Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
LAPORAN KEUANGAN BAGIAN NERACA

DISUSUN OLEH
Kelas 3EB06
A Nur Afifah (20218012)
Abdul Jalil (20218028)
Amelia Saptyani (20218664)
Aprilia Rachma Dewi (20218987)

Aulia Rahmah (21218222)

Azda Ivana Anisa Dese (21218279)

Brigitta Alvianti (21218464)

Debby Dwigina (27218787)


Devi Kurnia (21218795)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah kelompok 1 Teori Akuntansi dengan tema
“Laporan Keuangan Bagian Neraca” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Teori Akuntansi 1

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi.

Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari Ibu Anne Dahliawati
dosen di bidang mata kuliah Teori Akuntansi 1.

Akhir kata kami berharap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan
manfaat dan inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, terutama teman-teman
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Jakarta, 20 Maret 2021

Penyusun Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari waktu ke waktu dunia ekonomi semakin berkembang. Hal ini
membuat banyak perusahaan yang berlomba-lomba meningkatkan bisnisnya
dengan cara menarik minat investor untuk mengnvestasikan dananya ke
perusahaan. Hal ini pun membuat laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan menjadi sasaran utama bagi para investor karena dengan adanya
laporan keuangan para investor dapat menilai apakan perusahaan tersebut
layak atau tidak untuk didanai. Salah satu komponen laporan keuangan yaitu
laporan posisi keuangan.
Menurut Smith & Skousen (2004), laporan posisi keuangan merupakan
laporan pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aset),
utangnya (kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas
pemilik). Jadi, laporan posisi keuangan adalah proses pelaporan keuangan
yang dapat digunakan perusahaan untuk melihat asset, kewajiban, dan
ekuitas suatu perusahaan. Dalam penyajian laporan posisi keuangan aset
akan diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset non lancar, demikian juga
dengan kewajiban akan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Laporan posisi keuangan
dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat likuiditas, para
penanam modal dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat
mempelajari kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Hal tersebutlah yang digunakan
oleh para penanam modal dan pihak-pihak lain untuk menentukan apakah
perusahaan layak untuk didanai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu siklus akuntansi?
2. Apa saja tahap-tahap dari siklus akuntansi?
3. Apa itu laporan keuangan?
4. Apa pengertian neraca?
5. Apa saja kegunaan dan keterbatasan neraca?
6. Apa saja bentuk-bentuk neraca?
7. Apa saja elemem neraca dan pos neraca?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu siklus akuntansi.
2. Untuk mengetahui dan memahami tahap-tahap dari siklus akuntansi.
3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui dan memahami apa itu neraca.
5. Untuk mengetahui dan memahami kegunaan dan keterbatasan neraca.
6. Untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk neraca.
7. Untuk mengetahui dan memahami elemem neraca dan pos neraca.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat
seperti menambah wawasan dan pengetahuan mengenai informasi tentang
Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Akuntansi


Siklus Akuntansi secara khusus diartikan sebagai proses berulang untuk
melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan akuntansi
dalam sebuah perusahaan. Siklus dalam kegiatan akuntansi ini terjadi dalam
kurun waktu satu tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, semua prinsip, kaidah, metode, hingga
teknik-teknik dalam akuntansi digunakan untuk mencatat segala kegiatan
akuntansi perusahaan. Umumnya, siklus ini dimulai pada awal tahun dengan
pembukaan pembukuan dan ditutup dengan jurnal penutup.
Proses akuntansi ini dilakukan berkesinambungan dan berulang selama
perusahaan masih aktif. Hal ini kemudian menjadikan proses-proses tersebut
sebuah siklus. Adanya siklus ini dapat membantu pemilik perusahaan dalam
melakukan analisis terkait kondisi keuangan perusahaan yang dimilikinya.

2.2 Tahap-Tahap Siklus Akuntansi


Dalam satu siklus akuntansi ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu:
1. Mengumpulkan dan menganalisis data transaksi
Tahap pertama dalam siklus akuntansi ini dimulai dengan
mengumpulkan data transaksi keuangan yang umumnya disebut nota.
Bukti transaksi keuangan tidak harus selalu dalam bentuk nota, namun
bisa dalam bentuk surat perjanjian, surat pengakuan utang-piutang, atau
kuitansi.
2. Membuat jurnal / posting
Setelah bukti transaksi diterima dan dianalisis, maka tahap
berikutnya adalah memasukkan nilai yang tercantum pada bukti
transaksi ke dalam buku catatan transaksi. Proses pencatatan ini disebut
menjurnal atau posting. Pembuatan jurnal bisa dilakukan setiap kali
setiap ada transaksi atau sekaligus dimasukkan pada sore hari menjelang
jam kerja tutup. Pencatatan transaksi ini dalam akuntansi disebut
dengan Jurnal Umum. Pada era digital saat ini, proses menjurnal sudah
jarang dilakukan secara manual melainkan dengan
menggunakan software akuntansi.

3. Memindah jurnal umum ke buku besar


Pada jurnal umum, catatan transaksi masih tercampur dengan
berbagai macam transaksi lainnya. Di tahap ketiga ini catatan transaksi
dipindahkan sesuai dengan kelompok akunnya (sesuai dengan jenis
transaksi).
Misalnya, jenis transaksi pembelian aset dimasukkan ke dalam
akun aktiva tetap, transaksi penjualan dimasukkan ke dalam akun
penjualan. Kelompok akun ini disebut dengan Buku Besar. Dalam buku
besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu kelompok,
contohnya akun kas terdiri dari transaksi yang hanya berupa kas saja
atau akun buku besar penjualan berisi transaksi penjualan saja. Pada saat
ini, munculnya software akuntansi membuat proses ini menjadi lebih
mudah. Software akuntansi akan secara otomatis melakukan
pemindahan data dari jurnal umum ke buku besar, setelah posting
dilakukan.

4. Membuat neraca percobaan


Neraca percobaan dibuat menjelang penutupan buku. Langkah ini
dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah nilai transaksi debit sama
dengan transaksi kredit. Saldo akhir pada akun bersaldo debit
dijumlahkan dan saldo pada akun bersaldo negatif juga dijumlahkan
kemudian dibandingkan. Jika nilainya sama berarti sudah balance. Lalu
bagaimana jika tidak balance? Maka harus ditelusuri kembali, dilakukan
pengecekan mengapa terjadi ketidaksamaan.

5. Membuat jurnal penyesuaian


Jurnal penyesuaian dibuat agar tercapai keseimbangan. Ada
beberapa penyebab yang mengakibatkan ketidaksamaan, di antaranya:
 Ada transaksi yang terlewat (belum dicatat)
 Kesalahan perhitungan (nilai transaksi yang dicatat terlalu besar atau
terlalu kecil)
 Ada transaksi yang tidak bisa diakui akibat penerapan sistem akrual.

6. Membuat neraca percobaan setelah penyesuaian


Melakukan langkah pada poin 4, jika masih belum balance maka
langkah 5 diulangi. Kedua langkah tersebut harus dilakukan
sampai balance.

7. Menyusun laporan keuangan


Setelah saldo balance, langkah selanjutnya adalah membuat
laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari 4 jenis laporan:
a. Laporan laba rugi
b. Neraca
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan modal

8. Penutupan buku
Pendapatan dan biaya yang diakumulasi dilaporkan untuk periode
tertentu (bulanan, kuartal, atau tahunan). Agar akun pendapatan dan
biaya tidak tercampur dengan periode berikutnya, maka harus ditutup
pada setiap akhir periode sehingga saldonya nol. Selisih yang dihasilkan
antara pendapatan dengan biaya akan memberikan nilai tertentu. Nilai
inilah yang disebut dengan Laba atau Rugi. Disebut laba jika selisih
bernilai positif, sedangkan rugi jika selisih bernilai negative.
Setelah langkah ini dilakukan, maka akun pada pendapatan dan
biaya bernilai nol. Akun yang memiliki nilai saldo adalah akun yang
masuk dalam kelompok neraca (piutang, kas, persediaan, aktiva tetap,
dan modal).

9. Membuat penyesuaian kembali


Inilah tahap terakhir dalam siklus akuntansi. Membuat penyesuaian
kembali ini dilakukan untuk:
a. memastikan semua kelompok akun pendapatan dan biaya sudah
ditutup.
b. memastikan semua saldo akun pada kelompok neraca
sudah balance dan siap digunakan menjadi saldo awal pembukaan
buku periode selanjutnya.

2.3 Pengertian Laporan Keuangan


Secara umum laporan keuangan adalah berkas yang berisi pencatatan
uang. Maksudnya adalah laporan yang berisi segala macam transaksi yang
melibatkan uang, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan
kredit.Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentuannya
ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap bulan atau setiap
satu tahun sekali. Terkadang perusahaan juga menggunakan keduanya.
Laporan keuangan dibuat semata untuk mengetahui kondisi finansial
perusahaan. Sehingga pihak atasan bisa mengevaluasi dengan tepat jika
kondisi keuangan usaha mengalami masalah. Maka dari itu laporan ini harus
dibuat dengan tepat dan cermat. Karena ini berupa laporan tentu ada
pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada operator
keuangan. Dia yang harus mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya
dengan detail di depan atasan. Biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi.

2.4 Pengertian Neraca


Laporan posisi keuangan (balance sheet atau statement of financial
position) atau yang biasa dikenal juga sebagai Neraca adalah suatu bagian
dari laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan
dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan
suatu perusahaan tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa
menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu Harta, Hutang, dan Modal yang
dihubungkan dengan persamaan akuntansi sebagai berikut :
Harta = Hutang + Modal

Laporan posisi keuangan adalah suatu laporan yang sistematis tentang


aset (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owners equity). Menurut
Kasmir (2009), laporan posisi keuangan didefinisikan sebagai laporan yang
menggambarkan keadaan keuangan pada suatu tanggal tertentu. Keadaan
keuangan yang dimaksud merupakan daftar yang sistematis tentang berapa
harta yang dimiliki perusahaan, berapa utang serta berapa modal dari suatu
perusahaan. Penyajian laporan posisi keuangan dapat ditujukan untuk
kepentingan umum, yakni untuk kepentingan diluar perusahaan, seperti
kreditor, lembaga pemerintah dan masyarakat umum, maupun untuk
kepentingan khusus yang bersifat intern bagi kepentingan manajemen.
Laporan posisi keuangan merupakan salah satu laporan yang paling penting
dari suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2009), tujuan pembuatan laporan
posisi keuangan antara lain.
1) Untuk mengetahui berapa harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
pada suatu saat tertentu, berapa utang dan berapa modal perusahaan
pada saat yang bersamaan.
2) Dengan menganalisis hubungan diantara pos-pos atau unsur-unsur dari
laporan posisi keuangan, maka para kreditor, penanam modal dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan dapat mempelajari hal-hal berikut ini.
3) Kemampuan dari perusahaan tersebut di dalam melunasi kewajiban-
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat
kewajiban-kewajiban tersebut jatuh tempo.
4) Kemampuan untuk mendapatkan laba.
5) Kecenderungan perusahaan        pada      masa     yang      akan     
datang.

2.5 Kegunaan dan Keterbatasan Neraca


a. Kegunaan Neraca
Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan
adalah laporan posisi keuangan yang menunjukkan status keuangan entitas
bisnis pada waktu tertentu. Laporan posisi keuangan kadang-kadang disebut
juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aset, kewajiban, dan
ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Laporan posisi keuangan memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri
memuat aset yang mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang
mencerminkan klaim terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Keseimbangan dari persamaan laporan posisi keuangan atau sisi kiri dan
kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun. Seorang akuntan yang
menyusun sebuah laporan posisi keuangan yang tidak seimbang mengetahui
bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan melihat apa yang
termuat dalam sisi kiri dan kanan laporan posisi keuangan maka laporan
posisi keuangan dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas dimasa yang akan datang.
Dengan menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban dan ekuitas
pemegang saham, laporan posisi keuangan merupakan dasar untuk
menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal
perusahaan. Menurut Wild & Subramanyam (2010), laporan posisi
keuangan dapat dimanfaatkan untuk menganalisis berbagai hal, yaitu.
1) Menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakana akan dibutuhkan sampai
suatu aset terealisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau sampai
kewajiban dibayar. Kreditor sangat berkepentingan dengan ratio
likuiditas jangka pendek, seperti ratio kas terhadap kewajiban jangka
pendek, karena ratio ini mengindikasikan apakah perusahaan akan
memiliki sumber daya untuk melunasi kewajiban lancarnya dan yang
akan jatuh tempo. pemegang saham menggunakan likuiditas untuk
mengevaluasi kemungkinan deviden tunai, atau pembelian kembali
saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, semakin kecil risiko
kegagalan perusahaan.
2) Mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mebayar utang utangnya
pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki
utang jangka panjang yang tinggi relative terhadap aset, maka
perusahaan ini memiliki solvabilitas (solvency) yang lebih rendah
dibanding perusahaan sejenis dengan utang jangka panjang yang rendah.
Solavabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan relatif
lebih berisiko karena asetnya akan diperlukan untuk membayar
kewajiban tetap ini.
3) Fleksibilitas keuangan: Likuiditas dan solvabilitas memengaruhi
fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan
yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas
sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak
terduga. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak utang menjadi tidak
fleksibel secara keuangan, mungkin memiliki sumber kas yang terbatas
atau tidak sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi utang
yang telah jatuh tempo. Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai
tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui
perioda yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan
peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara umum
semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil risiko kegagalan
perusahaan.

b. Keterbatasan Neraca
Meskipun memilki banyak manfaat, laporan posisi keuangan memiliki
beberapa keterbatasan. Pemakai eksternal sering kali perlu mengetahui nilai
sebuah perusahaan. Menurut Meythi (2013), laporan posisi keuangan secara
umum tidak mencerminkan nilai saat ini dari suatu usaha. Rasio yang
disukai antara para pemain di Bursa Efek adalah rasio buku terhadap pasar
dihitung sebagai total nilai buku modal biasa dibagi dengan total nilai pasar
modal biasa (total market value of common equity). Rasio ini
mencerminkan perbedaan antara nilai laporan posisi keuangan sebuah
perusahaan dan nilai pasar aktual perusahaan. Biasanya rasio ini selalu
berkisar kurang dari satu karena banyak aset dilaporkan pada biaya historis.
Selain itu karena laporan keuangan laba rugi dan laporan posisi keuangan
saling berhubungan, maka tidaklah mengejutkan jika laporan posisi
keuangan memiliki banyak keterbatasan yang sama dengan laba rugi
(Meythi, 2013). Menurut Wild & Subramanyam (2010), keterbatasan
penting dari laporan posisi keuangan.
1) Biaya historis.
Sebagian besar aset dan kewajiban dicatat pada biaya histories atau
harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi,
namun disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven
tidak dilaporkan.
2) Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai
pos yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.
Misalnya masa manfaat suatu aset, jumlah piutang yang tak
tertagih, jumlah beban garansi yang harus dicadangkan dan lain-lain.

3) Aset tidak berwujud.


Sumber daya manusia yang handal, produk yang unggul, pelayanan
yang baik terhadap pelanggan ini jelas merupakan aset penting bagi
perusahaan, namun laporan posisi keuangan tidak dapat melaporkan
karena tidak bisa dicatat atau diukur secara objektif.

4) Nilai tukar.
Sebuah masalah yang berhubungan dengan laporan posisi
keuangan adalah ketidakstabilan nilai tukar yang mengakibatkan tidak
dapat dipertahankannya daya beli yang konstan, sementara sumber daya
dan ekuitas pada laporan posisi keuangan tidak disesuaikan terhadap
perubahan didalam daya beli dari unit pengukuran.
Keterbatasan lain dari laporan posisi keuangan juga berhubungan
dengan kebutuhan untuk bisa dibandingkan (comparability), yaitu
bahwa tidak semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan
semua unsur laporan posisi keuangannya dengan cara yang sama.
Misalnya, klasifikasi judul dan perkiraan yang beragam. Perbedaan
semacam ini membuat perbandingan menjadi sulit dan mengurangi nilai
potensial analisis laporan posisi keuangan.

2.6 Bentuk Dalam Neraca


Neraca mempunyai dua bentuk yaitu bentuk staffel dan skontro, agar
lebih jelasnya mari kita simak ulasan bentuk neraca dibawah ini.
a. Neraca Bentuk Skontro
Neraca bentuk Skontro umumnya dikenal juga dengan istilah
Account Form atau Bentuk T, hal ini dikarenakan tampilannya
menyerupai huruf T dengan sisi kiri dan kanan. Karena bentuknya
bersebelahan, maka keterangan debit dan kredit tidak perlu ditampilkan
karena pembagian kiri dan kanan adalah sebagai penanda posisi
dimana kiri adalah debit dan kanan adalah kredit. Neraca bentuk
Skontro menyajikan rekening dalam dua sisi. Pada sisi kanan diisi
dengan komponen pasiva yaitu Kewajiban dan Modal, sedangkan sisi
kiri diisi dengan Aktiva, yaitu semua akun dengan klasifikasi aktiva
seperti Kas, Piutang, Persediaan, dan Peralatan dan Mesin.

b. Neraca Bentuk Staffel


Neraca bentuk Stafel disajikan memanjang ke bawah, yang
umumnya efektif digunakan oleh perusahaan yang memiliki jumlah
akun banyak. Neraca bentuk Stafel disusun secara berurutan mulai dari
Aktiva, kemudian Pasiva / Kewajiban, dan dilanjutkan dengan Modal.
2.7 Elemen Neraca dan Pos Neraca
Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menggambarkan posisi
keuangan pada suatu saat.
a. Elemen Neraca
 Elemen pertama neraca
Elemen pertama neraca adalah kekayaan atau aset.kekayaan
adalah bentuk fisik alokasi dana perusahaan,misalnya
persediaan,peralatan,uang tunai,dsb.Akan tetapi alokasi dana tidak
berwujud fisik,misalnya piutang.piutang adalah klaim kita terhadap
pihak lain.wujud piutang tidak ada,paling”banter”hanya berupa
sebuah surat.
Bentuk lainnya adalah hak untuk memakai atau
menggunakan,misalnya biaya dibayar dimuka.Dengan membayar
terlebih dahulu biaya sewa,misalnya,kita berhak memakai ruangan
kantor sampai jangka waktu tertentu.Kekayaan (aset) akan ditulis
pada sisi kiri neraca,yang sering disebut sebagai debet (debit).
 Element kedua dalam neraca
Elemen kedua neraca adalah utang.Kalau kita berutang maka kita
berkewajiban membayarnya,baik dengan uang tunai maupun dengan
penyerahan barang atau jasa.Oleh karena itu utang sering disebut
sebagai kewajiban (kepada pihak ketiga).

 Element ketiga dalam neraca


Elemen ketiga neraca adalah modal. Modal berasal dari setoran
pemilik dan sebagai tanda pemilik penyerahan modal,perusahaan
menerbitkan saham.Laba merupakan komponen modal juga.Apabila
modal saham berasal dari pemilik,maka laba berasal dari operasi
perusahaan.Laba degan demikian merupakan hak pemilik.akan tetapi
tidak selalu semua laba tahun yang bersangkutan diambil oleh seluruh
pemilik,ada sebagian yang ditahan (saldo laba).Pencatatan utang dan
modal dilakukan disebelah kanan.

b. Pos Neraca
1) Aktiva (Asset)
 Aktiva lancar (Carrent asset)
Aktiva lancar kadang disebut juga sebagai harta lancar. Yang
termasuk dalam kelompok aktiva lancar adalah kas/bank,aktiva yang
diharapkan menjadi uang tunai atau dipakai habis dalam setahun atau
satu siklus kegiatan usaha.Urutan aktiva lancar adalah berdasarkan
jangka waktu yang diperlukan untuk diubah menjadi uang tunai. Pos-
pos dalam aktiva lancar antara lain :
- Kas/bank (cash/bank): Kas terdiri dari saldo kas dari perusahaan
dan saldo rekening giro dibank.Cek mundut tidak boleh
dimasukkan kedalam kas.pengertian kas disini adalah alat
pembayaran yang siap dipakai pada saat tersebut.
- Surat berharga (marketable secutities): Pengertian disini adalah
yang merupakan investasi sementara. Surat berharga disini adalah
untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas,bukan investasi
selamanya.
- Deposito (time deposito): Deposito merupakan simpanan yang
mempunyai jangka waktu tertentu,misalnya 1 bulan.
- Piutang usaha (Accout receivable): Piutang usaha timbul dari
penjualan secara kredit.Piutang usaha disini adalah piutang yang
diperkirakan akan tertagih dalam kurun waktu sampai dengan satu
tahun terhitung dari tanggal neraca.Selain piutang usaha,kadang2
terdapat piutang wesel (notes receivable)>
- Persediaan (Inventory): Pos persediaan berisi persediaan barang
dagang (untuk perusahaan adalah pos yang cukup banyak
menggunakan alternative metode peilaian. Beberapa metode yang
dikenal antara lain adalah FIFO (first in first out), LIFO (last in
fidrst out) dan rata-rata (average).untuk perusahaan tertentu dapat
menggunakan metode harga terendah antara harga pasar dan harga
perolehan.
- Biaya dibayar dimuka (prepaid expanse): Biaya dibayar dimuka
adalah biaya yang sudah dibayar,tetapi belum dipakai,jadi
manfaatnya belum di nikmati.Biaya dimuka diharapkan akan
dipakai dalam satu siklus operasi yang aka datang.Pos ini
umumnya terdiri dari asuransi,sewa,alat tulis/kantor
- Uang muka pajak (prepaid): Uang muka pajak timbul apabila
kita membayar pajak dimuka,baik untuk pajak pertambahan nilai
maupun pajak penghasilan.
- Pendapatan masih harus diterima (Accrued income
receivable): Pendapatan masih harus diterima timbul apabila
disaat kita seharusnya mengakui adanya pendapatan,tapi pada saat
itu ternyata belum kita terima uangnya. Contohnya pendapatan
bunga. Deposito diakhir tahun sudah menjadi hak kita tetapi belum
dibayarkan oleh perusahaan.

 Aktiva tidak lancar (non carrent asset)


Yang termasuk aktiva tidak lancar yaitu
penyertaan/investasi (invesment). Pos ini berisi asset perusahaan
yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau dalam bentuk surat
utang.Yang termasuk dalam penyertaan antara lain saham pada
perusahaan afiliasi, obligasi (yang diterbitkan pihak lain), dan
tanah untuk expansi/spekulasi.

 Aktiva tetap (fixed asset)


Yang termasuk golongan aktiva tetap adalah aktiva yang
memenuhi kriteria :

- Berwujud dan siap pakai,baik dibuat sendiri/dibeli pihak lain

- Digunakan dalam operasi

- Tidak dijual dalam kegiatan normal perusahaan

- Masa manfaat lebih dari 1 tahun/ 1 siklus kegiatan usaha

- Nilai relatif tinggi

Yang termasuk dalam aktiva tetap, yaitu:


- Tanah
- Bangunan
- Peralatan
- Mesin
Setiap aktiva tetap disusut (dialokasikan sebagai biaya)sesuai
dengan umur ekonominya, kecuali untuk tanah.Apabila suatu saat
aktiva tetap diperbaiki dengan dana yang cukup besar serta dapat
memperpanjang umurnya,maka jumlah biaya perbaikan akan
ditambah pada nilai aktiva tetap,sebagai akibatnya penyusutan akan
mungkin mengalami perhitungan baru.Aktiva tetap dihapus apabila
sudah tidak dipakai lagi.

 Aktiva tidak berwujud (intangible asset)


Kriteria aktiva tak berwujud :
- Tidak mempunyai wujud
- Memcerminkan hak istimewah/kemampuan menghasilkan
keuntungan dimasa depan yang akan datang

Yang termasuk aktiva tak berwujud :


- Hak paten (patent)
- Hak cipta (copyright)
- Goodwill

 Aktiva lain-lain
Contoh :
- Piutang lebih dari satu tahun
- Pekerjaan dalam penyelesaian
- Beban yang ditangguhkan (biaya emisi efek)
Pos aktiva lain-lain biasanya bukan merupaka pos yang
“abadi”,dibandingkan dengan pos yang lain,dalam pengertian bahwa
suatu saat akan dipindah ke pos yang lain.Pekerjaan dalam
penyelesaian,misalnya,akan dipindah ke aktiva tetap apabila gedung
atau pabrik yang dibangun sudah siap pakai.

2) Utang (Liabilities)
Pencatatan pada pos utang berbasis pada nilai nominal.sebagai
contoh,kalau kita menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 100
juta dan dijual dengan harga Rp 105 juta,maka pada sisi utang dicatat
utang obligasi sebesar Rp 100 juta dan premium Rp 5
juta.Bandingkan dengan cara pencatatan pada sisi aktiva.
 Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang lancar adalah utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1
tahun.Termasuk dalam pos utang lancer antara lain :
- Utang usaha (account payable): Utang usaha (dagang) timbul
karena perusahaan membeli secara kredit dari supplier.utang ini
bebas bunga.
- Biaya masih harus dibayar (accrued expanse,accrued liabily):
Biaya masih harus dibayar timbul apabila kita sudah
membebankan biaya pada laba-rugi.tetapi kita belum
mengeluarkan uang untuk membayarnya.contohnya,utang gaji dan
utang bunga.
- Pendapatan diterima dimuka (unerned revenue): Pendapatan
diterima dimuka terjadi apabila ada pembeli menyerahkan uang
kepada perusahaan,tetapi perusahaan belum mengyerahkan
barang/jasa.Diwaktu yang akan datang perusahaan wajib
menyerahkan barang/jasa.
- Utang pajak (tax payable): Utang pajak timbul pada waktu ada
kewajiban pajak dan akan berkurang pada waktu dibayar.
- Utang cerukan (overdraft): Cerukan adalah fasilitas pinjaman
dari bank dari bank yang bersifat jangka pendekdan darurat.
- Utang bank (bank loan): Utang bank disini adalah utang bank
yang sifatnya jangka pendek,misalnya kredit modal kerja.

 Utang jangka panjang


Pos utang jangka panjang adalah pos yang berisi utang yang akan
jatuh tempodalam waktu lebih dari 1 tahun.beberapa contoh utang
japan akan di bahas dibawah ini.
- Utang obligasi (bonds payable): Utang obligasi diproleh dengan
menerbitkan obligasi di pasar modal.Obligasi mempunyai taggal
jatuh tempo tertentu.
- Utang sewa guna usaha (lease obligation): Utang sewa guna
usaha timbul bersamaan pada saat kita mendapatkan aktiva sewa
guna usaha.
- Utang bank: Semua jenis utang bank jangka panjang akan masuk
kategori ini, misalnya kredit investasi.

 Utang lain-lain
Utang lain-lain adalah utang yang tidak dapat dikelompokan kedalam
utang jangka pendek,maupun utang japan.contohnya utang
subordinasi.Utang subordinasi.Utang tersebut biasanya jatuh tempoya
tidak jelas,misalnya dilunasi setelah perusahaan mempunyai cukup
likuiditas.

3) Modal (Equity)
 Modal disetor (paid in capital)
Modal disetor adalah modal yang benar-benar sudah disetor oleh
pemiliknya dan diterbitkan sahamnya.

 Agio saham (excess over par) adalah selisih harga jual saham

 Saldo laba (retained earning)


Saldo laba adalah laba bersih yang belum dibagikan perusahaan
kepada pemiliknya (investor).jumlah saldo laba akan terus di
akumulasi sampai tahun terakhir.Kadang2 perusahaan juga
menampilkan sub-item laba tahun ini untuk menunjukan jumlah laba
tahun yang belum dibagi.

 Cadangan (appropriation,reserve)
Cadangan diambil dari saldo laba.cadangan berfungsi untuk menahan
sebagian laba agar tetap berada diperusahaan.pada dasarnya cadangan
adalah saldo laba yang sudah disepakati untuk tujuan tertentu.

2.8 Manfaat Dari Neraca


Informasi keuangan di dalam neraca dapat memberikan manfaat
yaitu sebagai berikut :
1) Meningkatkan suatu akuntabilitas untuk para manajer baik pada kepala
daerah dan para pejabat pemda ketika mereka menjadi bertanggung
jawab tidak hanya pada kas masuk dan kas keluar, tetapi juga pada aset
dan utang yang mereka kelola;
2) Meningkatkan transparansi dari kegiatan pemerintah. Pemerintah
umumnya mempunyai jumlah aset yang sangat signifikan dan utang,
pengungkapan atas informasi ini merupakan suatu elemen dasar dari
transparansi fiskal dan akuntabilitas.
3) Memfasilitasi suatu penilaian posisi keuangan dengan menunjukkan
semua sumber daya dan kewajiban.
4) Memberikan suatu informasi yang lebih luas yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat simpulkan sebagai berikut:

Di dalam Akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (balance


sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan
suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan
posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode. Neraca terdiri dari tiga unsur,
yaitu aset,liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi
berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Informasi yang dapat disajikan dineraca antara lain posisi sumber kekayaan
entitas dan sumber pembiayaan untuk memproleh kekayaan ebtitas tersebut dalam
suatu periode akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

https://sarjanaekonomi.co.id/

https://accurate.id/akuntansi/saldo-normal-akuntansi/

https://ukirama.com/

http://cipto-glory.blogspot.com/

https://blog.zahiraccounting.com/

Anda mungkin juga menyukai