Konsolidasi. p. 1.

VINCENTIAR, P. (2022, Mei 20). Laporan Keuangan Konsolidasi: Pengertian, Fungsi & Manfaatnya.
Retrieved from Klik Pajak: https://klikpajak.id/blog/laporan-keuangan-konsolidasi/

Anda mungkin juga menyukai