Anda di halaman 1dari 19

Laporan Arus Kas Konsolidasi dan

Neraca Lajur Konsolidasi


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan

AKN 3B/P1

Kelompok 9
Moh. Fishal Abrori J3N119140
Risna RT Situmorang J3N219356
Sabella Putri Mainaya J3N119215

Program Studi Akuntansi


Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
2021
KATA PENGANTAR

   Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Laporan Arus Kas Konsolidasi dan Neraca Lajur Konsolidasi” ini dapat tersusun
dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan, atas arahan Bapak....................... sebagai dosen pengajar.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran. Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu perlu untuk kami menerima segala saran dan kritik
yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca untuk pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan

Bogor, 21 September 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih mudah dicapai melalui
kepemilikan saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi, khususnya apabila dilihat dari
segi dana yang diperlukan. Melalui kepemilikan saham, hak kontrol terhadap perusahaan lain
dapat dilakukan secara bertahap. Akan tetapi kepemilikan saham yang dilakukan secara
bertahap, berarti bahwa hak kepemilikan saham perusahaan anak itu berubah-ubah. Hal ini
mengakibatkan timbulnya persoalan-persoalan khusus didalam penyusunan neraca konsolidasi.
Terlepas dari metode pencatatan yang dipakai, perubahan hak kepemilikan mengakibatkan pula
perubahan saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak. Perubahan dalam saldo
rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini tidak disebabkan oleh perubahan
“nilai investasi” seperti halnya pada metode equity. Tetapi perubahan itu disebabkan oleh
bertambah atau berkurangnya jumlah relatif (prosentage) kepemilikan saham dari jumlah saham-
saham perusahaan anak. Perubahan-perubahan semacam ini tidak saja disebabkan oleh
kepemilikan saham perusahaan anak yang dilakukan secara bertahap.
Disamping itu, Perusahaan juga memerlukan kas untuk menjalankan aktivitas bisnisnya,
misalnya untuk membeli persediaan, membeli peralatan, melunasi kewajiban, membagikan
deviden kepada investor, dan jenis pengeluaran kas lainnya. Kas dan setara kas merupakan aset
perusahaan yang paling lancar dan sangat mudah untuk diselewengkan serta mempunyai peran
penting dalam mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan di masa depan. Untuk itu
diperlukan suatu bentuk laporan yang relevan untuk melaporkan perubahan posisi kas
perusahaan tersebut. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok disamping
neraca dan laporan laba rugi. Jadi, untuk pelaporan kepada pihak di luar perusahaan, laporan ini
wajib dibuat. Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas.
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat
memberi informasi tentang perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas
dalam menghadapi keadaan dan peluang. Disamping itu, arus kas dapat memberikan informasi
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas sehingga
memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
Menurut Horngren Charles (2000:69):
"Para pembaca laporan keuangan menginginkan informasi mengenai kegiatan perusahaan dalam
dua bidang utama, yaitu manajemen operasi dan manajemen keuangan. Manajemen operasi
(operating management) terutama berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dalam rangka
menghasilkan pendapatan dan beban. Manajemen keuangan (financial management) terutama
bersangkut paut dengan upaya memperoleh kas (kegiatan pendanaan) dan bagaimana
menggunakan kas itu (kegiatan investasi)"
Laporan arus kas dapat memberikan informasi bagi para pelaku ekonomi untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan. Laporan ini juga memberikan
gambaran bagi pelaku ekonomi untuk memaham hubungan antara laba bersih yang disajikan
dalam laporan laba rugi dengan arus kas bersih perusahaan yang digunakan/ diterima dari
aktivitas operasi dan kebijakan pimpinan perusahaan dalam pengalokasian kas pada kegiatan
investasi dan pendanaan.
1.2 Batasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya masalah dalam penulisan makalah ini, penulis tidak membahas
proses penyusunan laporan arus kas dan neraca lajur konsolidasi secara mendalam. Penulis juga
memfokuskan pembahas hanya mengenai laporan arus kas konsolidasi dan neraca lajur
konsolidasi perusahaan bukan laporan arus kas dan neraca lajur setiap cabang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah yang telah dituliskan diatas, maka bisa
diintisarikan rumusan masalah dari penulisan makalah ini yang nantinya menjadi pokok bahasan,
yaitu :

1) Bagaimana cara menyusun neraca lajur konsolidasi?


2) Bagaimana neraca konsolidasi pada tanggal akuisisi?
3) Bagaimana neraca konsolidasi setelah akuisisi?
4) Apa yang dimaksud dengan laporan arus kas konsolidasi?
5) Apa saja metode yang digunakan untuk menyusun laporan arus kas konsolidasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui cara menyusun neraca lajur konsolidasi
2) Untuk mengetahui neraca konsolidasi pada saat tanggal akuisisi
3) Untuk mengetahui neraca konsidasi setelah akuisisi
4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan laporan arus kas konsolidasi
5) Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk menyusun laporan arus kas konsolidasi
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1) Menambah pengetahuan penulis tentang neraca lajur konsidasi dan laporan arus kas
konsolidasi
2) Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan bagi pembaca
3) Sebagai bahan referensi untuk pembuatan makalah dan pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konsolidasi
Konsolidasi adalah sebuah usaha untuk menyatukan dan memperkuat hubungan antara dua
kelompok atau lebih untuk membentuk suatu entitas yang lebih kuat. Sedangkan dalam bidang
bisnis, konsolidasi merupakan suatu peleburan antara dua perusahaan atau lebih untuk menjadi
satu perusahaan.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), "Pengertian konsolidasi adalah tindak
meleburnya dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan serta mempunyai visi yang sama
atau disamakan"

Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 199: "Pengertian konsolidasi adalah tindak suatu
penggabungan dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru serta membubarkan bank
lama tanpa melakukan likuidasi itu terlebih dahulu"

Sedangkan menurut Aliminsyah dalam (https://m.liputan6.com/hot/read/4552255/):

"Pengertian konsolidasi adalah tindak penggabungan suatu usaha antara dua perusahaan atau
lebih, di mana kegiatan atau aktivitas untuk meneruskan kegiatan/aktivitas usaha gabungan itu
dibentuk secara khusus oleh sebuah perusahaan baru dan seluruh perusahaan yang sudah
bergabung untuk menghentikan kegiatan atau aktivitasnya secara besar-besaran"

2.2 Tujuan dan Fungsi Neraca Lajur

Dalam sebuah perusahaan, adanya laporan keuangan menjadi salah satu hal yang terpenting
untuk bisa mengetahui bagaimana siklus keuangan dari perusahaan tersebut. Dengan membuat
sebuah catatan keuangan yang rapi, tenu akan mempermudah dalam melakukan analisis dan
evaluasi. Salah satu laporan keuangan yang terbilang pentingyaitu neraca lajur.
Keberadaan neraca yang satu ini akan memberikan gambar tentang keuangan yang ada,
meskipun neraca ini bukan menjadi salah satu jenis laporan, namun adanya neraca lajur ini akan
mempermudah dalam melakukan penyusunan laporan keuangan.
untuk tujuan dari pembuatan neraca lajur tentu sangat dibutuhkan baik dari pihak manajemen
maupun perusahaan itu sendiri. Hal ini dikarenakan mampu untuk memperkirakan sebuah hal
yang mungkin bisa terjadi sehingga dapat digunakan untuk mengontrol keuangan dalam
perusahaan. Adapun beberapa tujuan dari adanya pembuatan neraca lajur, diantaranya;
1. Memudahkan Penyusunan Laporan Keuangan
2. Sarana Menggolongkan dan Meringkas Informasi Neraca Saldo
3. Meminimalisir Kesalahan
4. Memperkirakan Hal yang Mungkin Akan Terjadi
Terdapat beberapa fungsi dari neraca jenis lajur yang biasa digunakan untuk mencatat sebuah
laporan keuangan. dengan pemahaman yang tepat dari neraca itu sendiri akan menjadikan lebih
efektif dan juga efisien ketika membuat sebuah laporan keuangan. adapun beberapa fungsi dari
worksheet atau neraca lajur ini adalah;
1. Digunakan untuk Meringkas Data
2. Mengevaluasi Transaksi yang Ada
3. Sarana Menyusun Laporan
4. Prosedur Perusahaan yang Kredibel
5. Melihat Kegiatan Harian Perusahaan

2.3 Manfaat Laporan Arus Kas


Dari tujuan laporan keuangan arus kas, kemampuan dan perkembangan perusahaan dalam suatu
periode dapat dilihat dan tindak lanjut dalam investasi bagi perkembangan perusahaan dapat
ditentukan.

Tujuan utama dari arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran
atau suatu satuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar
mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan keuangan arus kas (cash flow
statement) dibuat setelah pembuatan neraca.
Laporan arus kas melaporkan pengiriman kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas
yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama satu
periode dalam satu format yang merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir. Laporan arus kas
dengan demikian membantu menunjukan bagaimana mungkin untuk melaporkan suatu rugi
bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden. Atau akan
menceritakan apakah perusahaan mengeluarkan atau menarik utang atau saham biasa atau
keduanya selama periode tersebut. Pelaporan kenaikan bersih dalam kas dipandang berguna pada
investor, kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin mengetahui secara umum
dapat mengetahui apa yang Terjadi pada sumber daya perusahaan yang paling lancar yaitu kas.
Suatu laporan terhadap sumber-sumber dana yang utam dimasa lalu, menunjukan seberapa besar
pertumbuhan perusahaan yang dibelanjai dari dalam (intern) dan seberapa besar yang dibelanjai
dari luar (ekstern). Laporan arus kas berguna untuk memperkirakan apakah perusahaan telah
berkembang dengan terlalu cepat atau apakah mulai kehabisan sumber-sumber
pembelanjaan.Tujuan laporan arus kas menurut beberapa para ahli :
Rudianto (2012:194) menjelaskan bahwa secara umum, tujuan dibuatnya laporan arus kas adalah
:

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, membayar deviden, dan


kebutuhannya untuk pendanaan internal.

3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang
berkaitan.

4. Menilai pengaruh posisi keuangan sutau perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan
kas dan nonkas selama suatu periode tertentu. Semua informasi yang berkaitan dengan aliran kas
masuk dan kas keluar perusahaan suatu periode itulah yang dijadikan alasan dibuatnya laporan
arus kas.
Menurut Arfan Ikhsan (2009:178) Laporan arus kas dibuat untuk
memenuhi beberapa tujuan berikut ini :

1. Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Kas, dan laba akuntansi digunakan untuk
pembayaran tagihan. Dalam kebanyakan kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah
secara dramatis dari tahun ke tahun. Karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat di terima
sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa
mendatang.
2. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Jika manager tidak membuat
keputusan investasi yang bijaksana, maka perusahaan akan menderita karenanya. Laporan arus
kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi arus kas
kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manager.

3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada


pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada
kreditor. Pemegang saham tertarik pada penerimaan deviden dari investasinya dalam saham
perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu. Laporan arus
kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan
pembayaran-pembayaran ini.
4. Untuk menunjukan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas
dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan
kas dan sebaliknya. Akan tetapi nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa
meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang
mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya
informasi arus kas.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data


Data yang digunakan di dalam makalah ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh
setelah diolah oleh beberapa sumber dan literatur-literatur lainnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam Menyusun makalah ini, kami menggunakan teknik pengumpulan data Kepustakaan, yaitu
mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang
berkaitan.

3.3 Metode Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan cara menentukan, mengumpulkan data,
mengklarifikasikan, menginterprestasikan, dan kemudian menganalisis serta membandingkan
dengan teori-teori, lalu mengambil suatu kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Cara menyusun neraca lajur konsolidasi
Neraca Konsolidasi adalah sebuah neraca yang menunjukkan kondisi keuangan gabungan
antara induk perusahaan dan anak perusahaan.
Pencatatan Investasi Pada Perusahaan Anak
Pemilikan saham-saham oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Di antara cara – cara yang paling sering dijumpai adalah pembelian
langsung (tunai), pertukaran dengan kekayaan (aktiva) lainnya atau pertukaran dengan surat
– surat berharga.
Dalam hal saham – saham diperoleh dengan jalan membeli secara tunai, investasi tersebut
dicatat sebesar harga perolehannya yaitu sebesar jumlah uang yang diperlukan (yang
dikeluarkan) untuk memperoleh saham-saham tersebut.
Contoh 1 : PT. X bertempat kedudukan di Yogjakarta, bermaksud untuk membuka sebuah
kantor cabangnya di Jakarta pada tanggal 1 Januari 2005. Untuk meksud tersebut PT. X telah
mengirim uang tunai dan barang dagangan masing – masing sebesar Rp. 100.000,- dan Rp.
400.000,-. Berikut ini Neraca PT. X dan Kantor Cabang Jakarta, sesaat setelah terjadinya
transaksi tersebut :

4.2 Neraca lajur konsolidasi pada tanggal akuisisi

A. Bila Induk Memperoleh 100% Perusahaan Anak


Ketika dilakukan pembelian, maka ada akun-akun yang perludieliminasi antara perusahaan anak
dan induk, yaitu rekening investasi pada perusahaan induk dan rekening ekuitas perlu
dieliminasi, karena rekening tersebutmerupakan rekening resiprokal, keduanya mewakili aktiva
bersih dari perusahaananak, sedangkan rekening-rekening yang tidak resiprokal harus
digabungkan.Misalnya pada tanggal 1 Januari 2008, Penn Corporation membeli 100%saham
Skelly Co. saat ini nilai buku dan nilai wajarnya $ 40.000, dengan rincianModal Saham sebesar $
30.000 dan Laba Ditahan $ 10.000
Modal saham $ 30.000
Laba ditahan $ 10.000
Investasi pada scelly co $ 40.000
4.3 Neraca lajur konsolidasi setelah akuisisi

4.4 Laporan arus kas konsolidasi

Laporan arus kas konsolidasi disiapkan dari laporan laba rugi konsolidasi dan neraca
konsolidasi, bukan dari laporan keuangan terpisah induk dan anak perusahaan. Dengan
sedikit pengecualian, persiapan laporan arus kas konsolidasi memerlukan analisa dan
prosedur yang sama seperti yang digunakan dalam menyiapkan laporan arus kas untuk entitas
terpisah.
Laporan arus kas konsolidasi umumnya disusun setelah laporan laba rugi, laporan laba
ditahan, dan neraca konsolidasi. Laporan arus kas tidak dimasukkan dalam kertas kerja
konsolidasi tiga bagian tetapi disusun dengan menggunakan informasi yang ada di ketiga
laporan yang lain. Jika menggunakan pendekatan tidak langsung dalam penyusunan laporan
arus kas, dengan laba bersih sebagai titik awal, laba bersih konsolidasi harus disesuaikan
dengan semua item yang mempengaruhi laba bersih konsolidasi dan kas entitas konsolidasi
secara berbeda. Penyusunan laporan arus kas konsolidasi hanya memerlukan beberapa
penyesuaian (seperti penyusutan dan amortisasi dari penghapusan differensial pembelian)
selain yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas perusahaan individual.
laporan keuangan konsolidasi yang lain, semua transfer antara afiliasi harus dieliminasi
dalam penyusunan laporan arus kas konsolidasi. Walaupun penjualan dan pembelian aktiva
adalah sumber dan penggunaan kas dari masing-masing perusahaan, jika aktivitas tersebut
terjadi seluruhnya dalam entitas konsolidasi, maka kas dari aktivitas tersebut tidak dapat
dimasukkan dalam laporan arus kas. Keuntungan belum direalisasi dari transfer
antarperusahaan dieliminasi dalam penyusunan neraca dan laporan laba rugi, dan karena itu
tidak lagi diperlukan eliminasi keuntungan belum direalisasi dalam penyusunan laporan arus
kas.
terdapat kepemilikan minoritas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas
diperlakukan sebagai penyesuaian untuk memperoleh jumlah kas yg dihasilkan dari aktivitas
operasi. laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas dikurangi dalam penghitungan laba
bersih konsolidasi tetapi tidak mencerminkan arus kas keluar. Oleh karena itu, laba yang
dialokasikan ke kepemilikan minoritas ditambahkan kembali ke laba bersih konsolidasi
dalam laporan arus kas konsolidasi untuk mendapatkan arus kas dari aktivitas operasi.
dari dan pembayaran ke pemegang saham minoritas umumnya dimasukkan dalam laporan
arus kas konsolidasi sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagai contoh, pembayaran
dividen ke pemegang saham minoritas umumnya dimasukkan bersama-sama dengan
pembayaran dividen ke pemegang saham induk perusahaan sebagai penggunaan kas.
Penjualan saham tambahan ke atau pembelian kembali saham dari pemegang saham
minoritas dianggap sebagai transaksi dengan nonafiliasi dan dilaporkan sebagai sumber dan
penggunaan kas.

4.5 Metode penyusunan laporan arus kas konsolidasi

Laporan arus kas (statement of cash flow) merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar yang
utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Laporan ini menyediakan informasi yang
berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi,
mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi kewajiban keuangannya, dan
membayar dividen. Berbeda dengan neraca dan laporan laba rugi, laporan perubahan arus kas
tidak disusun berdasarkan suatu proses yang bermula dari bukti transaksi. Dasar penyusunan
laporan arus kas adalah neraca perbandingan dan laporan laba rugi.
PSAK No. 2 (Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.5), perusahaan harus melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini: (1) Metode langsung
atau (2) Metode tidak langsung.

1. Metode Langsung (Direct Method)


Warren, Reeve, dan Fess (2006:232) mengungkapkan bahwa:
langsung (direct method) melaporkan sumber kas dari aktivitas operasi dan penggunaan kas
operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan. Sedangkan
penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang
dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai gaji atau upah. Selisih
antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih
aktivitas operasi.
Metode langsung mengkonversikan pos-pos laporan laba rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau
tunai. Laporan bertitik tolak dari penerimaan-penerimaan kas dari penjualan dan potongan
pembayaran kas untuk pembelian, beban operasi, pembayaran bunga, dan pajak penghasilan agar
didapat arus kas bersih dari aktivitas-aktivitas operasi.
Menurut PSAK No. 2 (Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.5), yang dimaksud dengan metode
langsung: “… dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan.”
Dyckman, Dukes, dan Davis (2000: 199) mengatakan bahwa:
…..arus kas bersih dari kegiatan operasi perusahaan dihitung dengan menambahkan masing-
masing arus kas masuk (dari pelanggan, bunga dan dividen atas investasi, dan dana yang
dikembalikan dari pemasok), dan kemudian mengurangkan masing-masing arus kas keluar
(pembelian barang untuk dijual kembali, bunga atas hutang, pajak penghasilan, serta gaji dan
upah)…..
Metode langsung terutama sekali adalah pengujian item laporan laba rugi kas dengan tujuan
pelaporan beberapa banyak kas diterima atau dibayarkan di dalam asosiasi dengan item ini.
sebagai conto: untuk penjualan item ini di dalam laporan laba rugi, ada suatu item yang
berhubungan di dalam laporan arus kas yang disebut dengan kas ditarik dari pelanggan karena
harga pokok penjualan, item yang berhubungan adalah kas dibayar untuk persediaan.
Soemarso (2005: 322): “….apabila digunakan metode langsung, maka
penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan….”
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus
kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Keunggulan utama
dari metode langsung adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam
laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan seringkali tidak
mudah didapat dan biaya pengumpulannya umumnya mahal.
2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode tidak langsung (disebut pula metode rekonsilasi) berawal dari laba bersih dan
mengkonversikannya menjadi kas bersih yang disediakan oleh aktivitas-aktivitas operasi.
Aplikasi metode tidak langsung tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos
dalam laporan laba rugi (sebagaimana halnya dalam metode langsung), namun hanya
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversikan laba bersih menjadi arus kas
dari aktivitas-aktivitas operasi.
Pos-pos yang memerlukan penyesuaian adalah yang tidak mempengaruhi arus masuk kas bersih.
Pos-pos tersebut terdiri atas dua kategori, yaitu:
a. Pos-pos yang muncul pada laporan laba rugi namun tidak mengakibatkan pengeluaran kas
(cash outlay) ataupun penerimaan kas (cash receipt). Contoh-contohnya adalah beban
penyusutan dan untung (gains) serta rugi (losses).
b. Aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang saldo-saldonya berubah selama periode
akuntansi. Rekening-rekening tersebut – piutang dagang, hutang dagang, pembayaran di muka,
dan persediaan – haruslah dianalisis pengaruhnya terhadap kas.
PSAK No. 2 (Ikatan Akuntan Indonesia: 2004:2.5) menyatakan bahwa:
….dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan
dengan arus kas investasi atau pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari
aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
b. pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan, dan kerugian
valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak
minoritas dalam laba/ rugi konsolidasi; dan
c. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Dyckman, Dukes, dan Davis (2000: 199) mengatakan bahwa:
“…...diawali dengan laba bersih dan menambahkan kembali beban yang tidak melibatkan
pembayaran kas. Hal yang lebih penting adalah beban non kas tersebut meliputi beban
penyusutan, deplesi, dan amortisasi…..”
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2006: 232):
Metode tidak langsung (indirect metho) melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba
bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan
penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan untuk
menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi
Skousen (2001: 284):
Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih sebagaimana dilaporkan pada laporan laba
rugi dan menyesuaikan jumlah akrual ini untuk item apapun yang tidak mempengaruhi arus kas.
Penyesuaian dua tipe dasar, yaitu:
a. Pendapatan, biaya, dan kerugian yang tidak melibatkan arus masuk atau arus keluar operasi.
b. Penyesuaian untuk perubahan di dalam aktiva operasi dan hutang yang menunjukkan sumber
pendapatan non kas dan
Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak
langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi
serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode.
Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini memusatkan pada
perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode tersebut
menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, karena datanya
dapat tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung umumnya lebih murah dibandingkan
dengan metode langsung.
Di bawah metode tidak langsung, jumlah arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi dihitung
sebagai berikut:
+ atau – Perubahan-perubahan aktiva lancar bukan kas dan rekening-rekening kewajiban jangka
pendek

+ Beban-beban dan kerugian-kerugian yang tidak mempengaruhi kas.

– Pendapatan-pendapatan dan keuntungan-keuntungan yang tidak mempengaruhi kas. = Arus kas


dari aktivitas-aktivitas operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia mempertimbangkan alasan untuk penggunaan kedua metode ini, dan
walaupun lebih menyukai kejelasan dari metode langsung. Namun Ikatan Akuntan Indonesia
akhirnya mengizinkan penggunaan kedua metode ini dalam penyajian laporan arus kas
perusahaan. Pilihan untuk menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung hanya
mempengaruhi bagian aktivitas operasi saja. Pada halaman berikut disajikan contoh laporan arus
kas perusahaan dengan metodlangsung dan metode tidak langsung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Saran

5.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/archive/plans?doc=283691640 – diakses pada 21/08/2021

https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/13883305/ – diakses pada 21/08/2021

https://www.slideshare.net/phatar_augrah/neraca-konsolidasi-akuntansi-keuangan-lanjutan-2 –
diakses pada 21/08/2021

https://www.academia.edu/36542689/BAB_I_LATAR_BELAKANG. – diakses pada


21/08/2021

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-makassar/akuntansi-ii/makalah-5b-
neraca-konsolidasi-terhadap-perubahan-hak-kepemilikan/14149488 – diakses pada 21/08/2021

Anda mungkin juga menyukai