PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian risiko dan tingkat pengembalian (risk and return).
2. Mengetahui pengertian Security Market Line (SML).
3. Mengetahui penentuan harga pokok variabel.
4. Mengetahui perhitungan harga pokok variabel.
5. Mengetahui kontroversi variabel costing.
1.4 Manfaat
1. Memberi manfaat untuk mengetahui pengertian risiko dan tingkat pengembalian (risk
and return)
2. Memberi manfaat untuk mengetahui pengertian Security Market Line (SML).
PEMBAHASAN
Harga Pokok Produksi menurut, Winwin dan Ilham (2008) harga pokok produksi
yaitu biaya barang yang telah diselesaikan selama satu periode. Haryono
(2005),menyatakan bahwa harga pokok produksi adalah biaya untuk menghasilkan
produk pada perusahaan manufaktur, Hansen dan Mowen (2004:48). Warindrani
(2006:17) menyatakan pada umumnya perusahaan mengklasifikasikan biaya sebagai
dasar penetapan harga pokok produksi menjadi dua yaitu biaya produksi dan biaya non
produksi. Witjaksono (2013:16) menyatakan harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva
(asset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut membantu memperoleh
penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban (expense).
Harga pokok produksi, adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada
periode tertentu. Harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada
umumnya elemen biaya tersebut dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu Bahan
Baku langsung, Tenaga kerja Langsung, dan Biaya overhead pabrik (Tetap dan
Variabel). Ketiga biaya tersebut harus di klasifikasikan sesuai dengan jenis,sifat,dan
perilaku biaya untuk menaggulangi ketidakpastian harga pokok produksi serta
mengetahui berapa besaran biaya sebenarnya untuk menghasilkan suatu produk. Dalam
pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara berproduksi yaitu produksi atas
dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan,
mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
pesanan. Dalam metode ini biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan harus dipisahkan
secara jelas, agar biaya setiap pesanan dapat benar dan tepat. Sedangkan perusahaan
yang berproduksi secara massa atau terus-menerus mengumpulkan harga pokok
produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses. Perusahaan hendaknya
mampu menetapkan dan mengunakan informasi harga pokok produksi yang tepat
sehingga nantinya dapat mengetahui harga jual yang kompetitif guna bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis.
Widilestariningtyas dkk (2012:15) menjelaskan bahwa metode penentuan harga
pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi. Dalam penentuan tersebut dapat digunakan dua cara yaitu metode full costing
dan metode variable costing. pendekatan full costing biasa juga disebut pendekatan
tradisional menghasilkan laporan laba-rugi dimana biaya-biaya diorganisasikan dan
disajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi, dan penjualan. Laporan laba
rugi yanag dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk mmenuhi pihak luar
perusahaan. oleh karena itu, sisitematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum untuk menjamin kaseragamana informasi yang tersaji dalam laporan
tersebut. Untuk penggunaan internal manajemen harga pokok produk dapat juga dihitung
dengan pendekatan metode full costing. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok produk adalah biaya pokok variabel yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead variabel (dikutip dari buku
Akuntansi Manjemen L.M. Sanryn, S.E, Ak, M.M., CA).
Penentuan harga pokok variabel (Variabel Costing) merupakan metode penentuan
harga pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja.
Unsur biaya produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk
melainkan sebagai unsur biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat
hubungannya dengan periode akuntansi dari pada dengan produk yangdihasilkan dan
umumnya biaya periodik bersifat tetap. Baiya avariabel adalah baiya yang jumlah
keseluruhanya bervariasi secara proposional terhadap perubahan keluaran.
a. Perencanaan laba
b. Penentuan harga jual produk
c. Pengambilan keputusan oleh manajemen
d. Pengendalian biaya
Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat
pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas
dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan
yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep
variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Full Costing
Bahan Langsung Rp. 18.346.680.000
_________________
3.1 Kesimpulan
Harga pokok produksi, adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan
pada periode tertentu. Harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada
umumnya elemen biaya tersebut dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu Bahan Baku
langsung, Tenaga kerja Langsung, dan Biaya overhead pabrik (Tetap dan Variabel).
Penentuan harga pokok variabel (Variable Costing) merupakan metode penentuan harga
pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja. Unsur
biaya produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk melainkan
sebagai unsur biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat
hubungannya dengan periode akuntansi dari pada dengan produk yangdihasilkan dan
umumnya biaya periodik bersifat tetap. Baiya avariabel adalah baiya yang jumlah
keseluruhanya bervariasi secara proposional terhadap perubahan keluaran. Penentuan
harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam
memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek.
Kontroversi Variable Costing menunjukkan bahwa variabel costing dapat memebantu
manajemen untuk berbagai pemakaian internal perusahhan dalam jangka pendek. namun,
variabel costing tidak dapat di gunakan untuk memenuhi kepentingan pelaporan keuangan
kepada masyarakat umum, termasuk untuk tujuan perpajakan.
3.2 Saran
Menerapkan harga pokok secara umun sudah baik, namun perusahaaan harus dapat
menyajikan terlebih dahulu estimasi atau taksirab biaya-biaya produksi yang di keluarkan
untuk pembuatan suatu pesanan agara lebih evektiv dalam membandinbgkan dengan
realisasi yang terjadi sesungguhnya, sehingga tercapai penetapana laba yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Helmina. (2013). Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing
pada Pembuatan Etalase Kaca Alumunium di UD. Istana Alumunium. Jurnal EMBA, 1(3),
217-224.
Djumali, Jullie J. Sondakh, & Mawikere, Lidia. (2014) Perhitungan Harga Pokok Produksi
Menggunakan Metode Variable Costing Dalam Proses Penentuan Harga Jual pada PT. Sari
Malalugis Bitung. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 14(2).
Lasena, Sitty Rahmi. (2013). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Pt. Dimembe Nyiur
Agripro. Jurnal EMBA, 1(3) 585-592.