1.1.1 Definisi Activity Cost Behaviour Perilaku biaya aktivitas adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya aktivitas berubah ketika produksi berubah. Biaya operasi menanggapi perubahan dalam produksi dengan cara yang berbeda. 1.1.2 Dasar - dasar perilaku biaya: biaya tetap, variabel, campuran a. Biaya tetap Biaya yang tetap sama ketika volume produksi berubah disebut biaya tetap. Secara formal, biaya tetap adalah biaya yang, secara keseluruhan, tetap tidak berubah di area yang relevan ketika tingkat produksi di area aktivitas berubah. Dua bagian dari definisi biaya tetap perlu didiskusikan lebih lanjut: kisaran yang sesuai dan konsep "total". Area yang relevan adalah area output yang menerapkan rasio biaya/output yang diharapkan. Catatan biaya tetap akhir dapat berubah seiring dengan perubahan produksi. b. Biaya variabel Jika biaya tetap tidak berubah dengan perubahan output, biaya variabel berubah dengan perubahan output. Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara keseluruhan karena perubahan produksi. Jadi biaya variabel meningkat ketika output meningkat dan menurun ketika output menurun. Biaya variabel juga dapat dinyatakan dengan persamaan linier. Di sini, besarnya biaya peralihan tergantung pada level pengemudi. Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Total biaya variabel = biaya variabel per unit x Jumlah unit c. Biaya Campuran Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel. Persamaan linier untuk biaya campuran adalah sebagai berikut. Total biaya = biaya tetap Total biaya variabel Beberapa biaya, disebut biaya campuran, memiliki karakteristik biaya tetap dan variabel. Untuk menganalisis perilaku biaya dalam penetapan biaya campuran, biaya harus dibagi menjadi komponen tetap dan variabel. Beberapa metode digunakan untuk mengidentifikasi variabel dan komponen tetap dari bauran biaya, seperti plot pencar, metode tinggi-rendah, dan regresi kuadrat-terkecil, berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan. 1.1.3 Metode pengalokasian biaya campuran ke dalam komponen tetap dan variabel a. Metode Tinggi-Rendah adalah metode untuk menentukan persamaan langsung dengan terlebih dahulu memilih dua titik yang digunakan untuk menghitung parameter intersep dan kemiringan. Dalam metode tinggi-rendah, dua titik digunakan untuk menentukan persamaan garis biaya. Dua titik operasi, tertinggi dan terendah, dan biaya terkait digunakan untuk menentukan formula biaya. b. Metode Scatterplot adalah metode untuk menentukan persamaan suatu garis dengan cara memplot data pada grafik. Dengan metode pencar, titik data diplot sedemikian rupa sehingga hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat.Plot adalah potret visual dari hubungan antara biaya dan aktivitas. Distribusi memungkinkan pengguna untuk menentukan apakah ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. c. Metode Kuadrat Terkecil menghasilkan garis lurus terbaik yang lebih dekat ke titik data daripada jalur lainnya. Secara matematis, lebih dekat didefinisikan sebagai deviasi kuadrat terkecil. Varians didefinisikan sebagai perbedaan antara prediksi dan biaya aktual. Metode kuadrat-terkecil menggunakan jumlah deviasi kuadrat untuk mengidentifikasi garis yang paling cocok, karena deviasi positif dan negatif dihilangkan dengan mengkuadratkan deviasi.
1.2 Konsep Variabel Costing
1.2.1 Pengertian Variabel Costing Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi. Metode variable costing merupakan metode alternatif untuk menghitung harga pokok produksi di samping metode full costing yang diterima secara umum. Dengan dipisahkan informasi biaya menurut prilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena dalam jangka pendek. biaya tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Jika biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan keputusan jangka pendek, metode variable costing dapat menyajikan dampak keputusan terdebut terhadap biaya tetap dan laba. Variable costing adalah metode akuntansi manajemen yang dipakai untuk menghitung biaya produk. Laporan laba rugi yang dihasilakan oleh system variable costing memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan. Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan biaya pokok langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok marginal). Dalam metode penentuan biaya pokok variable (variable costing, hanya biaya- biaya produksi variable saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan. Ketika tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan, maka biaya-biaya variable biasanya terdiri atas bahan baku langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif pabrik dan umumnya tidak dipengaruhi oleh inti produk yang dipriduksi. Oleh karena itu dalam metode penentuan biaya pokok variable, biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah diperlukan sebagai biaya produk. Biaya Overhead Pabrikasi adalah semua biaya pengoperasian pabrik selain dari pada biaya-biaya bahan baku langsung dan biaya-biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrikasi meliputi tiga jenis biaya: bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung, dan pabrikasi lain-lain. Biaya bahan penolong adalah biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi namun bukan bagian integral dari produk jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya personalia yang tidak bekerja secara langsung atas produk, namun jasanya jasanya diperlukan untuk prose pabrikasi, contoh: karyawan bagian gudang, satpam pabrik, dan penyelia bagian produksi. Biaya pabrikasi lain-lain adalah biaya pabrikasi yang bukan bahan baku maupun tenaga kerja, contoh: pajak bumi dan bangunan, listrik, asuransi, beban penyusutan, dan lain-lain. Tidak astupun dari biaya overhead tadi dapat ditelusuri suatu produk tertentu, listrik yang menerangi pabrik sebagai scumpama, juga menerangi ruangan kerja yang tidak bersangkut paut dengan proses produksi, seperti toilet karyawan. Overhead pabrikasi disebut juga beban pabrik (factory burden) atau biaya produk tidak langsung atau indirect produk cost. Biaya overhead pabrikasi tetap diperlukan sebagi biaya periode seperti halnya biaya penjualan dan administrasi, dan dibebankan seluruhnya terhadap pendapatan dalam periode tersebut. Metode ini menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan biaya satuan yang berubah secara berlawanan dengan volume produksi karena biaya overhead pabrikasi diperhitungkan sebagai biaya periode. Pendekatan variable costing tidak diperkenankan untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar, begitu banyak perusahaan yang memakai variable costing ini untuk tujuan internal (akuntansi manajemen) dan format full costing untuk tujuan eksternal. Diperlukan tiga langkah penerapan penentuan biaya pokok variable:
1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan administrative- dianalisis secara cermat guna
mementukan yang mana berperilaku variable dan mana yang berperilaku tetap. Biaya campuran dipisahkan ke dalam komponen-komponen variable dan tetap dengan memakai metode estimasi biaya 2. Biaya pabrikasi variable-bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi varibel- dibebankan sebagai biaya produk. Oleh karena itu, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi dan biaya pokok penjualan dibiayakan dengan berdasarkan pada biaya-biaya pabrikasi yang bervariasi sejalan dengan tingkat produksi. 3. Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban penjualan dan administrative diperlukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke laporan laba rugi pada saat dikeluarkan. Kendatipun demikian, beban penjualan dan administrative variable dipisahkan dari beban penjualan dan administrative tetap tatkala disajiakan pada laporan rugi-laba. Beban penjualan dan administrative variable serta biaya pabrikasi variable dikurangkan dari pendapatan penjualan guna menetukan margin kontribusi pada periode berjalan. Sebaliknya beban penjualan dan administrative tetap serta biaya overhead pabrikasi tetap dikurangi dari margin kontribusi guna menentukan laba bersih selama periode berjalan.makai metode estimasi biaya. 1.2.2 Jenis – Jenis Variabel Costing 1. Direct Costing Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2. Marginal Costing dalah kenaikan atau penurunan biaya sebagai hasil dari satu lebih atau kurang satu unit outputhiaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja dan material, ditambah dengan porsi estimasi biaya tetap (seperti biaya administrasi dan biaya penjualan). Dalam perusahaan di mana biaya rata-rata cukup konstan, biaya marjinal biasanya sama dengan biaya rata-rata. Namun, dalam industri yang memerlukan investasi modal berat (pabrik mobil, maskapai penerbangan, pertambangan) dan memiliki biaya rata-rata tinggi, relatif sangat rendah. Konsep biaya marjinal adalah sangat penting dalam alokasi sumber daya karena untuk hasil yang optimal. manajemen harus memusatkan sumber daya yang mana kelebihan pendapatan marjinal atas biaya marjinal maksimum. Juga disebut biaya pilihan, biaya diferensial, atau biaya tambahan. 1.2.3 Keunggulan dan Kelemahan Variabel Costing Metode variabel costing memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari metode ini adalah: 1. Dapat digunakan sebagai pengendali biaya karena memberikan semua biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri. Sehingga manajemen dapat fokus pada perilaku biaya tetap ini. 2. Disamping itu variable costing juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan harga jual jangka pendek.
Sementara itu kelemahan dari metode ini antara lain:
1. Pemisahan biaya menjadi biaya variabel dan tetap sulit dilakukan karena suatu biaya sangat jarang benar-benar variabel atau benar-benar tetap. 2. Metode ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi. 3. Naik-turun laba dikaitkan dengan perubahan dalam penjualan 4. Karena biaya overhead pabrik dalam persediaan dan harga pokok persediaan tidak diperhitungkan, maka mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah. Hal ini akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk keperluan analisa keuangan. 1.3 Asumsi – Asumsi dalam Cost Volume Profit (CVP) Analysis 1.4 Menghitung dan Menginterpretasikan Break Even Point (BEP)