Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini dengan semakin berkembang dan meningkatnya konsumsi masyarakat turut
mempengaruhi kehidupan sebuah organisasi. Maraknya perusahaan- perusahaan yang mulai
muncul dengan produk-produk yang sejenis membuat beberapa perusahaan lainnya terpaksa
gulung tikar karena tidak mampu bersaing dalam produknya. Manajemen di tuntut untuk
selalu siaga dan kreatif dalam melaksanakan fungsinya baik dengan menetapkan cara-cara
pengendaliannya hingga penekanan atas biaya guna memperoleh produk yang berkualitas
dan berdaya guna serta dengan biaya yang murah untuk memperoleh keuntungan dan
melanjutkan kehidupan entitas.
Dalam penentuan biaya baik dari pengakumulasian dan pengendaliannya tidak terlepas
dari peran atas aspek perilaku seseorang. Oleh karena itu, pentingnya untuk diketahui lebih
lanjut aspek-aspek keperilakuan yang mendasari pada pengakumulasian serta pengendalian
biaya yang dilakukan oleh entitas tersebut dalam mempertahankan kegiatan organisasinya.
Selain itu, penulisan ini dilatarbelakangi oleh tugas yang diempukan kepada kelompok guna
untuk dibahas lebih lanjut pada mata kuliah Akuntansi Keperilakuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Biaya-biaya apa saja yang terkandung didalam fungsi manajemen suatu perusahaan?
2. Jelaskan pentingnya manajemen biaya?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem biaya tradisional dan sistem biaya standar?
4. Bagaimana perhitungan dalam menentukan biaya langsung atau variabel?
5. Bagaimana pengaruh pengendalian biaya dalam perusahaan?
6. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?
7. Bagaimana pengaruh aspek keperilakuan dalam langkah akuntansi biaya yang dipilih?

1
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah agar dapat menjelaskan serta
mengetahui biaya yang terkandung didalam fungsi manajemen suatu perusahaan, pentingnya
manajemen biaya, sistem biaya tradisional dan sistem biaya standar, menentukan biaya
langsung atau variabel, pengaruh pengendalian biaya dalam perusahaan, dapat mengetahui
apa itu pengambilan keputusan, dan aspek keperilakuan.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diterima dari penulisan ini yaitu:


1. Dapat mengetahui biaya-biaya yang terkandung di dalam fungsi manajemen
sebuah perusahaan
2. Dapat mengetahui pentingnya manajemen biaya bagi suatu perusahaan
3. Dapat memahami sistem dari biaya tradisional dan sistem biaya standar
4. Dapat menentukan biaya langsung atau variabel
5. Dapat mengetahui pengendalian biaya dalam perusahaan
6. Dapat mengetahui apa saja dalam pengambilan keputusan
7. Dapat mengetahui dari dan aspek keperilakuan dalam langkah akuntansi biaya
ya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biaya dengan Fungsi Manajemen

1. Kategori Biaya

Dalam suatu perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi dua kategori utama
berdasarkan aktivitas fungsionalnya menjadi biaya manufaktur dan biaya non-manufaktur

 Biaya Manufaktur

Biaya manufaktur merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan aktivitas pabrikasi
perusahaan. Biaya manufaktur dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik:Bahan Baku Langsung. Bahan
baku langsung adalah semua bahan baku yang menjadi satu bagian integral dari produk
jadi. Contohnya adalah baja yang digunakan untuk membuat rangka mobil dan kayu yang
digunaka untuk membuat furniture..

 Tenaga Kerja Langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
dilibatkan secara langsung dalam pembuatan produk. Contohnya gaji dari pekerja
perakitan pada suatu lini perakitan dan gaji dari operator alat-alat mesin pada suatu
pabrik.

 Tenaga kerja tidak langsung adalah seperti gaji dari penyelia dan penjagaan
bangunan yang di golongkan sebagai bagian dari biaya overhead pabrik.

 Biaya Overhead Pabrik. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai seluruh


biaya manufaktur, kecuali bahan baku langsung dan kerja langsung.

Biaya kulitas merupakan biaya yang terjadi karena mutu produk yang rendah atau untuk
mencegah agar mutu yang rendah tidak terjadi. Biaya ini nilanya cukup signifikan, yaitu
sering mencapai 20 sampai 25 persen dari nilai penjualan. Subkategori dari biaya kualitas

3
adalah biaya pencegahan, biaya penialian, dan biaya kegagalan. Selain itu, Biaya non-
manufaktur (biaya operasi) dibagi lagi menjadi biaya penjualan serta biaya umum dan
administrasi.

 Biaya Nonmanufaktur

Biaya nonmanufaktur juga sering kali disebut sebagai biaya operasi. Biaya
nonmanufaktur (atau biaya operasi) dapat dikelompokkan lagi menjadi biaya penjualan,
serta biaya administrasi dan umum.

 Biaya penjualan semua biaya yang dihubungkan dengan aktivitas penjualan dan
pengiriman produk. Contohnya adalah biaya iklan dan komisi penjualan.

 Biaya administrasi dan umum mencakup semua biaya yang terjadi dalam
kaitannya dengan pelaksanaan aktivitas administrasi dan umum.Contohnya adalah
biaya gaji eksekutif dan biaya legal.

2. Pola perilaku biaya

Biaya dapat digolongkan atas biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing jenis biaya tersebut.

 BIAYA TETAP (FIXED COST)

Biaya tetap adalah biaya-biaya yang pada limit tertentu atau kapasitas tertentu
(range of capacity) totalnya tetap.

 BIAYA VARIABEL (VARIABLE COST)

Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara


proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.
Perubahan pada total biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnyha volume
produksi atau volume penjualan secara proporsional. Biaya variabel ini timbul
untuk memenuhi aktivitas normal operasional (rutinitas) suatu perusahaan.
Penentuan awal biaya variabel ini ditetapkan oleh manajemen berdasarkan standar
kualitas produk atau jasa yang akan dihasilkan, sehingga biaya ini juga termasuk

4
biaya diskresioner (discretionary cost). Oleh karena berkaitan dengan volume
aktivitas, maka biaya ini digolongkan sebagai biaya variabel diskresioner
(discretionary variabel cost). Biaya variabel ini biasanya merupakan unsur biaya
yang sangat dipertimbangkan dalam penentuan kualitas produk atau jasa.

 BIAYA SEMI VARIABEL (SEMI-VARIABEL COST)

Biaya semivariabel adalah biaya-biayha yang totalnyha selalu berubah secara


proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Besar
kecilnya toltal biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya volume
produksi/penjualan secara proporsional. Biaya ini mengandung unsur biayah tetap
dan biaya variabel. Biaya ini mengungkapkan bahwa ada biaya minimum yang
harus dikorbankan, baik ada maupun tidak adanya aktivitas produksi. Terdapat
gabungan pencatatan biaya dalam dua aktivitas yang berbeda, padahal seharusnya
biaya tersebut dipisahkan (dialokasikan) sesuai aktivitas terjadinya. Contoh jenis
biaya ini antara lain sebagian biaya overhead pabrik (seperti: penyusutan aset
tetap pabrik yang dihitung berdasarkan jumlah unit yang diproduksi), biaya listrik
dengan biaya abonemen, maupun sesuai penggunaan untuk penerangan dan
penggerak mesin yang dihitung berdasarkan jam kerja mesin, gaji bagian
penjualan yang dibayarkan dengan unsur gaji pokok ditambah dengan insentif
yang ditentukan berdasarkan presentase tertentu dari hasil penjualan, dan lain
sebagainya.

3. Pentingnya Menejemen Biaya

Kebanyakan pendapat penjualan dalam suatu perusahan dihasilkan dengan mengeluarkan


biaya. Oleh karena itu, menejemen biaya adalah penting. Anggaran biaya dan analisis
biaya adalah salah satu cara mengendalikan dan mengatur biayan guna memperbaiki laba
bersih. Cara lain untuk memperbaiki laba bersih adalah mengurangi biaya, tanpa
memedulikan konsekuensinya. Tindakan ini mungkin tidaklah bijaksana. Barangkali,
cara yang paling baik adalah meninjau setiap biaya (beban) dan melihat kontribusinya
terhadap laba bersih, sementara jika tidak beriklan juga akan menciptakan masalah, maka
sebaiknya dilakukan pemotongan terhadap biaya iklan. Satu dari cara terbaik untuk

5
mengatur biaya adalah memahami bahwa terdapat banyak jenis biaya. JIka satu biaya
dapat dikenali dari jenis biaya yang sadang dipertimbangkan, keputusan yang lebih baik
dapat dibuat.

B. Sistem Biaya Tradisonal Vs. Biaya Standar

1. Sistem Biaya Tradisional (Historis). Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem
biaya yang membatasi input pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh
atas biaya tetap dan variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau
historis terutama fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa.
Sistem tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga
pokok penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan eksternal namun,
sistem biaya tradisional tidaklah sesuai untuk penegendalaian manajemen yang efektif
karena akumulasi biaya historis semata-mata tanpa perbandingan dengan sasaran biaya
yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian
kontemporer. Untuk dapat memenuhi konsep pengendalian kontemporer serta untuk
memotivasi manajer dan karyawan, tujuan kinerja dan sasaran biaya perunit atau untuk
periode masa depan tertentu harus ditetapkan. Kinerja actual oleh pusat
pertanggungjawaban harus secara periodic dibandingkan dengan tingkat kinerja yang
diinginkan. Penyimpangan harus dicatat dan diinformasikan kembali kepada individu
yang berpkepentingan sehingga mendorong tindakan korektif yang segera. Untuk
menghindari respons yang disfungsional disarankan agar manajer segmen hanya
bertanggung jawab atas biaya yang dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka. Oleh
karena itu, semakin jelas bahwa informasi yang diberikan oleh sistem biaya tradisional
tidak sesuai dengan tujuan pengendalian modern. Sistem tersebut juga memberikan
sedikit informasi yang bermanfaat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan
manajerial. Kelemahannya yang terbesar adalah sistem tersebut berbaha karena
mendorong respons yang tidak diinginkan dan deskrtuktif ketika digunakan dalam
mengevaluasi kinerja dari individu yang ditugaskan melaksanakan berbagai aktivitas
dalam batasan anggaran tersebut.

6
2. Sistem Biaya Standar. Dengan mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional,
banyak organisasi mengadopsi" sistem biaya standar". Sistem biaya standar
mencerminkan pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep
pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya Standar adalah sasaran biaya per unit
produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah yang dikembangkan melalui
studi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci dan canggih
mengenai besarnya biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau menghasilkan
suatu produk tertentu. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya Standar
adalah kapitalisnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler kinerja
aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varian atau
menguntungkan atau tidak menguntungkan antara kedua tingkat biaya tersebut.
Selainitu, Sistem biaya standar bahkan mampu menentukan penyebab dari
penyimpangan tersebut untuk menghasilkan manfaat pengendalian yang optimal dan
mempertahankan relevansi biaya standar harus diperbarui secara berkelanjutan.

3. Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel Terdapat hubungan yang penting
antara penggaran fleksibel dan sistem biaya standar. Taksiran sistem biaya standar
mengiventarisasi sepanjang periode pada jumlah anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel
adalah anggaran biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit aktual. Oleh karena itu,
sistem biaya standar menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan
terlihat jika biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan dengan tepat pada tingkat
output aktul yang dicapai

4. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern Dalam mengembangkan


kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan konsep teori organisasi
modern, berikut langkah-langkah pengendalian sebagaimana dijelaska oleh Edwin
Caplain. a. Penetapan tujuan organisasi b. Penentuan pusat pertanggungjawaban yang
sesuai dan penugasan fungsi kepada setiap organisasi. c. Pengisian staf dari pusat
pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki kemampuan, motipasi,
dan pengetahuan yang mencukupi untuk melalukan fungsinya.; d. Penciptaan jalur
komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya, serta dimana

7
perlu, lingkungan eksternal. e. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa
informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi. f.
Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi
kinerja dalam hal tujuan organisasin dan memberikan umpan balik mengenai
penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan/atau kinerja.

Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu sumber
informasi, jalur komunikasi, serta alat pengendalian dan evaluasi kinerja. Sebagai sumber
informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar menginformasikan kepada
individu yang bertanggung jawab mengenai harapan mereka dalam hal biaya. Sebagai jalur
komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang diharapkan dan
pencapaiannya. Pengendalian atas operasi dari pusat pertanggungjawaban dicapai melalui
laporan biaya standar periodik yang menyediakan umpan balik mengenai hasil kinerja masalalu
dan penyimpanannya dari standar kepada individu yang tepat. Batas toleransi yang ditetapkan
sebelumnya dapat didesain untuk melalukan fungsi sebagai penyaring (filter), sehingga
memungkinkan konsentrasi pada area-area dimana varians adalah signifikan dan membenarkan
perhatian segera (menejemen berdasarkan pengecualian). Karena laporan kinerja diprogram
dimuka dengan memperhatikan kapan laporan tersebut akan disusun dan data apa yang akan
dikandung, maka sulit mengubur informasi yang penting.

C. Perhitungan Biaya Langsung atau Biaya Variabel

1. Filosofi yang Mendasari

Semua metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya tersebut
membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh.bahan baku lsngsung dan
tenaga kerja langsung dibebankan langsung keunit produk atau jasa, sementara overhead
tetap dan variabel pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang
didasarkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan
untuk penyerapan berbeda dengan tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya,
maka produsen penyerapan akan menimbulkan penyerapan terlalu tinggi (overabsorption)
atau penyerapan terlalu rendah (underabsortion) atas overhead manufaktur(jasa). Analisis

8
pelengkap dibutuhkan untuk mengidentifikasikan berbagai kompenen yang menyebabkan
terjadinya penyerapan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Metode akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead tertentu
akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan atau jasa yang
diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap volume. Untuk
mengatasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan anggaran fleksibel dan analisis biaya
volume laba diperkenalkan.

2. Dorongan Keperilakuan

Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial,


konsekuensinya, keputusan manajerial. Hal ini tidak selalu mengarah pada hasil yang
diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di dalamnya,
yang memotivasi manajer untuk memilih alternative tindakan yang tidak sesuai dengan
kepentingan operasi dan/atau keuangan perusahaan.

Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, dan praktik tersebut :

a. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak


menguntungkan guna membenarkan adopsiatas suatu alternative akuntansi.

b. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya


menciptakan ilusi kinerja.

D. Pengendalian Biaya

Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih baik
untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi
menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan
perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan dan biaya
diskresioner. Perbedaan ini penting bagi manajemen karena setiap jenis biaya memerlukan
prosedur pengendalian yang berbeda.

9
a. Biaya teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.

b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biayakapasitas adalah “seluruh biaya organisasi
dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) yang tidak dapat
dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang.

c. Biaya diskresioner (juga disebut biaya terprogram) adalah :

1) Biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan, dan

2) Biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input
(yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan
lainnya).

E. Pengambilan Keputusan

Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta
memberikan informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu,
perhitungan biaya langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada
manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.

1. Keputusan Bauran Produk.

Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang
mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh lebih mampu untuk
memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang harus dikurangi atau ditolerir
hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain. Pada kasus sumber daya yang
terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin kontribusi akan memberikan informasi
kepada manajemen untuk memilih bauran yang diharapkan dapat menghasilkan total
kontribusi terbesar terhadap laba.

10
2. Penentuan Harga Produk Baru

Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk mendorong
perusahaan-perusahaan guna menggunakan produk itu secara percobaan, manajemen
dapat menjualnya pada biaya variabel. Setelah produk tersebut diuji coba secara
mencukupi dan diterima oleh pemakai, produk tersebut akan ditetapkan harganya pada
biaya penuh plus mark-up yang konsisten dengan tujuan laba perusahaan secara
keseluruhan.

3. Penetrasi Pasar

Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang s
udah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat
selama periode di mana permintaan menurun.

4. Penghapusan Produk

Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan


menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.

5. Pesanan Khusus

Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan khusus untuk
ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.

6. Kampanye Iklan dan Promosi

Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan


kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan
biaya tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya akan didasarkan
pada perbandingan antar tambahan biayadengan prospek peningkatan dalam volume
penjualan.

11
7. Keputusan Mengurangi Biaya

Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat inijika
tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk
waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat
biaya.

F. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang di Pilih

Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi yang
dipilih yang dapat memodiikasi dalam memicu respons manusia yang disfungsional.

1. Penetapan Standar

Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut
diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan
evaluasi kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat
prasyarat utama berikut bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan.

a. Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.

b. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan


tujuan mereka sendiri.

c. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.

d. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi

12
2. Partisipasi dalam Penetapan Standar

Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argument
yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam
menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas
terhadap standar tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam salah
satu studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk mendapatkan
lebih banyak wawasan mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam penetapan
standar kinerja. Teori disonasi kognitif terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu : kemauan,
disonasi, dan komitmen. Dalam konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan
bahwa jika manjemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka
individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan ( kemauan). Ketika memilih
sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan (disonasi) mengenai
kebijaksanaan dari pilihan mereka.

3. Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna
(penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan
akan prestasi yang luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu ketat dan
kemungkinan kegagalan menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka akan
mengalami penurunan lebih lanjut karena mereka berhenti melakukan perbaikan.
Semntara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun
karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi, mandor dan manajer akan
mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.

4. Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk
pada tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan
sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah
ditentukan sebelumnya, maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah

13
akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh
sebagai penyebut dalam penetuan tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang
(kapasitas normal) akan menghasilkan varians yang berbeda dibandingkan dengan
tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara aktual dapat dicapai).

5. Alokasi Biaya Tidak Langsung

Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA), James
Fremgen dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden membedakan
dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya
administratif korporat.

a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat
korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.

b. Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan


kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya korporat
lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada
hubungan yang jelas antara biaya administratif ini dengan tingkat operasi dari
berbagai pusat biaya dan/atau laba di seluruh organisasi.

6. Analisis Varians

Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya
aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam bentuk
anggaran maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan
sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan
standar atau anggaran dari elemen operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut
dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan
dikendalikan, smentara yang lain tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

14
7. Keputusan Investigasi Varians

Keputusan manajemen semata-mata bergntung pada penilainnya atas signifkansi


diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika
varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan, dengan kata lain tidak
bersifat acak dan rentan terhadap tindakan perbaikan.

8. Aspek Keperilakuan

Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan
pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian sebagai”mesin
homostatis yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan
antara regulator mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti thermostat) dengan
regulator manusia(sperti pekerja, mandor atau manajer).

a. Batas pengendalian

Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang yang dikendalikan
untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya ruang yang mereka
miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual
mereka. Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi
respons manusia adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis
umpan balik, keketatan pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan
kebijakan pengendalian.

b. Hasil umpan balik

Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulka
perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang dikendalikan. Umpan balik
positif akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan
memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang negative
tidak akan secara otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar,
tetapi hal tersebut dapat secara perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka
serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.

15
c. Keketatan pemaksaan

Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri
individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu-individu
tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan mnurunkan kinerja mereka
yang sudah buruk lebih jauh lagi. Dalam jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan
menrunkan motivasi individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.

d. Struktur penghargaan

Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau
pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic maupun ekstrinsik.

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang


digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan
dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para
pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang
waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh penggunanya.

Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai
internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana dibahas
sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan untk melakukan
serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak internal, tetapi
mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam orgnisasi tersebut.

Masalah-masalah etika yang dihadapi riset keperilakuan di antaranya adalah sebagai


berikut. Melakukan riset bukanlah hal yang mudah. Butuh tahapan-tahapan panjang hingga
akhirnya terwujudlah suatu hasil riset yang baik. Dan dalam penyusunannya pun juga tidak
sembarangan. Ada beberapa hal yang wajib untuk diperhatikan. Untuk itulah mengapa sebelum
melakukan riset, terlebih dahulu dimengerti tentang apa itu etika riset. Ini karena dalam
melakukan sebuah riset, banyak pihak yang terlibat dan etika riset digunakan sebagai pedoman
peneliti dalam bertindak terutama dengan orang lain yang notabene adalah subjek penelitian.
Selain itu, karena riset merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah siklus keilmuan
dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia ilmu itu sendiri,

17
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Perilaku. Jakarta:Salemba Empat(edisi 3)

18

Anda mungkin juga menyukai