NPM : 022118236
Jawaban:
1. Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk
menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Biaya-biaya
bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara .
Berdasar perilaku biaya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
Biaya Tetap, merupakan biaya yang tidak berubah walaupun ada penurunan atau
kenaikan aktivitas dalam relevant range
Biaya Variabel, merupakan biaya yang berubah seiring dengan perubahan aktivitas atau
volume produksi
Biaya Semi-variabel/campuran, memiliki karakter fixed dan variable
Biaya produksi:
Beban pemasaran
Beban Administarsi
Beban keuangan
Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi
Biaya relevan:
Biaya diferensial
Biaya kesempatan
Biaya tersamar
Biaya nyata
Biaya yang dapat dilacak
2. Dalam pendekatan historis, fungsi biaya ditentukan dengan cara menganalisis perilaku
biaya di masa yang lalu dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas dalam
masa yang sama.Sedangkan dalam pendekatan analitis diadakan kerjasama antara orang-
orang teknik dan staf penyusun anggaran.
Tujuannya untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap fungsi (aktivitas atau
pekerjaan) untuk menentukan:
Untuk memperkirakan fungsi biaya, dalam metode ini suatu biaya pada tingkat aktivitas yang
paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat aktivitas terendah di masa yang
lalu.
Selisih biaya yang dihitung adalah unsur biaya variabel dalam biaya tersebut.
Data aktivitas dan biaya reparasi dan pemeliharaan PT Xidev Jaya tahun 2020 disajikan dalam
tabel berikut ini:
Gambar: Data Aktivitas dan Biaya Reparasi tahun 2020 (dalam ribuan)
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas dalam bulan April 2020 adalah tingkat
kegaiatan terendah.
Sedangkan aktivitas dalam bulan Agustus 2020 adalah tingkat aktivitas tertinggi.
Jumlah jam mesin dan biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dua tingkat aktivitas tersebut
dibandingkan dan dihitung selisihnya disajikan berikut ini:
#1: Jumlah jam mesin
Tertinggi = 8.000
Terendah = 4.000
Selisih = 4.000
Tertinggi = Rp 1.000.000
Terendah = Rp 600.000
Selisih = Rp 400.000
Unsur biaya variabel dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut:
Biaya variabel:
= Rp 400.000 : 4.000
= Rp 100 per jam mesin
Sedangkan perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin adalah
sebagai berikut:
Y = 200.000 + 100X
Simbol y adalah biaya reparasi dan pemeliharaan, dan x adalah volume aktivitas yang dinyatakan
dalam jam mesin.
Dengan persamaan linear tersebut dapat dilakukan estimasi biaya reparasi dan pemeliharaan
untuk masa yang akan datang.
Misalnya di tahun anggaran 2020 perusahaan merencanakan kenaikan aktivitas produksi yang
diperkirakan akan menaikkan volume aktivitas reparasi dan pemeliharaan menjadi 90.000 jam
mesin.
Maka biaya reparasi dan pemeliharaan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan
linear tersebut sebagai berikut:
Pemisahan biaya semivariabel dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah ini
sangat kasar.
Karena dari 12 pasangan data aktivitas dan biaya pada tabel di atas, hanya diperhitungkan 2
pasangan data, yaitu pada aktivitas tertinggi dan terendah saja.
Sehingga tidak cukup mencerminkan perilaku biaya semivariabel yang diamati perilakunya.
Metode ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata
perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Biaya ini disebut biaya berjaga, dan biaya berjaga ini adalah bagian yang tetap.
Perbedaan antarabiaya yang dikeluarkan selama produksi berjalan dengan berjaga adalah biaya
variabel.
Untuk menggambarkan penerapan metode ini misalnya digunakan data aktivitas dan biaya
reparasi dan pemeliharaan dalam tabel di atas.
Misalnya pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 1.000.000.
Sedangkan menurut perhitungan, bila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi dan
pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan sebesar Rp 400.000 per bulan.
= Rp 600.000 : 8.000
= Rp 75 per jam mesin
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara
matematis sebagai berikut:
Y = 400.000 + 75X
Simbol y adalah biaya reparasi dan pemeliharaan, dan x adalah volume aktivitas reparasi dan
pemeliharaan dalam satuan jam mesin.
Misalnya di dalam tahun anggaran 2020 perusahaan merencanakan kenaikan aktivitas produksi
yang diperkirakan akan menaikkan volume aktivitas reparasi dan pemeliharaan menjadi 90.000
jam mesin.
Maka biaya reparasi dan pemeliharaan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan
linear tersebut sebagai berikut:
Y = 400.000 + 75 (90.000)
= 7.150.000
Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume aktivitas berbentuk
hubungan garis lurus dengan persamaan garis regresi y = a + bx.
Di mana y merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) yaitu variabel yang
perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas
(independent variable).
Biaya yang sesungguhnya terjadi pada tingkat aktivitas kemungkinan lebih tinggi atau lebih
rendah dari angka rata-rata tersebut.
Penaksiran biaya tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan taksiran angka interval, yang
diperkirakan biaya sesungguhnya berada di dalamnya.
Standard error of estimate ini dapat digunakan untuk menaksir interval biaya reparasi dan
pemeliharaan yang diharapkan akan terjadi biaya yang sesungguhnya.
Atas dasar taksiran aktivitas 90.000 jam mesin dalam tahun anggaran 2020 dan tingkat
kepercayaan (degree of confidence) sebesar 95%.
Maka dari hasil perhitungan menunjukkan kepada manajemen perusahaan bahwa diperkirakan
biaya reparasi dan pemeliharaan akan berada dalam interval 10.358.375 dan 10.500.165.