Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Standar akuntansi pemerintahan dilakukan perubahan dari berbasis kas ke basis akrual.
Dengan perubahan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi
pelaporan keuangan pemerintahan dan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
laporan keuangan.Tujuan dari penyusunan ini untuk mengetahui dan memahami implementasi
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di pemerintahan daerah. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan mencari referensi baca berupa buku, jurnal maupun artikel di berbagai
media online. Hasil penyusunan ini menunjukkan implementasi standar akuntansi pemerintahan
sudah dilaksanakan di pemerintahan daerah dengan menggunakan basis akrual.

Kata kunci : Standar akuntansi, implementasi berbasis akrual,pemerintah daerah.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah suatu penyusunan dan penyajian mengenai
laporan keuangan yang berada di lingkup pemerintah. Dalam suatu pemerintahan diperlukan
adanya standar akuntansi baik di pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini
diperlukan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas tata kelola keuangan yang ada di
pemerintahan.

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang SAP, maka
memberikan pengaruh terhadap sistem pelaporan keuangan pemerintah, penetapan standar
akuntansi di pemerintahan berubah dari basis kas ke basis akrual. Dari penetapan yang telah
ditetapkan di undang-undang mengenai perubahan basis tertebut, ternyata kebijakan akuntansi
berbasis akrual tersebut belum dapat dilaksanakan secara efektif. Dimana didalam lampiran 2
yang berisi mengenai cash toward accrual yang didalamnya tersirat bahwa pemerintah masih
memberikan kesempatan bertahap untuk menuju akrual yang sebenarnya. Pada masa perubahan
basis tersebut, standar akuntansi pemerintahan juga menerapkan atau menggunkan basis
modifikasi, dimana basis kas dan basis akrual tersebut sama-sama digunakan . Basis kas
didalamnya memuat pendapatan,pembiayaan, belanja sedangkan di dalam basis akrual sendiri
didalamnya berupa aset,kewajiban (liabilitas) dan ekuitas.

Pemerintah menetapkan standar akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 pada saat
peraturan pemerintah keluar pada tahun 2010 dan pada saat itu pemerintah memberlakukan basis
akrual paling lambat selama jangka waktu 4 tahun. Dalam penetapan basis akrual tersebut tidak
hanya di terapkan di pemerintahan pusat melainkan juga diterapkan di pemerintahan daerah.
Pada saat pemerintahan daerah menerapkan basis akrual tersebut, pemerintah daerah masih
melakukan penyesuaian dengan basis akrual tersebut selama 10 tahun. Artinya pada tahun 2015
pemerintah sudah menerapkan basis akrual di pemerintahan khususnya di pemerintahan daerah.
Strategi implementasi SAP dilakukan dengan cara secara langsung dan dengan cara bertahap
beriringan dengan penyiapan SDM dan sarana pendukung. Penerapan basis akrual melalui
beberapa tahap yang cukup lama dan rumit karena adanya perubahan SAP untuk yang lebih baik
bagi pelaporan keuangan pemerintahan. Namun, didalam perubahan SAP ini ke basis akrual juga
menimbulkan berbagai kendala atau hambatan, pada saat dilakukan perubahan apapun akan
dipastikan kendala atau hambatan tersebut akan muncul, akan tetapi dalam pengambilan
keputusan perubahan tersebut juga sudah dipikirkan dengan baik oleh pemerintah, untuk
mewujudkan pelaporan keuangan yang akurat dan berkualitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengkajian kondisi SDM yang memadai di pemerintahan khusunya pemerintah daerah. Dalam
perubahan penerapan SAP ini diharapkan memberikan kualitas laporan keuangan yang dapat
memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
mengambil judul “Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual di
Pemerintahan Daerah”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan diperaturan pemerintah nomor 71 tahun 2010
mengenai perubahan SAP berbasis akrual dalam pemerintahan daerah. Maka, seluruh
pemerintah diwajibkan untuk dapat menerapkan perubahan SAP berbasis akrual tersebut. Tentu
hal ini harus mempersiapkan berbagai keperluan atas perubahan SAP pemerintah daerah. Dengan
demikian, perumusan masalah yang akan diangkat dalam penyusunan ini yaitu :

1. Bagaimana kesiapan dalam pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan


berbasis akrual pada Pemerintah Daerah?
2. Bagaimana kendala pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis
akrual pada Pemerintah Daerah?
1.3 Tujuan Penyusunan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disajikan sebelumnya, maka
tujuan penyusunan ini adalah :
1. Untuk mengetahui kesiapan dalam pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual pada Pemerintah Daerah
2. Untuk mengetahui kendala pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual pada Pemerintah Daerah
1.4 Manfaat Penyusunan
Sebagai bahan bacaan bagi pembaca untuk mengetahui informasi dan menambah wawasan
mengenai implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada Pemerintah
Daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Akuntansi Pemerintah

Dalam memecahkan atau mengatasi berbagai keperluan yang ada di dalam laporan keuangan
akuntansi baik dalam pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memerlukan sebuah Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).

Dalam Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat komite yang membentuk SAP yaitu
komite SAP dimana komite ini dibentuk untuk menyusun rancangan SAP sebagai prinsip
akuntansi yang harus ada di dalam pelaporan keuangan pemerintah.

Pada tanggal 8 Mei 2000 terdapat pembentukan Kompeten Akuntan Sektor Publik di IAI
dengan program penyusunan standar akuntansi keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintah.
Dengan kondisi proses pelaporan keuangan sektor publik, maka menjadi alasan untuk melakukan
peluncuran program pengembangan standar akuntansi.

Maka dihasilkan Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor Publik yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik IAI, diantaranya :

1. Penyajian laporan keuangan


2. Laporan arus kas
3. Koreksi surplus deficit,kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan akuntansi
4. Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri
5. Kos pinjaman
6. Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian

Hal ini menjadi suatu tantangan bagi pemerintah untuk segera bergerak mengeluarkan SAP.
Sebelum UU tentang Keuangan Negara ditetapkan, Menteri keuangan RI telah menetapkan
keputusan Menteri Keuangan Nomor 308/KMK.012/2002 pada tanggal 13 Juni 2002 tentang
KSAP, dan sudah beberapa kali diubah yang terakhir dengan keputusan Menteri
KeuanganNomor 379/KMK.012/2004 tanggal 6 Agustus 2004.

Kemudian, dikeluarkan UU Nomor 1 Tahun 2004, penetapan KSAP dilkukan dengan


keputusan Presiden dan diterbitkan Nomor 84 Tahun 2004 tentang KSAP pada tanggal 5
Oktober 2004, yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 2 tanggal 5 Januari 2005.

Penerapan SAP dilingkup pemerintahan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
akan memberikan dampak terhadap peningkatan pelaporan keuangan. Hal ini dapat menjadi
pengambilan keputusan dalam terwujudkannya transparansi dan akuntabilitas..
2.2 Basis Akuntansi di Pemerintahan

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang pertama dimana untuk


menentukan kapan pengaruh atas transaksi harus diakui atau dicatat untuk tujuan pelaporran
keuangan. Basis akuntansi yang pernah digunakan di Pemerintahan, yaitu :

1. Basis kas menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 didukung Permendagri Nomor 64


Tahun 2013 yaitu basis akuntansi yang dimana transaksi pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar akan dilakukan pencatatan
2. Basis kas menuju akrual menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 didukung dengan
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 yaitu basis akuntansi yang dimana basis kas
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan basis akrual pengakuan aset, kewajiban atau liabilitas, dan ekuitas dalam Neraca.
3. Basis akrual menurut Lampiran 1,02 PSAP 01 dalam paragraph 8 PP Nomor 71
Tahun 2010 didukung dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (10)
yaitu basis akuntansi yang dimana pada saat transaksi kas atau setara kas belum
diterima atau belum dibayar akan tetap dilakukan pencatatan.
2.3 Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Dalam lingkup pemerintahan, basis akrual ini sudah diterapkan sejak tahun 2015, maka
pemerintah sudah mengetahui dari penggunaan basis akrual tersebut dan pengaruhnya
terharap pelaporan keuangan pemerintah. Menurut International Federation of
Accountants (IFAC) terdapat kelebihan dan kekurangan dari penerapan akuntansi
pemerintahan berbasis akrual ini, berikut kelebihan dari adanya perubahan basis akrual :
1. Memberikan gambaran bagaimana pemerintah membiayai akvitas-aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan pendanaannya,
2. Memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan
pemerintah saat ini
3. Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangannya
4. Menyediakan ruang bagi pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan
umber daya yang dikelolanya
5. Memberikan manfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan
efektivitas serta pencapaian hasil akhir atas penggunaan sumber daya yang
dikelolanya
Adapun kekurangan dari diterapkannya basis akrual di dalam pemerintahan antara
lain:
1. Biaya yang dikeluarkan cukup besar untuk peralatan, penyiapan, sumber daya
manusia yang memadai yang akan digunakan di dalam basis akrual ini
2. Basis akrual pada dasarnya didesain untuk mengukur laba sehingga kurang
memberikan arti pada pemerintahan
3. Basis akrual lebih kompleks dibandingkan dengan basis kas artinya akun yang
dimasukkan lebih akurat
4. Memerlukan ruang yang lebih luas dalam hal pertimbangan professional

BAB III
METODE PENYUSUNAN

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur. Dengan membaca,
mengidentifikasi, dan meringkas atau merangkum menggunakan kalimat sendiri dari referensi
bacaan karya-karya penelitian dan hasil pemikiran yang dihasilkan oleh para peneliti dan
praktisi. Sumber data yang digunakan dalam penyusunan ini yaitu melalui website jurnal, publish
or perish.

2.1 Pencarian Literatur

2.1.1 Framework yang digunakan

1. Menulis di pencarian google atau publish or perish yang memiliki keterikatan antara judul
yang akan dibahas.

2. Memilih jurnal atau artikel yang sekiranya cocok dengan pembahasan judul yang akan
dibahas.

3. Membaca untuk mendapatkan informasi mengennai judul yang akan dibahas.

4. Melakukan penulisan atas rangkuman referensi bacaan menggunakan kalimat sendiri dari
hasil literatur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kendala pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada


Pemerintah Daerah

Terdapat kekurangan dalam penerapan basis akrual, hal ini dapat menimbulkan kendala pada
saat penerapan SAP berbasis akrual ini. Diantaranya yang akan muncul akibat dari
implemetasian SAP berbasis akrual di pemerintah daerah :

1. Permasalahan Aset
Pada saat diberlakukannya berbasis akrul, Aset diukur menggunakan nilai wajar, berbeda
dengan yang sebelumnya menggunakan nilai historis. Untuk menentukan nilai wajar
dibutuhkan pendukung berupa perolehan aset dan tahun perolehan untuk menentukan
umur ekonomis dan besar penyusutan. Sehingga aset tersebut dilakukan penyusutan.
Terkadang ada aset yang tidak memiliki data aset yang vali. Namun ada juga yang
memiliki dokumen aset yang lengkap, akan tetapi tidak diketahui aset pemilik aset
tersebut. Sehingga harus mencari informasi apakah aset tersebut dilakukan penyusutan
atau aset tersebut hilang atau rusak. Hal ini yang menjadi masalah, aset tersebut milik
pemerintah daerah atau buka milik pemerintah daerah.
2. Aplikasi Sistem Informasi pemerintah daerah yang masih belum berfungsi optimal
Dengan adanya aplikasi diharapkan akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
pelaporan keuangan yang berbasis akrual, akan tetapi penggunaan aplikasi juga terdapat
kelemahan dan pengerjaan menggunakan aplikasi belum maksimal, belum dikatakan
relevan dan andal, informasi yang termuat masih kurang akurat, dalam penerapan
menggunakan aplikasi masih belum baik dalam penyelesaian proses pelaporan
keuangan.Hal ini harus dilakukan perbaikan terhadap aplikasi yang lebih efektif dan
efisien untuk kemudahan pelaporan keuangan dalam pemerintah terkhusus pemerintah
daerah.
3. Minimnya pemahaman beberapa tenaga akuntan mengenai akuntansi akrual
Tenaga akuntan merasa kesulitan saat penyajian Laporan Operasional dan Laporan
Realisasi Anggaaran. Tidak sedikit mereka belum bisa membedakan keduanya. Seorang
akuntan harus bisa memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup luas mengenai
pelaporan keuangan terkhusus SAP yang berbasis akrual. Harus bisa membedakan akun
untuk dicatat di Laporan Operasional atau LAporan Realisasi Anggaran.

4.2 Kesiapan pengimplementasian Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada


Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah sudah melaksanakan SAP berbasis akrual dengan persiapan yang \
sanat matang, dan proses yang cukup banyak, hal ini harus dilakukan oleh pemerintah daerah
untuk terwujudnya pelaporan keuangan yang lebih baik dari pada sebelumnya. Diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih akurat, transparan, dan akuntabilitas. Berikut beberapa strategi
pemerintah daerah dalam penerapan SAP berbasis akrual :

1. Sumber Daya Manusia

SDM merupakan hal yang pertama dan sangat penting dalam pelaksanaan SAP berbasis
akrual ini. SDM ini harus memadai dan memiliki kemampuan logika akuntansi untuk
penyusunan laporan keuangan pemerintah. Apabila SDM ini tidak mempunyai kemampuan
dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi ,maka penerapan SAP berbasis akrual
tersebut tidak akan berjalan atau gagal. SDM ini merupakan penentu keberhasilan penerapan
SAP berbasis akrual. Maka, SDM ini harus dipersiapkan dengan melihat beberapa pengetahuan,
keterampilan dan keahlian tentang akuntansi. Hal ini akan membantu tercapainya tujuan
penerapan SAP berbasis akrual

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana ini dalam bentuk peralatan atau perangkat lunak yang diperlukan untuk
pelaksanaan penyusunan SAP berbasis akrual. Fasilitas ini harus disiapkan untuk pengerjaan
pelaporan keuangan pemerintah. Walaupun SDM terpenuhi dan apabila sarana dan prasarana
tidak mumpuni atau tidak tersedia, maka proses pelaksanaan tersebut tidak akan berjalan dan
tidak akan mencapai suatu tujuan untuk sebuah keberhasilan SAP ini.

3. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi ini dalam bentuk aplikasi yang dapat membantu dalam pemberitahuan
informasi terkait dengan pelaporan keuangan dengan bantuan aplikasi dengan adanya aplikasi
tersebut akan mempermudah dan mempercepat proses pelaporan keuangan di pemerintahan
karena tidak menggunakan cara manual dan juga efesiensi waktu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sudah dilaksanakan sejak tahun 2005
yang sudah ditetapkan oleh peraturan pemerintah dengan adanya perubahan SAP berbasis akrual.
Hal ini sudah diterapkan terkhusus di pemerintah daerah. Dalam menjalankan atau melaksanakan
perubahan SAP berbasis akrual tersebut dibutuhkan sebuah persiapan. Pada tahap pertama saat
penerapan akrual terdapat banyak sekali persiapan yang harus disiapkan untuk tercapainya
sebuah keberhasilan dari perubahan penerapan SAP berbasis akrual. Persiapan yang dilakukan
berupa Sumber Daya Manusia yang memadai, sarana dan prasarana dan teknologi informasi.
Namun, dibalik adanya perubahan SAP berbasis akrual tersebut juga terdapat berbagai masalah
atau kendala yang dihadapi. Permasalahan atau kendala tersebut antara lain permasalahan aset,
aplikasi Sistem Informasi pemerintah daerah yang masih belum berfungsi optimal, minimnya
pemahaman beberapa tenaga akuntan mengenai akuntansi akrual

5.2 Saran

Diharapkan dapat memecahkan sebuah permasalahan atau kendala yang terjadi pada perubahan
SAP berbasis akrual tersebut terkhusus pemerintah daerah. Yang diantaranya :

1. Perlu adanya tenaga kerja yang paham IT dan juga menguasai aplikasi sistem informasi.
Dengan adanya tenaga kerja yang paham IT, maka akan dapat membantu menghandle
permasalahan aplikasi maupun komputer pada saat penyusunan pelaksanaan pelaporan
keuangan pemerintah.
2. Meningkatkan koordinasi antara SKPD-SKPD lain agar koordinasi diantara keduanya
semakin baik, karena pembuatan laporan keuangan gabungan dari SKPD tidak bisa
berdiri sendiri.
3. Melaksanakan sosialisasi atau pelatihan untuk tenaga kerja akuntan untuk dapat
memberikan pemahaman yang luas mengenai basis akrual.

Anda mungkin juga menyukai