1. Jelaskan mengapa umumnya manajemen lebih menyukai informasi kuantitatif
dalam mengurangai ketidakpastiannya dalam pengmbilan keputusan? Serta berikan contohnya! Jawab : Manajemen memerlukan informasi, baik yang berupa informasi kuantitatif maupun informasi nonkuantitatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Umumnya informasi kuantitatif lebih berperan dalam mengurangi ketidakpastian bila dibanding dengan informasi nonkuantitatif, sehingga umumnya dalam pengambilan keputusan bisnis, manajemen lebih bertumpu pada informasi kuantitatif dibandingkan dengan informasi nonkuantitatif karena informasi kuantitatif menjadikan pengambilan keputusan lebih memperoleh jaminan kepastian dalam pemilihan alternatif. 2. Ada beberapa metode penentuan pola perilaku biaya, jelaskan secara singkat dan berikan contoh kongkritnya ! Jawab : a. Biaya Variabel (variable cost) Dimasukan ke dalam kelompok “biaya variabel” (variable cost) adalah biaya- biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan meningkat/menurun- nya aktivitas. Sehingga, biaya variabel bisa didefinisikan sebagai jenis biaya yang berubah mengikuti perubahan volume aktivitas. Contohnya : Pengunaan persediaan bahan baku dan penolong (usaha manufaktur) Penggunaan komponen/sparepart (usaha perakitan) Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur) Biaya tenaga kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai harian (usaha manufaktur) Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha jasa) Komisi penjualan (usaha manufaktur, dagang dan jasa) b. Biaya Tetap (fixed cost) Seperti namanya, yang masuk ke dalam kelompok “biaya tetap” (fixed costs) adalah biaya-biaya yang TETAP alias tidak berubah, terlepas apakah aktivitas produksi/pembentukan-jasa meningkat atau menurun, dalam jangka pendek. Contohnya : Biaya gaji, tunjangan dan bonus bagi pegawai tetap Biaya stationary Biaya administrasi Biaya sewa gedung Biaya asuransi gedung Biaya penyusutan gedung Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Biaya pemeliharaan gedung c. Biaya Campuran (mixed cost) “Biaya campuran” (mixed cost)—kadang disebut biaya “semi-variabel”— adalah biaya yang didalamnya terdiri dari kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Sehingga biaya yang masuk dalam kategori ini tetap hingga titik tertentu (porsi biaya tetap) dan meningkat seirling dengan peningkatan aktivitas setelahnya (porsi biaya variabel). Contohnya : Biaya Listrik Biaya listrik masuk ke dalam kategori biaya campuran (mixed cost) bila satu rekening listrik digunakan untuk keperluan kantor (porsi fixed cost) sekaligus untuk keperluan produksi (porsi biaya variabel). Biaya listrik bersifat tetap (konstan) untuk porsi penggunaan kantor, sedangkan porsi penggunaan keperluan produksi meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas produksi. d. Biaya Bertingkat (step cost) Seperti namanya, “biaya bertingkat” (step cost) bersifat tetap atau konstan pada kisaran sempit suatu volume aktivitas, untuk kemudian berpindah ke tingkatan yang di atasnya begitu volume aktivitas melampui batas kisaran. Contohnya biaya bertingkat yang paling lumrah adalah “biaya tenaga kerja” 3. Ada dua metode dalam penentuan harga pokok produksi yaitu dengan cara metode full costing dan metode variable costing, jelaskan secara sinngkat dari masing – masing perbedaan kedua metode tersebut dan berikan contohnya. Jawab a. Full Costing : Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Pendekatan full costing, merupakan pendekatan yang tidak mengklasifikasikan biaya berdasarkan sifatnya, artinya biaya tidak dipisahkan antara biaya variable dan biaya tetap. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi tersebut lebih akurat dan terjamin kebenarannya.
b. Variabel Costing dalam penentuan harga pokok produksi, penggunaan
metode variabel costing yaitu metode yang memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel, kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi. Metode ini jelas berbeda dengan metode full costing, dimana pada metode ini mengklasifikasikan biaya berdasarkan sifatnya, sedangkan pada metode full costing, tidak mengklasifikasikan biaya berdasarkan sifatnya.
4. Pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajemen menjamin
bahwa organisasi melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. mengapa Sistem pengendalian manajemen perlu dilakukan? jelasknan dan berikan contohnya. Jawab : Sistem pengendalian manajemen sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan karena sistem ini memiliki peranan yang cukup besar dalam perkembangan perusahaan. Suatu perusahaan akan rentan mengalami kemunduran jika tidak memiliki sistem pengendalian manajemen. Sebaliknya, perusahaan memiliki potensi untuk berkembang jika terdapat sistem pengendalian yang baik. Setiap perusahaan pastinya memiliki standar pengendaliannya masing-masing. Semakin baik sistem pengendalian tersebut, maka akan sangat berpengaruh pada perusahaan. Contohnya : a. adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. b. pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. 5. Dalam menentukan harga transfer perlu adanya metode Negosiasi, mengapa hal tersebut harus dilakkukan? Jawab : karena Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama.