Anda di halaman 1dari 21

Monang Situmorang, CA

BAB 1
KOMBINASI BISNIS
A. PENDAHULUAN

E ntitas seringkali secara terus menerus berusaha keras menghasilkan nilai tambah
ekonomis untuk para pemegang saham. Sehubungan strategi ini, perluasan usaha
(expansion) telah lama dianggap sebagai tujuan entitas bisnis. Suatu bisnis dapat memilih
untuk memperluas usaha secara internal (mengembangkan fasilitas yang dimilikinya) atau
secara eksternal (dengan mengakuisisi pengendalian entitas lain dalam kombinasi bisnis).
Secara umum, kombinasi bisnis (business combination) adalah menyatukan entitas bisnis
yang sebelumnya terpisah. Walaupun tujuan utama kombinasi bisnis adalah profitabilitas,
kombinasi juga ditujukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi operasi secara
horizontal atau vertikal, atau mendiversifikasi risiko bisnis melalui operasi konglomerasi.
Integrasi horizontal adalah kombinasi bisnis dalam lini bisnis atau pasar yang sama. Integrasi
vertikal adalah kombinasi dua atau lebih entitas dengan operasi yang berbeda. Konglomerasi
adalah kombinasi bisnis dengan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan dan
bermacam-macam.
B. BENTUK HUKUM KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis adalah melibatkan kombinasi dalam pengendalian bersama dua atau
lebih entitas yang sebelumnya terpisah. Tiga bentuk hukum dari kombinasi bisnis, yaitu
merjer, konsolidasi, dan akuisisi. (Lihat gambar 1)
 Merjer (merger) adalah kombinasi bisnis di mana hanya satu dari entitas yang
dikombinasikan bertahan dan entitas lainnya dibubarkan. Aset neto entitas yang diakuisisi
ditransfer ke entitas pengakuisisi (acquirer), dan entitas yang diakuisisi (acquiree)
dibubarkan atau dilikuidasi (liquidated/dissolved). Setelah merjer, operasi dari entitas yang
dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas.
 Konsolidasi (consolidation) adalah kombinasi bisnis di mana kedua entitas yang
dikombinasikan dibubarkan serta aset neto dari entitas tersebut ditransfer ke entitas yang
baru dibentuk. Operasi dan entitas yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu
entitas, dan tidak ada satu pun entitas yang bergabung masih tetap berdiri sejak dilakukannya
konsolidasi. Tetapi dalam banyak situasi, entitas yang baru dibentuk tersebut hanya
merupakan bentuk baru, karena secara substansi entitas baru tersebut merupakan salah satu
dari entitas yang bergabung tetapi namanya saja yang diganti.
 Akuisisi (acquisition) terjadi jika satu entitas mengakuisisi saham berhak suara dari
entitas lain dan kedua entitas tetap beroperasi sebagai dua entitas hukum yang terpisah, tetapi
mempunyai hubungan istimewa. Karena tidak ada entitas yang dilikuidasi atau dibubarkan,
pihak pengakuisisi memperlakukan kepemilikannya di pihak yang diakuisisi sebagai
investasi. Dalam akuisisi saham, pihak pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham
entitas yang diakuisisi untuk memperoleh pengendalian.
Hubungan yang timbul dari akuisisi disebut hubungan entitas induk – anak (parent –
subsidiary relationship). Entitas induk adalah entitas yang mengendalikan entitas lain, yang
disebut entitas anak (subsidiary). Dengan kata lain, entitas induk (parent company) adalah
suatu entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak. Entitas anak adalah suatu entitas,
termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh
H a l a m a n 1 | 21
Monang Situmorang, CA

entitas lain (dikenal sebagai entitas induk). Untuk tujuan laporan keuangan bertujuan umum,
entitas induk dan entitas anaknya menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang
menampilkan seakan-akan entitas – entitas tersebut telah merjer menjadi entitas tunggal.
Kombinasi bisnis menjadi kompleks karena setiap kombinasi bisnis dievaluasi berdasarkan
“substance over form” [substansi ekonominya (“economic substance”) dengan mengabaikan
“bentuk hukumnya” (“legal form”)]. Bentuk hukum dari kombinasi bisnis, substansi dari
perjanjian kombinasi, dan situasi di sekitar kombinasi bisnis semuanya memengaruhi
bagaimana kombinasi tersebut dicatat pada awalnya dan prosedur akuntansi dan pelaporan
yang digunakan berikutnya setelah kombinasi bisnis.
Gambar 1: Jenis-jenis Kombinasi Bisnis

Entit
as Entit
as
Enti
a. Merjer
tas

Enti
tas Enti
tas

Entit
as b. Konsolidasi

Entit Enti
as tas

Entita Enti
s BB tas

c. Akuisisi

Kombinasi bisnis dapat dilakukan dengan mengakuisisi aset atau saham berhak suara
dari entitas lain. (Lihat gambar 2)
1. Akuisisi Aset
Kadang-kadang satu entitas mengakuisisi entitas lain melalui negosiasi langsung dengan
manajemen. Perjanjian juga dapat menyebabkan entitas pengakuisisi mengambil alih aset
dan liabilitas dari entitas lain. Kombinasi seperti ini dapat mengambil bentuk (a) atau (b)
pada Gambar 1. Entitas penjual umumnya mendistribusikan ke pemegang sahamnya aset atau
efek/sekuritas yang diterimanya dalam kombinasi bisnis dari entitas pengakuisisi dan
Halaman 2 | 21
Monang Situmorang, CA

likuidasi, sehingga hanya entitas pengakuisisi sebagai entitas hukum yang bertahan. Entitas
pengakuisisi mencatat kombinasi bisnis dengan mencatat tiap aset yang diperoleh, tiap
liabilitas yang diambil alih, dan aset atau efek yang diberikan dalam pertukaran pada nilai
wajar.
2. Akuisisi Saham
Kombinasi bisnis yang dilakukan melalui akuisisi saham tidak harus melibatkan akuisisi
semua saham berhak suara yang beredar. Bagi satu entitas untuk mengendalikan entitas lain
melalui kepemilikan saham, hanya diperlukan kepemilikan mayoritas (lebih dari 50%) dari
saham berhak suara yang beredar. Akuisisi saham berhak suara kurang dari mayoritas
biasanya tidak dianggap sebagai kombinasi bisnis. Ketika satu pemegang saham memegang
kepemilikan mayoritas dalam saham berhak suara, saham lain yang tersisa disebut
kepentingan minoritas (minority interest) atau kepentingan nonpengendali (noncontrolling
interest - NCIs).
Dalam kasus di mana satu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain dan kedua
entitas tetap berdiri sebagai entitas hukum terpisah setelah kombinasi bisnis, saham dari
entitas yang diakuisisi dicatat di pembukuan entitas pengakuisisi sebagai investasi. Pada
kasus akuisisi saham, masalah laporan keuangan konsolidasian timbul karena keberadaan dua
atau lebih entitas terpisah tetapi berhubungan intimewa. Situasi yang sama juga timbul jika
satu entitas membentuk, bukan mengakuisisi entitas anak.
Gambar 2: Menentukan Jenis Kombinasi Bisnis

Entitas A Berinvestasi pada Entitas B

Akuisisi Akuisisi
Aset Neto

Entitas yang
Diakuisisi

Ya
Tidak
Dicatat
sebagai Merjer Dicatat sebagai
atau Akuisisi
Konsolidasi Saham dan
Menimbulkan

Halaman 3 | 21
Monang Situmorang, CA

Menurut PSAK No. 22: Kombinasi Bisnis, suatu kombinasi bisnis mungkin dirancang
dengan berbagai cara untuk alasan hukum, perpajakan atau alasan lainnya termasuk tapi tidak
terbatas pada:
1) satu atau lebih bisnis menjadi entitas anak dari pihak pengakuisisi atau aset neto dari satu
atau lebih bisnis secara hukum digabungkan (legal merger) ke pihak pengakuisisi;
2) satu entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya, atau pemiliknya mengalihkan
kepentingan ekuitasnya, kepada entitas yang bergabung lainnya atau pemiliknya;
3) semua entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya, atau pemiliknya mengalihkan
kepentingan ekuitasnya, kepada suatu entitas yang baru dibentuk (hal tersebut kadang-
kadang disebut juga sebagai transaksi roll-up atau put-together); atau
4) sekelompok pemilik sebelumnya dari salah satu entitas yang bergabung memperoleh
pengendalian atas entitas hasil penggabungan tersebut. (Lihat gambar 3)
Gambar 3: Kombinasi Bisnis (PSAK No. 22)

Kombinasi Bisnis

Aset neto dari Satu atau lebih Aset neto dari Pemilik
satu atau lebih bisnis menjadi entitas yang sebelumnya dari
bisnis secara entitas anak bergabung salah satu entitas
hukum pengakuisisi dialihkan kepada yang bergabung
digabungkan ke entitas baru memperoleh
pihak dibentuk pengendalian
pengakusisi atas entitas yang
bergabung

C. KONSEP AKUNTANSI DARI KOMBINASI BISNIS


Konsep akuntansi dari kombinasi bisnis diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No 22: Kombinasi Bisnis. Menurut PSAK No 22, definisi bisnis dan kombinasi
bisnis adalah sebagai berikut:
Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu diadakan dan
dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang lebih rendah,
atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada investor atau pemilik, anggota, atau
peserta lainnya. Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain di mana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang
kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana
istilah ini dipergunakan dalam PSAK 22.
Konsep akuntansi untuk kombinasi bisnis menekankan entitas tunggal (single entity) dan
independensi entitas-entitas yang terlibat sebelum terjadinya kombinasi. Meskipun satu atau
lebih entitas yang bergabung kehilangan identitas hukumnya, pembubaran entitas hukum
tidak diperlukan dalam konsep akuntansi ini. Bisnis-bisnis yang sebelumnya terpisah

Halaman 4 | 21
Monang Situmorang, CA

bersama-sama membentuk suatu entitas ketika sumberdaya dan operasinya berada di bawah
pengendalian kelompok manajemen tunggal.
Sebagian besar kontroversi yang terjadi menyangkut metode akuntansi kombinasi bisnis.
Metode akuntansi kombinasi bisnis terdiri atas: metode penyatuan kepentingan (pooling of
interests method) dan metode pembelian (purchases method). Namun, pada tahun 2010,
Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan PSAK No 22: Kombinasi Bisnis, yang
menghapuskan metode penyatuan kepentingan, dan hanya memperbolehkan metode akuisisi
(sebelumnya dikenal dengan istilah metode pembelian) untuk kombinasi bisnis. Dengan
demikian, entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan “metode akuisisi”
(“acquisition method”).
D. AKUNTANSI UNTUK KOMBINASI BISNIS BERDASARKAN METODE
AKUISISI
Menurut PSAK No. 22, terdapat empat tahap dalam menerapkan metode akuisisi yaitu,
(1) pengidentifikasian pihak pengakuisisi; (2) penentuan tanggal akuisisi; (3) pengakuan dan
pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan (4)
pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian diskon.
 Identifikasi Pihak Pengakuisisi
Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasi
sebagai pihak pengakuisisi. Pihak pengakusisi adalah entitas yang memperoleh pengendalian
atas pihak yang diakuisisi.
 Penentuan Tanggal Akuisisi
Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi, yaitu tanggal pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Tanggal pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi umumnya adalah tanggal pihak
pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil alih
liabilitas pihak yang diakuisisi, yaitu tanggal penutupan. Namun demikian, pihak
pengakuisisi mungkin memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah tanggal
penutupan. Misalnya, tanggal akuisisi mendahului tanggal penutupan jika dalam perjanjian
tertulis menyatakan bahwa pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang
diakuisisi pada tanggal sebelum tanggal penutupan. Pihak pengakuisisi mempertimbangkan
semua fakta dan keadaan terkait dalam menentukan tanggal akuisisi.
 Pengakuan dan Pengukuran Aset Teridentifikasi yang Diperoleh, Liabilitas yang Diambil
Alih serta Pengakuan dan Pengukuran Goodwill atau Keuntungan dari Pembelian Diskon
Pencatatan kombinasi bisnis dengan menggunakan prinsip nilai wajar (fair value
principle). Dengan kata lain, biaya perolehan bagi entitas pengakuisisi untuk mengakuisisi
entitas lain dalam suatu kombinasi bisnis diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau
nilai wajar aset yang diserahkan atau efek yang diterbitkan.
Terdapat tiga jenis biaya yang terkait dalam kombinasi bisnis: biaya langsung, biaya
pedaftaran dan penerbitan efek, dan biaya tidak langsung yaitu:
Biaya terkait akuisisi Perlakuan akuntansi
 Biaya langsung (biaya makelar, advis,  Dibebankan pada saat terjadinya.
hukum, akuntansi, penilaian dan biaya
profesional atau konsultasi lainnya, biaya
Halaman 5 | 21
Monang Situmorang, CA

administrasi umum, dan biaya


pemeliharaan departemen akuisisi internal
 Biaya pendaftaran dan penerbitan efek  Dibebankan sebesar nilai wajar efek
yang diterbitkan, biasanya sebagai
pengurang tambahan modal disetor.
 Biaya tidak langsung (gaji manajemen,  Dibebankan pada saat terjadinya.
depresiasi, biaya-biaya untuk menutup
fasilitas-fasilitas duplikasi, dan sewa.
dibebankan pada periode saat biaya
tersebut terjadi dan jasa diterima)

Ilustrasi: Asumsikan Entitas A menerbitkan 100.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp10 untuk mengakuisisi aset neto Entitas B dalam suatu kombinasi bisnis pada 2
Juli 2020. Harga pasar (nilai wajar) saham biasa pada tanggal tersebut adalah Rp16 per
lembar saham. Biaya langsung tambahan untuk kombinasi bisnis terdiri atas biaya Bapepam
dan Lembaga Keuangan (LK) sebesar Rp15.000, biaya akuntan yang terkait dengan
pendaftaran di Bapepam dan LK, biaya percetakan dan penerbitan sertifikat saham sebesar
Rp25.000, serta biaya makelar dan konsultan sebesar Rp80.000.
Pencatatan penerbitan 100.000 lembar saham sebagai berikut:
Investasi pada Entitas B 1.600.000
Saham biasa 1.000.000
Tambahan modal disetor 600.000
(Untuk mencatat penerbitan 100.000 lembar saham biasa dengan harga pasar
Rp16 per lembar)
Pencatatan tambahan biaya langsung kombinasi bisnis sebagai berikut:
Beban investasi (beban akuisisi) 80.000
Tambahan modal disetor 40.000
Kas 120.000
(Untuk mencatat tambahan biaya langsung kombinasi bisnis dengan Entitas
B, biaya pendiri dan konsultan Rp80.000 serta biaya pendaftaran dan
penerbitan efek Rp40.000)
Biaya pencatatan dan pendaftaran sebesar Rp40.000 diperlakukan sebagai pengurang
nilai wajar dari saham yang diterbitkan dan dibebankan sebagai pengurang tambahan modal
disetor. Biaya langsung lainnya dari kombinasi bisnis dibebankan (Rp80.000). Total biaya
perolehan Entitas B sebesar Rp1.600.000 dimasukkan ke dalam akun Investasi pada Entitas
B. Total biaya yang terjadi dalam pembelian entitas lain diakumulasikan dalam satu akun
investasi tersendiri, dengan mengabaikan apakah entitas yang dikombinasikan dibubarkan
atau entitas yang dikombinasikan melanjutkan operasinya dalam hubungan induk – anak.
a. Jika Entitas B dibubarkan (dissolved), aset neto yang teridentifikasi dicatat pada buku
Entitas A sebesar nilai wajar, selisih biaya perolehan investasi dan nilai wajar aset neto
dicacat sebagai goodwill. Pada kasus ini, saldo yang dicacat dalam akun Investasi pada
Entitas B dialokasikan dengan menggunakan jurnal pada buku Entitas A. Jurnal tersebut
adalah sebagai berikut:

Halaman 6 | 21
Monang Situmorang, CA

Piutang xxx
Persediaan xxx
Aset tetap xxx
Goodwill xxx
Utang usaha xxx
Wesel bayar xxx
Investasi pada Entitas B 1.600.000
(Untuk mencatat alokasi biaya perolehan Entitas B sebesar Rp1.600.000 pada
aset neto teridentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya dan pada goodwill)
Jadi, jika Entitas B dibubarkan, maka saham Entitas B secara formal ditarik. Pemegang
saham Entitas B terdahulu sekarang menjadi pemegang saham Entitas A.
b. Jika Entitas A dan B dioperasikan sebagai entitas induk dan anak (kedua entitas
dipertahankan sebagai entitas hukum terpisah dan menyelenggarakan sistem akuntansi
sendiri), maka jurnal untuk mengalokasikan saldo investasi pada Entitas B tidak dicatat oleh
Entitas A. Sebagai gantinya, Entitas A mempertanggung jawabkan investasinya pada Entitas
B dengan memakai akun Investasi pada Entitas B, dan pengalokasian biaya perolehan
investasi pada aset neto yang teridentifikasi dibuat dalam proses konsolidasi.
1. Pencatatan Nilai Wajar dalam Akuisisi
Prinsip yang fundamental dalam pencatatan akuisisi adalah pihak pengakuisisi harus
menentukan nilai wajar dari semua aset berwujud dan takberwujud yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis. Sebagai suatu aturan umum, pihak
pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan
setiap kepentingan nonpengendali dengan nilai wajar tanggal akuisisi (acquisition date fair
value).
Pihak pengakuisisi dapat menetapkan pengakuan suatu aset dan liabilitas yang
sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi sebagai aset dan liabilitas dalam laporan
keuangannya. Misalnya, (a) pihak pengakuisisi mengakui aset takberwujud teridentifikasi
yang diperoleh, seperti merk, paten atau hubungan pelanggan, yang tidak diakui oleh pihak
yang diakuisisi sebagai aset dalam laporan keuangannya karena pihak yang diakuisisi
mengembangkannya secara internal dan memperlakukan biaya terkait sebagai beban, dan (b)
pihak yang diakuisisi membebankan biaya pengembangan paten, cetak biru (blue print), dan
formula-formula. Bagaimanapun juga, nilai wajar harus digunakan pada aset takberwujud
yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis dengan metode
akuisisi.
Terdapat beberapa pengecualian penggunaan nilai wajar untuk mencatat aset yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam akuisisi. Aset dan liabilitas pajak tangguhan
yang timbul dari kombinasi, imbalan kerja, dan sewa harus dipertanggung jawabkan sesuai
dengan pedoman yang berlaku untuk pos-pos tersebut.
2. Pengakuan dan Pengukuran Aset Takberwujud Lainnya
Menurut standar akuntansi keuangan, pihak pengakuisisi mengakui secara terpisah, dari
goodwill, aset takberwujud teridentifikasi yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Aset
takberwujud adalah teridentifikasi jika memenuhi kriteria pemisahan (separability criterion)
atau kriteria hukum kontraktual (contractual-legal criterion).

Halaman 7 | 21
Monang Situmorang, CA

Pihak pengakuisisi memasukkan ke dalam goodwill nilai aset takberwujud yang


diperoleh yang tidak teridentifikasi pada tanggal akuisisi. Misalnya, pihak pengakusisi dapat
mengatribusikan nilai pada sekumpulan tenaga kerja, yang merupakan kumpulan karyawan
yang ada yang memungkinkan pihak pengakuisisi untuk melanjutkan operasi bisnis yang
diperoleh sejak tanggal akusisi. Kumpulan tenaga kerja tidak mencerminkan modal
intelektual dari tenaga kerja yang terlatih – pengetahuan dan pengalaman (yang biasanya
terspesialisasi) yang karyawan pihak yang diakuisisi gunakan dalam pekerjaannya. Karena
kumpulan tenaga kerja bukan merupakan aset teridentifikasi yang diakui secara terpisah dari
goodwill, maka setiap nilai yang diatribusikan pada kumpulan tenaga kerja tersebut
dimasukkan ke dalam goodwill.
3. Imbalan Kontinjensi
Dalam beberapa kombinasi bisnis dengan metode akuisisi mengatur pembayaran
tambahan kepada pemegang saham sebelumnya dari pihak yang diakusisi, kontinjensi atas
kejadian atau transaksi yang terjadi di masa depan.
Pada umumnya, imbalan kontinjensi (contingent consideration) adalah suatu kewajiban
pihak pengakuisisi untuk mengalihkan aset atau kepentingan ekuitas tambahan kepada
pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi sebagai bagian dari pertukaran pengendalian
atas pihak yang diakuisisi jika peristiwa masa depan tertentu terjadi atau kondisi tertentu
terpenuhi. Namun demikian, imbalan kontinjensi dapat juga memberikan hak kepada pihak
pengakuisisi untuk memperoleh kembali imbalan yang dialihkan sebelumnya jika kondisi
tertentu terpenuhi. Imbalan kontinjensi dalam suatu akuisisi harus diukur dan dicatat dengan
nilai wajar pada tanggal akuisisi sebagai bagian dari imbalan yang diserahkan atau ditransfer
dalam akuisisi. Dengan demikian, aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam
kombinasi bisnis yang timbul dari kontinjensi harus diakui pada nilai wajar jika nilai wajar
dapat diestimasi secara wajar.
4. Perbandingan Biaya dan Nilai Wajar
Setelah nilai wajar ditetapkan pada semua aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih (nilai wajar aset neto teridentifikasi), biaya investasi atau imbalan
yang diserahkan dibandingkan dengan total nilai wajar aset neto teridentifikasi.
 Jika biaya investasi melebihi nilai wajar aset neto teridentifikasi, kelebihan tersebut
dialokasikan pada aset neto teridentifikasi yang diambil alih berdasarkan nilai wajarnya dan
sisanya dialokasikan sebagai “goodwill”.
 Jika nilai wajar aset neto teridentifikasi melebihi biaya investasi, maka pembelian
seperti ini disebut “pembelian murah atau pembelian dengan diskon” (“bargain
purchases”). Kelebihan antara biaya investasi dari entitas yang diakuisisi lebih kecil
dibandingkan dengan nilai wajar aset neto teridentifikasi yang diperoleh, diakui sebagai
“keuntungan dari pembelian dengan diskon” (“gain on bargain purchases”) atau
“keuntungan akuisisi bisnis” (“gain on acquisition business”), bukan sebagai negative
goodwill.
E. GOODWILL
Secara konsep, dalam akuntansi kombinasi bisnis goodwill dipandang sebagai semua
faktor yang takberwujud yang menyebabkan entitas memperoleh laba di atas rata-rata. Dari
perspektif akuntansi, bahwa goodwill “adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat
H a l a m a n 8 | 21
Monang Situmorang, CA

ekonomi masa depan yang timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
yang tidak dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah.” Menurut metode
akuisisi, pihak pengakuisisi mengukur dan mengakui goodwill dari suatu kombinasi bisnis
berdasarkan selisih antara total nilai wajar entitas yang diakuisisi dan nilai wajar aset neto
teridentifikasi.
Terdapat tiga komponen yang harus diukur dan dijumlahkan untuk total jumlah yang
akan digunakan untuk menentukan jumlah goodwill yang diakui dalam suatu kombinasi
bisnis:
1. Nilai wajar imbalan yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi.
2. Nilai wajar setiap kepentingan pada pihak yang diakuisisi yang sebelumnya dimiliki oleh
pihak pengakusisi, jika ada.
3. Nilai wajar dari kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi, jika ada.
Total dari jumlah ketiga ini, semuanya diukur pada tanggal akuisisi, kemudian dibandingkan
dengan aset teridentifikasi yang diperoleh dan libilitas yang diambil alih (nilai wajar aset neto
teridentifikasi) pihak yang diakuisisi pada tanggal akuisisi, dan selisihnya disebut goodwill.
Ilustrasi: Asumsikan bahwa PT Alt mengakuisisi semua aset PT Zan sebesar Rp400.000
ketika nilai wajar aset neto teridentifikasi Zan adalah Rp380.000. Maka goodwill diakui
sebesar Rp20.000 yaitu selisih antara total imbalan yang diserahkan dan nilai wajar aset neto
teridentifikasi yang diakuisisi. Jika, sebagai pengganti akuisisi aset, Alt mengakuisisi 75%
saham biasa Zan sebesar Rp300.000, dan nilai wajar kepentingan nonpengendali adalah
Rp100.000, maka goodwill dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan oleh Alt Rp300.000
Tambah: Nilai wajar kepentingan nonpengendali 100.000
Total nilai wajar Zan Rp400.000
Kurang: Nilai wajar aset neto teridentifikasi yang diperoleh (380.000)
Goodwill Rp 20.000
Setelah goodwill diakui dalam kombinasi bisnis, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk
tujuan pelaporan keuangan (PSAK No. 22), tetapi harus dilakukan pengujian secara periodik
untuk menilai apakah terjadi penurunan nilai (PSAK No. 48: Penurunan Nilai Aset). Jika
goodwill mengalami penurunan nilai, goodwill diturunkan nilainya dan diakui sebagai
kerugian penurunan nilai (impairment loss). Untuk menguji penurunan nilai goodwill, nilai
terpulihkan dari unit penghasil kas (cash-generating unit) dibandingkan dengan nilai
tercatatnya. Jika nilai terpulihkan dari unit penghasil kas melebihi nilai tercatatnya, maka
tidak mengalami penurunan nilai. Tetapi, jika nilai tercatat unit penghasil kas lebih besar
dibanding dengan nilai terpulihkan berarti terjadi penurunan nilai.
F. ILUSTRASI AKUISISI
Asumsikan Entitas A mengakuisisi aset neto Entitas B melalui kombinasi pada 27
November 2019. B dibubarkan. Nilai buku dan nilai wajar aset dan liabilitas B pada tanggal
kombinasi adalah sebagai berikut:
Nilai buku Nilai wajar
Aset
Kas Rp 50.000 Rp 50.000

Halaman 9 | 21
Monang Situmorang, CA

Piutang usaha – neto 150.000 140.000


Persediaan 200.000 250.000
Tanah 50.000 100.000
Bangunan – neto 300.000 500.000
Peralatan – neto 250.000 350.000
Paten - 50.000
Total aset Rp1.000.000 Rp1.440.000
Liabilitas
Utang usaha Rp 60.000 Rp 60.000
Wesel bayar 150.000 135.000
Liabilitas lain – lain 40.000 45.000
Total liabilitas 250.000 240.000
Nilai buku aset neto Rp 750.000
Nilai wajar aset neto Rp1.200.000

Kasus 1: Biaya Investasi Lebih Besar Daripada Nilai Wajar (Goodwill)


Entitas A membayar Rp400.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan
nilai nominal Rp10 per saham dan harga pasar Rp20 per lembar untuk memperoleh aset neto
Entitas B.
Biaya investasi (nilai wajar imbalan yang diserahkan):
 50.000 lembar saham, harga pasar Rp20 Rp1.000.000
 Kas 400.000
Total biaya perolehan Rp1.400.000
Total nilai wajar aset neto yang diperoleh 1.200.000
Goodwill Rp 200.000
Pada tanggal akuisisi, total selisih antara nilai wajar imbalan yang diserahkan dan nilai
buku aset neto teridentifikasi disebut diferensial (differential). Dalam situasi yang lebih
kompleks, diferensial adalah sama dengan selisih antara (1) nilai wajar imbalan yang
diserahkan pada tanggal akuisisi, ditambah nilai wajar setiap kepentingan ekuitas pada pihak
yang diakuisisi yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada tanggal akuisisi,
ditambah nilai wajar setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan (2)
nilai buku aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal
akuisisi.
Hubungan antara nilai wajar imbalan yang diserahkan untuk nilai wajar aset neto, dan
nilai buku aset neto Entitas B diilustrasikan pada diagram berikut:

Nilai wajar imbalan


Rp1.400.000
Goodwill Rp200.000

Halaman 10 | 21
Monang Situmorang, CA

Total diferensial Selisih nilai wajar terhadap Nilai wajar aset neto
aset neto teridentifikasi teridentifikasi Rp1.200.000
Rp650.000
Rp450.000

Nilai buku aset neto Nilai buku aset neto


teridentifikasi Rp750.000 teridentifikasi Rp750.000

Dalam merjer Entitas A/Entitas B, total diferensial Rp650.000 merefleksikan perbedaan


antara total nilai wajar saham yang diterbitkan dan kas oleh Entitas A dan jumlah tercatat aset
neto Entitas B yang direfleksikan pada bukunya pada tanggal akuisisi. Sebagian dari selisih
atau perbedaan tersebut (Rp450.000) diatribusikan ke nilai aset neto yang bertambah di atas
nilai bukunya. Sisa dari perbedaan itu (Rp200.000) dianggap sebagai goodwill.
Jurnal untuk mencatat kombinasi bisnis pada 27 November 2019 adalah sebagai
berikut:
Investasi pada Entitas B 1.400.000
Kas 400.000
Saham biasa 500.000
Tambahan modal disetor 500.000
(Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp10
per lembar ditambah dengan kas Rp400.000)

Kas 50.000
Piutang usaha 140.000
Persediaan 250.000
Tanah 100.000
Bangunan 500.000
Peralatan 350.000
Hak paten 50.000
Goodwill 200.000
Utang usaha 60.000
Wesel bayar 135.000
Liabilitas lain-lain 45.000
Investasi pada Entitas B 1.400.000
(Untuk mencatat biaya perolehan aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih Entitas B pada nilai wajarnya dan mencatat goodwill)

Kasus 2: Nilai Wajar Lebih Besar Daripada Biaya Investasi (Pembelian Diskon – Bargain
Purchase)
Entitas A menerbitkan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp10 per saham dan
harga pasar Rp20 per lembar, dan juga wesel bayar 5 tahun, bunga 10% dengan nilai nominal
Rp200.000 untuk memperoleh aset neto Entitas B.
Biaya investasi / Nilai wajar imbalan yang diserahkan:
 40.000 lembar saham, harga pasar Rp20 Rp 800.000
 Wesel bayar 200.000
Total harga beli (biaya perolehan) Rp1.000.000

Halaman 11 | 21
Monang Situmorang, CA

Total nilai wajar aset neto yang diperoleh 1.200.000


Keuntungan dari pembelian diskon Rp 200.000
Jurnal untuk mencatat kombinasi bisnis pada 27 November 2019 adalah sebagai
berikut:
Investasi pada Entitas B 1.000.000
Saham biasa 400.000
Tambahan modal disetor 400.000
Wesel bayar 200.000
(Untuk mencatat penerbitan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal
Rp10 per lembar ditambah dengan wesel bayar, 10%, 5 tahun)
Kas 50.000
Piutang usaha 140.000
Persediaan 250.000
Tanah 100.000
Bangunan 500.000
Peralatan 350.000
Hak paten 50.000
Utang usaha 60.000
Wesel bayar 135.000
Liabilitas lain-lain 45.000
Investasi pada Entitas B 1.000.000
Keuntungan dari pembelian diskon 200.000
(Untuk mencatat biaya perolehan aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih Entitas B pada nilai wajarnya dan mencatat pengakuan
keuntungan dari pembelian diskon)

G. IKHTISAR
1. Kombinasi bisnis terjadi ketika pihak pengakusisi memperoleh pengendalian satu atau
lebih bisnis-bisnis lainnya.
2. Terdapat tiga jenis kombinasi bisnis (a) merjer, di mana salah satu pihak yang diakuisisi
kehilangan identitas hukumnya dan pihak pengakuisisi terus berdiri dengan aset dan
liabilitas dari kedua entitas, (b) konsolidasi, di mana kedua entitas yang bergabung
bersama-sama untuk membentuk entitas baru, dan (c) akuisisi saham, di mana kedua
entitas yang bergabung mempertahankan identitas masing-masing, di mana pihak
pengakuisisi memegang saham dari pihak yang diakuisisi.
3. Menurut standar akuntansi keuangan (PSAK No. 22: Kombinasi Bisnis), metode akuisisi
digunakan untuk mencatat suatu kombinasi bisnis. Menurut metode akuisisi, semua aset
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih oleh pengakuisisi dalam suatu kombinasi
bisnis dinilai pada nilai wajarnya. Kelebihan atau selisih lebih jumlah nilai wajar dari
imbalan yang diserahkan pengakusisi, nilai wajar kepentingan ekuitas pada pihak yang
diakuisisi yang dimiliki sebelumnya, dan nilai wajar setiap kepentingan nonpengendali
melebihi nilai wajar aset neto teridentifikasi diakui sebagai goodwill. Dalam laporan
keuangan berikutnya, goodwill harus dilaporkan secara terpisah. Goodwill tidak
diamortisasi tetapi harus diuji untuk penurunan nilai paling tidak setahun sekali.
Sebaliknya, jika nilai wajar imbalan yang diserahkan oleh pengakuisisi dalam suatu
kombinasi bisnis, bersama-sama dengan nilai wajar kepentingan ekuitas yang
H a l a m a n 12 | 21
Monang Situmorang, CA

sebelumnya telah dimiliki, dan kepentingan nonpengendali lebih rendah daripada nilai
wajar aset neto teridentifikasi pihak yang diakuisisi, keadaan ini disebut dengan
pembelian murah (bargain purchase), selisihnya diakui sebagai keuntungan yang
diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.
4. Semua biaya terkait kombinasi bisnis dibebankan pada saat terjadinya. Setiap biaya
penerbitan saham yang terjadi sehubungan dengan kombinasi bisnis diperlakukan
sebagai pengurang tambahan modal disetor.
5. Ilustrasi dalam kasus kombinasi yang dibahas di atas hanya terdapat satu entitas yang
beroperasi (a surviving entity). Dalam kasus berikutnya akan dibahas akuntansi dan
pelaporan untuk investasi saham biasa intrakelompok usaha (operasi induk dan anak) di
mana lebih dari satu perusahaan yang digabung tetap melanjutkan beroperasi sebagai
entitas hukum terpisah (a separate legal entities).

PERTANYAAN
1. Jelaskan konsep akuntansi kombinasi bisnis.
2. Sebutkan pengertian substance over form dalam konteks kombinasi bisnis.
3. Apakah pembubaran (dissolution) semua kecuali satu entitas hukum yang terpisah
diperlakukan dalam suatu kombinasi bisnis?
4. Apakah perbedaan secara hukum antara konsolidasi, merjer, dan akuisisi?
5. Kapan suatu goodwill timbul dalam kombinasi bisnis? Bagaimana goowill memengaruhi
laba bersih yang dilaporkan selanjutnya dalam suatu kombinasi bisnis?
6. Apakah goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis akan diamortisasi?
7. Apakah yang dimaksud dengan pembelian murah (purchase bargain)? Jelaskan prosedur
akuntansi yang diperlukan untuk mencatat dan mempertanggung jawabkan pembelian
murah.
8. Sebutkan biaya-biaya terkait akuisisi dan bagaimana perlakuan akuntansinya.

Halaman 13 | 21
Monang Situmorang, CA

SOAL
1. PT Pan menerbitkan 480.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp10 dan nilai wajar
Rp10.200.000 untuk semua saham biasa berhak suara PT Set. Setelah itu, PT Pan
membayar biaya-biaya tambahan berikut:
Biaya hukum kombinasi bisnis Rp100.000
Biaya pendaftaran di Bapepam/LK, termasuk biaya hukum dan
akuntansi 48.000
Biaya percetakan dan penerbitan sertifikat saham baru 12.000
Biaya tidak langsung kombinasi, termasuk alokasi untuk overhead
dan gaji eksekutif 80.000
Sesaat sebelum akuisisi di mana PT Set dibubarkan, aset, liabilitas, dan ekuitas PT Set
adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)
Nilai Buku Nilai Wajar
Aset lancar Rp4.000 Rp4.400
Aset tetap 6.000 8.800
Liabilitas 1.200 1.200
Saham biasa 8.000
Saldo laba 800
Diminta: Buatlah semua jurnal untuk mencatat akuisisi pada buku PT Pan.
Jawaban:
Investasi pada PT Set 10.200.000

Halaman 14 | 21
Monang Situmorang, CA

Saham biasa 4.800.000


Tambahan modal disetor 5.400.000
(Untuk mencatat penerbitan 480.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp10
dan nilai wajar Rp10.200.000)
Tambahan modal disetor 60.000
Beban investasi (akuisisi) 100.000
Beban gaji dan overhead 80.000
Kas 240.000
Untuk mencatat biaya percetakan dan penerbitan sertifikat saham baru, dan
untuk mencatat biaya langsung dan biaya tidak langsung
Aset lancar 4.400.000
Aset tetap 8.800.000
Liabilitas 1.200.000
Investasi pada PT Set 10.200.000
Keuntungan dari pembelian diskon 1.800.000
(Untuk mencatat biaya perolehan aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih PT Set pada nilai wajarnya dan mencatat pengakuan
keuntungan pembelian dengan diskon, yang dihitung sebagai berikut:)
Biaya perolehan investasi Rp10.200.000
Nilai wajar aset yang diperoleh 12.000.000
Keuntungan dari pembelian diskon Rp 1.800.000

2. Pada 1 Januari 2020, PT Pet melakukan kombinasi bisnis dengan PT Sea. PT Sea
dibubarkan. Pet membayar Rp1.650.000 kepada Sea, pembayaran terdiri dari 66.000
lembar saham biasa Pet dengan nilai nominal Rp10 per lembar saham dan nilai pasar
Rp25. Selain itu, Pet membayar biaya-biaya berikut ini secara tunai pada saat merjer
dilaksanakan.
Biaya makelar (finder’s fee) Rp 70.000
Biaya akuntansi dan hukum 130.000
Biaya pencatatan dan penerbitan efek-efek 80.000
Rp280.000
Informasi laporan posisi keuangan dan nilai wajar kedua entitas pada 31 Desember 2019,
sebelum merjer adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
PT Pet PT Sea PT Sea
Kas Rp 300 Rp 60 Rp 60
Piutang usaha – neto 460 100 80
Persediaan 1.040 160 240
Tanah 800 200 300
Bangunan – neto 2.000 400 600
Pabrik dan peralatan – neto 1.000 600 500
H a l a m a n 15 | 21
Monang Situmorang, CA

Total aset Rp5.600 Rp1.520 Rp1.780


Utang usaha Rp 600 Rp 80 Rp 80
Wesel bayar 1.200 400 360
Modal saham, nominal Rp10 1.600 600
Tambahan modal disetor 1.200 100
Saldo laba 1.000 340
Total liabilitas dan ekuitas Rp5.600 Rp1.520
Diminta: Buatlah laporan posisi keuangan pada 1 Januari 2020, sesaat setelah merjer,
dengan asumsi merjer diperlakukan sebagai akuisisi.
Jawaban:
Biaya perolehan PT Sea 66.000 X Rp25 = Rp1.650.000
Nilai wajar aset aset yang diperoleh
dan liabilitas yang diambil alih (Rp1.780.000 – Rp440.000) = 1.340.000
Goodwill Rp 310.000

PT Pet
Laporan Posisi Keuangan
1 Januari 2020
(dalam ribuan)
Aset
Aset lancar
Kas (Rp300 + Rp60 – Rp280) Rp 80
Piutang usaha – neto (Rp460 + Rp80) 540
Persediaan (Rp1.040 + Rp240) 1.280
Total aset lancar 1.900
Aset tidak lancar
Tanah (Rp800 + Rp300) 1.100
Bangunan – neto (Rp2.000 + Rp600) 2.600
Pabrik dan peralatan – neto (Rp1.000 + Rp500) 1.500
Goodwill 310
Total aset tidak lancar 5.510
Total Aset Rp7.410
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas
Utang usaha (Rp600 + Rp80) Rp 680
Wesel bayar (Rp1.200 + Rp360) 1.560
Total liabilitas 2.240
Ekuitas
Modal saham (Rp1.600 + Rp660) 2.260
Tambahan modal disetor (Rp1.200 + Rp990 – Rp80) 2.110
Saldo laba (Rp1.000 – Rp200) 800
Total ekuitas 5.170
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp7.410

3. Bigtime Industries Inc. melakukan perjanjian kombinasi bisnis dengan Hydrolized


Chemical Corporation (HCC) untuk memastikan pasokan yang tidak terputus dari bahan
baku utama dan untuk merealisasikan manfaat ekonomis dari kombinasi proses operasi
H a l a m a n 16 | 21
Monang Situmorang, CA

dan usaha pemasaran untuk kedua perusahaan. Dalam perjanjian disebutkan Bigtime
menerbitkan 180.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp1 untuk ditukarkan
dengan semua aset dan liabilitas HCC. Saham Bigtime didistribusikan kepada pemegang
saham HCC dan HCC dibubarkan.
Sesaat setelah kombinasi bisnis, laporan posisi keuangan HCC sebagai berikut, termasuk
nilai wajarnya:
Nilai Buku Nilai Wajar
Aset
Kas Rp 28.000 Rp 28.000
Piutang usaha 258.000 251.500
Kurang: Penyisihan penurunan nilai piutang (6.500)
Persediaan 381.000 395.000
Investasi jangka panjang 150.000 175.000
Tanah 55.000 100.000
Bangunan dan peralatan 2.555.000 2.563.000
Kurang: Akumulasi penyusutan (614.000)
Paten 125.000 500.000
Lisensi khusus 95.800 100.000
Total Aset Rp3.027.300 Rp4.112.500
Liabilitas
Liabilitas jangka pendek Rp 137.200 Rp 137.200
Utang hipotik 600.000 615.000
Utang obligasi (nominal Rp1.000.000) 960.000 950.000
Total Liabilitas Rp1.697.200 Rp1.702.200
Ekuitas
Saham biasa (nilai nominal Rp5) Rp 600.000
Tambahan modal disetor – biasa 500.000
Tambahan modal disetor dari penarikan saham 22.000
preferen
Saldo laba 220.100
Kurang: Saham treasuri (1.500 lembar) (12.000)
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp3.027.300

Sesaat sebelum kombinasi bisnis, saham biasa Bigtime diperdagangkan senilai Rp14 per
lembar. Bigtime mengeluarkan biaya langsung Rp135.000 dalam pelaksanaan kombinasi
bisnis dan Rp42.000 biaya untuk pendaftaran dan penerbitan saham biasa yang
dikeluarkan untuk kombinasi.
Halaman 17 | 21
Monang Situmorang, CA

Diminta:
a. Buatlah semua jurnal yang dicatat oleh Bigtime pada pembukuannya untuk mencatat
kombinasi bisnis.
b. Buatlah semua jurnal yang dicatat oleh HCC pada pembukuannya untuk mencatat
kombinasi bisnis dan pendistribusian saham yang diterima.
Jawaban:
a. Jurnal yang dicatat oleh Bigtime pada pembukuannya untuk mencatat kombinasi
bisnis
Beban akuisisi 135.000
Tambahan modal disetor 42.000
Kas 177.000
Kas 28.000
Piutang usaha 251.500
Persediaan 395.000
Investasi jangka panjang 175.000
Tanah 100.000
Bangunan dan peralatan 2.563.000
Paten 500.000
Lisensi khusus 100.000
Goodwill 109.700
Liabilitas jangka pendek 137.200
Utang hipotik 615.000
Utang obligasi 950.000
Saham biasa 180.000
Tambahan modal disetor – biasa 2.340.000
Perhitungan goodwill:
Nilai saham yang diterbitkan (Rp14 x 180.000) Rp2.520.000
Nilai wajar aset yang diperoleh Rp4.112.500
Nilai wajar liabilitas yang diambil alih (1.702.200)
Nilai wajar aset neto teridentifikasi (2.410.300)
Goodwill Rp 109.700

b. Jurnal yang dicatat oleh HCC pada pembukuannya untuk mencatat kombinasi bisnis
dan pendistribusian saham yang diterima
Investasi pada saham Bigtime Industries 2.520.000
Penyisihan penurunan nilai piutang 6.500

Halaman 18 | 21
Monang Situmorang, CA

Akumulasi penyusutan 614.000


Liabilitas jangka pendek 137.200
Utang hipotik 600.000
Utang obligasi 960.000
Kas 28.000
Piutang usaha 258.000
Persediaan 381.000
Investasi jangka panjang 150.000
Tanah 55.000
Bangunan dan peralatan 2.555.000
Paten 125.000
Lisensi khusus 95.800
Keuntungan penjualan aset dan liabilitas 1.189.900
Untuk mencatat penjualan aset dan liabilitas
Saham biasa 7.500
Tambahan modal disetor – biasa 4.500
Saham treasuri 12.000
Untuk mencatat penarikan saham treasuri:
Rp7.500 = Rp5 x 1.500 lembar
Rp4.500 = Rp12.000 – Rp7.500
Saham biasa 592.500
Tambahan modal disetor – biasa 495.500
Tambahan modal disetor – penarikan preferen 22.000
Saldo laba 1.410.000
Investasi pada saham Bigtime Industries 2.520.000
Untuk mencatat penarikan saham HCC dan
distribusi saham Bigtime:
Rp592.500 = Rp600.000 – Rp7.500
Rp495.500 = Rp500.000 – Rp4.500
Rp1.410.000 = Rp220.000 + Rp1.189.900

4. Pat Corporation paid $5,000,000 for Saw Corporation’ voting ordinary share on January
1, 2020, and Saw was dissolved. The purchase price consisted of 100,000 shares of Pat’s
ordinary share with a market value of $4,000,000 plus $1,000,000 cash. In addition, Pat
paid $100,000 for registering and issuing the 100,000 shares of ordinary share and

Halaman 19 | 21
Monang Situmorang, CA

$200,000 for other costs of combination. Financial position information for the
companies immediately before the acquisition is summarized as follows (in thousands):
Pat Saw
Book value Book value Fair value
Cash $ 6,000 $ 480 $ 480
Accounts receivable – net 2,600 720 720
Notes receivable – net 3,000 600 600
Inventories 5,000 840 1,000
Other current assets 1,400 360 400
Land 4,000 200 400
Buildings – net 18,000 1,200 2,400
Equipment – net 20,000 1,600 1,200
Total assets $60,000 $6,000 $7,200
Accounts payable $ 2,000 $ 600 $ 600
Mortgage payable – 10% 10,000 1,400 1,200
Share capital, $10 par 20,000 2,000
Share premium 16,000 1,200
Retained earnings 12,000 800
Total liabilities and equities $60,000 $6,000

Required:
1. Prepare journal entries for Pat Corporation to record acquisition of Saw Corporation,
including allocations to individual asset and liability accounts.
2. Prepare a financial position for Pat Corporation on January 1, 2020, immediately after
the acquisition and dissolution of Saw.
5. Pada 2 Januari 2020, PT Pam menerbitkan saham biasanya dengan nilai nominal Rp10
untuk semua saham beredar PT Sun dalam suatu akuisisi. PT Sun dibubarkan. PT Pam
membayar biaya pendaftaran dan penerbitan efek sebesar Rp40.000 dan biaya kombinasi
lainnya sebesar Rp60.000. Harga pasar saham PT Pam pada 31 Desember 2019 adalah
Rp60 per lembar, sesaat sebelum kombinasi adalah sebagai berikut (dalam ribuan):
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
PT Pam PT Sun PT Sun
Kas Rp 240 Rp 20 Rp 20
Persediaan 100 60 120
Aset lancar lainnya 200 180 200
Tanah 160 40 200
Bangunan dan peralatan – neto 1.300 400 700
Total aset Rp2.000 Rp 700 Rp1.240
Liabilitas Rp 400 Rp 100 Rp 100
Halaman 20 | 21
Monang Situmorang, CA

Saham biasa, nominal Rp10 1.000 200


Tambahan modal disetor 400 100
Saldo laba 200 300
Total liabilitas dan ekuitas Rp2.000 Rp700
Diminta:
1. Diasumsikan bahwa PT Pam menerbitkan 25.000 lembar sahamnya untuk semua
saham beredar PT Sun.
a. Buatlah jurnal untuk mencatat akuisisi PT Sun.
b. Buatlah laporan posisi keuangan PT Pam sesaat setelah akuisisi.
2. Diasumsikan bahwa PT Pam menerbitkan 15.000 lembar sahamnya untuk semua
saham beredar PT Sun.
a. Buatlah jurnal untuk mencatat akuisisi PT Sun.
b. Buatlah laporan posisi keuangan PT Pam sesaat setelah akuisisi.

Halaman 21 | 21

Anda mungkin juga menyukai