Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
ACTIVITY COST BEHAVIOUR DAN CVP ANALYSIS

Dosen Pengampu :

Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si. CMA

Oleh :

Wulan Rachmawati (2107531294)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Perilaku Biaya Aktivitas


Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas
perusahaan.Aktivitas yang dimaksud adalah pengorbanan waktu dan input untuk menghasilkan
sebuahoutput. Jika aktivitas perusahaan naik atau turun, maka biaya tertentu akan naik atau turunjuga
atau mungkin tetap. Untuk tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi situasi yang akan
terjadi dan jika suatu biaya diharapkan akan berubah, maka manajer harus dapat mengestimasi
seberapa besar perubahannya.Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan
biaya campuran. Ketiga pola perilaku biaya ini ditemukan dalam kebanyakan organisasi. Proporsi
relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya(cost structure).Strukturbiaya
akan sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan
1. Fixed Cost (Biaya tetap)

Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah disebut biaya tetap (fixed cost).
Biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang
relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Rentang yang relevan (relevant range)
adalah rentang keluaran di mana asumsi hubungan biaya atau keluaran berlaku.

2. Variable Cost (Biaya variabel)

Biaya variable berbeda dengan biaya tetap karenabiaya variabel berubah sesuai dengan
perubahan keluaran. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah
keseluruhan bervariasi secara proposional terhadap perubahan keluaran. jadi, biaya variabel
naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun. Biaya variabel dapat juga
dinyatakan dengan persamaan linear. Di sini, jumlah biaya variabel bergantung pada tingkat
penggerak. Jumlah biaya variabel = Biaya variabel per unit x Jumlah unit

3. Mixed Cost (Biaya campuran)

Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel.
Jumlah biaya = Biaya tetap + Jumlah biaya variabel
Beberapa biaya, yang disebut biaya campuran, memiliki karakteristik biaya tetap dan variabel.
Untuk menganalisis perilaku biaya bila biaya dicampur, biaya harus dipecah menjadi
komponen tetap dan variabel.
2.2 Metode Memisahkan Biaya Campuran
Metode Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen Tetap dan Variabel Beberapa
biaya dapat secara mudah diklasifikasikan sebagai biaya variabel, tetap, atau tetap bertahap, beberapa
biaya lainnya masuk dalam kategori biaya campuran. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya
campuran perlu dipisahkan dalam komponen-komponen tetap dan variabel. Informasi yang tersedia
biasanya hanyalah jumlah biaya suatu aktivitas dan jumlah penggunaan aktivitas. Karena pencatatan
akuntansi hanya mengungkapkan jumlah biaya dan penggunaan biaya campuran tersebut, jumlah
biaya secara keseluruhan perlu dipisahkan menjadi komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode
yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan
variabel, yaitu metode tinggi-rendah, scatterplot dan metode kuadrat terkecil. Setiap metode
menggunakan asumsi hubungan biaya linear.
Asumsi Linieritas Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linier antara biaya
aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Berikut persamaan untuk garis lurus :Jumlah biaya= biaya
tetap + (biaya variabel per unit x keluaran)
1. Metode tinggi-rendah (high-low method)
Metode tinggi-rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis
lurus dengan terlebih dahulu memiliki dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan
untuk mengehitung parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi didefinisikan sebagai
titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas tertinggi. Titik rendah didefinisikan sebagai titik
dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah. Persamaan untuk menentukan biaya variable
per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut: Biaya variable per unit = Perubahan
biaya/Perubahan Keluaran Biaya Variabel per unit = (Biaya tertinggi – biaya
terendah)/(Keluaran Tertinggi – keluaran terendah) 7 Dan Biaya Tetap = jumlah biaya titik
tinggi – (biaya variabel per unit X keluaran tertinggi)

2. Metode Scatterplot
Metode Scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan
memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot
adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat
dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk
secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam
melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan
titiktitik tersebut Metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara
menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah
titik-titik biaya tersebut. Biaya ditentukan sebagai variabel dependen karena besarnya biaya
akan dipengarhui oleh tingkat aktivitas. Jika aktivitas meningkat maka biaya juga akan
meningkat
3. Metode Kuadrat Terkecil
Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis terbaik yang dekat dengantitik data
daripada jalur lainnya. Secara matematis, lebih dekat didefinisikan sebagai sesuai dengan
jumlah terkecil dari kuadrat deviasi. Deviasi didefinisikan sebagai selisih antara biaya
diprediksi dan aktual.Salah satu kemungkinan adalah mengukur deviasi semua titik ke garis
danmenambahkan semua ukuran tersebut untuk mendapatkan ukurankeseluruhan. Akan tetapi,
ukuran keseluruhan ini mungkin menyesatkan.Sebagai contoh, penjumlahan deviasi positif
yang kecil dapatmenghasilkan ukuran keseluruhan yang lebih besar dibandingkan penjumlahan
deviasi positif yang besar dan deviasi yang deviasi negative yang besar karena pengaruh yang
membatalkan dari angka-angka positifdan negative. Untuk mengatasi masalah ini, pertama,
metode kuadrat terkecil (method of least squares) menguadratkan setiap deviasi, dan
menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Penguadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan
negatif
2.3 Konsep Biaya Variabel
a. Pengertian Biaya Variabel
Biaya Variabel merupakan biaya perusahaan yang dipengaruhi oleh besarnya produksi.
Dengan kata lain, biaya variable bisa naik atau turun tergantung dari volume produksi perusahaan.
Biaya variabel ini dapat dihitung sebagai jumlah biaya marginal (marginal cost) dari semua unit yang
diproduksi atau biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang
b. Fungsi Biaya Variable

Biaya variabel memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi perusahaan. Berikut ini fungsi biaya
variabel yang perlu dipahami, antara lain:
 Biaya variabel akan membantu dalam mengendalikan sejumlah biaya perusahaan.
 Biaya variabel akan membantu dalam memberikan batasan kontribusi yang berguna.
 Membantu dalam menentukan sebuah penilaian.

c. Jenis Biaya Variabel


Di atas adalah contoh biaya tetap, kali ini kita akan membahas biaya
variabel.Selengkapnya tentang contoh biaya variabel adalah sebagai berikut:
 Biaya Bahan Baku
 Upah Tenaga Kerja
 Biaya Distribusi Produk
 Komisi Penjualan
 Biaya Overhead

d. Rumus Biaya Variabel


Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) - Fixed Cost (FC)) / Quantit

e. Contoh Perhitungan rumus biaya variabel


Per Januari 2020, Indi mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp40 juta, dengan tagihan
>fixed cost sebesar Rp5 juta. Pada bulan tersebut, Indi memproduksi 2500 unit barang, maka
biaya variabelnya:

Variable Cost April 2021 Indi

= (Rp40,000,000 - Rp5,000,000) / 2,500

= Rp35,000,000 / 2,500

= Rp14,000

Maka, biaya variabel Indi pada bulan April 2021 adalah sebesar Rp14 ribu per unit produk.

2.4 Konsep Biaya Tetap

Biaya tetap adalah pengeluaran yang akan tetap dibayar perusahaan apapun kondisinya.
Besaran nominal biaya tetap adalah sama, tidak peduli terjadi peningkatan atau penurunan
penjualan.
a. Jenis – jenis biaya tetap
 Biaya Sewa Gedung
 Biaya Asuransi
 Pajak Bumi dan Bangunan
 Biaya Penyusutan
 Tagihan Air & Listrik

b. Rumus Biaya Tetap

Fixed Cost (FC) = Total Cost (TC) - (Unit Variable Cost (UVC) X Quantity)

c. Contoh Perhitungan

Per Juni 2021, PT. Sinar Abadi menghabiskan biaya produksi sebesar Rp500 juta,
dengan kuantitas produksi sebesar 25 ribu barang dan biaya variabel Rp15 ribu per
produknya. Makaperhitungan biaya tetapnya adalah:
Fixed Cost Juni 2021 PT. Sanjaya Abadi

= Rp500,000,000 - (25.000 X Rp15,000)

= Rp500,000,000 - Rp375,000,000

= Rp125,000,000

Jadi, biaya tetap PT. Sanjaya Abadi pada bulan Juni 2021 adalah sebesar Rp125 juta.

2.5 Konsep Biaya Volume Laba


Cost-volume-profit analysis (CVP) atau konsep analisis biaya volume laba adalah alat untuk
merencanakan dan pembentukan keputusan bisnis seperti menentukan produk apa yang harus
diproduksi atau dijual, kebijakan harga seperti apa yang harus digunakan, strategi pemasaran seperti
apa yang harus dilaksanakan, dan fasilitas yang produktif seperti apa yang diperlukan atau singkatnya
Analisis biaya volume laba akan memudahkan perusahaan dalam menentukan target pendapatan dan
jumlah biaya yang dikeluarkan dalam upaya mencapai laba yang telah ditentukan tersebut. Konsep
Dasar Analisis CVP diformulasikan dari konsep sederhana perhitungan profit. Profit dihitung dari
pengurangan antara pendapatan total (total revenue) dengan biaya total (total cost).
Profit = Total Revenue – Total Cost Profit = (P x Q) – (vc x Q) – FC *P = Price, Q = Quantity,
vc = variable cost, FC = Fixed Cost CVP Analysis ini menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas
penjualan, dan harga jual, serta semua informasi keuangan yang terkandung di dalamnya. Adapun
penggunaan CVP ini bagi manager bermanfaat dalam menentukan titik impas dan target laba.
1. Titik Impas (Break Even Point)
Titik awal dalam banyak perencanaan bisnis adalah bagaimana menentukan titik impas yaitu
titik dimana pendapatan sama dengan total biaya dan labanya nol. Titik tersebut dapat ditentukan
dengan menggunakan analisis CVP. Pada kondisi break-even, profit sama dengan nol, maka: Profit
= (P x Q) – (vc x Q) – FC = 0 (P – vc)Q = FC 𝐹𝐶 𝑄 = (𝑃 − 𝑣𝑐) Formula analisis CVP di atas digunakan
untuk menentukan berapa unit yang harus dijual pada kondisi break-even atau profit sama dengan
nol.
2. Target Laba
Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan agar
mencapai tingkat laba yang diharapkan meliputi: - Perencanaan Pendapatan Analisis CVP membantu
manajer dalam perencanaan pendapatan guna menentukan pendapatan yang dibutuhkan agar
mencapai tingkat laba yang diharapkan. - Perencanaan Biaya Untuk keputusan perencanaan biaya,
manajer mengasumsikan jumlah penjualan dan laba yang diharapkan telah diketahui, tetapi ingin
menemukan nilai biaya variabel atau biaya tetap yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang
diharapkan pada jumlah penjualan yang diasumsikan. - Memasukkan Pajak Penghasilan ke dalam
Analisis CVP Keputusan manajer mengenai biaya dan harga biasanya harus memasukkan pajak
penghasilan karena pajak memengaruhi jumlah laba untuk tingkat penjualan tertentu.
3. Asumsi-Asumsi CVP
Adapun asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam penerapan analisis biaya volume laba
agar diperoleh hasil analisis yang tepat dan akurat. Asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel ataupun biaya tetap. Biaya lainnya,
seperti biaya campuran, dianggap dapat dipilah-pilah menjadi unsur biaya variabel dan unsur biaya
tetap. Jumlah biaya tetap sifatnya konstan pada saat aktivitas berubah, dan biaya variabel per unit
tidak berganti ketika aktivitas berubah. Efisiensi dan produktivitas proses produksi serta tenaga kerja
dianggap konstan pula.
b. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan. Asumsi ini sahih dalam kisaran
relevan kegiatan usaha normal.
c. Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan. Harga jual per unit dianggap
konstan dalam kisaran volume produksi. Hal ini menyiratkan pasar yang murni kompetitif untuk
produk atau jasa akhir. Jumlah pendapatan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan
unit produk. Harga jual rata-rata per unit produk adalah konstan.

2.6 Efek Biaya Tetap


a. Hubungannya dengan BEP (Break Even Point) Biaya tetap penting diperhatikan untuk
memaksimalkan keuntungan. Dalam perhitungan titik impas atau BEP, biaya tetap menjadi faktor
penting menentukan titik impas itu sendiri. Hasil analisis titik impas penting untuk menentukan
volume produksi minimum dan untuk menetapkan harga jual. Tingginya biaya tetap meningkatkan
titik impas. Itu berarti perusahaan harus menjual lebih banyakvolume untukmenutup biaya tetap
ataumenetapkan harga yang lebih tinggi.
b. Efek biaya tetap terhadap skala ekonomis Saat berproduksi perusahaan harus membayar
biaya variabel dan tetap. Total biaya variabel akan berubah secara proporsional seiring dengan
kenaikan atau penurunan produksi, begitu halnya dengan biaya variabel per unit juga akan berubah
mengikuti jumlah produksi yg keluar. Sebaliknya, meski total biaya tetap akan sama, tapi, biaya tetap
per unit (total biaya tetap dibagi total produksi) akan turun ketika produksi meningkat dan meningkat
ketika produksi menurun. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan dapat meraih skala ekonomidan
menurunkan biaya tetap per unit output dengan meningkatkan jumlah produksi
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R., dan Mowen, Maryanne M. 2011. Akuntansi Manajerial. (Edisi 8).
Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat
Supriyono, R. A. (n.d.). Akuntansi Biaya Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UGM.
Zaroni. (2017, April 21). Analisis Cost Volume Profit (CVP). Supply Chain Indonesia. Diakses
pada 3 Maret 2023 melalui https://supplychainindonesia.com/analisis-cost- volume-
profit-cvp/
https://belajarekonomi.com/analisis-cost-volume-profit-cvp/ ( diakses pada 3 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai