Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi non-
laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan era
informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor
publik, baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi, informasi mengenai akuntansi sektor publik sangatlah
penting. Oleh karena itu penulis berusaha menyajikan informasi mengenai akuntansi sektor
publik dalam bentuk makalah yang berjudul “Siklus Akuntansi Sektor Publik”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun artikel yang
berjudul “Siklus Akuntansi Sektor Publik” sebagai berikut.
2. Agar para pembaca dapat mengetahui bagaimana tahap-tahap siklus akuntansi sektor
publik
Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam penyusunan laporan keuangan
jika belum memahami siklus akuntansi. Kenapa? Akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu
proses pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, yang
salah satu bentuknya adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan
dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-
ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil
keputusan. Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup
akuntansi. Aturan penyusunan suatu laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi.
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan
ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang
dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-
transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir
periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.
Proses Pencatatan Siklus Akuntansi
Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu
periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan
dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode
selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi secara
kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam buku pembantu setiap
terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke
akun-akun dalam buku besar. Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan
keuangan. Sistem akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan
laporan keuangan, seperti:
1. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
2. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya
(kronologis), dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila
suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang
digunakan untuk mencatat suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas,
dan lain-lain.
Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam
akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan memudahkan
penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar.
Akun-akun dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal,
dan campuran.
Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos neraca,
sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca. Akun nominal adalah akun-akun
pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/defisit,
sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.
Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil dan
nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi
akun riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran adalah akun pembantu kantor yang
didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan
pembantu.
Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran merupakan
duahal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi
diakuiatau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja yang
akandiakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas dipilih, maka
transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas
yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan
dicatat jika secaraekonomi telah terjadi, tanpa harus menunggu
kas diterima atau dibayarkan.Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan
dalam Neraca tidak sebatas akunkas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan
ekuitas.Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca
akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki entitas.
Sayangnya, basis akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas
akuntansi.Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis
akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur
StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah
adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual ). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan
ekuitas dana dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran
seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas. Konsekuensi dari
penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari.
Untuk memudahkan pemahaman, penulis akan memberikan bagai- mana jurnal korolari ini
digunakan.
Contoh pertama, misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000
secara tunai. Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr. Belanja Kendaraan Rp100.000.000
Cr. Kas Rp 100.000.000
Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam Neraca.
Akibatnya,apabila hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan
sebagai bagianaktiva Neraca. Padahal, menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan
dengan basis akrualatau memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak
terbatas kas saja. Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal korolari sebagai solusi
penerapan basis kasmenuju akrual ini. Masih mengacu pada transaksi di atas, maka pencatatan
yang sebaiknya adalah:
Dr. Belanja Kendaraan Rp. 100.000.000
Cr. Kas Rp. 100.000.000
Jurnal Korolari:
Dr. Kendaraan Rp. 100.000.000
Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap Rp. 100.000.000
Dengan adanya jurnal korolari, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas dan
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis
akrual karena mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang
disajikandalam Neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti
kendaraan.
Contoh lain, misalnya Pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat
sebesar Rp 50.000.000 yang akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga
pinjaman 10% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 januari.
Jurnal yang akandibuat pada akhir tahun berdasarkan basis akrual adalah pengakuan utang
bunga yaitu sebesar Rp5.000.000 (10%*Rp50.000.000). Jurnalnya sebagai berikut:
Jurnal Korolari:
Dr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga Rp 5.000.000
Cr. Utang bunga Rp 5.000.000
Sedangkan jurnal yang dibuat ketika pembayaran bunga (15 Januari) adalah:
Dr. Belanja bunga Rp 5.000.000
Cr. Kas Rp 5.000.000
Dr. Utang bunga Rp 5.000.000
Cr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga Rp 5.000.000
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun Neraca
dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan basis kas.Maka
dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun riilselain
kas bisa tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain komponen Laporan RealisasiAnggaran
seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.
Dalam kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta
proses pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat digambarkan
dalam bagan alir dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan antara sistem pengendalian
manajemen entitas pemerintah dengan sistem akuntansinya.
Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi
pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Mungkin saja pemerintah memiliki
program atau aktivitas yang dari program tersebut dihasilkan pendapatan yang lebih besar dari
biayanya, sehingga pemerintah mengalami surplus atas program tersebut. Akan tetapi, surplus
yang diperoleh tidak berarrti menunjukkan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab harus
dilihat juga apakah surplus tersebut karena tarif yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada
public, termasuk tingkat kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai. Laba
bukan merupakan ukuran yang relevan bagi unit pemerintah. Akuntansi sector public berfungsi
untuk memfasilitasi terciptanya alat ukur kinerja sector public yang memadai. Ukuran kinerja
sector public dapat berupa biaya program, efisiensi, dan efektivitas program. Akuntan sector
public bertanggung jawab untuk menetapkan biaya program dan menghitung tingkatefisiensi
dan efektivitas program. Pengukuran efisiensi memerlukan informasi biaya, sehingga biaya
pelayanan dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja. Selain informasi biaya,
pengukuran efisiensi memerlukan penghitungan output atau hasil. Akan tetapi, output pada
sector public lebih banyak berupa intangible output , sehingga pengukuran efisiensi sering
mengalami kesulitan. Ukuran kinerja yang kemudian dikembangkan adalah pengukurane
fektivitas. Karena sulitanya mengukur secara tepat kinerja di sector public, maka analisis
terakhir adalah dengan mempertimbangkan seberapa jauh suatu program dan pelayanan
memenuhi kebutuhan masyarakat relative terhadap biaya yang dikeluarkan.
Pada bahasan ini akan dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan kebutuhan
masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan sector public tersebut. Drebin et al.
(1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan. Lebih
lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dan
menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
1. Pembayar pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (grantors)
3. Investor
4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
5. Karyawan/pegawai6. Pemasok (vendor)
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
10. Badan pengawas (oversight bodies)
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak, pemberi dana
bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan
organisasi; karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya
material; dewan legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan
aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level
pemerintahan yanglebih tinggi.
Hak Dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan
Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu :
a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu : suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk diberi
penjelasansecara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan
publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listen to).
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi
konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi
publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan (accountability & stewardship). Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda – beda terrhadap informasi keuangan yang diberikan oleh
pemerintah. Bahkan di antara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat timbul
konflik kepentingan. Laporan keuangan pemerintah disediakan untuk memberi informasi
kepada berbagai kelompok pemakai, meskipunsetiap kelompok pemakai memiliki kebutuhan
informasi yang berbeda – beda. Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah
tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga,
dankualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan
danpenggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah
melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas
pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko, likuiditas,
dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan
fungsipengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah,
dan penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi
manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja,
dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang
sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.
BAB III
KESIMPULAN
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindah bukuan
ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode.
Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan
perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan,
diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan yaitu :
Pencatatan dan Penggolongan Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-
transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
Peringkasan/pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-
rekening buku besar.
Penyajian/Pelaporan Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas
dan laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accontability)
dan pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional. Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan
menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi
membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang terkait dengan masalah keuangan lainnya
membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS Tbk PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
2019
Saldo Aw al/ Penambahan Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning dari Entitas Addition Disposal Reclassification Ending
Balance Akuisisian/ Balance
Addition of
Acquired Entity
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp
Jumlah Perolehan 6,643,091 79,135 636,061 2,210 -- 7,356,077 Total Acquisition Cost
Bangunan, Prasarana dan Renovasi 300,888 -- 117,856 60 -- 418,684 Building, Infrastructure and Renovations
Perlengkapan dan Peralatan Medis 1,646,567 52,987 207,855 1,145 34,343 1,940,607 Medical Supplies and Equipment
Peralatan dan Perabotan Kantor 539,393 214 152,199 115 (35,755) 655,936 Furniture, Fixtures and Office Equipment
Kendaraan 24,193 -- 2,090 151 -- 26,132 Vehicles
Jumlah Akumulasi Penyusutan 2,562,997 53,201 513,283 1,828 -- 3,127,653 Total Accumulated Depreciation
Penurunan Nilai Aset Tetap -- -- 58,028 -- -- 58,028 Impairment
2018
Jumlah Kepemilikan Langsung 4,157,371 -- 994,945 54,584 70,497 5,168,229 Total Direct Ownership
Jumlah Akumulasi Penyusutan 2,150,471 -- 465,829 53,303 -- 2,562,997 Total Accumulated Depreciation
Nilai Tercatat 2,631,178 4,080,094 Carrying Amount