Anda di halaman 1dari 1

SOAL KASUS 4

PSAK 23 paragraf 28 dan 29.


Menurut paragraf 28, pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan di paragraf 29,
jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir
ke entitas dan jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Sedangkan paragraf 29 sendiri
menegaskan royalti diakui dengan dasar sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan. Dalam
lampiran PSAK 23 paragaraf 20, dielaborasi dalam ilustrasi makna dari PSAK 23 paragraf 28
tersebut bahwa royalti akan diterima atau tidak diterima bergantung kepada kejadian suatu
peristiwa masa depan. Dalam hal ini, pendapatan hanya diakui jika terdapat kemungkinan besar
bahwa royalti akan diterima. Untuk memperkuat argumennya, Chairal dan Dony merujuk
Perjanjian Mahata:
1. Perjanjian Mahata ditandatangani 31 Oktober 2018, namun hingga tahun buku 2018 berakhir,
tidak ada satu pembayaran yang telah dilakukan oleh pihak Mahata meskipun telah terpasang
satu unit alat di Citilink.
2. Dalam perjanjian Mahata tidak tercantum term of payment yang jelas bahkan pada saat ini
masih dinegosiasikan cara pembayarannya.
3. Sampai saat ini tidak ada jaminan pembayaran yang tidak dapat ditarik kembali, seperti bank
garansi atau instrumen keuangan yang setara dari pihak Mahata kepada perusahaan. Padahal,
bank garansi atau instrumen keuangan yang setara merupakan instrumen yang menunjukkan
kapasitas Mahata sebagai perusahaan yang bankable.
4. Mahata hanya memberikan surat pernyataan komitmen pembayaran kompensasi sesuai dengan
paragraf terakhir halaman satu dari surat Mahata 20 Maret 2019: "Skema dan ketentuan
pembayaran ini tetap akan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian.
Ketentuan dan skema pembayaran sebagaimana yang disampaikan dalam surat ini dan perjanjian
dapat berubah dengan mengacu kepada kemampuan finansial Mahata.

Anda mungkin juga menyukai