Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASI PERUSAHAAN
JURUSAN AKUNTANSI (SEMESTER V)

ANA MARIAH 14140012


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Teori Akuntansi & Akuntansi Kelanjutan 2.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak. Sehingga saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
beberapa kekurangan, karena terbatasnya kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada para pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk saya khususnya dan
para pembaca umumnya. Untuk itu saya mengaharpkan saran dan kritikan agar saya dapat
memperbaikinya, serta untuk bahan acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Malang, 08 Januari 2017

Ana Mariah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 5
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 6
1.3 Tujan……………………………………………………………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi…………………..… 8
2.2 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi………………..………. 8

BAB II PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Laporan Konsolidasi………………………...……… 10
3.2 Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasi…………………….. 15
3.3 Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi…...…………….. 17
3.4 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi………..……………….. 18
3.5 Laporan Keuangan Konsolidasi yang sesuai dengan PSAK &
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)…...………… 18
3.6 Penerapan PSAK No.4 serta Relevasi PSAK NO.15 & 22
dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolida…………….. 20
3.7 Konsep & Standar Laporan Keuangan Konsolidas……………... 36
3.8 Pooling of Interest & Purchase…………………………………. 38
3.9 Prosedur Konsolidasi………………………………………….... 39
3.10 Pelaksanaan Penggabungan Usaha Melalui Akuisi Saham……. 41
3.11 Prosedur Penyusunan Laporan Konsolidasi...…………………. 43
3.12 Laporan Laba Rugi Konsolidasi……………………….….…... 45
3.13 Neraca Konsolidasi Pada Tanggal Akuisi……………………... 47
3.14 Neraca Konsolidasi Setelah Akuisi………………………….... 53
3.15 Alokasi Kelebihan Pada Aktiva Bersih Yang Dapat di
Identifikasi & Goodwill………………………………...……... 56
3.16 Alokasi Harga Beli pada Total Nilai Wajar Perusahaan Anak.... 65
3.17 Penyatuan Kepemilikan Perusahaan Anak…………………...... 68
3.18 Laporan Arus Kas Konsolidasi………………………………... 71
3.19 Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi……...... 72

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 74
4.2 Saran………………………………….……………………….. 76

DAFTAR PUSTAKA……………………….……………………………… 77
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang melakukan


penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan mereka.
Penggabungan ini dapat berbentuk merger yang mengekor pada perusahaan pembeli,
konsolidasi yang mendirikan perusahaan baru, atau akuisisi saham, yaitu perusahaan yang
bergabung tapi masih melakukan operasi masing-masing.

Jika perusahaan bergabung dalam bentuk merger atau konsolidasi, maka pencatatan
akuntansinya akan lebih mudah dibandingkan dengan akuisisi saham, yaitu hanya
memindahkan semua akun aktiva bersih ke perusahaan yang masih berdiri atau perusahaan
yang didirikan, kemudian perusahaan lainnya yang bergabung dibubarkan. Kondisi berbeda
terjadi bila perusahaan-perusahaan yang bergabung ini masih menjalankan operasinya
masing-masing. Yang terjadi adalah akan muncul akun resiprokal pada masing-masing
perusahaan yang bergabung ini. Untuk itulah dibuat laporan keuangan konsolidasi.

Walaupun disebut laporan keuangan konsolidasi, bukan berarti laporan ini digunakan
untuk penggabungan usaha bentuk konsolidasi. Dalam praktiknya, laporan ini biasa
digunakan untuk perusahaan induk dan perusahaan anak. Lebih lengkapnya, laporan
konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari
penggabungan dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas pemilikan dan pengendalian
bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan. Dalam penyusunan neraca
gabungan untuk kantor pusat dan cabang saldo aktiva dan kewajiban masing-masing cabang
digabungkan dengan saldo yang sama pada kantor pusat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang pembuatan ma


kalah yang telah dituliskan diatas, maka bisa diintisarikan rumusan masalah dari penulisan
makalah ini yang nantinya menjadi pokok bahasan, yaitu:
1. Apa pengertian dari laporan keuangan konsolidasi?
2. Apa kegunaan laporan keuangan konsolidasi?
3. Apa keterbatasan yang ada pada pelaporan keuangan konsolidasi?
4. Bagaimana konsep dan standar dari pelaporan keuangan konsolidasi ini?
5. Bagaimana perhitungan laporan konsolidasi jika penguasaaan anak perusahaan 100% atau
kurang dari 100% ?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Setelah pokok bahasan dari makalah ini terjawab, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari keuangan konsolidasi
2. Untuk mengetahui manfaat dari dibuatnya laporan keuangan konsolidasi
3. Untuk mengetahui keterbatasan-keterbatasan yang ada pada laporan keuangan konsolidasi
4. Untuk mengetahui konsep dan standar dari laporan keuangan konsolidasi
5. Untuk mengetahui perhitungan laporan keuangan konsolidasi baik yang kepemilikan 100%
maupun kurang dari 100%

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara pemilikan


perusahaan induk atas perusahaan anak atau cabangnya dalam satu satuan ekonomi .
Laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk
perusahaan induk (entitas pengendali) dan satu atau lebih baik anak cabnag atau cabang
perusahaan (entitas yang di kendalikan), seolah-olah entitas-entitas individual tersebut
merupakan satu entitas atau satu perushaan. Laporan keuangan konsolidasi diperlukan
apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki control terhadap perusahaan lain.

2.2 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Hal ini diungkapkan oleh Beams (2006) sebagai berikut :

The opening paragraph of ARB No.51, “Consolidated Financila Statement”.States that :

The purpose of consolidated statement is to present, primarily for the benefit of stockholders
and creditors of the parent company, the result of operation and the financial position of a
parent company and its subsidiaries essentially as if the group were a sigle company with
one or more branches or divisions”
Menurut pengertian diatas tujuan dari laporan laba rugi konsolidasi adalah untuk
menyajikan laporan, terutama untuk kepentingan pemegang saham dan kreditur dari
perusahan induk, hasil operasi dan posisi keuangan perusahan induk dan anak perusahaan
pada dasarnya seolah-olah kelompok itu satu perusahaan dengan satu atau lebi h cabang
atau divisi. Tujuan laporan keuangan konsolidasi disusun agar dapat memberikan gambaran
yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economy entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yangberhubungan istimewa,dimana
laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak –pihak yang
berkepentingan dan harus di dasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.

Laporan keuangan konsolidasi yang di buat diharapkan dapat memberikan gambaran


yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk
perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan penyedia dana lainnya dan juga dapat
memberikabngambaran yang jelas tentang totalsumber daya perusahaan hasil gabungan di
bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan penyedia
danalainnya. Laporan keuangan konsoidasi diharuskan dibuat satu perusahaan memiliki
mayoritas saham beredar dari perusahaan lain

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN LAPORAN KONSOLIDASI

Laporan Konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk menunjukkan pengaruh


ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas pemilikan dan
pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan. Masing-masing
entitas tetap beroparasi secara terpisah dan independen serta membuat laporan keuangan
individu.Akan tetapi, entitas-entitas tersebut berada dalam satu pengendalian yang dilakukan
oleh pihak yang bergabung.Entitas pengendali disebut dengan entitas induk dan entitas yang
dikendalikan disebut dengan entitas anak. Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan
memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.Dalam penyusunan neraca gabungan
untuk kantor pusat dan cabang saldo aktiva dan kewajiban masing-masing cabang
digabungkan dengan saldo yang sama pada kantor pusat.
Karena entitas-entitas yang bergabung dalam pengendalian tetap beroprasi secara
individu, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mensyaratkan disusunnya suatu laporan
keuangan gabungan, yang dalam istilah akuntansi disebut laporan keuangan
konsolidasi.PSAK 4 revisi 2009 memberi istilah Laporan Keuangan Konsolidasi sebagai
lampiran keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan seperti suatu entitas ekonomi
tunggal.Laporan keuangan konsolidasi wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali
tertinggi dalam suatu kelompok usaha.
Laporan keuangan konsolidasi di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 4 revisi 2009, tentang Laporan Keuangan Konsolidasi dan
Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 4 ini diadopsi dari Standar Akuntansi Internasional
(IAS) 27 tahun 2009, yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 22
Desember 2009.PSAK 4 yang terbit 22 Desember 2009 ini sebagai revisi dari PSAK 4
tanggal 7 September 1994.
Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang berbeda,
bahkan undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s length transaction diantara entitas
yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak diperkenankan membedakan
harga jual atau pembelian produk terhadap entitas anak dan entitas lain yang tidak berafiliasi.
Pembelian saham dapat dalam bentuk kas, pertukaran aktiva lain atau melalui surat
berharga yang diterbitkan oleh perusahaan sendiri dan dicatat sebesar harga perolehannya (at
cost). Bila melalui pertukaran surat berharga, maka dicatat nilai wajar dari surat berharga
tersebut dan setiap terjadi selisih antara nilai nominal dan nilai jual maka dicatat sebagai
premium atau diskonto (agio dan disagio) atau paid in capital.

SIFAT PENGGABUNGAN USAHA

1. Horizontal integration

Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama,
misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product
juga.

2. Vertical integration

Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co salah
satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor obat-
obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat mengurangi
biaya pengiriman obat-obatan ke pasar

3. Conglomeration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi
untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi
perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

ALASAN-ALASAN PENGGABUNGAN USAHA

Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas
melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru?
Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan
adalah:

1) Manfaat Biaya (Cost Adventage).

Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui
pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.

2) Risiko Lebih Rendah (Lower Risk).

Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya
dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha
kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.

3) Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).

Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk
segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan
peraturan pemerintah yang lainnya.

4) Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).

Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena


perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih,
beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik
melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio
hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang
menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi
bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang
menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk
mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
5) Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).

Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun


berwujud.

BENTUK PENGGABUNGAN USAHA

Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat


dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :

1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha


sebagai berikut :

 Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang


menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan
usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan
meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.

 Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya


mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang
kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar
dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.

 Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan


vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan
yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan
perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).

2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :

 Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain
yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang
mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.

 Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu
perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru

 Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh
saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest).
Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi
sebagaimana perusahaan lainnya.

3.2 KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI


Laporan keuangan konsolidasi terutama ditunjukan untuk kepentingan pihak-pihak
yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan seperti pemegang
saham, kreditur dan penyedia dana. Laporan keuangan konsolidasi seringkali merupakan
satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber daya perusahaan
hasil gabungan tersebut.
Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk perusahaan
umumnya mempunyai kepentingan paling besar atas laporan keuangan konsolidasi
disbanding laporan masing-masing perusahaan secara individu karena nasib induk
perusahaan dipengaruhi oleh oprasi dari anak-anak perusahaan. Ketika anak perusahaan
menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk perusahaan. Dan sebaliknya,
kerugian yang diterima oleh anak perusahaan juga akan berpengaruh kepada induk
perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan konsolidasi, pemilik dan calon pemilik lebih
mampu untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang
berada pada pengendaliannya.
Kreditur jangka panjang dari induk perusahaan juga memperhatikan kegunaan laporan
keuangan konsolidasi karena pengaruh oprasional anak perusahaan terhadap kesehatan
keseluruhan perusahaan dan masa depan induk perusahaan,relevan untuk pengambilan
keputusan kreditur. Walaupun induk perusahaan dan anak perusahaan adalah entitas yang
terpisah, kreditur induk perusahaan mempunyai klaim tidak langsung atas asset-aset anak
perusahaan.
Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan untuk
informasi terkini baik mengenai oprasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai
perusahaan-perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.Sebagai contoh, anak
perusahaan individual dapat mempunyai volatilitas tinggidalam oprasinya, setelah hasiloprasi
dan neraca digabung, manager dapat mengetahui pengaruh keseluruhan aktivitas pada
periode tersebut.Sebaliknya, informasi mengenai perusahaan-perusahaan individual dalam
entitas konsolidasi juga dapat berguna. Contohnya, manajer dapat mengkompensasi
kekurangan kas di suatu anak perusahaan dengan kelebihan kas dari anak perusahaan lain
tanpa perlu melakukan pinjaman dari luar yang memerlukan biaya tambahan. Manajer induk
perusahaan menaruh perhatian kepada laporan keuangan konsolidasi untuk mengevaluasi
kinerja dari masing-masing entitas.
3.3 KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna, tetap harus diingat bahwa laporan
keuangan konsolidasi tetap memiliki keterbatasan. Beberapa informasi akan hilang setiap
kumpulan data digabungkan. Beberapa keterbatasan dari laporan keuangan konsolidasi
adalah sebagai berikut:
1. Karena hasil oprasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukan
dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja atau posisi dari satu
atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik dari perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena
sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang
belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan konsolidasi termasuk asset anak
perusahaan, tidak semua asset yang ditampilkan tersedia untuk pembagian deviden induk
perusahaan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung berdasarkan
informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan mana pun yang
dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam
konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai contoh, panjang siklus
oprasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat bervariasi, menyebabkan piutang dari
panjang periode yang sama diklasifikasikan berbeda.
5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan yang
termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar, tetapi tambahan
pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat
banyak.
3.4 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tujuan PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah memberikan acuan dan
aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam
rangka menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) demi meningkatkan kualitas dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang
dimaksud dengan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat
memenuhi kebutuhan dan memberikan informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk
lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat menjadi acuan akan pentingnya penyusunan
laporan keuangan konsolidasian yang selama ini belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh
entitas pelaporan
3.5 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI YANG SESUAI DENGAN PSAK DAN
INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat pertimbangan dan estimasi yang
mempengaruhi jumlah serta pengungkapan tertentu berdasarkan evaluasi manajemen atas
fakta dan keadaan yang relevan pada tanggal pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan
jumlah yang diestimasi, dan estimasi ini dapat disesuaikan lebih lanjut.
Laporan Keuangan Perusahaan dan entitas anak telah mengadopsi semua standar baru
dan telah direvisi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
dari Institut Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasi dan efektif untuk periode
akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
Penerapan standar-standar baru dan telah direvisi dan interpretasi telah menghasilkan
perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak pada bidang berikut yang
mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan berupa :
PSAK 1 (Revisi 2009), tentang Penyajian Laporan Keuangan.
Penerapan PSAK 4 (revisi 2009) mengubah akuntansi investasi entitas anak di laporan
keuangan terpisah entitas induk yang disajikan sebagai informasi tambahan dari metode
ekuitas ke metode biaya.
PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, Standar ini memperluas
definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi. Standar ini
juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas
dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka.
PSAK 2 (revisi 2009), tentang Laporan Arus Kas.
PSAK 3 (revisi 2010), mengenai Laporan Keuangan Interim.
PSAK 5 (revisi 2009), tentang Segmen Operasi.
PSAK 8 (revisi 2010), perihal mengenai Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 23 (revisi 2010), tentang Pendapatan.
PSAK 25 (revisi 2009), mengenai Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.
PSAK 48 (revisi 2009), tentang Penurunan Nilai Aset.
PSAK 57 (revisi 2009), tentang Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
ISAK 17, tentang Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
3.6 PENERAPAN PSAK NO.4 SERTA RELEVANSI PSAK NO. 15 DAN 22 DALAM
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
ABSTRAK
Penyuunan laporan keuangan konsolidasi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 4. Selain PSAK No. 4, dua PSAK lain juga mengatur beberapa hal
yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan konsolidasi, yaitu PSAK No. 15 tentang
Akuntansi Untuk Investasi Pada Perusahaan Asosiasi dan PSAK No. 22 tentang Akuntansi
Penggabungan Usaha. PSAK No.4 mendefinisikan kriteria konsolidasi sekaligus
menguraikan tentang prosedur konsolidasi; PSAK No. 15 mengatur investasi yang harus
dipertanggung/awabkan dengan metode ekuitas, di mana metode mi erat kaitannya dengan
laporan /ceuangan konsolidasi; sedangkan PSAK No.22 mengatur perlakuan akuntansi
penggabungan usa/ia yang dapat berupa suatu akuisisi atau penyatuan kepemilikan, baik yang
dilakukan melalui perolehan saham maupun aktiva neto. Artikel mi menguraikan tentang
penerapan ketiga PSAK tersebut dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
Pembahasan a/can dimulai dan penggabungan usa/ia (PSAK No.22), kemudian dilanjutkan
dengan akuntansi investasi metode ekuitas (PSAK No. 15), dan pembahasan tentang laporan
keuangan konsolidasian (PSAK No. 4).
Kata-kata kunci . Laporan Keuangan Konsolidasi, Metode Ekuitas, Akuisisi, Penyatuan
Kepemiikan.

1. AKUNTANSI PENGGABUNGAN USAHA


PSAK No.22 mengatur perlakuan akuntansi penggabungan usaha (business
combination) yang dapat berupa suatu akuisisi (acquisition) atau penyatuan kepemilikan(uniting
of interest), baik yang dilakukan melalui perolehan saham maupun aktiva neto. Transaksi mi
dapat dilakukan dengan membentuk suatu badan usaha baru, mengalihkan aktiva neto ke badan
usaha lain atau membubarkan satu atau lebih badan usaha yang bergabung. Penggabungan usaha
mi akan menimbulkan hubungan induk-anak perusahaan, bila dilakukan dalam bentuk saham.
Sedangkan penggabungan usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di bawah
pengendalian yang sama (companies under commoncontrol) merupakan restrukturisasi atau
reorganisasi, sehingga tidak tercakup dalamPSAK mi.

A.Akuisisi dan Penyatuan Kepemiikan


PSAK No.22 membedakan penggabungan usaha sebagai akuisisi dan penyatuan kepemi-
li/can. Suatu akuisisi terjadi, bila salah satu perusahaan memperoleh kendali atasperusahaan
lain, yang diasumsikan terjadi bila salah satu perusahaan yang bergabung mempenoleh lebih
dan 50% dari hak suara pada perusahaan lain. Kendall dianggap tetapada, walaupun pemilikan di
bawah 50%, yaitu bila diperoleh:
• kekuasaan lebih dan 50% berdasarkan perjanjian dengan investor lain.
• kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi keuangan berdasarkanperjanjian
atau anggaran dasar.
• kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota
pengurusperusahaan.
• kekuasaan untuk mendapatkan hak mayaritas dalam rapat direksi.
PSAK No.22 mensyaratkan bahwa suatu penggabungan usaha diperlakukan
sebagaisuatu penyatuan kepemilikan apabila para pemegang saham perusahaan-perusahaan
yangbergabung tidak ada yang lebih dominan dari yang lain setelah terjadinya
penggabunganusaha dan mereka bersama-sama mengendalikan seluruh atau secara efektif
seluruhaktiva neto dan operasi, serta bersama-sama berbagi risiko dan manfaat atas
perusahaangabungan tersebut. Untuk itu dipersyaratkan bahwa : (1) mayoritas dari saham
berhaksuara perusahaan yang bergabung dipertukarkan; (2) nilai wajar perusahaan-
perusahaantersebut tidak berbeda secara signifikan; dan (3) para pemegang saham
tetapmempertahankan hak suara dan kepemilikan yang seimbang dalam perusahaan
gabungan,relatif sama dengan sebelum perusahaan bergabung. Melihat syarat-syarat yang
harusdipenuhi tersebut, tampaknya suatu penggabungan usaha sangat sulit untuk
dapatdipandang sebagaipenyatuan kepemilikan.
Penggabungan usaha yang berupa akuisisi dipertanggungjawabkan
denganmetode pembelian, di mana digunakan biaya perolehan (cost) sebagai dasar untuk
mencatat akuisisi tersebut. Sedangkan penggabungan usaha berupa penyatuan
kepemilikan, dipertanggungjawabkan dengan metode penyatuan kepemilikan, di mana unsur-
unsur laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung digabungkan satu per satu,
termasuk untuk laporan periode sebelum penggabungan yang disajikan sebagai perbandingan,
seolah-olah telah terjadi kesinambungan dalam pembagian risiko dan manfaat sejak sebelum
penggabungan dilakukan. Jadi, diperlakukan seakan-akan penggabungan telah terjadi sejak
permulaan periode yang disajikan tersebut.
Oleh karena itu pula, dalam suatu penyatuan kepemilikan, nilai tercatat dari aktiva dan
kewajiban diteruskan. Penyesuaian hanya dilakukan untuk menyeragamkan kebijakanakuntansi
untuk seluruh periode yang diperbandingkan, dan eliminasi transaksi antarperusahaan, karena
perusahaan-perusahaan tersebut sekarang menjadi satu. Apabilaterdapat selisih antara jumlah
yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan(ditambah kompensasi lainnya) dengan
modal saham yang diperoleh, selisih tersebutharus disesuaikan terhadap ekuitas. Sedangkan
pengeluaran sehubungan denganpenyatuan kepemilikan, termasuk kerugian karena
penggabungan usaha dibebankanperiode berjalan.
Dalam hal dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian, perusahaan pengakuisisi
sejak tanggal akuisisi melaporkan hasil usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan laba-
ruginya serta aktiva, kewajiban dan goodwill yang timbul pada neracanya. Tanggal akuisis adalah
tanggal di mana secara substansi pengakuisisi secara efektif memperoleh wewenang untuk
mengendalikan.
Penentuan dan Perlakuan Goodwill
Akuisisi dibukukan sebesar biaya perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secaralangsung
dapat diatribusikan (dikaitkan) dengan akuisisi tersebut. Dalam akuisisibertahap (successive
purchase), dilakukan perbandingan tahap demi tahap antara biayaperolehan dengan bagian
pemilikan atas dasar nilai wajar aktiva dan kewajibanteridentifikasi atas setiap transaksi
pertukaran pada tanggal pertukaran. Jika dilakukanpenilaian atas aktiva dan kewajiban
teridentifikasi karena adanya akuisisi kemudian,setiap penyesuaian terhadap nilai wajar
dari pemilikan sebelumnya diperlakukan sebagairevaluasi. Begitu juga pada saat pertama kali
penilaian dilakukan karena telah memenuhikriteria metode ekuitas, setiap akuisisi yang signifikan
sebelum itu harus ditentukan nilaiwajarnya dalam rangka perhitungan goodwill.

Aktiva dan kewajiban yang diperoleh dalam suatu akuisisi harus diakui secara
terpisah sebagai aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi, bila besar kemungkinan
bahwa segala manfaat yang terkait pada masa yang akan datang akan mengalir ke atau
danperusahaan pengakuisisi, dan tersedia suatu ukuran yang andal sehubungan dengan
biayaperolehan atau nilai wajarnya.
Aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dapat meliputi aktiva dan kewajiban
yang tidak pernah dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan yang diakuisisi,
misalnya aktiva pajak (dalam hal diterapkan metode penangguhan pajak), demikian juga aktiva
dan kewajiban yang timbul karena akuisisi tersebut, misalnya : kewajiban pesangon untuk
karyawan yang diberhentikan.
Aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diukur sesuai dengan
persentase pemilikan perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban
teridentifikasi pada tanggal pertukaran, ditambah hak minooritas atas nilai tercatat aktiva dan
kewajiban sebelum tanggal akuisisi. Biaya perolehan kemudian dialokasikan pada aktiva
dan kewajiban berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pertukaran sesuai dengan
persentasepemilikan yang diakuisisi. Dengan kata lain, di satu pihak perusahaan yang
diakuisisitetap mencatat aktiva dan kewajibannnya pada nilai historis seperti sebelumnya, di
lainpihak, perusahaan pengakuisisi melakukan penilaian berdasarkan nilai wajar atas aktivadan
kewajiban tersebut. Selisih tersebut merupakan aktiva neto (bila nilai wajar lebihtinggi dari
nilai tercatat) yang akan disusutkan oleh perusahaan pengakuisisi pada saatmelakukan konsolidasi.
Nilai wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi ditentukan berdasarkan tujuanpengguna-
annya oleh perusahaan pengakuisisi. Nilai wajar dihitung sesuai dengan carayang ditentukan
dalam paragrap 36 PSAK No.22, antara lain:
• harga pasar, untuk surat berharga yang diperjualbelikan.
• nilai estimasi berdasarkan perbandingan dengan perusahaan sejenis, untuk surat berharga yang
tidak diperjualbelikan.
• nilai sekarang, untuk piutang.
• nilai realisasi neto, untuk persediaan barangjadi atau barang dagangan. • biaya penggantian,
untuk bahan baku.
• nilai pasar atau nilai realisasi neto, untuk tanah dan bangunan.
• nilai pasar yang ditentukan oleh perusahaan penilai, untuk pabrik dan peralatan.
• nilai sekarang aktuaria, untuk aktiva neto atau kewajiban program pensiun manfaat
pasti nilai sekarang, untuk utang.
Selisih lebih antara biaya perolehan dengan bagian perusahaan pengakuisisi atas
nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi
pertukaran, diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva. Goodwill diamortisasi
selama manfaatnya dengan metode garis lurus, kecuali metode lain lebih tepat.
Periode amortisasi tidak boleh lebih dari 5 tahun, kecuali terdapat dasar yang tepat, dalam hal
mi maksimum 20 tahun. saldo goodwill yang belum diamortisasi hams dievaluasi pada setiap
tanggal neraca, dan bila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut akan dapatsepenuhnya
dipulihkan dari ekspektasi semula, maka bagian tersebut harus dibukukansebagai beban pada
periode yang bersangkutan. Penurunan nilai mi tidak boleh dinaikkankembali. Amortisasi tidak
lebih dari 5 tahun pada saat mi menjadi beban pembicaraan,karena banyak perusahaan yang
menganggap bahwa jangka waktu mi terlalu pendek, argumentasinya adalah bahwa perusahaan
yang sahamnya diakuisisi selalu yang sangatprospektif, dan nilai goodwillnya cukup tinggi, oleh
karena itu masa 5 tahun dirasakanterlalu pendek.
Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan
kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva nonmoneter
yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisihtersebut
tereliminasi. Apabila nilai wajar aktiva non-moneter sudah diturunkanseluruhnya dan masih
ada sisa, maka sisa tersebut diakui sebagai goodwill negatif dandiperlakukan sebagai
pendapatan ditangguhkan, yang akan diamortisasi sebagaipendapatan secara sistematis
selama sedikitnya 20 tahun.
Sesuai dengan konsep kesatuan usaha, dengan mekanisme penentuan goodwill
danamortisasinya, harga perolehan suatu akuisisi pada akhirnya sama dengan
persentasepemilikan pengakuisisi atas ekuitas perusahaan yang diakuisisi. Sebelum kesamaan
mitercapai, selisih lebih atau kurang antara harga beli dengan nilai buku akan tertampungpada
aktiva dan kewajiban yang diidentifikasi berserta goodwill. Selisih tersebut melaluimekanisme
alokasi (amortisasi) dan realisasi akan berkurang dari tahun ke tahun sampaiaktiva yang
diidentifikasi selesai memberikan manfaat pada perusahaan, kewajiban telahdipenuhi atau
goodwill telah teramortisasi seluruhnya melalui mekanisme penyusutandan amortisasi dalam
kertas kerja konsolidasi, yang dihitung dan disesuaikan setiapdilakukan proses penyusunan
laporan keuangan konsolidasian
B. Penyesiiuiwi Setelali Akz,isisi
Beberapa hal khusus yang juga diatur dalam PSAK No.22 adalah:
• Penyesuaian atas harga beli yang tergantung pada peristiwa mendatang harus ditaksirpada
tanggal akuisisi, jika peristiwa tersebut besar kemungkinan terjadi dan dapatdiperkirakan secara
layak. Jika taksiran tersebut kemudian ternyata tidak akurat,amaka perbedaan yang timbul
diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap harga beli dan oleh karena itu harus diperhitungkan
dengan goodwill yang bersangkutan.
• Goodwill juga mungkin mengalami penyesuaian, bila kemudian ternyata ada aktivaatau
kewajiban yang memenuhi kriteria aktiva atau kewajiban yang dapatdiidentifikasi atau
karena eksistensinya baru diketahui kemudian. Dalam hal mi,aktiva dan kewajiban tersebut
diakui atau saldonya disesuaikan, dan nilai goodwill dengan sendirirnya akan terpengaruh.
Penyesuaian mi hanya boleh dilakukan padatahun pertama setelah akuisisi. Sesudah periode
tersebut, penyesuaian harusdibukukan lang-sung sebagai beban atau pendapatan tahun yang
bersangkutan, agar tidak terjadi potensi koreksi terhadap goodwill untukjangka waktu tidak
terbatas.
2. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
PSAK No. 15 mengatur penyertaan pada perusahaan asosiasi yang
harus dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas. Ketentuan perlakuan metode
ekuitas mi erat kaitannya dengan laporan keuangan konsolidasian ,karena merupakan
perluasan dan laporan keuangan konsolidasian. Pengaturan mengenai pencatatan
goodwill dan amortisasinyajuga dimulai dari kondisi yang memenuhi ketentuan dalam
PSAK mi.
Apabila suatu perusahaan (investor) mempunyai wewenang untuk berpartisipasi
dalam keputusan yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investi, tetapi
bukan berupa pengendali (kekuatan untuk mengatur untuk mendapatkan
manfaat dan aktivitasnya) terhadap kebijakan investi tersebut, maka investor
tersebut dikatakan mempunyai pengaruh signifikan dan perusahaan investi tersebut
disebut Perusahaan Asosiasi.
Investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan, bila memiliki, baik
langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih dari hak suara pada investi (tanpa
pengecualian) terlepas apakah ada investor lain dengan pemilikan substansial atau
mayoritas. Pemilikan di bawah 20% (tanpa pengecualian) dianggap tidak memenuhi
syarat tersebut.
Pencatatan Berdasarkan Metode Ekuitas
Apabila investor mempunyai pengaruh signifikan, maka investasinya dibukukan dengan
metode ekuitas, di mana pada mulanya dicatat sebesar biaya perolehan dan
selanjutnya disesuaikan dengan laba atau rugi perusahaan asosiasi pada setiap periode
sesuai dengan persentase pemilikan investor.
Nilai tercatat investasi disesuaian (dikurangi) dengan distribusi laba (kecuali
dividen saham atau saham bonus) yang dibayarkan oleh investi, agar hak pemilikan
investor sesuai dengan persentase pemilikannya atas ekuitas perusahaan asosiasi.
Penyesuaian juga diperlukan bila terdapat perubahan ekuitas perusahaan asosiasi
yang belum diperhitungkan melalui laporan laba-rugi. Misalnya : adanya revaluasi
aktiva tetap, selisih yang timbul dari penjabaran valuta asing dan penyesuaian selisih
yang timbul dan penggabungan usaha. Jadi, saldo penyertaan di neraca investor
selalu diusahakan agar sama dengan bagian investor atas hak kepemilikan di
perusahaan asosiasi. Pada laporan laba-rugi, bagian investor atas laba bersih atau rugi
perusahaan asosiasi disajikan sebagaipendapatan/beban lain-lain (kecuali bila investor
kegiatan utamanya merupakanholding company), sesudah diperhitungkan dengan
penyusutan atas bagian nilai wajar aktiva tetap dan penyesuaian terhadap aktiva
nonmoneter lainnya serta amortisasi goodwill.
Metode ekuitas yang merupakan perluasan dari laporan keuangan konsolidasi
diterapkanl diciptakan karena memberikan gambaran yang lebih balk atas prestasi
investor yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap investi, daripada hanya mencatat
dividen yang diterima, yang mungkin tidak berhubungan dengan performansi perusahaan
investi yang membayarkannya. Pengecualian penerapan metode ekuitas hanya
diperkenankan bila ada pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara
signifikan mempengaruhi kemampuan perusahaan asosiasi untuk pengalihan dana ke
investor atau bila investasi tersebut hanya dimaksudkan untuk dijual dalam jangka
pendek.
Investasi dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak tanggal
investasi dimaksud memenuhi definisi perusahaan asosiasi. Mulai tanggal tersebut,
paragrap 10 PSAK No. 15 menyatakan bahwa selisih antara biaya perolehan dengan
bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi pada tanggal
akuisisi dipertanggungjawabkan sebagai yang diuraikan pada bagian mengenai
penggabungan usaha yang dibukukan dengan metode akuisisi (PSAK No.22).
Penyesuaian terhadap bagian laba investor atas laba/rugi setelah akusisi dilakukan
untuk :
• Penyusustan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.
• Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai
wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi.
• Penyamaan kebijakan akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sarna (bila
tidak dimungkinkan, harus diungkapkan).

Laporan keuangan perusahaan asosiasi yang digunakan untuk perhitungan


hak atas bagian laba dengan metode ekuitas biasanya adalah laporan keuangan pada
tanggal yang sama dengan neraca investor. Bila hal mi tidak mungkin, maka
digunakan laporan keuangan perusahaan asosiasi pada tanggal yang berbeda,
asalkan penggunaan tanggal tersebut konsisten dari periode ke periode. Dalam hal
ini, dilakukan penyesuaian terhadap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi
antara investor dan perusahaan asosiasi antara kedua tanggal tersebut.

Jika terdapat saham preferen kumulatif yang berhak atas laba perusahaan
asosiasi, investor harus menghitung adanya hak tersebut dalam menentukan
bagiannya atas laba/rugi perusahaan asosiasi. Kerugian perusahaan asosiasi yang
melebihi bagian investor atas ekuitas perusahaan asosiasi tidak diakui oleh investor,
kecuali jika investor mempunyai kewajiban untuk menanggungnya. Jika kemudian
perusahaan asosiasi memperoleh laba, maka investor baru mengakuinya setelah
bagiannya atas rugi yang belum diakui tertutupi.
Apabila perusahaan asosiasi atau anak perusahaan menerbitkan saham baru di
atas harga nominal, sehingga timbul agio, maka bagian investor atau induk
perusahaan tersebut dapat dikreditkan sebagai laba tahun berjalan atau langsung ke
Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-In Capital).
Dalam hal terjadi penurunan permanen atas nilai investasi dalam perusahaan
asosiasi, ni!ai tercatat dikurangkan. Pengurangan mi dihitung secara individu, tidak
secara agregat, karena investasi mi dopandang penting bagi investor.

4. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Seperti yang telah diuraikan di muka, bahwa untuk menyajikan posisi keuangan,
hasil usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan secara keseluruhan, maka
disusun laporan keuangan konsolidasian yang menyajikan perusahaan-perusahaan
dalam kelompok sebagai satu kesatuan ekonomi, walaupun masing-masing
merupakan entitas hukum tersendiri.
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian, banyak hal bersifat teknik implementasi yang tidak diatur
secara spesifik dan rinci, sehingga untuk mengetahui perlakuan yang lazim atau
alternatif yang ada, harus merujuk ke praktik. Hal mi dapat dipahami, mengingat
bahwa masih terdapat kerancuan penerapan teori entitas (entity theory) dan teori induk
perusahaan (parent compnay theory) pada berbagai transaksi, sehingga tidak semua
teknik yang diterapkan konsisten secara konsepsional, walaupun mayoritas teknik yang
diterapkan berlandaskan pada teori induk perusahaan.
PSAK No.4 menganut azas pengendalian (control) dan bukannya
pemilikan(ownership), yaitu konsolidasi dilakukan bila terdapat pengendalian (control) --
kemampuan untuk mengatur kebijakan finansial dan operasional suatu perusahaan
untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan perusahaan tersebut. Pengendalian
dianggap ada, bila dimiliki secara langsung atau tidak langsung, lebih dan 50% hak
suara dari suatu perusahaan. Pengendalian dianggap ada, walaupun pemilikan di
bawah 50%, bila dipenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
• Mempunyai hak secara lebih dan 50% berdasarkan perjanjian dengan
investor lainnya.
• Mempunyai hak untuk mengendalikan berdasarkan anggaran dasar atau perjanj
jail. •Mampu menunjuk atau memberhentikan mayonitas pengurus perusahaan.
• Mampu menguasai suara mayonitas dalam rapat pengurus.
Konsolidasi tidak dilakukan apabila : (1) Pengendalian bersifat sementara,
karena pemilikan saham untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, seperti
bila bank dengan debitur yang dikuasai; (2) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu
restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya
dalam mentransfer dana kepada induk perusahaan.
Konsolidasi tetap dilakukan walaupun bidang usaha
berbeda(nonhomogeneity), terdapat hak minonitas yang besar, atau anak perusahaan
berusaha di luar negeri. Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan harus
dilaporkan sesuai dengan PSAK No. 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi (Prosediir
Ko,zsolidasi).
Konsolidasi dilakukan dengan menggabungkan laporan keuangan masing-masing
entitas dengan menjumlahkan unsur-unsur sejenis dari laporan keuangan masing-
masing entitas yang dikonsolidasikan. Untuk dapat menyajikan laporan keuangan
konsolidasian sebagai satu kesatuan ekonomi, maka dilakukan penyesuaian sebagai
berikut:
• Eliminasi akun antar perusahaan:
- Investasi dengan bagian hak induk perusahaan atas ekuitas.
- Hutang dengan piutang.
• Eliminasi transaksi antar perusahaan:
- Penjualan dengan pembelian.
- Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari transaksi antar perusahaan.
• Penyesuaian sehubungan dengan saldo yang timbul dari akuisisi:
- Penyusutan nilai wajar aktiva neto
- Amortisasi goodwill.
. Eliminasi keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari transaksi antar
perusahaan tidak diatur caranya dalam PSAK No.4, sehingga umumnya mengacu
pada praktik. Dalam praktik, umumnya eliminasi dilakukan atas seluruh laba bila yang
menjual adalah induk perusahaan (downstream), tetapi hanya atas bagian laba
sesuai hak pemilikan induk di anak perusahaan yang menjual, bila penjualan dari anak
perusahaan ke induk perushaan (upstream) atau antar anak perusahaan (horisontal).
Praktik mi menunjukkan adanya ketidak-konsistenan penerapan teori, yaitu teori
entitas (entity theory) untuk penjualan induk ke anak, dan teori induk
perusahaan (parent company theiry) untuk penjualan anak perusahaan ke induk
perusahaan dan antar anak perusahaan. Eliminasi dilakukan dengan menggunakan
angka laba/rugi kotor, dan atas'transaksi yang dilakukansesudah tanggal akuisisi.
Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda
dengan kebijakan akuntansi induk perusahaan, maka dilakukan penyesuaian agar
kebijakan yang diterapkan adalah sama. Dalam hal tidak praktis untuk dihitung, fakta
tersebut harus diungkapkan beserta proporsi unsur tersebut terhadap unsur sejenis
dalam laporan keuangan konsolidasi.
Karena kegiatan konsolidasi memerlukan data yang cukup banyak, yang tidak
semuanya dapat diperoleh langsung dari laporan keuangan anak perusahaan, maka
biasanya oleh induk perusahaan dibuatkan suatu paket konsolidasi untuk diisi dan
dimasukkan oleh setiap anak perusahaan. Suatu paket konsolidasi selain memuat
rincian akun dalam laporan keuangan dalam format yang seragam, juga
mencantumkan jadwal konsolidasi yang harus ditaati, serta data yang diperlukan
untuk konsolidasi, misalnya:
• Daftar anak perusahaan yang saldo danjumlah transaksinya perlu dieliminasi.
• Daftar perusahaan afihiasi yang jumlah saldo dan transaksinya perlu diungkapkan.
• Penyesuaian kebijakan akuntansi yang akan digunakan dalam konsolidasi dan
daftar penyesuaian ke kebijakan tersebut.
• Data untuk eliminasi laba/rugi yang belum direalisasi
• konversi ke mata uang yang digunakan untuk konsolidasi.
Laporan keuangan dengan tanggal yang berbeda dapat juga digunakan,
sepajang tidak lebih dari tiga bulan dan diterapkan secara konsisten. Dalam hal
digunakan tanggal yang berbeda, harus dilakukan penyesuaian untuk pengaruh yang
material dari setiap peristiwa dan transaksi antar perusahaan antara kedua tanggal
tersebut.
Konsolidasi dimu!ai pada tanggal pengendalian secara efektif terjadi, demikian
juga dekonsolidasi dimulai pada tanggal pengendalian secara efektif hilang. Dalam
hal pengalihan/penjualan penyertaan, selisih antara saldo penyertaan dan salso aktiva
neto yang diidentifikasi pada saat pengalihan/penjualan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian. Dalam informasi tambahan diungkapkan mengenai pengaruh dari akuisisi
atau pengalihan penyertaan terhadap posisi keuangan dan hasil usaha periode
berja!an danperiode sebelumnya.
Hak minoritas atas laba bersih disajikan sebagai pengurangan laba bersih
konsolidasian, sedangkan hak minoritas atas aktiva neto disajikan di antara
kewajiban dan ekuitas. Dalam hal pengendalian diperoleh tidak pada tanggal
neraca.Apabila tanggal pelaporan keuangan induk dan anak perusahaan yang
digunakan dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian tidak sama, maka anak
perusahaan biasanya menyusunkan laporan keuangan dengan tanggal yang sama
dengan induk perusahaan. Sedandainya mi tidak dilakukan, laporan keuangan dengan
tanggal yang berbeda dapat juga digunakan, sepanjang tidak lebih dari tiga bulan dan
diterapkan secara konsisten. dalam hal digunakan tanggal yang berbeda, harus
dilakukan penyesuaian untuk pengaruh yang material dari setiap peristiwa dan transaksi
antar perusahaan antara kedua tanggaltersebut.
Kerugian anak perusahaan yang melebihi bagian minoritas atas ekuitas anak
perusahaan harus dibebankan ke pemagang saham mayoritas, kecuali jika terdapat
kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian
tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila
kemudian anak perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut hams dialokasikan
terlebih dahulu untuk menutupi bagian yang ditanggung oleh pemegang saham
mayoritas. Seandainya terdapat sahampreferen kumulatif, maka hak pemegang
saham preferen harus dihitung terlebih dahulu sebelum ditentukan bagian pemegang
saham mayoritas
Penyaflan Laporan
PSAK No.4 mewajibkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian, jika
dipenuhi persyaratan konsolidasi. Induk perusahaan tidak boleh menyajikan tersendiri
laporan keuangannya (tanpa konsolidasi). Induk perusahaan dapat menyajikan laporan
keuangan (induk saja) tersndiri, bila untuk memberikan informasi tambahan bagi
pengguna laporan keuangan konsolidasian. Jadi, di sini diimplikasikan bahwa laporan
keuangan induk perusahaan tersebut disajikan dalam informasi tambahan, dan bukan
dalam bentuk satu kolom tersendiri di laporan keuangan utama. Dalam hal tidak
dilakukan konsolidasi, penyertaan pada anak perusahaan harus dipertanggung-
jawabkan dengan metode ekuitas.
Laporan keuangan konsolidasian dari suatu grup perusahaan yang kegiatannya
sangat terdiversifikasi disajikan dalam bentuk kelompok sesuai dengan bidangnya,
baik di neraca, laporan laba-rugi maupun laporan arus kas sesuai dengan karakteristik
utamanya, misalnya : kelompok jasa keuangan dan non jasa keuangan, agar laporan
tersebut tidak menyesatkan karena besaran-besaran yang ada pada tiap kelompok tidak
relevan untuk dijumlahkan secara langsung. Sebagai contoh: Pinjaman Yang Diberikan
pada kelompok usaha jasa keuangan bila digabungkan dengan Piutang Usaha pada
kelompok usaha non jasa keuangan akan menyulitkan analisis atas kedua kelompok
usaha tersebut.

3.7 KONSEP DAN STANDAR LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI


1. Pandangan Tradisional mengenai Pengendalian
Satu-satunya kriteria paling penting untuk menentukan apakah individual perusahaan
harus dikonsolidasi adalah pengendalian.PSAK 4 menyatakan bahwa laporan keuangan
konsolidasi biasanya diterapkan untuk sekelompok perusahaan ketika salah satunya memiliki
pengendalian atas kepentingan keuangan di perusahaan lainnya.Dinyatakan juga bahwa
kondisi umum untuk pengendalian atas kepentingan keuangan adalah kepemilikan berhak
suara mayoritas. Dalam praktiknya, pengendalian ditentukan dari proporsi saham berhak
suara perusahaan yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan lain.
2. Pengendalian Tidak Langsung
Pandangan tradisional mengenai pengendalian terdiri dari pengendalian langsung dan
tidak langsung. Pengendalian langsung (direct control) biasanya terjadi jika suatu perusahaan
memiliki mayoritas saham biasa perusahaan lain. Pengendalian tidak langsung (indirect
control) atau bentuk piramida terjadi jika saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu
atau lebih perusahaan yang semuanya dalam pengendalian bersama.
Contoh dari pengendalian tidak langsung dari PT Z oleh PT P termasuk situasi kepemilikan
sebagai berikut:

(1) (2) (3)

Di (1), P memiliki 80% X, yang memiliki 60% Z.


Di (2), P memiliki 90% X dan 70% Y; X memiliki 40% Z dan Y memiliki 30% Z.
Di (3), P memiliki 90% X dan 80%Y; X memiliki 80% W dan 30% Z; Y memiliki 15% Z; dan W
memiliki 15% Z.
Pada masing-masing situasi, pengendalian P atas Z bersifat tidak langsung karena P
memperoleh pengendalian tersebut dengan mengendalikan perusahaan-perusahaan lain yang
mengendalikan.
3. Kemampuan Untuk Memiliki Pengendalian
Dalam situasi tertentu, pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin tidak
mampu untuk mempunyai kendali walaupun mereka mempunyai lebih dari 50% saham
berhak suara yang beredar.Hal ini bisa terjadi, sebagai contohnya, jika anak perusahaan
dalam kondisi reorganisasi legal atau dalam kepailitan; walaupun induk perusahaan memiliki
kepemilikan mayoritas, pengendalian ada pada peradilan atautrustee yang ditunjuk oleh
pengadilan.
Begitupula jika anak perusahaan berada di Negara lain dan Negara tersebut
memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengambilan laba atau asset ke
induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai karena
ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari oprasi anak
perusahaan.
4. Perbedaan Periode Fiskal
Perbedaan periode fiskal dari induk perusahaan dan anak perusahaan tidak
menyebabkan konsolidasi tidak diterapkan atas anak perusahaan tersebut.Sering terjadi
periode fiskal anak perusahaan, jika berbeda dengan induk perusahaan, diubah untuk
disamakan dengan periode fiskal induk perusahaan. Baik Bapepam maupun standar
akuntansi yang berlaku memperbolehkan konsolidasi dari laporan keuangan anak perusahaan
tanpa menyesuaikan periode fiskal anak perusahaan jika periode fiskal tersebut tidak berbeda
lebih dari tiga bulan dari periode fiskal induk perusahaan dan jika dilakukan pengakuan
terhadap kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh material terhadap posisi keuangan
atau hasil oprasi.
3.8 POOLING OF INTEREST DAN PURCHASE

Suatu perusahaan dapat dikatakan purchase jika penggabungan dua perusahaan atau
lebih menyangkut perubahan hak milik, artinya Net Asset dari perusahaan yang satu dibeli
oleh perusabaan lain, maka gabungan ini disebut Purchase.

Ciri-ciri Purchase:
1. Aktiva dan Liabilities (Net Asset) yang dibeli dicatat sebesar harga belinya atau harga
pokoknya oleh pembeli, sehingga jumlahnya tidak perlu sama dengan nilai yang dilaporkan
oleh penjual atau yang ada di neraca.
2. Jika harga beli lebih besar dari Net Asset perusahaan yang dibeli maka adaGoodwill.
Goodwill amortisasi selama periode manfaatnya, tidak lebih dari 40 tahun.
3. Saham yang diserahkan sebagai pengganti dicatat sebesar harga pasarnya.

Suatu perusahaan dapat dikatakan Pooling of Interest jika penggabungan


menyangkut kontinuitas kepemilikan dari perusahaan yang bergabung yaitu dengan cara
menukar Net Asset dengan saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bergabung atau
baru, maka penggabungan ini Pooling of Interest.

Ciri-ciri Pooling of Interest:


1. Net Asset yang diambil alih dicatat sebesar nilai yang tercantum dalam neraca asalnya atau
book valuenya.
2. Tidak ada goodwill
3. Saham yang diserahkan dicatat sebesar nilai nominalnya dengan memperhatikan total Stock
Holder Equity perusahaan yang diambil alih (totalnya harus sama)

Jadi penggabungan perusahaan:


 Pooling of Interest (Kontinuitas Kepemilikan) = Konsolidasi
 Purchase (Perubahan Hak Milik) = Merger

3.9 PROSEDUR KONSOLIDASI


1. Transaksi Antar Perusahaan
Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas anak yang
dalam oprasi sehari-hari adalah entitas yang terpisah.Pengendalian entitas induk atas entitas
anak menyebabkan oprasi entitas anak dipengaruhi oleh entitas induk dalam banyak
hal.Dengan demikian banyak terjadi transaksi bisnis diantara kedua entitas tersebut. Setiap
transaksi yang dilakukan entitas induk pada anak atau sebaliknya , atau transaksi yang
dilakukan entitas anak dengan entitas anak lainnya dalam hubungan entitas induk-anak,
disebut dengan transaksi antar perusahaan.
Contoh transaksi antar perusahaan seperti transaksi penjualan barang dari entitas
induk ke entitas anak akan menyebabkan akun penjualan pada induk dan akun pembelian
pada anak perusahaan. Transaksi antar perusahaan tidak dipandang sebagai transaksi dalam
penyusunan laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi memandang entitas induk dan anak
adalah satu,, sehingga bila entitas induk melakukan transaksi dengan anak, hal itu berarti
melakukan transaksi dengan diri sendiri. Laporan keuangan konsolidasi tidak mengakui
transaksi seperti ini, dan menganggap penjualan tersebut hanya sebagai pemindahan
(transfer) asset saja.Oleh karena itu dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi, transaksi-
transaksi seperti ini harus dieliminasi.Konsolidasi hanya mengakui transaksi dengan pihak-
pihak diluar hubungan induk-anak. Entitas lain diluar hubungan induk-anak selanjutnya
disebut entitas eksternal.
3.10 PELAKSANAAN PENGGABUNGAN USAHA MELALUI AKUISISI SAHAM

Konsep akuntansi penggabungan usaha, yang terdapat pada PSAK No. 22, secara jelas
meliputi penggabungan dengan satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak dari
suatu perusahaan induk. Penggabungan usaha terjadi ketika satu perusahaan memperoleh
lebih dari 50% saham berhak suara perusahaan lain, tetapi sekali hubungan induk anak
terbentuk, pembelian tambahan saham perusahaan anak bukanlah suatu penggabungan usaha.
Dengan kata lain, entitas terpisah hanya dapat bergabung satu kali. Peningkatan pengendalian
kepemilikan adalah sesederhana penambahan investasi.

Jika suatu perusahaan mempunyai sebagian besar saham atau lebih dari 50% saham
perusahaan lain maka disebut parent company (perusahaan induk). Sebaliknya perusahaan
yang dimiliki saham-sahamnya yang jumlahnya kurang dari 50% disebutsubsidiary
company (perusahaan anak). Perusahaan induk ini memegang kendali terhadap perusahaan
anak, sehingga disebut controlling interest, sedangkan perusahaan anak yang dikendalikan
dengan jumlah saham minoritas disebut minority interest.

Bila perusahaan memiliki sebagian besar dari saham-saham dari beberapa perusahaan,
maka disebut holding company. Holding company ini ada yang memiliki aktivitas usaha dan
ada pula yang sumber pendapatannya mengandalkan dari perusahaan yang dibelinya. Bila
pendapatan holding company tersebut hanya berasal dari beberapa perusahaan anaknya, maka
disebut pure holding company. Sedangkan bila pendapatan perusahaan holding
company disamping berasal dari perusahaan anak, juga berasal dari aktivitasnya sendiri,
maka disebut dengan operating holding company.

1. Entitas Pelaporan

Ketika terjadi hubungan induk dan anak, entitas tersebut berfungsi sebagai entitas
yang terpisah dan pencatatan akuntansinya pun dilaksanakan secara terpisah. Walaupun
secara hukum merupakan entitas yang terpisah, dalam kenyataannya hanya ada satu entitas
ekonomi karena semua sumber daya berada di bawah pengendalian manajemen tunggal, yaitu
direktur-direktur dan karyawan-karyawan dari perusahaan induk tersebut.

Laporan keuangan untuk entitas gabungan disusun dengan mengkonversi laporan


keuangan perusahaan induk dan anak menjadi laporan konsolidasi yang merefleksikan posisi
keuangan dan hasil operasi entitas gabungan. Entitas yang baru bertanggung jawab terhadap
pemegang saham, kreditur perusahaan induk dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

2. Hubungan Induk dan Anak

Suatu perusahaan yang memiliki lebih 50% saham berhak suara perusahaan lain
dalam mengendalikan perusahaan tersebut melalui kepemilikan sahamnya, dan hubungan
yang terjadi antara kedua perusahaan itu adalah hubungan induk anak. Pada saat hubungan
induk anak terjadi perusahaan-perusahaan tersebut saling berafiliasi.

Sedangkan untuk investasi ekuitas antara 20 sampai dengan 50% kepemilikan berhak
suara perusahaan-perusahaan lainnya disebut dengan asosiasi.

3. Kebijakan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menyediakan berbagai informasi yang tidak terdapat


dalam laporan keuangan terpisah perusahaan induk, dan laporan konsolidasi biasanya
diwajibkan untuk menyajikan yang wajar posisi keuangan dan hasil operasi dari suatu
kelompok perusahaan-perusahaan berafiliasi. Kondisi yang lazim untuk konsolidasi adalah
kepemilikan lebih dari 50% saham berhak suara perusahaan lain.

Berdasarkan PSAK No. 4, alasan perusahaan anak tidak dilakukan konsolidasi :

1. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena saham perusahaan anak dibeli dengan
tujuan untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek.
2. Perusahaan anak di batas oleh suatu retriksi jangka panjang, sehingga mempengaruhi secara
signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada perusahaan induk. Perusahaan
anak yang tidak dikonsolidasikan tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan
induk sebagaimana perusahaan anak lainnya.

Apabila laporan keuangan dan tanggal pelaporan yang berbeda digunakan untuk tujuan
konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan untuk pengaruh yang
material dari setiap peristiwa atau transaksi antar-perusahaan, yang terjadi antara tanggal
pelaporan yang berbeda tersebut dengan tanggal pelaporan-pelaporan keuangan konsolidasi.

3.11 PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KONSOLIDASI


Laporan konsolidasi disusun dengan menggabungkan laporan keuangan entitas induk
dan laporan keuangan entitas anak. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, setiap
akun antarperusahaan harus dieliminasi karena entitas induk dan anak dianggap satu.. Karena
itu, prosedur penyusunan laporan konsolidasi menjadi sebagai berikut:
Konsolidasi = Laporan entitas induk + Laporan entitas anak – Akun antar perusahaan
Laporan konsolidasi berasal dari penggabungan saldo akun-akun laporan keuangan
entitas induk dan entitas anak.Kas konsolidasi disajikan dengan menjumlahkan kas induk
dank as anak.Piutang konsolidasi disajikan dari hasil penjumlahan piutang induk serta anak
dan apabila terdapat piutang antar peruahaan, jumlah piutang antar perusahaan tersebut
dikurangi sehingga diperoleh piutang konsolidasi yang mencerminkan bahwa entitas induk
dan anak adalah satu.
Penyusunan laporan konsolidasi akan menjadi lebih akurat apabila akun antar
perusahaan diperhitungkan dahulu, baru kemudian dilakukan konsolidasi akun-akun laporan
keuangan entitas induk dan entitas anak.
Tahap-tahap pengkonsolidasian akun-akun laporan keuangan entitas induk sebaiknya
dilakukan sebagai berikut:
1. Penyusunan jurnal eliminasi atas akun-akun antar perusahaan.
2. Penjumlahan akun-akun entitas induk dan entitas anak yang sama, misalnya kas entitas induk
dank as entitas anak, utang entitas induk dengen utang entitas anak, dan seterusnya.
3. Penjumlahan No.2 dikurangi dengangan No.1 atas akun-akun sejenis.
4. Penyajian akun-akun hasil konsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasi berdasar
ketentuan yang berlaku.
3.12 LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

Contoh : (Berdasarkan ilustrasi Pilot Co. dan Sand Co. di atas)

Perusahaan Terpisah
Pilot Co. Pilot Co. Konsolidasi
Penjualan $ 9.523.500 $ 2.200.000 $ 11.723.500
Pendapatan investasi dari $ 379.000 $ - $ -
Sand Co.
Total Pendapatan $ 9.902.500 $ 2.200.000 $ 11.723.500
Kurang : Beban-beban
Operasi $ 4.000.000 $ 700.000 $ 4.790.000
Harga Pokok Penjualan $ 200.000 $ 80.000 $ 300.000
Beban Penyusutan $ 700.000 $ 360.000 $ 1.006.000
Bangunan $ - $ - $ 195.000
Beban Penyusutan $ 1.800.000 $ 120.000 $ 1.920.000
Peralatan $ 6.700.000 $ 1.260.000 $ 8.211.000
Amortisasi goodwill $ 3.202.500 $ 940.000 $ 3.512.500
Beban-beban lainnya
Total Beban Operasi $ 300.000 $ 140.000 $ 530.000
Laba Operasi $ 2.902.500 $ 800.000 $ 2.982.500
Pos bukan operasi
Beban bunga $ 80.000
Laba bersih
Total laba konsolidasi $ 2.902.500
Kurang : Pendapatan hak $ 4.300.000 $ 900.000 $ 4.300.000
minoritas $ 7.202.500 $ 1.700.000 $ 7.202.500
Laba bersih konsolidasi $ 1.500.000 $ 300.000 $ 1.500.000
Saldo laba 31 Desember $ 5.702.500 $ 1.40000 $ 5.702.500
20XX

Kurang : Dividen
Saldo Laba 31 Desember
20XY
Catatan :
1. Laporan konsolidasi tidak menunjukkan pendapatan investasi dari Sand Co. sebesar $
379.000 karena laporan laba rugi konsolidasi memasukkan rincian pendapatan ($ 2.200.000),
beban ($ 1.400.000), amortisasi bersih atas kelebihan ($341.000), dan pengurangan hak
minoritas ($ 80.000), yang mencerminkan pendapatan investasi.
2. Amortisasi bersih direfleksikan dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan:
 Peningkatan harga pokok penjualan akibat persediaan yang dinilai terlalu rendah yang dijual
pada tahun 20XY sebesar $ 90.000
 Peningkatan beban penyusutan bangunan akibat amortisasi kelebihan yang dialokasikan pada
bangunan sebesar $ 20.000
 Penurunan beban penyusutan peralatan akibat amortisasi kelebihan yang dialokasikan pada
peralatan yang dinilai terlalu tinggi sebesar $ 54.000
 Peningkatan beban bunga akibat pengalokasian pada wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi
yang dilunasi pada tahun 20XY sebesar $ 90.000
 Penambahan kategori beban baru untuk amortisasi goodwill sebesar $ 195.000
3. Pada akhirnya, saldo laba terpisah Pilot Co. identik dengan saldo laba konsolidasi.

Bila perusahaan induk menjual barang dagangan kepada perusahaan anaknya, atau
sebaliknya, aka nada pembelian dan penjualan antar-perusahaan pada buku terpisah
perusahaan induk dan perusahaan anaknya. Saldo pembelian dan penjualan antar-perusahaan
adalah saldo-saldo yang harus dieliminasi dalam menyiapkan laporan laba rugi konsolidasi
karena saldo-saldo tidak mewakili pembelian dan penjualan pada pihak-pihak di luar entitas
terkonsolidasi.

Penyesuaian-penyesuaian atas penjualan dan pembelian antar-perusahaan mengurangi


pendapatan (penjualan) dan beban (harga pokok penjualan) dengan jumlah yang sama besar
dan karenanya mempengaruhi laba bersih konsolidasi. Jumlah pendapatan dan beban sewa
yang resiprokal dieliminasi tanpa mempengaruhi laba bersih konsolidasi.

3.13 NERACA KONSOLIDASI PADA TANGGAL AKUISISI

1. Bila Induk Memperoleh 100% Perusahaan Anak

Ketika dilakukan pembelian, maka ada akun-akun yang perlu dieliminasi antara
perusahaan anak dan induk, yaitu rekening investasi pada perusahaan induk dan rekening
ekuitas perlu dieliminasi, karena rekening tersebut merupakan rekening resiprokal, keduanya
mewakili aktiva bersih dari perusahaan anak, sedangkan rekening-rekening yang tidak
resiprokal harus digabungkan.

Misalnya pada tanggal 1 Januari 2008, Penn Corporation membeli 100% saham
Skelly Co. saat ini nilai buku dan nilai wajarnya $ 40.000, dengan rincian Modal Saham
sebesar $ 30.000 dan Laba Ditahan $ 10.000

Bentuk jurnal eliminasinya

Modal Saham $ 30.000


Laba Ditahan $ 10.000
Investasi pada Skelly Co. $ 40.000

Neraca dari perusahaan masing-masing sebagai berikut:

Neraca Terpisah Neraca


Konsolidasi
Akun
Penn Co. Skelly Co. Penn and
Skelly

Aktiva Lancar $ 20.000 $ 10.000 $ 30.000


Aktiva Lainnya $ 45.000 $ 15.000 $ 60.000
Aktiva Tetap $ 60.000 $ 40.000 $ 100.000
Investasi pada Skelly Co. $ 40.000 $ - $ -
100% $ 165.000 $ 65.000 $ 190.000
Total Aktiva $ 45.000 $ 25.000 $ 70.000
Kewajiban $ 100.000 $ 30.000 $ 100.000
Modal Saham $ 20.000 $ 10.000 $ 20.000
Laba Ditahan $ 165.000 $ 65.000 $ 190.000
Total Kewajiban dan
Ekuitas

2. Bila Induk Memperoleh 100% Perusahaan Anak, Dengan Goodwill

Pembelian saham dapat terjadi:


 Cost = book value → 100 = 100
 Cost > book value → 100 > 100 → Goodwill
 Cost < book value → 100 < 100 → Reduce

Book value = Asset – Liabilities


Book value = Stock Holder Equity atau Equity yaitu terdiri dari :
a. Common Stock
b. Paid in Capital
c. Retained Earning
Jadi book value = Net Asset

Misalnya dalam contoh di atas :


Cost $ 50.000
BV 100% ($40.000) $ 40.000
Goodwill $ 10.000

Jurnal eliminasinya :
Modal Saham $ 30.000
Laba Ditahan $ 10.000
Goodwill $ 10.000
Investasi pada Skelly Co. $ 50.000
Penn Co. dan Perusahaan Anak
Kertas Kerja Neraca Konsolidasi
1 Januari 2008
Penyesuaian dan
Neraca
Akun Penn Co. Skelly Co. Eliminasi
Konsolidasi
Debet Kredit
Aktiva $ 10.000 $ 10.000 $ 20.000
Lancar $ 45.000 $ 15.000 $ 60.000
Aktiva Lain $ 60.000 $ 40.000 $ 100.000
Aktiva $ 50.000 $ - $ 50.000 $ -
Tetap
Investasi $ - $ - $ 10.000 $ 10.000
pada Skelly
Co.
Goodwill

Total $ 165.000 $ 65.000 $ 190.000


Kewajiban $ 45.000 $ 25.000 $ 70.000
Modal $ 100.000 $ - $ 100.000
Saham $ 20.000 $ - $ 20.000
Laba $ - $ 30.000 $ 30.000 $
Ditahan $ - $ 10.000 $ 10.000 $
CS-Skelly
RE-Skelly
Total $ 165.000 $ 65.000 $ 50.000 $ 50.000 $ 190.000

Catatan :
 Kolom eliminasi sumber angkanya berasal dari jurnal eliminasi di atas.
 Goodwill diamortisasi selama umur manfaatnya.
 Kas asalnya $ 20.000 berubah menjadi $ 10.000, karena yang $ 10.000 menjadigoodwill, dan
bila dijumlahkan tetap jumlahnya yaitu $ 20.000.
3. Bila Induk Memperoleh 90% Perusahaan Anak, Dengan Goodwill

Misalnya dalam contoh di atas :


Cost $ 50.000
BV 90% ($ 40.000) $ 36.000
Goodwill $ 14.000

Maka jumlah hak minoritas (Minority Interest) = 10% x $ 40.000 = $ 4.000

Jurnal eliminasinya :
Modal Saham $ 30.000
Laba Ditahan $ 10.000
Goodwill $ 14.000
Investasi pada Skelly Co $ 50.000
Hak Minoritas $ 4.000
Penn Co. dan Perusahaan Anak
Kertas Kerja Neraca Konsolidasi
1 Januari 2008
Penyesuaian dan
Neraca
Akun Penn Co. Skelly Co. Eliminasi
Konsolidasi
Debet Kredit
Aktiva $ 10.000 $ 10.000 $ 20.000
Lancar $ 45.000 $ 15.000 $ 60.000
Aktiva $ 60.000 $ 40.000 $ 100.000
Lainnya $ 50.000 $ - $ 50.000 $ -
Aktiva
Tetap $ - $ - $ 14.000 $ 14.000
Investasi
pada
Skelly Co.
Goodwill
Total $ 165.000 $ 65.000 $ 194.000
Kewajiban $$$$ 45.000 $$$$ 25.000 $$$$ 70.000
Modal $ 100.000 $ - $ 100.000
Saham $ 20.000 $ - $ 20.000
Laba - 30.000 $ 30.000
Ditahan 10.000 $ 10.000
-
CS-Skelly $ 4.000 4.000
RE-Skelly
Hak
Minoritas
Total $ 165.000 $ 65.000 $ 54.000 $ 54.000 $ 194.000

Catatan :
 Kolom eliminasi sumber angkanya berasal dari jurnal eliminasi di atas.
 Goodwill diamortisasi selama umur manfaatnya.
 Kas asalnya $ 20.000 berubah menjadi $ 10.000, karena yang $ 10.000 menjadigoodwill, dan
bila dijumlahkan tetap jumlahnya yaitu $ 20.000.
 Hak minoritas, yaitu sisa saham yang masih dimiliki oleh perusahaan anak.
3.14 NERACA KONSOLIDASI SETELAH AKUISISI

Jika perusahaan yang bergabung setelah beroperasi dan timbul transaksi antara
perusahaan anak dan perusahaan induk. Ada transaksi yang sifatnya resiprokal yang harus
dieliminasi antara perusahaan anak dan perusahaan induk, misalnya pengumuman pembagian
deviden. Pada saat diumumkan pembagian deviden (pencatatan menggunakan equity
method), maka akan muncul pada perusahaan induk Piutang Dividen, sedangkan pada
perusahaan anak Utang Dividen. Kedua rekening ini bila dibuat neraca konsolidasinya maka
harus dieliminasi.
Akun Penn Co. Skelly Co.
Kas $ 22.400 $ 15.000
Piutang Dividen $ 9.000 $ -
Aktiva Lainnya $ 41.000 $ 28.000
Aktiva Tetap $ 55.000 $ 37.000
Investasi pada Skelly Co. $ 57.600 $ -
90% $ 185.000 $ 80.000
Total Aktiva $ 30.000 $ 15.000
Utang Usaha $ - $ 10.000
Utang Dividen $ 20.000 $ 5.000
Utang Lainnya $ 100.000 $ 30.000
Modal Saham $ 35.000 $ 20.000
Laba Ditahan $ 185.000 $ 80.000
Total Kewajiban dan
Ekuitas

Asumsi:
1. Kepemilikan sebanyak 90% dengan harga $ 50.000, ketika itu jumlah ekuitas pemegang
saham = $ 40.000
2. Hutang usaha Skelly Co. pada Penn Co. $ 5.000
3. Goodwill diamortisasi selama 10 tahun
4. Selama tahun tersebut diperoleh laba $ 20.000 dan deviden dibagikan sebesar $ 10.000
Catatan : Goodwill muncul pada saat konsolidasi, sedangkan pada saat neraca masing-masing
tidak muncul.
Rumus menghitung Saldo Investasi (Equity Method):
Investasi awal $ 50.000
Presentase Pembagian Laba (90% x $ 20.000) $ 18.000
Presentase Pembagian Deviden (90% x $ 10.000) ($ 9.000)
Amortisasi per tahun ($ 14.000/10) ($ 1.400)
Saldo investasi akhir $ 57.600

Jurnal

1. Jurnal eliminasi:
Modal Saham $ 30.000
Laba Ditahan $ 20.000
Goodwill $ 12.600 ($ 14.000 - $ 1.400)
Investasi pada Skelly Co. $ 57.600
Hak Minoritas $ 5.000 (10% x $ 50.000)

Jurnal Piutang dan Hutang Dividen (90% x $ 10.000)

Utang Dividen $ 9.000


Piutang Dividen $ 9.000
3. Jurnal Piutang dan Utang Usaha antara induk dan anak $ 5.000
Utang Usaha $ 5.000
Piutang Usaha $ 5.000
Penyesuaian dan
Neraca
Akun Penn Co. Skelly Co. Eliminasi
Konsolidasi
Debet Kredit
Kas $ 22.400 $ 15.000 $ 37.400
Piutang $ 9.000 $ - $ 9.000 $ -
Dividen $ 41.000 $ 28.000 $ 5.000 $ 64.000
Aktiva $ 55.000 $ 37.000 $ 92.000
Lainnya $ 57.600 $ - $ 57.600 $ -
Aktiva Tetap
Investasi pada $ - $ $ 12.600 $ 12.600
Skelly Co.
90%
Goodwill
Total $ 185.000 $ 80.000 $ 206.000
Utang Usaha $ 30.000 $ 15.000 $ 5.000 $ 40.000
Utang $ - $ 10.000 $ 9.000 $ 1.000
Dividen $ 20.000 $ 5.000 $ 25.000
Utang $ 100.000 $ 100.000
Lainnya
Modal $ 35.000 $ 35.000
Saham-Penn
Laba Ditahan- $ 30.000 $ 30.000 $ -
Penn -
Modal $ 20.000 $ 20.000 $
Saham-Skelly
Laba Ditahan-
Skelly $ 5.000 $ 5.000

Minority
Interest
Total $ 185.000 $ 80.000 $ 76.600 $ 76.600 $ 206.000
3.15 ALOKASI KELEBIHAN PADA AKTIVA BERSIH YANG DAPAT
DIIDENTIFIKASI DAN GOODWILL

Kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku yang diperoleh ditetapkan


sebagaigoodwill. Asumsi yang mendasari penetapan kelebihan tersebut adalah bahwa nilai
buku dan nilai wajar dari aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi adalah sama. Jika
ada bukti mengindikasikan bahwa nilai wajar melebihi nilai buku atau nilai buku melebihi
nilai wajar, maka kelebihan tersebut harus dialokasikan.

1. Efek Alokasi pada Neraca Konsolidasi pada Saat Akuisisi

Pada akuisisi dalam lingkup hubungan induk anak, diferensial biaya/nilai buku tidak
dicatat dalam buku perusahaan induk maupun perusahaan anak. Oleh karena itu, jumlah yang
muncul pada neraca konsolidasi perusahaan induk dan perusahaan anak dicatat melalui
prosedur kertas kerja yang menyesuaikan nilai buku perusahaan anak untuk merefleksikan
diferensial biaya/nilai buku untuk tujuan kertas kerja konsolidasi. Jumlah penyesuaian untuk
setiap akun aktiva dan kewajiban ditentukan dengan menggunakan pendekatan konsolidasi
satu-baris.

Penggabungan usaha secara pembelian yang dilaksanakan melalui akuisisi saham oleh
Pilot Co. dan Sand Co. Pada tanggal 31 Desember 2007 Pilot Co. membeli 90% Sand Co.
dengan harga $ 5.000.000 secara tunai, ditambah $ 100.000 saham biasa dari Pilot Co.
nominal $ 10 dan nilai pasar $ 5.000.000. Biaya tambahan untuk penggabungan usaha terdiri
dari biaya pendaftaran dan biaya penggabungan (investasi) masing-masing $ 100.000 dan $
200.000 tunai.

Jurnal pilot Co. pada saat penggabungan adalah sebagai berikut:

Investasi pada Sand Co $ 10.000.000


Saham Biasa $ 1.000.000
Tambahan Modal Disetor $ 4.000.000
Kas $ 5.000.000

Jurnal Biaya Tambahan


Investasi pada Sand Co $ 200.000
Tambahan Modal Disetor $ 100.000
Kas $ 300.000

Berikut adalah Neraca dari Pilot Co. dan Sand Co.

Pilot Co. Sand Co.


Akun
Nilai Buku Nilai Wajar Nilai Buku Nilai Wajar
Aktiva
Kas $ 6.600.000 $ 6.600.000 $ 200.000 $ 200.000
Piutang-Bersih $ 700.000 $ 700.000 $ 300.000 $ 300.000
Persediaan $ 900.000 $ 1.200.000 $ 500.000 $ 600.000
Aktiva Lancar $ 600.000 $ 800.000 $ 400.000 $ 400.000
Lain $ 1.200.000 $ 11.200.000 $ 600.000 $ 800.000
Tanah $ 8.000.000 $ 15.000.000 $ 4.000.000 $ 5.000.000
Bangunan- $ 7.000.000 $ 9.000.000 $ 2.000.000 $ 1.700.000
Bersih
Peralatan-
Bersih
Total Aktiva $ 25.000.000 $ 44.500.000 $ 8.000.000 $ 9.000.000
Kewajiban
&Ekuitas $ 2.000.000 $ 2.000.000 $ 700.000 $ 700.000
Utang Usaha $ 3.700.000 $ 3.500.000 $ 1.400.000 $ 1.300.000
Wesel Bayar $ 10.000.000 $ 4.000.000
Saham Biasa $ 5.000.000 $ 1.000.000
Tamb Modal $ 4.300.000 $ 900.000
Disetor
Laba Ditahan
Total Passiva $ 25.000.000 $ 8.000.000
Pengalokasian Diferensial Biaya/Nilai Buku. Penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan untuk menggabungkan neraca perusahaan induk dan perusahaan anak ditentukan
dengan menetapkan perbedaan antara biaya investasi dan nilai buku yang diperoleh, pada
aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dan lalu pada goodwill jika ada sisanya.

Berdasarkan hal di atas, maka perhitungan pengalokasiannya adalah sebagai berikut:


Investasi pada Sand Co. ($ 10.000.000 + $ 200.000) $ 10.200.000
Nilai buku kepemilikan yang diperoleh (90% x 5.900.000) $ 5.310.000
Total kelebihan biaya terhadap nilai buku yang diperoleh $ 4.890.000

Alokasi pada Aktiva dan Kewajiban yang dapat Diidentifikasi

Alokasi
Kelebihan ((Nilai
Akun Nilai Wajar Nilai Buku Kepemilikan Wajar – Nilai
Buku) x
Kepemilikan(
Persediaan $ 600.000 $ 500.000 90% $ 90.000
Tanah $ 800.000 $ 600.000 90% $ 180.000
Bangunan $ 5.000.000 $ 4.000.000 90% $ 900.000
Peralatan $ 1.700.000 $ 2.000.000 90% $ ( 270.000)
Wesel $ 1.700.000 $ 1.400.000 90% $ 90.000
Bayar
Total Alokasi pada Aktiva Bersih Dapat Diidentifikasi $ 990.000
Sisa Dialokasikan pada Goodwill $ 3.900.000
Total kelebihan biaya terhadap nilai buku yang diperoleh $ 4.890.000

Jurnal eliminasi untuk neraca konsolidasi, yang merupakan akun resiprokal dari Sand
Co.

1. Jurnal Investasi dan SHE


Kelebihan yang Belum Diamortisasi $ 4.890.000
Saham Biasa-Sand. Co $ 4.000.000
Tambahan Modal Disetor-Sand Co. $ 1.000.000
Laba Ditahan-Sand Co. $ 900.000
Investasi pada Sand Co. $ 10.200.000
Hak Minoritas $ 590.000

2. Jurnal mengalokasikan kelebihan yang belum diamortisasi pada tiap aktiva dan kewajiban
dan pada goodwill

Persediaan $ 90.000
Tanah $ 180.000
Bangunan-bersih $ 900.000
Goodwill $ 3.900.000
Wesel Bayar $ 90.000
Peralatan-Bersih $ 270.000
Kelebihan yang Belum Diamortisasi $ 4.890.000
Sand Co. dan Perusahaan Anak
Kertas Kerja Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 20XX

Penyesuaian dan
Neraca
Akun Pilot Co. Sand Co. Eliminasi
Konsolidasi
Debet Kredit
Aktiva
Kas $ 1.300.000 $ 200.000 $ 1.500.000
Piutang-Bersih $ 700.000 $ 300.000 $ 1.000.000
Persediaan $ 900.000 $ $ 90.000 $ 1.490.000
Aktiva Lancar $ 600.000 $ 500.000 $ 1.000.000
Lainnya
Tanah $ 1.200.000 $ 400.000 $ 180.000 $ 1.980.000
Bangunan- $ 8.000.000 $ $ 900.000 $ 12.900.000
Bersih 600.000
Peralatan- $ 7.000.000 $ $ 270.000 $ 8.730.000
Bersih $ 10.200.000 $ 4.000.000 $ 10.200.000 $ -
Investasi pada
Sand Co. $ 3.900.000 $ 3.900.000
Goodwill 2.000.000 $ 4.890.000 $ 4.890.000 -
Kelebihan -
yang Belum
Diamortisasi

Total Aktiva $ 29.900.000 $ 8.000.000 $ 32.500.000

Kewajiban dan
Ekuitas
Utang Usaha $ 2.000.000 $ 700.000 $ 2.700.000
Wesel Bayar $ 3.700.000 $ $ 90.000 $ 5.010.000
Saham Biasa- $ 11.000.000 1.400.000 $ 11.000.000
Pilot Co. $ 8.900.000
Tambahan $ 8.900.000*
Modal Disetor- $ 4.300.000
Pilot Co. -
Laba Ditahan- $ 4.300.000 -
Pilot Co.
Saham Biasa- $ $ 4.000.000 -
Sand Co 4.000.000
Tambahan $ $ 1.000.000
Modal Disetor-
Sand Co. 1.000.000
Laba Ditahan- $ $ 900.000
Sand Co.
Hak Minoritas 900.000 $ 590.000 $ 590.000

Total Passiva $ 29.900.000 $ 8.000.000 $ 15.950.000 $ 15.950.000 $ 32.500.000

2. Efek Amortisasi pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

Efek amortisasi kelebihan sebesar 4.890.000 pada neraca konsolidasi di atas didasarkan
pada asumsi berikut:

Pendapatan tahun 20XY


Laba bersih Sand Co $ 800.000
Pendapatan Pilot Co. termasuk pendapatan dari Sand Co. $ 2.523.500
Dividen yang dibayar tahun 20XY
Sand Co $ 300.000
Pilot Co $ 1.500.000

Amortisasi Kelebihan
 Persediaan yang dinilai terlalu rendah dijual dalam tahun 20XY
 Tanah yang dinilai terlalu rendah masih dimiliki oleh PT Sandang, tidak ada amortisasi
 Bangunan yang dinilai terlalu rendah masa manfaat 45 tahun sejak 1 Januari 20XY
 Peralatan yang dinilai terlalu tinggi masa manfaat 5 tahun sejak 1 Januari 20XY
 Wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi ditarik tahun 20XY
 Goodwill diamortisasi selama 20 tahun

 Perhitungan pendapatan dari Sand Co. :


Ekuitas pada laba bersih Sand Co ($ 800.000 x 90%) $ 720.000
Tambah : Amortisasi peralatan yang dinilai terlalu tinggi
($ 270.000 : 5) $ 54.000
Kurang : Amortisasi Kelebihan yang dialokasikan pada
Persediaan (dijual tahun 20XY) $ 90.000
Tanah
Bangunan ($ 900.000 : 45 tahun) $ 20.000
Wesel Bayar (ditarik tahun 20XY) $ 90.000
Goodwill ($ 3.900.000 : 20 Tahun) $ 195.000
Pendapatan dari Sand Co. tahun 20XY $ 379.000

Laba Bersih = Investasi awal + Pendapatan Investasi Sand Co. – Dividen yang Diterima dari Sand Co.
= $ 10.200.000 + $ 379.000 - $ 270.000 = $ 10.309.000

Kelebihan yang Kelebihan yang


Belum Amortisasi Belum
Akun
Diamortisasi 31 20XY Diamortisasi 31
Desember 20XX Desember 20XY
Persediaan $ 90.000 $ 90.000 $ 90.000-
Tanah $ 180.000 $ - $ 180.000
Bangunan $ 900.000 $ 20.000 $ 880.000
Peralatan $ 270.000 $ 54.000 $ 216.000
Wesel Bayar $ 90.000 $ 90.000 $ -
Goodwill $ 3.900.000 $ 195.000 $ 3.705.000
Jumlah $ 4.890.000 $ 341.000 $ 4.549.000

Ayat jurnal kertas kerja yang diperlukan adalah :


1. Mengeliminasi akun investasi dan ekuitas yang resiprokal, menimbulkan hak minoritas dan
mencatat kelebihan yang belum diamortisasi

Kelebihan yang Belum Diamortisasi $ 4.549.000


Saham Biasa-Sand. Co $ 4.000.000
Tambahan Modal Disetor-Sand Co. $ 1.000.000
Laba Ditahan-Sand Co. $ 1.400.000
Investasi pada Sand Co. $ 10.309.000
Hak Minoritas $ 640.000

Catatan : Laba Ditahan naik dari $ 900.000 menjadi $ 1.400.000 (naik $ 500.000 dari Laba
Bersih Sand Co. $ 800.000 dikurangi Dividen yang Dibayar sebesar $ 300.000).

2. Mengalokasikan kelebihan yang belum diamortisasi pada aktiva yang dapat diidentifikasi
dan goodwill

Tanah $ 180.000
Bangunan-bersih $ 880.000
Goodwill $ 3.705.000
Peralatan-Bersih $ 216.000
Kelebihan yang Belum Diamortisasi $ 4.549.000

3.16 ALOKASI HARGA BELI PADA TOTAL NILAI WAJAR PERUSAHAAN ANAK

Dalam pembuatan kebijakan dan prosedur konsolidasi, ada kecenderungan memilih


untuk mencatat aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi perusahaan anak pada nilai
wajarnya pada saat penggabungan usaha selain goodwill, jika perusahaan induk memperoleh
pengendalian melalui pembelian tunggal secara langsung. Akan tetapi, hanya goodwill yang
betul-betul dibeli oleh perusahaan induk yang dicatat.

Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa PT A memperoleh 60% kepemilikan PT B


dengan harga $ 210.000 ketika nilai buku dan nilai wajar aktiva dan kewajiban PT B adalah
sebagai berikut :

Akun Nilai Buku Nilai Wajar


Aktiva
Kas $ 10.000 $ 10.000
Piutang $ 60.000 $ 60.000
Persediaan $ 120.000 $ 150.000
Aktiva Tetap-Bersih $ 280.000 $ 300.000
$ 470.000 $ 520.000
Kewajiban dan Ekuitas
Utang $ 230.000 $ 230.000
Modal Saham $ 200.000
Laba Ditahan $ 40.000
$ 470.000

Berdasarkan metode yang disukai di atas, nilai wajar PT B ditentukan dengan


membagi harga beli dengan kepemilikan yang diperoleh, yaitu $ 350.000 ($ 210.000:60%).
Nilai bersih dari aktiva bersih yang dapat diidentifikasi adalah $ $ 290.000 ($ 520.000 - $
230.000) dan goodwill adalah $ 60.000. Akan tetapi goodwillyang benar-benar dibeli dan
diakui hanya sebesar $ 36.000 ($ 60.000 x 60%). Jumlah tersebut dimasukkan dalam neraca
konsolidasi yang disiapkan sesaat setelah penggabungan usaha:
Kas $ 10.000
Piutang $ 60.000
Persediaan $ 150.000
Aktiva Tetap Bersih $ 300.000
Goodwill $ 36.000
Total Aktiva $ 556.000
Utang $ 230.000
Aktiva Bersih $ 326.000

Goodwill berdasarkan metode ini sama dengan goodwill yang dihitung berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku secara umum saat ini (PSAK atau GAAP di Amerika), yaitu
biaya $ 210.000 - (nilai wajar $ 290.000 x 60%) = $ 36.000, akan tetapi aktiva bersih yang
dimasukkan dalam neraca konsolidasi lebih rendah $ 20.000. Jumlah yang dimasukkan dalam
neraca konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah :

Kas $ 10.000
Piutang $ 60.000
Persediaan ($ 120.000 + ($ 30.000 x 60%)) $ 150.000
Aktiva Tetap Bersih ($ 280.000 + ($20.000 x 60%) $ 300.000
Goodwill $ 36.000
Total Aktiva $ 536.000
Utang $ 230.000
Aktiva Bersih $ 306.000

3.17 PENYATUAN KEPEMILIKAN PERUSAHAAN ANAK

Metode penyatuan kepemilikan untuk penggabungan usaha digunakan dengan asumsi


perusahaan-perusahaan yang bergabung, selain perusahaan penerbit, dibubaarkan.

Jika entitas yang bergabung lainnya tidak dibubarkan dalam suatu penyatuan
kepemilikan, perusahaan penerbit mencatat saham yang diperoleh sebagai investasi pada nilai
buku perusahaan anak untuk aktiva bersih yang disatukan. Pada kasus ini, hubungan induk
anak dibentuk antara perusahaan penerbit (induk) dan perusahaan-perusahaan yang
bergabung lainnya (perusahaan anak), dan laporan keuangan konsolidasi diperlukan untuk
menggabungkan operasi entitas-entitas yang terpisah tersebut untuk pelaporan eksternal.

1. Akuntansi Investasi pada Perusahaan Anak dalam Penyatuan Kepemilikan

Perusahaan induk (penerbit) mencatat investasinya pada perusahaan-perusahaan yang


bergabung sebesar nilai buku aktiva tetap yang diperoleh pada perusahaan yang bergabung
lainnya. Dalam pencatatan investasinya pada suatu perusahaan yang bergabung, perusahaan
induk juga menggabungkan saldo labanya dengan saldo laba perusahaan yang bergabung
lainnya tersebut dan menyesuaikan tambahan modal disetornya untuk merefleksikan modal
disetor perusahaan yang disatukan.

Sebagai ilustrasi, PT ABC menerbitkan modal saham miliknya untuk memperoleh


semua saham berhak suara yang beredar PT XYZ pada tanggal 1 Januari 20XX. Akun ekuitas
sebelum penyatuan adalah sebagai berikut:

PT ABC PT XYZ
Modal Saham, nominal $ 10 $ 1.500.000 $ 500.000
Tambahan Modal Disetor $ 100.000 $ 200.000
Laba Ditahan $ 400.000 $ 300.000
$ 2.000.000 $ 1.000.000

1. Jika PT ABC menerbitkan 50.000 lembar saham, investasi dicatat


Investasi pada PT XYZ $ 1.000.000
Modal Saham PT ABC $ 500.000
Tambahan Modal Disetor $ 200.000
Laba Ditahan $ 300.000
2. Jika PT ABC menerbitkan 90.000 lembar saham, investasi dicatat

Investasi pada PT XYZ $ 1.000.000


Tambahan Modal Disetor $ 100.000
Modal Saham $ 900.000
Laba Ditahan $ 200.000

3. Jika PT ABC menerbitkan 40.000 lembar saham, investasi dicatat

Investasi pada PT XYZ $ 1.000.000


Modal Saham PT ABC $ 400.000
Tambahan Modal Disetor $ 300.000
Laba Ditahan $ 300.000

4. Jurnal kertas kerja konsolidasi (mengeliminasi akun resiprokal)


Modal Saham PT ABC $ 500.000
Tambahan Modal Disetor $ 200.000
Laba Ditahan $ 300.000
Investasi pada PT XYZ $ 1.000.000

2. Penyatuan Kepemilikan dengan Hak Minoritas

Saham-saham yang tidak diperoleh oleh perusahaan induk pada penggabungan secara
penyatuan dipertanggungjawabkan sebagai hak minoritas.
Ilustrasi (berdasarkan data PT ABC dan PT XYZ di atas)
1. Jika PT ABC di atas menerbitkan 50.000 lembar saham untuk memperoleh 90% saham
berhak suara PT XYZ yang beredar, maka investasi dicatat

Investasi pada PT XYZ $ 900.000 ($ 1.000.000 x 90%)


Modal Saham PT ABC $ 500.000
Tambahan Modal Disetor $ 130.000
Laba Ditahan $ 270.000
($ 300.000 x 90%)

2. Jika PT ABC di atas menerbitkan 40.000 lembar saham untuk memperoleh 90% saham
berhak suara PT XYZ yang beredar, maka investasi dicatat
Investasi pada PT XYZ $ 900.000 ($ 1.000.000 x 90%)
Modal Saham PT ABC $ 400.000
Tambahan Modal Disetor $ 230.000
Laba Ditahan $ 270.000
($ 300.000 x 90%)
3. Akuisisi Hak Minoritas

Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit dalam PSAK No. 22, perusahaan-
perusahaan tidak diperkenankan menggunakan metode penyatuan untuk akuisisi saham yang
dimiliki oleh hak minoritas. Jika PT ABC memperoleh sisa saham yang beredar PT XYZ
setelah pelaksanaan penggabungan usaha, maka akuisisi tersebut tidak
dipertanggungjawabkan sebagai suatu penyatuan kepemilikan, bahkan jika transaksi tersebut
dilaksanakan melalui pertukaran saham.

Meskipun bukan merupakan penggabungan usaha, akuisisi saham tambahan tersebut


dipertanggungjawabkan berdasarkan metode pembelian, dan transaksi tersebut dicatat pada
nilai wajarnya. Hasilnya adalah revaluasi 10% aktiva bersih PT XYZ.

3.18 LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI

Laporan arus kas konsolidasi disiapkan dari laporan laba rugi konsolidasi dan neraca
konsolidasi, bukan dari laporan keuangan terpisah induk dan perusahaan anak. Dengan
sedikit pengecualian, persiapan laporan arus kas konsolidasi memerlukan analisis dan
prosedur sama seperti digunakan dalam menyiapkan laporan arus kas untuk entitas terpisah,
baik metode langsung maupun tidak langsung yang selama ini dipelajari.

Yang perlu mendapat perhatian adalah, pendapatan hak minoritas adalah peningkatan
arus kas dari aktivitas operasi karena pendapatan hak minoritas meningkatkan aktiva dan
kewajiban konsolidasi dengan cara yang sama dengan laba bersih konsolidasi. Dividen hak
minoritas juga dikurangkan bersama-sama dengan dividen hak mayoritas dalam pelaporan
arus kas dari aktivitas pendanaan.
Jika perusahaan menggunakan metode tidak langsung, pendapatan dari ekuitas investi
meningkatkan pendapatan tanpa meningkatkan kas karena peningkatan tersebut direfleksikan
dalam akun investasi. Sebaliknya, dividen yang diterima dari ekuitas investi meningkatkan
kas tetapi tidak mempengaruhi pendapatan karena penurunan tersebut direfleksikan dalam
akun investasi. Jumlah bersih dari pos-pos ini (perubahan dalam akun investasi) dikurangkan
dari (atau ditambahkan pada) laba bersih dalam bagian “arus kas dari aktivitas operasi” pada
laporan arus kas. Kelebihan dividen yang diterima terhadap pendapatan ekuitas akan
dirtambahkan.

Jika pelaporan arus kas dari aktivitas operasi menggunakan metode langsung, dividen
yang diterima dari ekuitas investi dilaporkan secara langsung sebagai arus kas dari aktivitas
operasi tanpa adanya masalah seperti yang terdapat dalam penggunaan metode tidak
langsung.

3.19 PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Menurut PSAK No. 4, paragraph 28, pengungkapan berikut harus disajikan dalam
catatan atau laporan keuangan konsolidasi:
a) Daftar anak perusahaan (yang signifikan), yang antara lain mencakup: nama anak
perusahaan, tempat domisili, bidang usaha dan persentase pemilikan dan persentase hak suara
(apabila berbeda dengan persentase, pemilikan);
b) Alasan untuk tidak mengkonsolidasikan anak perusahaan, sebagaimana diatur pada
paragraph 20;
c) Sifat hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan yang menyebabkan induk
perusahaan dapat melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan meskipun hak suara
induk perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, 50% atau kurang; dan
d) Pengaruh dari akuisisi dan penjualan atau pengalihan penyertaan pada anak perusahaan
terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Laporan keuangan konsolidasi biasanya diperlukan untuk penyajian yang wajar


posisi keuangan dan hasil-hasil operasi dari suatu perusahaan induk dan perusahaan anak.
Laporan keuangan konsolidasi bukan hanya merupakan penjumlahan akun-akun laporan
keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak. Jumlah resiprokal dieliminasi, dan hanya
jumlah nonresiprokal yang digabung dan dimasukkan dalam laporan konsolidasi. Akun
investasi pada perusahaan anak dan ekuitas pemegang saham perusahaan anak dieliminasi
dalam penyiapan laporan keuangan konsolidasi karena akun-akun tersebut resiprokal,
keduanya mewakili aktiva bersih perusahaan anak. Transaksi-transaksi penjualan,
peminjaman, dan sewa guna usaha antara perusahaan induk dan perusahaan anak juga
mengakibatkan jumlah resiprokal yang harus dieliminasi dalam proses konsolidasi.

Jumlah ekuitas pemegang saham yang tampak dalam neraca konsolidasi adalah
jumlah ekuitas pemegang saham dari perusahaan induk kecuali ekuitas hak minoritas, yang
mungkin dilaporkan sebagai bagian terpisah di dalam atau di luar ekuitas pemegang saham
yang dikonsolidasikan. Laba bersih konsolidasi adalah pengukuran pendapatan bagi para
pemegang saham perusahaan induk. Setiap pendapatan yang menjadi hak pemegang saham
minoritas adalah suatu pengurang dalam menentukan laba bersih konsolidasi.

Metode penyatuan kepemilikan digunakan untuk penggabungan dengan cara


pertukaran saham. Jika hanya perusahaan penerbit yang tetap beroperasi, akuntansinya akan
mudah seperti penjelasan terdahulu. Jika perusahaan-perusahaan yang bergabung tetap
beroperasi sebagai entitas-entitas hukum yang terpisah, perusahaan-perusahaan tersebut
dipertanggungjawabkan sesuai dengan prosedur induk anak dengan amandemen sebagai
berikut:
1. Perusahaan induk/ penerbit mencatat investasi pada perusahaan anak pada nilai bukunya.
Saham yang diterbitkan dikreditkan sebesar nilai nominal saham yang diterbitkan, saldo laba
digabung jika memungkinkan dan tambahan modal disetor ditambahkan atau dikurangi untuk
mempertanggungjawabkan perbedaan antara nilai nominal saham yang diterbitkan dan modal
disetor perusahaan yang bergabung lainnya
2. Maksimum saldo laba yang dapat digabung dengan saldo laba perusahaan induk sama
dengan persentase kepemilikan induk dikalikan dengan saldo laba perusahaan anak.
3. Penghasilan perusahaan-perusahaan yang bergabung pada tahun dilaksanakan penggabungan
disatukan seluruhnya.

Metode ekuitas digunakan untuk mempertanggungjawabkan investasi pada


perusahaan-perusahaan anak yang disatukan. Jika metode ekuitas diterapkan secara benar,
akun investasi perusahaan induk akan sama dengan ekuitas tercatat perusahaan anak,
pendapatan perusahaan induk akan sama dengan pendapatan konsolidasi (hasil penyatuan),
dan saldo akun ekuitas induk perusahaan akan sama dengan saldo ekuitas konsolidasi (hasil
penyatuan). Persamaan-persamaan ini dibentuk pada tahun dimana penyatuan dilaksanakan.
Pada tahun selanjutnya, perusahaan induk memepertanggungjawabkan investasinya pada
perusahaan anak yang disatukan dengan cara yang sama seperti untuk perusahaan anak yang
dibeli, dan prosedur konsolidasinya sama seperti prosedur untuk perusahaan anak yang dibeli.

Laporan arus kas konsolidasi disiapkan dari laporan laba rugi konsolidasi dan neraca
konsolidasi, bukan dari laporan keuangan terpisah induk dan perusahaan anak. Dengan
sedikit pengecualian, persiapan laporan arus kas konsolidasi memerlukan analisis dan
prosedur sama seperti digunakan dalam menyiapkan laporan arus kas untuk entitas terpisah,
baik metode langsung maupun tidak langsung yang selama ini dipelajari.

Yang perlu mendapat perhatian adalah, pendapatan hak minoritas adalah


peningkatan arus kas dari aktivitas operasi karena pendapatan hak minoritas meningkatkan
aktiva dan kewajiban konsolidasi dengan cara yang sama dengan laba bersih konsolidasi.
Dividen hak minoritas juga dikurangkan bersama-sama dengan dividen hak mayoritas dalam
pelaporan arus kas dari aktivitas pendanaan.

4.2 SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba
Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd A and Amir Abadi Jusuf. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia, Buku Satu
Edisi Revisi. Salemba Empat: Jakarta.
Beams, Floyd A, John A. Brozovsky, dan Craig D. Shoulders. 2000. Akuntansi Lanjutan Edisi
Tujuh. Terjemahan oleh Kaharudin. 2002. Jakarta: PT Prehallindo.

Baker, Richard E. Valdean C. Lembke, dan Thomas E. King. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan
(Perspektif Indonesia). Terjemahan oleh Amir A. Yusuf, Sylvia Veronica, Etty R. Wulandari
dan Dwi Martani. 2013. Jakarta: Salemba empat

Karyawati, Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi IFRS. Jakarta: Erlangga.

Beams, Floyd A., Advanced Accounting, Fifth Edition, New Jersey, Prentice Hall-Inc.,
1992.
Boastman, James R., Charles H. Griffin, Don W. Vickrey dan Thomas H. Williams.,
Advanced Accounting, Seventh Edition, Richard D. Irwin Inc., 1994.
Daryono, Rusdi, Penerapan PSAK No.4, 15 dan 22 Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasi, Makalah Konvensi Nasional Akuntansi III, Semarang,
September 1996.
Fischer, Paul M., William James taylor, dan J. Arthur Leer, Advanced Accounting, Third
Edition, South Western Publishing Co., Cincinnati Ohio, 1996.
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.4 “Laporan Keuangan Konsolidasi”, Ikatan
Akuntan Indonesia, 1994.
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi (Akhmad Riduwan) 115
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.15 “Akuntansi Investasi Pada Perusahaan
Asosiasi”, Ikatan Akuntan Indonesia, 1994.
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.22 “Akuntansi Penggabungan Usaha”, Ikatan
Akuntan Indonesia, 1994.
Schroeder, Richard G., Myrthe Clork dan Levin D. McCullers, Accounting Theory, Text
and Readings, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1991
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai