Anda di halaman 1dari 17

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Wilda Sri Wahyuni 1, Sindi Ariyanti 2, Shofi Shofwatul Puadah3


Program Studi Akuntansi
Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Jagorawi No. 1 Ciawi Kecamatan Ciawi, Bogor, Jawa Barat
Abstrak
Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi non-
laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan era
informasi. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik, baik
untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial. Laporan keuangan adalah hasil akhir
dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk
disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan
untuk membantu para pemakainya dalam mengambil keputusan. transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi
sejumlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk
mencapai tujuan.
Kata Kunci : Siklus Akuntansi, laporan Keuangan, Pencatatan Keuangan Sektor Publik
Abstract
The development of government activities, known as public sector accounting and non-profit
organizations, continues to increase in line with developments in development activities,
globalization and the information age. One of the information needed is public sector
accounting information, both for accountability and managerial purposes. Financial reports are
the final result of an accounting process, namely the activities of collecting and processing
financial data to be presented in the form of financial reports or other summaries that can be
used to assist users in making decisions. transactions conducted by a public sector entity. The
general purpose of financial reporting is to provide information about the financial position,
performance and cash flow of an entity that is useful for a large number of users (wide range
users) in making and evaluating decisions regarding the allocation of resources needed by an
entity in its activities to achieve its objectives. .
Keywords : Accounting Cycles, Financial reports, Public Sector Financial Records.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi non-
laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan era
informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor
publik, baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi, informasi mengenai akuntansi sektor publik sangatlah
penting. Oleh karena itu penulis berusaha menyajikan informasi mengenai akuntansi sektor
publik dalam bentuk makalah yang berjudul “Siklus Akuntansi Sektor Publik”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana siklus akuntansi sektor publik?

2. Bagaimana analisis laporan keuangan sektor publik?

3. Apa tujuan akuntansi sektor publik?

Tujuan Penulisan

Berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun artikel yang
berjudul “Siklus Akuntansi Sektor Publik” sebagai berikut.

1. Para pembaca dapat memahami ruang lingkup akuntansi sektor publik

2. Agar para pembaca dapat mengetahui bagaimana tahap-tahap siklus akuntansi sektor
publik

3. Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik


BAB II
TEORI

Pengertian Siklus Akuntansi Sektor Publik

Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam penyusunan laporan keuangan
jika belum memahami siklus akuntansi. Kenapa? Akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu
proses pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, yang
salah satu bentuknya adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan
dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-
ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil
keputusan. Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara umum, didasari pada prinsip akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup
akuntansi. Aturan penyusunan suatu laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi.

“…..Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan


transaksi keuangan, peringkasannya, dan pelaporan
keuangan….”

Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan
ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang
dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-
transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir
periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.
Proses Pencatatan Siklus Akuntansi
Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu
periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan
dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode
selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi

Sumber : Bastian: 2006:214


Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan
perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan,
diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan
sampai dengan penyajian disebut proses akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan sebagai
berikut:
Pencatatan dan Penggolongan Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-
transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus
Peringkasan/pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-
rekening buku besar.
Penyajian/Pelaporan Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas
dan laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Proses akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi secara
kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam buku pembantu setiap
terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke
akun-akun dalam buku besar. Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan
keuangan. Sistem akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan
laporan keuangan, seperti:
1. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
2. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya
(kronologis), dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila
suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang
digunakan untuk mencatat suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas,
dan lain-lain.
Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam
akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan memudahkan
penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar.
Akun-akun dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal,
dan campuran.
Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos neraca,
sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca. Akun nominal adalah akun-akun
pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/defisit,
sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.
Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil dan
nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi
akun riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran adalah akun pembantu kantor yang
didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan
pembantu.

Proses Pencatatan Siklus Akuntansi Sektor Publik

Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran merupakan
duahal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi
diakuiatau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja yang
akandiakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas dipilih, maka
transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas
yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan
dicatat jika secaraekonomi telah terjadi, tanpa harus menunggu
kas diterima atau dibayarkan.Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan
dalam Neraca tidak sebatas akunkas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan
ekuitas.Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca
akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki entitas.
Sayangnya, basis akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas
akuntansi.Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis
akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur
StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah
adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual ). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan
ekuitas dana dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran
seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas. Konsekuensi dari
penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari.
Untuk memudahkan pemahaman, penulis akan memberikan bagai- mana jurnal korolari ini
digunakan.
Contoh pertama, misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000
secara tunai. Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr. Belanja Kendaraan Rp100.000.000
Cr. Kas Rp 100.000.000
Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam Neraca.
Akibatnya,apabila hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan
sebagai bagianaktiva Neraca. Padahal, menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan
dengan basis akrualatau memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak
terbatas kas saja. Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal korolari sebagai solusi
penerapan basis kasmenuju akrual ini. Masih mengacu pada transaksi di atas, maka pencatatan
yang sebaiknya adalah:
Dr. Belanja Kendaraan Rp. 100.000.000
Cr. Kas Rp. 100.000.000
Jurnal Korolari:
Dr. Kendaraan Rp. 100.000.000
Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap Rp. 100.000.000
Dengan adanya jurnal korolari, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas dan
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis
akrual karena mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang
disajikandalam Neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti
kendaraan.
Contoh lain, misalnya Pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat
sebesar Rp 50.000.000 yang akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga
pinjaman 10% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 januari.
Jurnal yang akandibuat pada akhir tahun berdasarkan basis akrual adalah pengakuan utang
bunga yaitu sebesar Rp5.000.000 (10%*Rp50.000.000). Jurnalnya sebagai berikut:
Jurnal Korolari:
Dr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga Rp 5.000.000
Cr. Utang bunga Rp 5.000.000
Sedangkan jurnal yang dibuat ketika pembayaran bunga (15 Januari) adalah:
Dr. Belanja bunga Rp 5.000.000
Cr. Kas Rp 5.000.000
Dr. Utang bunga Rp 5.000.000
Cr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga Rp 5.000.000
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun Neraca
dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan basis kas.Maka
dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun riilselain
kas bisa tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain komponen Laporan RealisasiAnggaran
seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.
Dalam kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta
proses pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat digambarkan
dalam bagan alir dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan antara sistem pengendalian
manajemen entitas pemerintah dengan sistem akuntansinya.

C. Analisis Keuangan Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu
entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu
entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

Komponen – Komponen Laporan Keuangan Sektor Publik

Laporan keuangan terdiri dari:


(a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
(b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
(c) Neraca;
(d) Laporan Operasional (LO);
(e) Laporan Arus Kas (LAK);
(f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
(g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Tujuan Dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accontability)
dan pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional. Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
 membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan
 menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi
 membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang terkait dengan masalah keuangan lainnya
 membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Govermental Accounting Standards Board (GASB) dalam Concepts Statement No.
1 tentang Objectives of Finacial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar
dari pelaporan keuangan di pemerintah. Akuntabilitas merupakan tujuan tertinggi pelaporan
keuangan pemerintah. GASB menjelaskan keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan keuangan
sebagai berikut :
…Accountability requires governments to answer to the citizenry to justify the raising of
publicresources and the purpose for which they are used. Governmental accountability is
based on the belief that the citizenry has a “right to know,” a right to receive openly declared
facts that may lead to public debate by the citizens and their elected representatives. Financial
reporting plays a major role in fulfilling government’s duty to be publicly accountable in a
democratic society
(par.56).
Laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan. Laporan keuangan merupakan tindakan
pragmatis, oleh karena itu laporan keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal manfaat
laporan tersebut terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan serta mudah tidaknya
laporankeuangan tersebut oleh pemakai. Dalam konteks akuntansi sector public, jenis
informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi yang
bersifat financial saja, sedangkan informasi financial itu sendiri adalah informasi yang diukur
dengan satuan moneter. Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi
pemerintah adalah :
1. Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi aliran kas,
saldoneraca, dan kebutuhan sumber daya financial jangka pendek unit pemerintah.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomisuatu
unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuiannya denganperaturan
perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati, dan ketentuan lain yangdi syaratkan.
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksipengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan
operasional.
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan operasional.

Perencanaan dan Penganggaran

Anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran


sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah,
sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang di
setujui legislatif untuk dibelanjakan. Proses penganggaran sector public melibatkan partisipasi
banyak pihak, sehingga informasi financial sangat diperlukan agar public dapat mengevaluasi
anggaran yang diajukan pemerintah. Membuat anggaran membutuhkan pertimbangan-
pertimbangan teknis akuntansi yang matang. Dalam membuat anggaran, akuntansi dibutuhkan
terutama untuk mengestimasi biaya program dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah
dan perubahan-perubahan yang akan terjadi. Informasi akuntansi sangat membantu dalam
pemilihan program yang efektif sesuai dengan kemampuan ekonomi pemerintah.

Kinerja Manajerial dan Organisasional

Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi
pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Mungkin saja pemerintah memiliki
program atau aktivitas yang dari program tersebut dihasilkan pendapatan yang lebih besar dari
biayanya, sehingga pemerintah mengalami surplus atas program tersebut. Akan tetapi, surplus
yang diperoleh tidak berarrti menunjukkan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab harus
dilihat juga apakah surplus tersebut karena tarif yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada
public, termasuk tingkat kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai. Laba
bukan merupakan ukuran yang relevan bagi unit pemerintah. Akuntansi sector public berfungsi
untuk memfasilitasi terciptanya alat ukur kinerja sector public yang memadai. Ukuran kinerja
sector public dapat berupa biaya program, efisiensi, dan efektivitas program. Akuntan sector
public bertanggung jawab untuk menetapkan biaya program dan menghitung tingkatefisiensi
dan efektivitas program. Pengukuran efisiensi memerlukan informasi biaya, sehingga biaya
pelayanan dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja. Selain informasi biaya,
pengukuran efisiensi memerlukan penghitungan output atau hasil. Akan tetapi, output pada
sector public lebih banyak berupa intangible output , sehingga pengukuran efisiensi sering
mengalami kesulitan. Ukuran kinerja yang kemudian dikembangkan adalah pengukurane
fektivitas. Karena sulitanya mengukur secara tepat kinerja di sector public, maka analisis
terakhir adalah dengan mempertimbangkan seberapa jauh suatu program dan pelayanan
memenuhi kebutuhan masyarakat relative terhadap biaya yang dikeluarkan.

Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik Dan Kepentingannya

Pada bahasan ini akan dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan kebutuhan
masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan sector public tersebut. Drebin et al.
(1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan. Lebih
lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dan
menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
1. Pembayar pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (grantors)
3. Investor
4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
5. Karyawan/pegawai6. Pemasok (vendor)
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
10. Badan pengawas (oversight bodies)
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak, pemberi dana
bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan
organisasi; karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya
material; dewan legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan
aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level
pemerintahan yanglebih tinggi.
Hak Dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan

Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu :
a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu : suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk diberi
penjelasansecara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan
publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listen to).
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi
konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi
publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan (accountability & stewardship). Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda – beda terrhadap informasi keuangan yang diberikan oleh
pemerintah. Bahkan di antara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat timbul
konflik kepentingan. Laporan keuangan pemerintah disediakan untuk memberi informasi
kepada berbagai kelompok pemakai, meskipunsetiap kelompok pemakai memiliki kebutuhan
informasi yang berbeda – beda. Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah
tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga,
dankualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan
danpenggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah
melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas
pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko, likuiditas,
dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan
fungsipengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah,
dan penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi
manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja,
dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang
sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.
BAB III
KESIMPULAN
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindah bukuan
ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode.
Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan
perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan,
diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan yaitu :
Pencatatan dan Penggolongan Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-
transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
Peringkasan/pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-
rekening buku besar.
Penyajian/Pelaporan Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas
dan laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accontability)
dan pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional. Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
 membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan
 menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi
 membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang terkait dengan masalah keuangan lainnya
 membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS Tbk PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES

Laporan Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements


Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada For the Years Ended
Tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 December 31, 2019 and 2018
PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TbkDAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir padaTanggal 31 Desember 2019 dan 2018
(Dalam Jutaan Rupiah, kecuali Mata Uang Asing,Saham per Unit dan Dinyatakan Lain)

2019
Saldo Aw al/ Penambahan Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning dari Entitas Addition Disposal Reclassification Ending
Balance Akuisisian/ Balance
Addition of
Acquired Entity
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan Acquisition Cost

Kepemilikan Langsung Direct Ownership


Tanah 449,040 -- 5,891 -- 57,304 512,235 Land
Bangunan, Prasarana dan Renovasi 1,496,137 -- 70,192 60 383,474 1,949,743 Building, Infrastructure and Renovations
Perlengkapan dan Peralatan Medis 2,407,015 78,872 161,121 1,859 61,010 2,706,159 Medical Supplies and Equipment
Peralatan dan Perabotan Kantor 785,239 263 106,861 122 13,399 905,640 Furniture, Fixtures and Office Equipment
Kendaraan 30,798 -- 1,504 122 16 32,196 Vehicles

5,168,229 79,135 345,569 2,163 515,203 6,105,973

Sew a Pembiayaan Under Finance Lease

Peralatan Medis 193,920 -- 24,069 -- 18,786 236,775 Medical Equipment

Aset dalam Pembangunan Construction in Progress

Pemilikan langsung 1,267,956 -- 263,903 47 (519,935) 1,011,877 Direct Ownership


Sew a Pembiayaan 12,986 -- 2,520 -- (14,054) 1,452 Under Finance Lease

Jumlah Perolehan 6,643,091 79,135 636,061 2,210 -- 7,356,077 Total Acquisition Cost

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation

Kepemilikan Langsung Direct Ownership

Bangunan, Prasarana dan Renovasi 300,888 -- 117,856 60 -- 418,684 Building, Infrastructure and Renovations
Perlengkapan dan Peralatan Medis 1,646,567 52,987 207,855 1,145 34,343 1,940,607 Medical Supplies and Equipment
Peralatan dan Perabotan Kantor 539,393 214 152,199 115 (35,755) 655,936 Furniture, Fixtures and Office Equipment
Kendaraan 24,193 -- 2,090 151 -- 26,132 Vehicles

Jumlah Akumulasi Penyusutan Total Accumulated Depreciation


Kepemilikan Langsung 2,511,041 53,201 480,000 1,471 (1,412) 3,041,359 Direct Ownership

Sew a Pembiayaan Under Finance Lease

Peralatan Medis 51,956 -- 33,283 357 1,412 86,294 Medical Equipment

Jumlah Akumulasi Penyusutan 2,562,997 53,201 513,283 1,828 -- 3,127,653 Total Accumulated Depreciation
Penurunan Nilai Aset Tetap -- -- 58,028 -- -- 58,028 Impairment

Nilai Tercatat 4,080,094 4,170,396 Carrying Amount

2018

Saldo Aw al/ Penambahan Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/


Beginning dari Entitas Addition Disposal Reclassification Ending
Balance Akuisisian/ Balance
Addition of
Acquired Entity
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan Acquisition Cost

Kepemilikan Langsung Direct Ownership


Tanah 346,143 -- 98,000 -- 4,897 449,040 Land
Bangunan, Prasarana dan Renovasi 947,792 -- 553,744 502 (4,897) 1,496,137 Building, Infrastructure and Renovations
Perlengkapan dan Peralatan Medis 2,204,704 -- 198,006 39,958 44,263 2,407,015 Medical Supplies and Equipment
Peralatan dan Perabotan Kantor 628,991 -- 143,024 12,425 25,649 785,239 Furniture, Fixtures and Office Equipment
Kendaraan 29,741 -- 2,171 1,699 585 30,798 Vehicles

Jumlah Kepemilikan Langsung 4,157,371 -- 994,945 54,584 70,497 5,168,229 Total Direct Ownership

Sew a Pembiayaan Under Finance Lease

Peralatan Medis 193,362 -- 24,292 -- (23,734) 193,920 Medical Equipment

Aset dalam Pembangunan Construction in Progress

Pemilikan Langsung 396,522 219,223 660,963 -- (8,752) 1,267,956 Direct Ownership


Sew a Pembiayaan 34,394 -- 16,603 -- (38,011) 12,986 Under Finance Lease
Jumlah Perolehan 4,781,649 219,223 1,696,803 54,584 -- 6,643,091 Total Acquisition Cost

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation

Kepemilikan Langsung Direct Ownership


Bangunan, Prasarana dan Renovasi 208,084 -- 93,306 502 -- 300,888 Building, Infrastructure and Renovations
Perlengkapan dan Peralatan Medis 1,439,155 -- 246,951 39,366 (173) 1,646,567 Medical Supplies and Equipment
Peralatan dan Perabotan Kantor 458,585 -- 92,921 12,113 -- 539,393 Furniture, Fixtures and Office Equipment
Kendaraan 22,656 -- 2,859 1,322 -- 24,193 Vehicles

Jumlah Akumulasi Penyusutan Total Accumulated Depreciation


Kepemilikan Langsung 2,128,480 -- 436,037 53,303 (173) 2,511,041 Direct Ownership

Sew a Pembiayaan Under Finance Lease

Peralatan Medis 21,991 -- 29,792 -- 173 51,956 Medical Equipment

Jumlah Akumulasi Penyusutan 2,150,471 -- 465,829 53,303 -- 2,562,997 Total Accumulated Depreciation
Nilai Tercatat 2,631,178 4,080,094 Carrying Amount

Anda mungkin juga menyukai