TEORI AKUNTANSI
LAPORAN KEUANGAN BAGIAN NERACA
DISUSUN OLEH
Kelas 3EB06
A Nur Afifah (20218012)
Abdul Jalil (20218028)
Amelia Saptyani (20218664)
Aprilia Rachma Dewi (20218987)
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah kelompok 1 Teori Akuntansi dengan tema
“Laporan Keuangan Bagian Neraca” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Teori Akuntansi 1
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari Ibu Anne Dahliawati
dosen di bidang mata kuliah Teori Akuntansi 1.
Akhir kata kami berharap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan
manfaat dan inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, terutama teman-teman
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Penyusun Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
8. Penutupan buku
Pendapatan dan biaya yang diakumulasi dilaporkan untuk periode
tertentu (bulanan, kuartal, atau tahunan). Agar akun pendapatan dan
biaya tidak tercampur dengan periode berikutnya, maka harus ditutup
pada setiap akhir periode sehingga saldonya nol. Selisih yang dihasilkan
antara pendapatan dengan biaya akan memberikan nilai tertentu. Nilai
inilah yang disebut dengan Laba atau Rugi. Disebut laba jika selisih
bernilai positif, sedangkan rugi jika selisih bernilai negative.
Setelah langkah ini dilakukan, maka akun pada pendapatan dan
biaya bernilai nol. Akun yang memiliki nilai saldo adalah akun yang
masuk dalam kelompok neraca (piutang, kas, persediaan, aktiva tetap,
dan modal).
b. Keterbatasan Neraca
Meskipun memilki banyak manfaat, laporan posisi keuangan memiliki
beberapa keterbatasan. Pemakai eksternal sering kali perlu mengetahui nilai
sebuah perusahaan. Menurut Meythi (2013), laporan posisi keuangan secara
umum tidak mencerminkan nilai saat ini dari suatu usaha. Rasio yang
disukai antara para pemain di Bursa Efek adalah rasio buku terhadap pasar
dihitung sebagai total nilai buku modal biasa dibagi dengan total nilai pasar
modal biasa (total market value of common equity). Rasio ini
mencerminkan perbedaan antara nilai laporan posisi keuangan sebuah
perusahaan dan nilai pasar aktual perusahaan. Biasanya rasio ini selalu
berkisar kurang dari satu karena banyak aset dilaporkan pada biaya historis.
Selain itu karena laporan keuangan laba rugi dan laporan posisi keuangan
saling berhubungan, maka tidaklah mengejutkan jika laporan posisi
keuangan memiliki banyak keterbatasan yang sama dengan laba rugi
(Meythi, 2013). Menurut Wild & Subramanyam (2010), keterbatasan
penting dari laporan posisi keuangan.
1) Biaya historis.
Sebagian besar aset dan kewajiban dicatat pada biaya histories atau
harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi,
namun disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven
tidak dilaporkan.
2) Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai
pos yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.
Misalnya masa manfaat suatu aset, jumlah piutang yang tak
tertagih, jumlah beban garansi yang harus dicadangkan dan lain-lain.
4) Nilai tukar.
Sebuah masalah yang berhubungan dengan laporan posisi
keuangan adalah ketidakstabilan nilai tukar yang mengakibatkan tidak
dapat dipertahankannya daya beli yang konstan, sementara sumber daya
dan ekuitas pada laporan posisi keuangan tidak disesuaikan terhadap
perubahan didalam daya beli dari unit pengukuran.
Keterbatasan lain dari laporan posisi keuangan juga berhubungan
dengan kebutuhan untuk bisa dibandingkan (comparability), yaitu
bahwa tidak semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan
semua unsur laporan posisi keuangannya dengan cara yang sama.
Misalnya, klasifikasi judul dan perkiraan yang beragam. Perbedaan
semacam ini membuat perbandingan menjadi sulit dan mengurangi nilai
potensial analisis laporan posisi keuangan.
b. Pos Neraca
1) Aktiva (Asset)
Aktiva lancar (Carrent asset)
Aktiva lancar kadang disebut juga sebagai harta lancar. Yang
termasuk dalam kelompok aktiva lancar adalah kas/bank,aktiva yang
diharapkan menjadi uang tunai atau dipakai habis dalam setahun atau
satu siklus kegiatan usaha.Urutan aktiva lancar adalah berdasarkan
jangka waktu yang diperlukan untuk diubah menjadi uang tunai. Pos-
pos dalam aktiva lancar antara lain :
- Kas/bank (cash/bank): Kas terdiri dari saldo kas dari perusahaan
dan saldo rekening giro dibank.Cek mundut tidak boleh
dimasukkan kedalam kas.pengertian kas disini adalah alat
pembayaran yang siap dipakai pada saat tersebut.
- Surat berharga (marketable secutities): Pengertian disini adalah
yang merupakan investasi sementara. Surat berharga disini adalah
untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas,bukan investasi
selamanya.
- Deposito (time deposito): Deposito merupakan simpanan yang
mempunyai jangka waktu tertentu,misalnya 1 bulan.
- Piutang usaha (Accout receivable): Piutang usaha timbul dari
penjualan secara kredit.Piutang usaha disini adalah piutang yang
diperkirakan akan tertagih dalam kurun waktu sampai dengan satu
tahun terhitung dari tanggal neraca.Selain piutang usaha,kadang2
terdapat piutang wesel (notes receivable)>
- Persediaan (Inventory): Pos persediaan berisi persediaan barang
dagang (untuk perusahaan adalah pos yang cukup banyak
menggunakan alternative metode peilaian. Beberapa metode yang
dikenal antara lain adalah FIFO (first in first out), LIFO (last in
fidrst out) dan rata-rata (average).untuk perusahaan tertentu dapat
menggunakan metode harga terendah antara harga pasar dan harga
perolehan.
- Biaya dibayar dimuka (prepaid expanse): Biaya dibayar dimuka
adalah biaya yang sudah dibayar,tetapi belum dipakai,jadi
manfaatnya belum di nikmati.Biaya dimuka diharapkan akan
dipakai dalam satu siklus operasi yang aka datang.Pos ini
umumnya terdiri dari asuransi,sewa,alat tulis/kantor
- Uang muka pajak (prepaid): Uang muka pajak timbul apabila
kita membayar pajak dimuka,baik untuk pajak pertambahan nilai
maupun pajak penghasilan.
- Pendapatan masih harus diterima (Accrued income
receivable): Pendapatan masih harus diterima timbul apabila
disaat kita seharusnya mengakui adanya pendapatan,tapi pada saat
itu ternyata belum kita terima uangnya. Contohnya pendapatan
bunga. Deposito diakhir tahun sudah menjadi hak kita tetapi belum
dibayarkan oleh perusahaan.
Aktiva lain-lain
Contoh :
- Piutang lebih dari satu tahun
- Pekerjaan dalam penyelesaian
- Beban yang ditangguhkan (biaya emisi efek)
Pos aktiva lain-lain biasanya bukan merupaka pos yang
“abadi”,dibandingkan dengan pos yang lain,dalam pengertian bahwa
suatu saat akan dipindah ke pos yang lain.Pekerjaan dalam
penyelesaian,misalnya,akan dipindah ke aktiva tetap apabila gedung
atau pabrik yang dibangun sudah siap pakai.
2) Utang (Liabilities)
Pencatatan pada pos utang berbasis pada nilai nominal.sebagai
contoh,kalau kita menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 100
juta dan dijual dengan harga Rp 105 juta,maka pada sisi utang dicatat
utang obligasi sebesar Rp 100 juta dan premium Rp 5
juta.Bandingkan dengan cara pencatatan pada sisi aktiva.
Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang lancar adalah utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1
tahun.Termasuk dalam pos utang lancer antara lain :
- Utang usaha (account payable): Utang usaha (dagang) timbul
karena perusahaan membeli secara kredit dari supplier.utang ini
bebas bunga.
- Biaya masih harus dibayar (accrued expanse,accrued liabily):
Biaya masih harus dibayar timbul apabila kita sudah
membebankan biaya pada laba-rugi.tetapi kita belum
mengeluarkan uang untuk membayarnya.contohnya,utang gaji dan
utang bunga.
- Pendapatan diterima dimuka (unerned revenue): Pendapatan
diterima dimuka terjadi apabila ada pembeli menyerahkan uang
kepada perusahaan,tetapi perusahaan belum mengyerahkan
barang/jasa.Diwaktu yang akan datang perusahaan wajib
menyerahkan barang/jasa.
- Utang pajak (tax payable): Utang pajak timbul pada waktu ada
kewajiban pajak dan akan berkurang pada waktu dibayar.
- Utang cerukan (overdraft): Cerukan adalah fasilitas pinjaman
dari bank dari bank yang bersifat jangka pendekdan darurat.
- Utang bank (bank loan): Utang bank disini adalah utang bank
yang sifatnya jangka pendek,misalnya kredit modal kerja.
Utang lain-lain
Utang lain-lain adalah utang yang tidak dapat dikelompokan kedalam
utang jangka pendek,maupun utang japan.contohnya utang
subordinasi.Utang subordinasi.Utang tersebut biasanya jatuh tempoya
tidak jelas,misalnya dilunasi setelah perusahaan mempunyai cukup
likuiditas.
3) Modal (Equity)
Modal disetor (paid in capital)
Modal disetor adalah modal yang benar-benar sudah disetor oleh
pemiliknya dan diterbitkan sahamnya.
Agio saham (excess over par) adalah selisih harga jual saham
Cadangan (appropriation,reserve)
Cadangan diambil dari saldo laba.cadangan berfungsi untuk menahan
sebagian laba agar tetap berada diperusahaan.pada dasarnya cadangan
adalah saldo laba yang sudah disepakati untuk tujuan tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Informasi yang dapat disajikan dineraca antara lain posisi sumber kekayaan
entitas dan sumber pembiayaan untuk memproleh kekayaan ebtitas tersebut dalam
suatu periode akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
https://sarjanaekonomi.co.id/
https://accurate.id/akuntansi/saldo-normal-akuntansi/
https://ukirama.com/
http://cipto-glory.blogspot.com/
https://blog.zahiraccounting.com/