Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu: Yesi Mutia Basri,SE,M.Si.,Ak

OLEH:

Ega Okta Riani (1702110036)


Fadzilah Tusobiroh (1702122271)
Ulfa Fadila Pratiwi (1702121915)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi
non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan
era informasi.Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting.Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik,
baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi, informasi mengenai akuntansi sektor publik


sangatlah penting.Oleh karena itu penulis berusaha menyajikan informasi mengenai akuntansi
sektor publik dalam bentuk makalah yang berjudul “Siklus Akuntansi Sektor Publik”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana siklus akuntansi sector public?
2. Bagaimana analisis laporan keuangan sector public?
3. Apa tujuan akuntansi sector public?

1.3 Tujuan Penulisan


Berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun makalah yang
berjudul “Siklus Akuntansi Sektor Publik” sebagai berikut.
1. Para pembaca dapat memahami ruang lingkup akuntansi sector public.
2. Agar para pembaca dapat mengetahui bagaimana tahap-tahap siklus akuntansi sector
public.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Akuntansi


        Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam penyusunan laporan keuangan
jika belum memahami siklus akuntansi.Kenapa? Akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu
proses pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, yang
salah satu bentuknya adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan
atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam
mengambil keputusan. Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup
akuntansi.Aturan penyusunan suatu laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi.

“…..Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi


keuangan, peringkasannya, dan pelaporan keuangan….”
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus
akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar,
dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode.Pekerjaan yang dilakukan pada akhir
periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode
selanjutnya.Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir.Walaupun demikian,

3
pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.

2.2 Proses Pencatatan Siklus Akuntansi


Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam
suatu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan
keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi
periode selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi

4
Sumber : Bastian: 2006:214

Urutan perancangan komponen siklus akuntansi meliputi:

         Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan


perkiraan/daftar akun).Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan,
diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan sampai
dengan penyajian disebut proses akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
PenggolonganBukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-transaksi yang sama
yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
Peringkasan/pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening
buku besar.
Penyajian/PelaporanData akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas
dan laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Proses akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

5
         Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi secara
kronologis.Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam buku pembantu setiap terjadi
transaksi.Setiap bulan atau periode tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke akun-akun
dalam buku besar.Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan keuangan. Sistem
akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan laporan keuangan,
seperti:

1. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
2. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya (kronologis),
dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila suatu transaksi yang
sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas, dan lain-lain.
Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam
akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan memudahkan
penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar.Akun-
akun dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal, dan
campuran.

Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos
neraca, sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca.Akun nominal adalah akun-
akun pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan
surplus/defisit, sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.

Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil dan
nominal.Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi

6
akun riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran adalah akun pembantu kantor yang
didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu.

2.3 Proses Pencatatan Siklus Akuntansi Sektor Publik

Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran


merupakan duahal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang
terjadi diakuiatau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja
yang akandiakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan.Ketika basis kas dipilih, maka
transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas
yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan
dicatat jika secara ekonomi telah terjadi, tanpa harus menunggu
kas diterima atau dibayarkan.Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan
dalam Neraca tidak sebatas akunkas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan
ekuitas.Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca
akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang  dimiliki entitas.

Sayangnya, basis akrual sepenuhnya ini belum  bisa diterapkan oleh semua entitas
akuntansi.Entitas pemerintah  merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis
akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur
StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah
adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual ). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan
ekuitas dana dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran
seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas. Konsekuensi dari
penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari.
Untuk memudahkan pemahaman, penulis akan memberikan bagai- mana jurnal korolari ini
digunakan.
        Contoh pertama, misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000
secara tunai. Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr. Belanja Kendaraan          Rp100.000.000

7
                      Cr. Kas                                               Rp 100.000.000
Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam Neraca.
Akibatnya,apabila hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan
sebagai bagianaktiva Neraca. Padahal, menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan dengan
basis akrualatau memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak terbatas kas
saja.Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal korolari sebagai solusi penerapan
basis kasmenuju akrual ini. Masih mengacu pada transaksi di atas, maka pencatatan yang
sebaiknya adalah:

Dr. Belanja Kendaraan           Rp. 100.000.000
                    Cr. Kas                                                                                          Rp. 100.000.000
Jurnal Korolari:

Dr. Kendaraan       Rp. 100.000.000

Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap               Rp. 100.000.000

Dengan adanya jurnal korolari, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas
dan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis
akrual karena  mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang
disajikandalam Neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti kendaraan.

        Contoh lain, misalnya Pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat
sebesar Rp 50.000.000 yang akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga
pinjaman 10% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15
januari.Jurnal yang akandibuat pada akhir tahun berdasarkan basis akrual adalah pengakuan
utang bunga yaitu sebesar Rp5.000.000 (10%*Rp50.000.000). Jurnalnya sebagai berikut:
Jurnal Korolari:

8
Dr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bungaRp 5.000.000
                   Cr. Utang bunga                                                                                     Rp 5.000.000
Sedangkan jurnal yang dibuat ketika pembayaran bunga (15 Januari) adalah:

Dr. Belanja bunga                                                                        Rp 5.000.000
    Cr. Kas                                                                                                       Rp 5.000.000

Dr. Utang bunga                                                                              Rp 5.000.000
                  Cr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bungaRp 5.000.000

Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun
Neraca dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan basis
kas.Maka dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun
riilselain kas bisa tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain komponen Laporan
RealisasiAnggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.

Dalam kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta
proses pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat digambarkan dalam
bagan alir dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan antara sistem pengendalian
manajemen entitas pemerintah dengan sistem akuntansinya.

2.4 Analisis Keuangan Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan sektor  publik  merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu
entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide range users)  dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas
dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

9
2.5 Komponen – Komponen Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan terdiri dari:

(a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

(b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);

(c) Neraca;

(d) Laporan Operasional (LO);

(e) Laporan Arus Kas (LAK);

(f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

(g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

2.6 Tujuan Dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan


ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban  (accontability) dan
pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional. Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial,
dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
a. membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan

b. menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi

c. membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan
masalah keuangan lainnya

10
d. membantu dalam  mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

          Govermental Accounting Standards Board  (GASB)  dalam Concepts Statement No.


1 tentang Objectives of Finacial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar
dari pelaporan keuangan di pemerintah. Akuntabilitas merupakan tujuan tertinggi pelaporan
keuangan pemerintah. GASB menjelaskan keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan keuangan
sebagai berikut :
          …Accountability requires governments to answer to the citizenry to justifythe raising of
publicresources and the purpose for which they are used. Governmental accountability is based
on the belief that the citizenry has a “right to know,” a right to receive openly declared facts
that may lead to public debate by the citizens and their elected representatives. Financial
reporting plays a major role in fulfilling government’s duty to be publicly accountable in a
democratic society
(par.56).
Laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan.Laporan keuangan merupakan tindakan
pragmatis, oleh karena itu laporan keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal manfaat
laporan tersebut terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan serta mudah tidaknya
laporankeuangan tersebut oleh pemakai. Dalam konteks akuntansi sector public, jenis informasi
yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada  informasi yang bersifat
financial saja, sedangkan informasi financial itu sendiri adalah  informasi yang diukur dengan
satuan moneter.  Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah
adalah :

1 Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi aliran kas, saldoneraca,
dan kebutuhan sumber daya financial jangka pendek unit pemerintah.

2 Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomisuatu


unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.

11
3 Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuiannya denganperaturan
perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati, dan ketentuan lain yangdi syaratkan.

4 Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk


memprediksipengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan operasional.

5 Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan operasional.

2.7 Perencanaan dan Penganggaran


Anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah.
Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah,
sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang di
setujui legislatif untuk dibelanjakan. Proses penganggaran sector public melibatkan partisipasi
banyak pihak, sehingga informasi financial sangat diperlukan agar public dapat mengevaluasi
anggaran yang diajukan pemerintah. Membuat anggaran membutuhkan pertimbangan-
pertimbangan teknis akuntansi yang matang. Dalam membuat anggaran, akuntansi dibutuhkan
terutama untuk mengestimasi biaya program dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan
perubahan-perubahan yang akan terjadi. Informasi akuntansi sangat membantu dalam pemilihan
program yang efektif sesuai dengan kemampuan ekonomi pemerintah.

2.8 Kinerja Manajerial dan Organisasional

Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi
pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba.Mungkin saja pemerintah memiliki program
atau aktivitas yang dari program tersebut dihasilkan pendapatan yang lebih besar dari biayanya,
sehingga pemerintah mengalami surplus atas program tersebut.Akan tetapi, surplus yang
diperoleh tidak berarrti menunjukkan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab harus
dilihat juga apakah surplus tersebut karena tariff yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada
public, termasuk tingkat kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai.Laba bukan
merupakan ukuran yang relevan bagi unit pemerintah.Akuntansi sector public berfungsi untuk
memfasilitasi terciptanya alat ukur kinerja sector public yang memadai.Ukuran kinerja sector

12
public dapat berupa biaya program, efisiensi, dan efektivitas program.Akuntan sector public
bertanggung jawab untuk menetapkan biaya program dan menghitung tingkatefisiensi dan
efektivitas program.Pengukuran efisiensi memerlukan informasi biaya, sehingga biaya pelayanan
dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja. Selain informasi biaya, pengukuran efisiensi
memerlukan penghitungan output atau hasil. Akan tetapi, output pada sector public lebih banyak
berupa intangible output , sehingga pengukuran efisiensi sering mengalami kesulitan. Ukuran
kinerja yang kemudian dikembangkan adalah pengukurane fektivitas.Karena sulitanya mengukur
secara tepat kinerja di sector public, maka analisis terakhir adalah dengan mempertimbangkan
seberapa jauh suatu program dan pelayanan memenuhi kebutuhan masyarakat relative terhadap
biaya yang dikeluarkan.

2.9 Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik Dan Kepentingannya
Pada bahasan ini akan dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan
kebutuhan masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan sector public tersebut. Drebin
et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan.Lebih
lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dan
menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:

1. Pembayar pajak (taxpayers)

2. Pemberi dana bantuan (grantors)

3. Investor

4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)

5. Karyawan/pegawai6. Pemasok (vendor)

7. Dewan legislatif

8. Manajemen
13
9. Pemilih (voters)

10. Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak, pemberi


dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan
organisasi; karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya material;
dewan legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan aktivitas
mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level pemerintahan
yanglebih tinggi.

2.10 Hak Dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan
Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu :

a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu : suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk diberi
penjelasansecara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan
publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listen to).
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh
pemerintah, baik pusat maupun daerah.Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai
konsekuensi konsep pertanggungjawaban publik.Pertanggungjawaban publik mensyaratkan
organisasi publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan (accountability  & stewardship). Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda – beda terrhadap informasi keuangan yang diberikan oleh pemerintah.
Bahkan di antara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat timbul konflik
kepentingan. Laporan keuangan pemerintah disediakan untuk memberi informasi kepada
berbagai kelompok pemakai, meskipunsetiap kelompok pemakai memiliki kebutuhan informasi
yang berbeda – beda. Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat
diringkas sebagai berikut :

14
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga, dankualitas
pelayanan yang diberikan.

2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan


danpenggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah
melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas
pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan.

3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko, likuiditas,
dan solvabilitas.

4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan


fungsipengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah,
dan penyelewengan keuangan negara.

5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi


manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan
membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.

6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
       Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus
akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar,
dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode.Pekerjaan yang dilakukan pada akhir
periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode
selanjutnya.Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir.Walaupun demikian,
pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2013/11/teknik-akuntansi-sektor-publik.html
http://datakata.wordpress.com/2013/12/03/siklus-akuntansi-sektor-publik/
Nordiawan, Deddi. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi.
Abdul Hakim, 2004. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta, Salemba
Empat.
Bastian Indra, 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta, BPFEUGM.
Jurnal Akuntansi, Volume 7, Nomer 2, Mei 2007:163-172
Simanjuntak, B.H., 2005. Menyongsong Era Baru Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Pemerintah, 1(1).
Haryanto, H., 2007. Akuntansi Sektor Publik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang "Standar Akuntansi Pemerintahan".

17

Anda mungkin juga menyukai