# Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
# Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)
Kelebihan metode ini adalah objektivitas dan dapat mengetahui hubungan biaya
dengan cepat hanya berdasarkan dua titik data.
Kelemahan metode ini adalah jika dua titik tertinggi atau terendah tersebut
merupakan outlier, maka hubungan biaya aktivitas yang diperoleh menjadi tidak
representatif.
b. Metode Scatterplot
Dengan metode scatter plot, kita memplot titik-titik data sehingga diperoleh
hubungan biaya dan aktivitas. Hal ini dilakukan untuk menilai validitas hubungan
linear yang diasumsikan. Kemudian dipilih titik untuk menempatkan garis terbaik
pada titik-titik scatter plot, yaitu garis di mana titik-titik data lebih dekat dengan
garis tersebut daripada garis lainnya. Setelah menentukan dua titik untuk membuat
garis terbaik, maka rumus biaya dapat dihitung dengan persamaan yang digunakan
pada saat menggunakan metode tinggi rendah.
Kelebihan metode ini adalah memberi kesempatan untuk melakukan analisis
biaya secara visual serta dapat mengidentifikasi nonlinearitas, keberadaan outliers,
dan terjadinya pergeseran dalam hubungan biaya.
Kelemahan metode ini adalah tidak adanya kriteria objektif dalam pemilihan
garis terbaik sehingga kualitas rumus biaya tergantung pada kualitas penilaian
subjektif analis.
Kelebihan metode ini adalah ketepatan matematis dari metode ini memberikan
tingkat objektivitas yang tinggi dalam analisis.
Kelemahan metode ini adalah sulit mendeteksi data yang abnormal.
7. SOAL ITUNGAN
a. Sumber daya fleksibel: truk dan gaji teknisi
Sumber daya terikat: persediaan, peralatan, dan bahan bakar truk
b. Variable activity rate = 420.000
35.000
= 12 setiap bulan
Fixed activity rate = (24.000 x 20) + (10.000 x 12)
8 x 250 x 20
= 600.000
40.000
= 15 setiap bulan
Total biaya = 12 + 15 = 27
c. Activity availability = acticity usage + unused activity
(8 x 250 x 20) = 35.000 + x
40.000 = 35.000 + x
5.000 =x
d. Total cost of commited resources = cost of activity used + cost of unused capacity
= (27 x 35.000) + (15 x 5.000)
= 945.000 + 75.000
= 1.020.000
Tabel perhitungan:
AKTIVITAS TOTAL BIAYA AKTIVITAS TARIF PER
(A) AKTIVITAS DIKONSUMSI AKTIVITAS
(B) (C) (D) = B/C
Setups Rp 6.200 6 kali Rp 1.033,33
Handling Rp 3.300 6 kali Rp 550,00
Part Numbers Rp 3.000 4 kali Rp 750,00
Dari tabel diatas nampak bahwa harga pokok produksi per unit untuk produk X
jumlahnya = Rp 240,83 jumlah ini merupakan jumlah yang terbesar bila dibandingkan
dengan produk lainnya. Sementara yang harga pokok per unitnya terendah adalah
produk Y yang sebesar Rp 68,33.
b. Dengan ABC
Dalam hal analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berbeda
dengan analisis biaya overhead pabrik, maka analisis penyimpangan biaya
sesungguhnya dari biaya standar ini dibagi dua, yaitu analisis biaya produksi langsung
yang terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dan
analisis selisih biaya overhead pabrik.
(jika TS > TSt maka STU tidak menguntungkan, bila TS < TSt maka STU
menguntungkan)
STU: selisih tariff upah langsung
TS: tariff upah langsung sesungguhnya setiap jam
JS: jam sesungguhnya untuk mengolah produk
TSt: tariff standar setiap jam upah langsung
- Selisih volume
(jika KN > KSt maka SV tidak menguntungkan, bila KN < KSt maka SV
menguntungkan)
SV: selisih volume
T: tariff total biaya overhead pabrik
- Selisih kapasitas
SK = AFKS – (KS * T) atau SK = (KN – KS) TT
(jika KN > KS maka SK tidak menguntungkan, bila KN < KS maka SK
menguntungkan)
SEBOPV = ( KS – KSt) TV
(bila KS > KSt maka SBOPV tidak menguntungkan, bila KS < KSt maka
SEBOPV menguntungkan)
Ket: SEBOPV ( selisih efisiensi BOP Variabel)
Bahan Hst Hses Selisih Unit dibeli Selisih Harga Unit Selisih Harga
(Rp) (Rp) H (Rp) (gr) Pembelaian dipakai Pemakaian
(Rp) (gr) (Rp)
A B c d=b-c e f=d*e g h=d*g
Mentega 50 55 -5 750.000 -3.750.000 671.500 -3.357.500
Gula 25 25 0 400.000 0 367.000 0
Tepung 15 10 5 1.100.000 5.500.000 1.070.000 5.350.000
Kacang 30 31 -1 425.000 -425.000 540.000 -540.000
Pewangi 60 62 -2 11.000 -22.000 10.000 -20.000
1.303.000 2.658.500 1.432.500
Jadi selisih Harga Pembelian Bahan Rp1.303.000 (Laba)
selisih Harga Pemakaian Bahan Rp1.432.500 (Laba)
Selisih Hasil
1.200 gr menjadi satu unit. 1 gr menjadi 1/1.200 unit
Hasil Sesungguhnya 2.205,0000 unit
Hasil Menurut Std (1/1.200 x 2.205) 1,8375 unit
Selisih Hasil 2203,1625 unit (Laba)
Jumlah Hasil Selisih Harga Bahan standar x Selisih Hasil
Rp33.996 x 2203,1625 unit = Rp74.898.712,35
e. Lakukanlah analisis selisih BOP dengan metode 2,3, dan 4 selisih
- Model 2 Selisih
Selisih Terkendali
BOP sesungguhnya Rp1.280.000,00
Anggaran BOP pd jam std
BOPt pada kapasitas normal Rp680.000
BOPv pada jam std Rp100x4500 Rp450.000
Rp1.130.000,00
Selisih terkendali Rp 150.000,00
(Rugi)
Selisih Volume
SV = Ast- BOP db
Anggaran BOP pada jam std
BOPt pada kapasitas normal Rp680.000
BOPv pada jam std Rp100x4500 Rp450.000
Rp 1.130.000,00
BOP db
Tarif x Jst = Rp250 x 4500 Rp 1.125.000,00
Rp 5.000,00
(Rugi)
- Model 3 Selisih
Selisih Pengeluaran
BOP sesungguhnya Rp1.280.000,00
Anggaran BOP pd jam std
BOPt pada kapasitas normal Rp680.000
BOPv pada jam ses Rp100x4200 Rp420.000
Rp1.100.000,00
Selisih Pengeluaran Rp 180.000,00
(Rugi)
Selisih Volume
Anggaran BOP pada jam std
BOPt pada kapasitas normal Rp680.000
BOPv pada jam std Rp100x4500 Rp450.000
Rp 1.130.000,00
BOP db
Tarif x Jst = Rp250 x 4500 Rp 1.125.000,00
Rp 5.000,00
(Rugi)
- Selisih Efisiensi
BOPt pada kapasitas normal Rp680.000
BOPv pada jam std Rp100x4200 Rp420.000
Rp 1.100.000,00
BOPt pada kapasitas normal Rp680.000
BOPv pada jam std Rp100x4500 Rp450.000
Rp 1.130.000,00
(Rp 30.000,00)
Laba
- Model 4 Selisih
1) Selisih Pengeluaran BOP Variabel
SP BOPv = BOPv ses – BOPv pd Jam ses
SP BOPv = BOPv ses – (Tst BOPv x Jam ses)
= Rp600.000 – (Rp250 x 4200)
= Rp600.000 - Rp1.050.000
= (Rp450.000) (Laba)
b. Anggaran keuangan, memuat rincian dari arus kas masuk dan kas keluar serta
posisi keuangan dan keseluruhan yang direncanakan terdapat dalam anggaran kas.
Posisi keuangan yang diharapkan ditunjukkan dalam neraca yang dianggarkan.
Anggaran keuangan terdiri dari:
- Anggaran kas
- Anggaran piutang
- Anggaran persediaan
- Anggaran utang
- Anggaran neraca
c. Penganggaran partisipatif;
Penganggaran partisipatif (participative budgeting) memberikan kesempatan
bagi para manajer untuk ikut menyusun anggaran. Penganggaran partisipatif
memiliki tiga masalah yang potensial :
- Penetapan standar yang dapat terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.
- Memasukkan slack dalam anggaran (seringkali
disebut mengamankan anggaran atau pudding the budget).
- Partisipasi semu.
e. Pengendalian biaya;
Biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) adalah biaya yang dapat
dipengaruhi oleh manajer bersangkutan.
10. Jelaskan bagaimana anggaran yang baik untuk memperoleh informasi yang
banyak sehingga pengambilan keputusan yang dibuat manager dapat efektif?
a. Penentuan Pedoman Anggaran
Pedoman anggaran belanja perusahaan didasarkan pada anggaran belanja selama
setahun yang telah dibuat dan dipersiapkan beberapa bulan sebelum anggaran
tahun berikutnya. Dalam penyusunan ini, dikenal manajemen puncak sebagai
dasar dalam menyusun anggaran belanja.
Kegiatan manajemen puncak antara lain:
Penetapan rencana besar perusahaan sebagai dasar penyusunan anggaran
belanja perusahaan. Rencana besar ini disusun layaknya tujuan, asumsi,
dan juga kebaikan dari anggaran belanja yang dibuat.
Pembentukan panitia untuk menyusun anggaran belanja perusahaan
selama periode tertentu.
b. Persiapan Anggaran
Setelah aktivitas manajemen puncak, perusahaan membutuhkan waktu untuk
mempersiapkan anggaran. Dalam hal ini yang melakukan persiapan tidak hanya
staf di bagian keuangan saja, melainkan dibutuhkan kerjasama yang solid dari
semua divisi supaya penganggaran berjalan sempurna.
c. Penentuan Anggaran
Langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran belanja perusahaan yang telah
dibicarakan dan dipersiapkan sebelumnya oleh banyak pihak di perusahaan. Ada 3
tahapan dalam penentuan anggaran, antara lain:
Masing-masing karyawan dari tiap bidang membicarakan dan
merundingkan hasil dari persiapan yang telah dilakukan agar anggaran
belanja yang disusun nantinya mampu mengakomodasi kebutuhan tiap-
tiap bagian.
Koordinasi dan penelaahan komponen anggaran belanja yang telah
disusun.
Pengesahan dan juga pendistribusian anggaran yang merata ke seluruh
bagian.
Dalam tahap ini, pihak manajemen perusahaan dan direksi akan melakukan
pengesahan setelah melakukan uji kelayakan dan pengkajian dari tiap anggaran
belanja perusahaan yang disusun oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang nantinya
berkedudukan sebagai pengguna anggaran.
d. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan terakhir adalah pelaksanaan anggaran belanja perusahaan. Tahapan ini
merupakan langkah kesekian kalinya dari penyusunan anggaran yang kemudian
akan diputus dalam keputusan tunggal. Masing-masing pengguna anggaran di tiap
bagian perusahan akan mulai melaksanakan anggaran belanja sebagaimana yang
telah disepakati dalam anggaran belanja perusahaan. Dalam hal ini tiap manajer
akan mengawasi kemudian melaporkannya ke direksi apakah pelaksanaan
anggaran sesuai dengan perencanaan yang disepakati sebelumnya atau tidak.
Semakin cermat dan detail dalam penyusunannya, maka akan semakin mudah
perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya.
SOAL HITUNGAN PT ANDROMEDA PERKASA