Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ria Nelly Sari, S.E., MBA., Ak., CA.
KELOMPOK 4
Me Hua (2110247736)
Siti Indah Dhiyavani (2110247708)
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini pada mata kuliah Akuntansi Pemerintahan ini. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ria Nelly Sari, S.E., MBA., Ak., CA. selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintahan yang telah memberikan tugas makalah ini
sehingga kami dapat memahami.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Mengingat keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 220/PMK.05/2016
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2142)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 129/PMK.05/2020
Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1046)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2008 Tentang Badan Layanan
Umum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213)
8
(5) Layanan BLU dapat diarahkan untuk menghasilkan manfaat yang mendukung
stabilisasi ekonomi dan fiskal.
(6) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga.
(7) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
(8) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan
anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Kementerian Negara/Lembaga.
(9) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan Praktik
Bisnis yang Sehat.
(10) Dalam rangka mewujudkan konsep bisnis yang sehat, BLU harus senantiasa
meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang dapat berupa kewenangan
merencanakan dan menetapkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.
9
Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet);
3) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan
kepada masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan
menengah.
(3) Tidak bertujuan mencari keuntungan, disini sesuai dengan asas BLU dalam PP No.
74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yaitu BLU
menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
(4) Dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi,
disini sesuai dengan asas BLU dalam PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yaitu BLU beroperasi sebagai unit kerja
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan
umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
instansi induk yang bersangkutan.
(5) Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi
induk, sesuai dengan asas BLU dalam PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yaitu Rencana kerja dan anggaran serta laporan
keuangan dan kinerja dan BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
(6) Pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung, sesuai dengan PP No. 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Pasal 14 poin
kedua yang berbunyi pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan
kepada masyarakat dan hibah tidak terikat dan dan yan diperoleh dari masyarakat
atau badan lain merupakan pendapatan operasional BLU.
(7) Pegawai dapat terdiri dari PNS dan non-PNS, berdasar pada tata kelola
kepegawaian BLU dalam PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum yang mana Pejabat pengelola dan pegawai BLU dapat
terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai
dengan kebutuhan BLU. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat
pengelola dan pegawai BLU yang berasal dari PNS dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PNS. Pejabat pengelola dan
pegawai BLU yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dapat dipekerjakan
secara tetap atau berdasarkan kontrak.
10
(8) Bukan sebagai subjek pajak, sesuai dengan asas BLU dalam PP No.74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yaitu BLU beroperasi
sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan. Jadi BLU bukan merupakan
subjek pajak daerah maupun negara.
11
Kinerja pelayanan umum huruf dibuktikan dengan adanya rekomendasi dari
Menteri/Pimpinan Lembaga.
12
Pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen dibuat oleh Satker
yang telah maupun belum diaudit secara independen.
7. Penetapan
Menteri/Pimpinan Lembaga mengusulkan Satker yang memenuhi persyaratan
substantif, persyaratan teknis, dan persyaratan administratif untuk ditetapkan sebagai
Satker yang menetapkan PPK-BLU kepada Menteri Keuangan.
Pengusulan penetapan PPK-BLU dapat berupa pengusulan kolektif. Menteri
Keuangan melakukan penilaian terhadap usulan penetapan penerapan PPK-BLU yang
diajukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga. Penilaian oleh Menteri Keuangan meliputi:
a. pengujian yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan terhadap
pemenuhan persyaratan substantif, pemenuhan persyaratan teknis, dan pemenuhan
persyaratan administratif; dan
b. penilaian yang dilakukan oleh tim penilai terhadap dokumen persyaratan
administratif.
8. Pencabutan
Menteri Keuangan dapat mencabut penetapan PPK-BLU berdasarkan:
a. Hasil monitoring dan evaluasi serta penilaian kinerja yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan / a tau hasil penilaian pen era pan Tata
Kelola yang Baik; dan/atau
b. Usulan dari Menteri/Pimpinan Lembaga.
Penetapan PPK-BLU dapat dicabut, apabila berdasarkan:
a. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, BLU tidak lagi memenuhi persyaratan substantif, persyaratan
teknis, dan/ atau persyaratan administratif;
b. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, BLU tidak mengikuti ketentuan perundangan-undangan di
bidang pengelolaan keuangan BLU; dan/ atau
c. Hasil penilaian kinerja BLU yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan/ atau hasil penilaian penerapan Tata Kelola yang Baik, BLU
dikelompokkan dalam kriteria buruk dan/ atau tidak mencapai ambang batas nilai
yang ditentukan.
13
9. Standar Layanan Badan Layanan Umum
BLU dalam memberikan layanan menggunakan standar pelayanan minimum
yang ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga. Standar pelayanan minimum dapat
diusulkan oleh BLUharus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan
kesetaraan layanan, biaya, serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
14
B. PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
BLU menyusun RSB 5 (lima) tahunan dengan mengacu kepada Rencana
Strategis Kementerian Negara/Lembaga yang mencakup:
a. Keterkaitan dengan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga;
b. Visi, misi, program, sasaran strategis;
c. Evaluasi pelaksanaan RSB sebelumnya;
d. Analisis strategis bisnis BLU; dan
e. RSB yang dirinci 5 (lima) tahun dan indikator kinerja yang terukur.
RSB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Pemimpin
BLU dan Dewan Pengawas. Dalam hal BLU tidak mempunyai Dewan Pengawas,
RSB ditandatangani oleh Pemimpin BLU dan pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga. Pemimpin BLU menyampaikan RSB kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan paling lama 2 (dua) bulan sejak berakhirnya periode RSB.
Dalam hal terjadi perubahan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga
yang berdampak pada RSB dan/ atau kondisi yang menyebabkan perlunya
penyesuaian target capaian dalam RSB, Pemimpin BLU melakukan revisi RSB
dimaksud paling lama 2 (dua) bulan sejak perubahan Rencana Strategis Kementerian
Negara/Lembaga. Revisi RSB ditandatangani oleh Pemimpin BLU dan Dewan
Pengawas. Dalam hal BLU tidak mempunyai Dewan Pengawas, revisi RSB
ditandatangani oleh Pemimpin BLU dan pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/
Pimpinan Lembaga. Pemimpin BLU menyampaikan RSB kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga dan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan paling lama 5
(lima) hari kerja setelah ditandatanganinya RSB yang telah direvisi.
15
2. Sistem Akuntansi BLU
Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik manual maupun
terkomputerasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai denga ntahap pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan. Sistem
akuntansi pada BLU terdiri dari 3 bagian yakni sistem akuntansi keuangan yang
menghasilkan laporan keuangan pokok untuk keperluan akuntabilitas, manajemen dan
tranparansi; sistem akuntansi aset tetap yang menghasilkan laporan aset tetap untuk
keperluan manajemen aset tetap; dan sistem akuntansi biaya, menghasilkan informasi
biaya satuan(unit cost) per unit layanan, pertanggungjawaban kinerja ataupun
informasi lain yakni kepentingan manajerial.
BLU menerapkan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia sesuai dengan jenis industrinya. Dalam hal tidak terdapat
standar akuntansi, BLU dapat mengembangkan standar akuntansi industri yang
spesifik dengan mengacu pada pedoman akuntansi BLU sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini. Standar akuntansi industri spesifik
ditetapkan menteri/pimpinan lembaga setelah mendapatkan persetujuan Menteri
Keuangan.
Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib. Periode akuntansi BLU meliputi masa 1 (satu)
tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Sistem akuntansi keuangan BLU dirancang untuk menyajikan informasi posisi
keuangan BLU, informasi kemampuan BLU untuk memperoleh sumberdaya ekonomi
dan beban dalam satu periode, informasi sumer dan penggunaan dana, infomrasi
pelaksaan anggaran, informasi ketaatan peraturan. Laporan keuangan milik BLU harus
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Laporan keuangan yang dihasilkan juga
memiliki karakteristik antara lain :
Basis akrual
Pembukuan berpasangan
Berpedoman pada prinsip pengendalian internal sesuai dengan praktik bisnis yang
berlaku secara umum.
Agar integrasi laporan keuangan BLU menjadi lebih baik maka BLU
mengembangkan sub sistem akuntansi sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.
Sistem akuntansi pada aset BLU juga diatur secara khusus. Sistem akuntansi untuk
aset teteap minimal harus mampu untuk menghasilkan laporan yang menyediakan
16
informasi aset menurut jenisnya, kuantitas, nilai mutasi, kondisi aset tetap yang
merupakan milik BLU itu sendiri dan aset tetap yang bukan milik BLU namun
berada di dalam penguasan BLU. Dalam pengelolaan dan pencatatan aset tetap
miliknya, BLU dapat menggunakan sistem pengelolaan BMN milik kementerian
keuangan.
Untuk pengelolaan aset tetap milik BLU ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain:
Tanah dan atau bangunan disertifikasi atas nama pemerintah pusat atau daerah
Aset BLU dicatat dan dilaporkan sesuai dengna standar akuntansi keuangan
yang berlaku
BLU sepanjang belum memiliki sistem pencatatan aset, dapat menggunakan
aplikasi SIMAK-BMN dengan melakukan penyusutan
Nilai aset tetap dalam laporan konsolidasi K/L/Pemda, dibukukan sebesar nilai
yang tealh dilakukan penyusutan dan amortisasi
Sistem akuntansi biaya pada BLU paling sedikit harus mampu untuk
menghasilkan informasi tentang harga pokok produksi, informasi tentang biaya
satuan per unit layanan yang diberikan, dan juga informasi mengenai analisa varian
( perbedaan antar biaya standar dan biaya sesungguhnya yang dikeluarkan
organisasi).
Sistem akuntansi biaya dalam BLU menghasilkan informasi yang sangat
berguna untuk :
Kegiatan perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional BLU
Pengambilan keputusan oleh pimpinan atau pejabat yang berwewang dalam
organisasi BLU tersebut
Melakukan perhitungan tarif layanan BLU.
c) Prosedur akuntansi
Prosedur yang digunakan untuk menganalisis, mencatat, mengklasifikasi dan
mengikhtisarkan informasi untuk disajikan di laporan keuangan, juga mengacu
pada siklus akuntansi
b. Belanja;
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Jumlah realisasi belanja untuk periode berkenaan dan persentase realisasi
dari pagu anggarannya. Penyajian dapat dilakukan dalam bentuk tabel;
Jika signifikan, perlu ditambahkan penjelasan mengenai perbedaan antara
anggaran dengan realisasinya;
19
Perbandingan realisasi belanja periode berjalan dengan periode lalu disertai
penjelasan atas perbedaan terse but jika signifikan;
Penjelasan lebih lanjut rincian belanja menurut klasifikasi ekonomi,
organisasi, dan fungsi;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
c. Surplus/ defisit-LRA;
d. Penerimaan pembiayaan;
Bagian Pembiayaan menjelaskan hal-hal antara lain:
Jumlah realisasi pembiayaan untuk periode berkenaan dan persentase
realisasi dari pagu anggarannya. Penyajian dapat dilakukan dalam bentuk
tabel;
Perbandingan realisasi pembiayaan periode berjalan dengan periode lalu
disertai penjelasan atas perbedaan tersebut jika signifikan;
Penjelasan lebih lanjut penerimaan pembiayaan dan/ atau pengeluaran
pembiayaan;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
e. Pengeluaran pembiayaan;
Penjelasannya sama dengan Bagian Pembiayaan.
f. Pembiayaan neto; dan
Penjelasannya sama dengan Bagian Pembiayaan.
g. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/ SiKPA)
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Jumlah realisasi pembiayaan untuk periode berkenaan dan persentase
realisasi dari pagu anggarannya. Penyajian dapat dilakukan dalam bentuk
tabel;
Perbandingan realisasi pembiayaan periode berjalan dengan periode lalu
disertai penjelasan atas perbedaan tersebut;
Penjelasan mutasi atau pembentukan SiLPA/ SiKPA;
20
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
21
(2) Laporan Perubahan Sisa Anggaran Lebih (LP SAL)
Laporan Perubahan Sisa Anggaran Lebih (LP SAL) dalam Laporan
Keuangan BLU sebagaimana Gambar 5. Laporan Perubahan Sisa Angaran Lebih
menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LP SAL pada BLU
menyajikan antara lain pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
22
Perbandingan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Awal periode berjalan dengan
periode lalu;
Penjelasan SAL Awal;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
e. Lain-lain; dan
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan Saldo Anggaran Lebih (SAL) akhir periode berjalan dengan
periode lalu;
penjelasan SAL akhir;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
24
(3) Neraca
Neraca dalam Laporan Keuangan BLU sebagaimana menyajikan posisi
keuangan BLU mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Neraca BLU menyajikan antara lain pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas ;
b. Investasi jangka pendek;
c. Piutang dari kegiatan BLU;
d. Persediaan;
e. lnvestasi jangka panjang;
f. Aset tetap;
g. Aset lainnya;
h. Kewajiban jangka pendek;
i. Kewajiban jangka panjang; dan
j. Ekuitas .
Aset
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan aset per tanggal pelaporan tahun berjalan dengan per tanggal
pelaporan periode lalu;
25
Penjelasan lebih lanjut rincian atas masing-masing akun-akun aset;
Penjelasan atas perbedaan (mutasi) antara periode berjalan dengan periode
lalu;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
Kewajiban
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan kewajiban per tanggal pelaporan tahun berjalan dengan per
tanggal pelaporan periode lalu;
Penjelasan lebih lanjut rincian atas masing-masing akun-akun kewajiban;
Penjelasan atas perbedaan (mutasi) antara periode berjalan dengan periode
lalu;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
Ekuitas
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan ekuitas per tanggal pelaporan tahun berjalan dengan per tanggal
pelaporan periode lalu;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
dan
Penjelasan atas hal-hal penting yang diperlukan.
26
27
(4) Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional (LO) dalam Laporan Keuangan BLU menyajikan
ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang
dikelola oleh pemerintah pusat untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dalam satu periode pelaporan. LO pada BLU menyajikan antara lain pos-pos
berikut:
a. Pendapatan-LO;
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan pendapatan operasional periode berjalan dengan periode lalu;
28
Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dengan periode lalu
untuk nilai yang signifikan;
Penjelasan lebih lanjut rincian pendapatan-LO menurut sumber
pendapatan;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.
b. Beban;
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan beban operasional periode berjalan dengan periode lalu;
Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dengan periode lalu
untuk nilai yang signifikan;
Penjelasan lebih lanjut rincian beban menurut klasifikasi ekonomi,
organisasi, dan fungsi;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.
30
(5) Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas (LAK) dalam Laporan Keuangan BLU menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan perubahn kas, dan setara kas selama satu
periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan pada BLU.
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris .
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan arus kas dari aktivitas operasi periode berjalan dengan
periode lalu, baik arus kas masuk maupun arus kas keluar;
Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dengan periode lalu
untuk nilai yang signifikan;
Penjelasan lebih lanjut rincian pos-pos arus kas dari aktivitas operasi
menurut arus kas masuk dan arus kas keluar;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.
33
34
(6) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dalam Laporan Keuangan BLU menyajikan
informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. LPE pada BLU menyajikan paling kurang pos-pos antara lain:
a. Ekuitas awal;
b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas , yang antara
lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya:
1) koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya; dan
2) perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d. Ekuitas akhir.
Bagian ini menjelaskan hal-hal antara lain:
Perbandingan pos-pos pada LPE periode berjalan dengan periode lalu;
Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dengan periode lalu
untuk nilai yang signifikan;
Penjelasan pos-pos ekuitas awal, surplus /defisit LO, dampak kumulatif
perubahan kebijakan akuntansi/kesalahan mendasar, koreksi yang
menambah/mengurangi ekuitas , transaksi antar entitas, dan ekuitas akhir;
Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.
35
menyesatkan bagi pembaca laporan. Catatan atas Laporan Keuangan harus
mengungkapkan kejadian-kejadian penting selama tahun pelaporan, seperti :
Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;
Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca;
Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan; dan
Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang
harus ditanggulangi pemerintah.
Pendapatan BLU adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas BLU selama satu periode yang mengakibatkan penambahan
ekuitas bersih. Pendapatan BLU dalam kerangka keuangan negara merupakan
kelompok pendapatan negara bukan pajak. Hal transaksi yang menjadi ruang
lingkup pendapatan BLU meliputi:
36
DIPA yang sumber dananya rupiah murni sesuai dengan SPM/ SP2D.
37
(2) Pengakuan Pendapatan BLU
e) pelayanan yang telah selesai diberikan dan/ a tau hak BLU untuk
menagihkan beban tagihan kepada alokasi APBN - DIPA RM berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke rekening umum kas negara - DIPA
RM diakui pada saat penerimaan masuk ke rekening kas umum negara
sesuai dokumen sumber setoran ke kas negara atau dokumen yang
dipersamakan.
4. Pendapatan hibah bentuk uang dari masyarakat diakui pada saat dana hibah
diterima oleh BLU sesuai dengan berita acara serah terima hibah, atau
38
dokumen konfirmasi atau dokumen yang dipersamakan dan dan dilakukan
pengesahan secara periodik sesuai SP3B/ SP2B-BLU.
5. Pendapatan hibah bentuk barang dan jasa diakui pada saat berita acara serah
terima sesuai dokumen berita acara serah terima hibah atau dokumen yang
dipersamakan.
4. Pendapatan hibah bentuk uang dari masyarakat diukur sebesar nilai hibah
yang diterima oleh BLU sesuai dengan dokumen penerimaan hi bah bentuk
uang a tau yang' dipersamakan.
5. Pendapatan hibah bentuk barang dan/ atau jasa dari masyarakat diukur
sebesar nilai pendapatan hibah sesuai dengan dokumen berita acara serah
terima hibah barang/jasa atau dokumen yang dipersamakan.
1. Pendapatan dari alokasi APBN - DIPA RM; hal ini tidak dilakukan pengesahan
pendapatan karena pendapatan dari alokasi APBN merupakan akun ikutan atas
transaksi realisasi belanja berdasarkan SP2D Belanja.
41
2. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke kas negara - DIPA RM; hal ini tidak
dilakukan pengesahari pendapatan karena pendapatan umuhl PNBP telah
tervalidasi dan tercatat sebagai penerimaan negara pada saat diterima di
rekening kas negara.
1. Pendapatan layanan BLU dan pendapatan non layanan BLU secara akrual
non kas dengan mengakui aset BLU berupa Piutang BLU berdasarkan
dokumen penagihan atau konfirmasi atas pendapatan yang jatuh tempo atau
yang dipersamakan dan dicatat dalam buku pembantu pendapatan layanan
BLU dan pendapatan non layanan BLU secara akrual non kas .
2. Pendapatan non layanan BLU secara akrual non kas dengan mengakui aset
BLU berupa Piutang BLU berdasarkan memo penyesuaian atas pendapatan
yang belum jatuh tempo tetapi menjadi hak akrual atas pendapatan, contoh
42
pendapatan bunga yang belum jatuh tempo. Pada awal periode pelaporan
semesteran berikutnya dilakukan jurnal balik atas pengakuan akrual
Pendapatan Non Layanan BLU dan Piutang BLU.
43
3. Nilai pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari masyarakat -
DIPA PNBP; Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari entitas
pemerintah pusat - DIPA PNBP; Pendapatan hasil kerja sama - DIPA PNBP;
dan Pendapatan BLU lainnya - DIPA PNBP yang telah disahkan sesuai
dengan SP2B-BLU disajikan:
4. Nilai pendapatan hibah bentuk uang dari masyarakat yang telah disahkan
sesuai dengan SP2B-BLU disajikan:
5. Pendapatan hibah bentuk barang dan/ atau jasa dari masyarakat sesuai
dengan berita acara serah terima hibah barang/jasa atau dokumen yang
dipersamakan disajikan di LO sebagai PNBP Lainnya dalam pos Pendapatan
Operasional, sedangkan beban jasanya disajikan di LO sebagai beban sesuai
definisi bebannya dalam pos Beban Operasional, dan dalam hal berbentuk
persediaan dan/ atau aset tetap, aset tetap lainnya, aset lainnya disajikan di
Neraca sesuai dengan definisi asetnya.
1. Beban Pegawai
3. Beban Persediaan
5. Beban Pemeliharaan
46
(2) Pengakuan Beban BLU
1. timbulnya kewajiban;
48
1. Dokumen sumber transaksional beban BLU sesuai dengan karakteristik
bisnis BLU disertai nomor register beban yang unik (tidak termasuk be
ban-be ban yang bersifat periodik seperti be ban penyusutan/ amortisasi,
be ban penyisihan piutang tak tertagih, hanya untuk transaksional beban
yang mengakibatkan pengeluaran kas BLU) .
a. Transaksi keuangan BLU yang bersumber dari pendapatan usaha dari jasa layanan,
hibah, penerimaan APBN, dan pendapatan usaha lainnya wajib dilaporkan dalam
Laporan Realisasi Anggaran kementerian negara/lembaga dan Pemerintah. Oleh
karena itu transaksi tersebut harus disahkan oleh KPPN dengan mekanisme SPM
dan SP2D setiap triwulan. Dengan demikian pelaksanaan Sistem Akuntansi
Instansi di BLU juga dilakukan secara kumulatif setiap triwulan. BLU melakukan
rekonsiliasi atas pendapatan dan belanja dengan KPPN setiap triwulan
b. Pos-pos neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas juga dikonsolidasikan ke
neraca Kementerian negara/lembaga. Untuk tujuan ini perlu dilakukan reklasifikasi
pos-pos neraca agar sesuai dengan SAP dengan menggunakan Bagan Akun
Standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
51
BAB III
KESIMPULAN
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) merupakan konsep baru
dalam pengelolaan keuangan negara. Konsep ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat sebagaimana
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 25 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129/PMK.05/2020 Tentang
Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum.
Pedoman Akuntansi BLU diterbitkan dengan tujuan agar menjadi acuan dalam
pengembangan standar akuntansi BLU di bidang industry yang spesifik khususnya dalam
hal belum terdapat standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia yang dapat diterapkan oleh BLU. Lalu, menjadi acuan dalam
pengembangan dan penerapan sistem akuntansi keuangan BLU sesuai dengan jenis
industri sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
220/PMK.05/2016 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum.
52
DAFTAR PUSTAKA
53