Anda di halaman 1dari 24

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU

PADA PT. MIZUPON MOTA TRADING TANGERANG

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi
Dosen Pengampu: Dedi Zulkarnaen, SE, MM

Disusun oleh:

1. Christine Poedjiono: 2018224350096


2. Yolanda Bonafantura Bauk: 2062201138

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Dedi Zulkarnaen, SE, MM Ak yang telah membimbing dan
mengevaluasi penyusunan makalah ini.
Belakangan ini sering terjadi salah pencatatan atau kehilangan
persediaan dari bagian pencatatan persediaan. Ada beberapa jenis metode
penilaian perusahaan, namun setiap perusahaan memiliki kebijakan dalam
menentukan metode mana yang lebih efisien untuk digunakan.
Pada makalah ini penulis menyajikan ringkasan materi mengenai
Sistem Akuntansi Persediaan. Penulis juga menyertakan analisis perbandingan
antara materi yang disajikan dengan pencatatan persediaan pada salah satu
perusahaan di daerah Tangerang yaitu PT. Mizupon Mota Trading.
Penulis mengharapkan masyarakat sebagai pembaca mendapat
pemahaman sehingga mampu mengetahui tujuan penulisan makalah ini serta
memudahkan proses pembelajaran dan pembuatan laporan penelitian untuk
mahasiswa lain kedepannya.

Jakarta, April 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI… ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................3
A. Sistem Akuntansi .................................................................................3
B. Sistem Akuntansi Persediaan ...............................................................3
BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................12
A. Aktivitas Siklus ..................................................................................12
B. Ancaman SIklus .................................................................................13
C. Pengendalian Intern ...........................................................................13
D. Nama Obyek Tulisan dan Alamat ......................................................15
E. Sejarah Berdirinya Perusahaan ..........................................................15
F. Aktivitas Perusahaan .........................................................................15
G. Persamaan dan Perbedaan Obyek & Teori ........................................16
BAB IV SIMPULAN ......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang
di simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari
sekumpulan produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari
bahan mentah ke barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko,
1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak
perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan.
Para Manajer Operasi menyadari bahwa management persediaan yang baik
dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan.
Dipihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya
habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara
investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan
pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus
menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka.
Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan.
Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan untuk
melayani permintaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembahasan makalah ini, penulis berinisiatif
membahas beberapa persoalan dalam tema ini. Diantaranya:
1. Apa pengertian persediaan ?
2. Apa sajakah klasifikasi persediaan ?
3. Bagaimana sistem pencatatan persediaan ?
4. Apa metode dalam penentuan nilai persediaan ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem akuntansi dan Sistem Persediaan
2. Untuk dapat memahami jenis penilaian persediaan
3. Untuk Mengetahui apakah perusahaan menerapkan metode yang sesuai
dengan teori yang diajarkan dalam pendidikan akuntansi
4. Untuk perbandingan informasi dalam perusahaan

D. Manfaat Penulisan
Manfaat bagi penulis:
1. Menambah wawasan dalam lingkup sistem akuntansi persediaan
2. Menganalisa perbedaan dan persamaan antara landasan teori dengan praktik
kerja yang ada di lapangan
3. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemahaman materi sebagai dasar
penguasaan lapangan

Manfaat bagi pembaca:


1. Menambah wawasan dalam lingkup sistem akuntansi persediaan
2. Menjadi media informasi penelitian teori dan praktik lapangan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. SISTEM AKUNTANSI
1. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem berasal dari bahasa Latin ( system) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah
suatau keadaan yang terdiri dari komponen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai satu tujuan.

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya,
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 200; 2).

Sistem adalah kumpulan/group dari bagian/komponen apapun baik fisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu. (Azhar Susanto: 24; 2004)

2. Konsep Dasar Sistem Akuntansi


a) Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
(Mulyadi:3:2001)
b) Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan,
mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan
keuangan sebuah perusahaan. (Warren, Reeve, Fees: 234:2005)

B. SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN


1. Pengertian Sistem Akuntansi Persediaan
Sistem Akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan
yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem

3
retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi
biaya produksi. Persediaan dalam perusahaan digolongkan sebagai berikut:
a. Persediaan pada perusahaan dagang (merchandise inventory)
Perusahaan dagang hanya membeli dan menjual kembali barang tanpa
mengubah bentuk fisik atau memberi nilai tambah. Pada perusahaan dagang,
persediaan barang dagang digunakan untuk menyatakan segala barang yang
dimiliki dengan tujuan untuk dijual pada periode yang bersangkutan maupun
pada masa yang akan datang.
b. Persediaan pada perusahaan industry (manufacturing inventory)
Persediaan merupakan elemen aktiva lancar yang merupakan aset terbesar dalam
perusahaan dagang.
Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang terdiri:
1. Bahan baku dan bahan penolong, adalah barang yang diperoleh untuk
digunakan dalam proses produksi.
2. Suplies pabrik, merupakan barang-barang yang mempunyai fungsi
melancarkan proses produksi.
3. Barang dalam proses, merupakan barang-barang yang sedang dikerjakan
(diproses) sebelum akhirnya menjadi barang jadi Produk selesai,
4. Barang Jadi, merupakan barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam
proses produksi dan siap untuk dijual. (Zaki Baridwan,2001;50).

2. Konsep Dasar Persediaan

Dalam PSAK no.14, persediaan didefinisikan sebagai:


1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Aktiva dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3. Aktiva dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual
kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. (Soemarso S.R.: 229 : 2002).

4
Persediaan merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menunjukan
barangbarang yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang tergantung pada jenis usaha
perusahaan masing-masing. Peresediaan yaitu barang-barang yang disimpan untuk
digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. (Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern 13(2), 2018, 46-56)

3. Metode Pencatatan Persediaan


Metode yang dapat digunakan dalam kaitannya dengan pencatatan
persediaan barang adalah:
1. Metode Periodik (Periodic Inventory System)
Metode Periodik (Periodic Inventory System) atau Metode Fisik (Physical
System). Pencatatan perpindahan barang tidak akan dicatat. Pencatatan barang
dilakukan oleh perusahaan akun penjualan untuk transaksi penjualan barang dan
akun pembelian untuk transaksi pembelian barang.

Metode pencatatan ini menyebabkan jumlah persediaan barang tidak dapat


diketahui setiap saat. Pencatatan persediaan barang dilakukan secara berkala
pada akhir periode dengan sistem penghitungan secara fisik barang dagang dan
barang persediaan (stock opname) yang ada di gudang. Umumnya, metode atau
fisik ini digunakan pada perusahaan yang menjual barang-barang dagang yang
memiliki harga murah, tetapi sering terjadi.

Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sbb:


Persediaan brg awal Rp XXX
Pembelian (neto) Rp XXX (+)
Tersedia untuk dijual Rp XXX
Persediaan brg akhir Rp XXX (-)
Harga pokok penjualan RpXXX

5
Kelemahan:
- Ketika kehilangan barang persediaan yang akan sulit untuk diketahui oleh
perusahaan secara tepat karena hanya dicatat di akhir periode
- Kelemahan menyajikan jumlah yang pasti terhadap persediaan barang,
metode ini juga menyulitkan penentuan dalam penetapan harga yang benar
untuk harga pokok barang yang telah terjual.
- Jurnal penyesuaian (adjustment journal) sering dibuat untuk mengatasi
kelemahan dari penerapan metode 6udang6c (Periodic Inventory System)
ini. Dengan jurnal penyesuaian, data pencatatan barang dagang disusun
berdasarkan jumlah atau saldo persediaan akhir barang dan data penyesuaian
akhir periode.

Kelebihan:
Karena pencatatan dalam metode ini hanya dilakukan secara 6udang6c, tidak
setiap saat terjadinya transaksi, hanya dilakukan di akhir periode, metode ini
lebih menghemat waktu dan tenaga.

2. Metode Buku (Perpetual)


Metode Permanen (Perpectual System). Pencatatan barang dagang dilakukan
secara permanen atau terus menerus, detail atau terperinci pada setiap transaksi
yang terjadi dalam perusahaan barang dagang. Pencatatannya yaitu:
a. Dalam rekening persediaan barang dagang
Pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian barang dagang, retur, dan
pengurangan harga pembelian yang dibeli oleh perusahaan barang dagang
akan dicatat dalam rekening ini.
b. Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan ditentukan dengan cara mendebit rekening harga
pokok penjualan dan mengkredit rekening persediaan barang dagang.
c. Rekening pengendali
Buku pembantu yang juga merupakan rekening pengendali menyajikan data
tentang kualitas dan harga dari tiap-tiap persediaan barang.

6
Kelemahan:
Metode pencatatan persediaan barang dagang dengan metode ini dilakukan
setiap adanya kegiatan ataupun transaksi walaupun lebih akurat namun metode
ini lebih memakan banyak waktu dan tenaga.

Kelebihan:
Kegiatan dan transaksi yang selalu tercatat secara detail atau terperinci membuat
pencatatan persediaan barang dagang menjadi lebih akurat sehingga terjadinya
kehilangan barang persediaan dapat dengan mudah terlacak oleh perusahaan.
Contoh soal:
Persediaan awal 100 unit pada $6 = $600, Pembelian 35.900 unit pada $6 =
$5.400, Penjualan 600 unit pada $12 = $7.200, Persediaan akhir 400 unit pada
$6 = $ 2.400.

Sistem Persediaan Perpetual Sistem Persediaan Periodik


Pembelian barang untuk dijual Pembelian barang untuk dijual
kembali: kembali:
Persediaan (900 pada $6) 5.400 Pembelian (900 pada $6) 5.400
Hutang Dagang 5.400 Hutang Dagang 5.400

Mencatat Penjualan: Mencatat Penjualan:


Piutang Dagang 7.200 Piutang Dagang 7.200
Penjualan (600 pada $12) 7.200 Penjualan (600 pada $12) 7.200
HPP (600 pada $6) 3.600
Persediaan 3.600
Ayat Penutup:
Ayat Penutup: Persediaan 2.400
-tidak ada ayat jurnal- HPP 3.600
Pembelian 5.400
Persediaan (awal) 600

7
Apabila sistem pencatatan yang digunakan adalah sistem perpetual dan ada
perbedaan saldo antara jumlah persediaan berdasarkan catatan dan perhitungan
fisik persediaan, maka diperlukan ayat jurnal yang terpisah untuk menyesuaikan
jumlah persediaan.
Sebagai contoh, pada akhir periode pelaporan, jumlah persediaan yang tercatat
adalah sebesar $4.000 tetapi berdasarkan perhitungan fisik jumlah persediaan
adalah sebesar $3.800. Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penyesuaian
adalah sebagai berikut:
Kelebihan dan kekurangan persediaan 200
Persediaan 200

3. Metode Penilaian Persediaan


1) Metode Fifo (First In First Out)
- Penerapan metode ini terutama diterapkan pada barang-barang yang tidak
tahan lama atau produk-produk yang modelnya cepat berubah. Oleh
karena itu dengan penerapan metode ini maka saldo akhir menunjukkan
barang yang dibeli terakhir sebab barang yang dibeli lebih awal akan
dikeluarkan lebih awal juga.
- Penggunaan metode ini dalam menghitung nilai persediaan barang akan
menghasilkan laba yang besar namun penghitungan kurang akurat.
- Contoh penerapan metode ini yaitu pada produk makanan di supermarket.
2) Metode Lifo (Last In First Out)
- Metode ini unit persediaan yang dijual pertama adalah unit persediaan
yang terakhir masuk ke gudang.
- Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran
keluar biaya persediaan merupakan kebalikan dari kronologi terjadinya
biaya. Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam
periode kenaikan harga (inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil
dan pajak yang terutang juga menjadi lebih kecil. Namun, berdasarkan
PSAK 14 metode LIFO tidak boleh digunakan lagi.

8
- Contoh bidang penerapan metode ini dalam perusahaan dagang yaitu
dalam bidang pakaian, teknologi, elektronik dan toko buku.
3) Metode Average (Rata-Rata)
- Metode Average merupakan metode tengah-tengah antara metode FIFO
dan metode LIFO.
- Metode Average dibagi menjadi dua metode yaitu metode rata-rata
sederhana (simple average method) dan metode rata-rata tertimbang
(weighted average method).
- Dalam metode rata-rata sederhana (simple average method), nilai
persediaan barang ditentukan melalui hasil perkalian dari harga rata-rata
barang dagang per unit dengan sisa barang dagang.
- Sedangkan dalam metode rata-rata tertimbang (weighted average method),
nilai persediaan barang dagang ditentukan berdasarkan perhitungan pada
perkalian dari jumlah barang dagang yang tersedia dengan harga barang
dagang rata-rata persatuan.

4. Tujuan Persediaan
Pada prinsipnya persediaan bertujuan untuk memudahkan proses produksi suatu
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumennya. Karena membutuhkan
waktu menyelesaikan operasi dan untuk memindahkan produk dari suatu proses
ke proses yang lain yang disebut sebagai persediaan dalam proses dan Untuk
memungkinkan suatu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara bebas,
tidak tergantung dari lainnya. Adapun tujuan persediaan adalah sebagai berikut:
1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang yang dibutuhkan
perusahaan
2) Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik
sehingga harus dikembalikan;
3) Sebagai salah satu alternatif barang yang dihasilkan musiman sehingga dapat
digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran;
4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi;

9
5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal;
6) Memberikan pelayanan optimal memberikan jaminan tersedianya barang
7) Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan
atau penjualannya.

5. Fungsi Persediaan
Fungsi Persediaan yaitu mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi
operasional perusahaan dapat ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan
mengefektifkan:
1. Fungsi Indenpendensi.
Persediaan memiliki fungsi agar perusahaan dapat melakukan proses
produksi meski supplier tidak dapat menyanggupi jumlah dan waktu
pemesanan barang yang dilakukan perusahaan dengan cepat.
2. Fungsi Ekonomis.
Persediaan memiliki fungsi agar perusahaan dapat menggunakan seluruh
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan.
3. Fungsi Antisipasi.
Persediaan memiliki fungsi agar perusahaan dapat melakukan antisipasi
terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan
ataupun ada masalah lain.

6. Unit-unit yang terkait

Unit-unit organisasi dalam sistem akuntansi persediaan barang adalah :


a. Fungsi Gudang, pada bagian gudang diselenggarakan kartu gudang untuk
mencatat kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang di simpan di
gudang yang ditempelkan pada penyimpanan barang.
b. Fungsi Akuntansi, pada bagian akuntansi diselenggarakan kartu persediaan
yang digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang di
simpan di gudang. Di samping itu, kartu persediaan ini merupakan rincian

10
rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku besar. (Mulyadi,
2001; 556)

7. Biaya-Biaya Persediaan
Berikut merupakan unsur biaya yang terdapat pada persediaan:
1. Biaya Pemesanan (ordering cost/procurement cost) adalah biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang yang dimulai
dari penempatan pemesanan hingga tersedianya barang tersebut. Biaya ini
mencakup biaya-biaya antara lain:
a. Biaya administrasi dan penempatan order
b. Biaya pemilihan vendor,
c. Biaya pengangkutan dan bongkar muat,
d. Biaya penerimaan dan pemeriksaan barang.
2. Biaya Penyimpanan (holding cost atau carrying cost) adalah biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan diadakannya persediaan barang. Dan biaya
penyimpanan ini dinyatakan dalam 2 bentuk yakni sebagai persentase dari
nilai rata-rata persediaan per tahun dan per unit barang. Antara lain:
a. Biaya sewa udang,
b. Biaya administrasi pergudangan,
c. Biaya gaji pelaksana gudang,
d. Biaya listrik, air dan telepon.
e. Biaya modal yang ditanam dalam persediaan,
f. Biaya asuransi,
g. Biaya kerusakan / kehilangan dan penyusutan persediaan.
3. Biaya Kekurangan Persediaan (shortage cost/stock cost) adalah biaya yang
timbul karena tidak tersedianya barang persediaan pada waktu diperlukan.
Termasuk biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses produksi,
biaya adminitrasi tambahan, biaya kehilangan pelanggan.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Aktivitas Siklus
1. Pencatatan Persediaan
Perusahaan ini menggunakan pencatatan dengan metode Perpetual. Berikut
ringkasan pencatatannya:

Berikut File Catatan Persediaan:


https://drive.google.com/drive/folders/1-anqae6YDye-XQE74tnwfbD4-Rgd_ti1

2. Tugas Bagian Gudang


- Menerima barang sesuai packing list
- Menyerahkan barang sesuai packing list
- Menyiapkan permintaan barang

12
3. Alur Penerimaan Barang
a. Bagian logistic menerima barang sesuai packing list dari China
b. Bagian Gudang membongkar container dan merapihkan barang sesuai
standar
c. Bagian Gudang menginfokan apabila barang sudah sesuai packing list ke
bagian logistic
d. Jika terjadi kekurangan barang maka bagian Gudang lapor ke bagian
logistic

4. Alur Pengiriman Barang


- Bagian Sales membuat daftar PO yang berisikan jumlah dan type barang
kemudian menyerahkan dokumen ke Admin Sales
- Admin Sales membuat no urut pengiriman barang dan menyerahkannya
pada bagian manager Sales untuk mengkonfirmasi kesesuaian barang
dan menandatanganinya
- Bagian Logistik membuat SPPB (Surat Permintaan Pengeluaran Barang)
dengan no berurutan yang berisikan data berupa No urut, jumlah, dan
type barang
- Bagian Gudang menyiapkan barang sesuai SPPB
- QC mengecek kesesuaian barang dan membuat Cek Sheet sesuai SPPB
serta menuliskan kode barang untuk mempermudah proses klaim jika
terjadi kerusakan
- Bagian Gudang membuat surat jalan sesuai SPPB yang berisikan kode
barang, nama barang, Model, Type, Jumlah barang, Berat Total, dan
Nomor seri barang
- QC memastikan surat jalan sesuai dengan Cek Sheet
- Proses Packingan dan memasukan seluruh item ke dalam mobil
- Proses Pengiriman
- Menerima ttd dari toko atau penerima barang

13
5. Pengendalian Internal
Apabila terjadi masalah hanya dalam penerimaan dan pengiriman barang
yaitu terjadi selisih barang yaitu dengan melaporkan pada bagian logistik

Penanganan Masalah Komplainan Barang


- Bagian Logistik mendapat komplainan misalkan barang SC80 dengan
seri SCBM502753 kemudian menyerahkan pada bagian Gudang
- Bagian Gudang memastikan jumlah dan tipe barang
- Bagian Technical Support dan QC membuat status barang tsb dan
menunggu surat PCR (product Complain Retur) dari bagian Sales yang
berisi data permasalahan pada barang
- Admin Sales mengisi no urut dan memvalidasi pada Manager Sales dan
mengecek data PO
- Technical Support melacak seri barang untuk ditelusuri tanggal, bulan,
dan tahun pembelian untuk membuat status barang. Apabila lebih dari
1 tahun maka tidak diproses dan unit langsung dikembalikan ke
customer Kembali. Namun jika barang belum ada 1 tahun maka dicek
terlebih dahulu apakah barang masih bisa diperbaiki. Jika bisa
diperbaiki dan kemungkinan hanya akan mengganti beberapa part saja.
Namun jika unit tersebut rusak dan tidak bisa diperbaiki maka akan
diganti unit yang baru.
- Bagian Logistik menerima PCR dari TS kemudian membuat SPPB yang
berisikan status barang beserta Tindakan atau solusi perbaikan atau
penggantian unit baru
- Bagian Logistik Menyerahkan SPPB 1 lembar ke bagian Gudang dan 1
lembar ke Technical Support
- Gudang menyiapkan barang dan Surat jalan
- QC memastikan surat jalan sesuai dengan Cek Sheet
- Proses Packingan dan memasukan seluruh item ke dalam mobil
- Proses Pengiriman
- Menerima ttd dari toko atau penerima barang

14
6. Jenis Dokumen Gudang
a. Surat Jalan terdiri dari 5 rangkap yaitu: Putih dan Biru untuk Bagian
Finance, Kuning untuk Customer, Hijau untuk Admin Sales, dan Merah
untuk logistic

b. SPPB (Surat Permintaan Pengeluaran Barang)

15
7. Area Gudang
a. Area barang OK
b. Area barang Display atau pajangan
c. Area barang Hold (Butuh Tindakan) Misalnya barang stok kosong,
material tidak lengkap
d. Area barang NG (part-part NG diberikan label NG)
Jika status unit NG pada NG machine maka part body masih bagus akan
ditukar dengan unit complain masalah body pecah sehingga status unit tsb
menjadi NG Machine dan NG Material
e. Area barang Technical Support
Tempat penyimpanan hasil perbaikan atau barang dalam penanganan tim
Technical Support

B. Ancaman Siklus Tersebut


Metode pencatatan persediaan barang dagang dengan metode ini dilakukan
setiap adanya kegiatan ataupun transaksi walaupun lebih akurat namun metode
ini lebih memakan banyak waktu dan tenaga. Sehingga akhir periode tetap
harus melakukan stok opname untuk memastikan stok yang ada di Gudang
sesuai dengan yang ada di catatan bagian Gudang.

C. Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern merupakan struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur-unsur pokok pengendalian intern:
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara
tegas. Prinsip pembagiannya adalah harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi,
penyimpanan dan fungsi akuntansi. Kemudian suatu fungsi tidak boleh
diberi tanggungjawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu
transaksi.

16
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Sistem
otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat
dipercaya dan prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi
yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Caranya yaitu: penggunaan formulir bernomor urut tercetak
yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang,
setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau unit organisasi, memeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu pada pihak yang akan diperiksa dengan
jadwal yang tidak teratur.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.
Karyawan yang kompeten, jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi
tanggungjawabnya akan dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien dan
efektif. Sistem pengendalian intern sangat diperlukan dalam perusahaan
agar tidak terjadi kesalahan maupun penyelewengan dari setiap bagian
karena dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
5) Dilakukannya pencocokan yang independen Elemen pengendalian internal
ini merupakan pengkajian ulang dari hasil pelaksanaan elemen-elemen
pengendalian internal lainnya. Hasil kerja tiap-tiap bagian harus dicocokan
oleh bagian yang independen. Bila pencocokan hasil kerja dilakukan bukan
oleh pihak yang independen, tingkat kemungkinan terjadinya kecurangan
dan pandangan yang subyektif akan semakin tinggi.

17
D. Nama Obyek Tulisan dan Alamatnya
Nama Obyek:
PT.Mizupon Mota Trading

Alamat:

WTC Mall Matahari Serpong, Jl. Raya Serpong No.906, Pd. Jagung,
Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten 15326 Kota Tangerang
Selatan 15326, Banten, Indonesia
CP. (021) 53191161

E. Sejarah Berdirinya
PT.Mizupon Mota Trading adalah prinsipal dari Fujian Mindong Electric
Corp., LTD yang berlokasi di Indonesia. Supplier Generator Set, Pompa
Air, Electro Motor, Genset (Gasoline). Fujian Mindong Electric Corp., LTD
Didirikan pada tahun 1958, Fujian Mindong Electric Corp., LTD adalah
grup dengan penelitian ilmiah, produksi, penjualan, dan layanan yang
terlibat di pasar domestik dan internasional. Disetujui sertifikasi ISO14001
& ISO9001, CE, 3C, ROHS, Mindong tumbuh sebagai perusahaan
manajemen yang komprehensif.

F. Aktivitas Perusahaan
PT.Mizupon Mota Trading adalah supplier penjualan Generator Set, Pompa
Air, Electro Motor, Genset (Gasoline) yang di impor dari perusahaan
induknya Fujian Mindong Electric Corp., LTD di China.

18
G. Persamaan dan Perbedaan Obyek dengan Teori
Persamaan:
- Perusahaan menggunakan metode perpetual sudah sesuai dengan
landasan teori:
Pencatatan barang dagang dilakukan secara permanen atau terus
menerus, sehingga sewaktu-waktu perusahaan dapat mengetahui kondisi
persediaan. Catatan persediaan di catat dalam kartu stok bagian Gudang

Perbedaan:
- Perusahaan tidak mencatat transaksi yang terjadi pada persediaan pada
jurnal karena hanya dicatat pada kartu persediaan (Kartu Stok) oleh
bagian Gudang.

19
BAB IV
SIMPULAN

Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam menentukan metode


penilaian persediaan dalam perusahaannya. Hal tersebut bisa terjadi karena faktor
perekonomian perusahaan yang kurang memadai untuk mempekerjakan karyawan
andal ataupun membeli sistem pencatatan yang mahal. Jenis persediaan yang
beranekaragam dan bernilai mahal memungkinkan perusahaan akan menggunakan
metode penilaian yang lebih aman. Bisa jadi perusahaan menimbang efisiensi dan
kefektifan salah satu metode persediaan.

Perusahaan masih bisa mempelajari ataupun melakukan uji coba dalam


menggunakan metode penilaian persediaan kemudian apabila metode tersebut
dirasa kurang cocok untuk kebijakan yang ada pada perusahaan ada baiknya segera
diganti. Karena ada banyak sistem dan prosedur yang terlibat, perusahaan yang
memiliki persediaan juga memiliki sistem pengendalian intern agar kesalahan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja dapat diminimalisir.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2016, Sistem Akuntansi, Edisi Empat, Semarang: Salemba Empat.


Mulyadi, 2013, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga (Universitas Gadjah Mada),
Yogyakarta: Salemba Empat.
V. Wiratna, Sujarweni, 2015, Sistem Akuntansi, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.x

21

Anda mungkin juga menyukai