Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BESAR 1

MATA KULIAH : Akuntansi Sektor Publik


DOSEN : Ibu Nurul Hidayah, M. Si., Ak

Disusun Oleh :
SUGIARTI 43219110043
MELI AMELIA 43219110078
MEITANIA ANGGI FASYA 43219110116

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2020/2021
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan oleh pemerintah
dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP). Sampai dengan tahun 2003, SAP menggunakan cash basis, sedangkan dari tahun 2004
sampai 2014, SAP menggunakan cash toward accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP
berbasis kas menuju akrual ini adalah SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
berbasis kas, serta mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak tahun 2015,
Indonesia sudah mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual basis) dengan karakteristik
sebagai berikut:
 Transaksi dicatat menggunakan accrual basis
 Asset diukur menggunakan historical cost
 Depresiasi untuk asset tetap
 Accrual basis pada pendapatan dan beban
 Cash basis pada Laporan Realisasi Anggaran
 Full disclosure
 
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010, maka PP Nomor 24
Tahun 2005 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.  Sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun
2010, penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat
menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lambat Tahun Anggaran 2015. Selain
mengatur SAP Berbasis Akrual, PP Nomor 71 Tahun 2010 juga mengatur SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual yang saat ini masih digunakan oleh seluruh entitas.

Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip–prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah
sehingga Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan persyaratan yang mempunyai
kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di
Indonesia. Standar Akuntansi Pemeintahan (SAP) mengatur mengenai informasi yang
harus disajikan dalam laporan keuangan, bagaimana menetapkan, mengukur, dan
melaporkannya. Oleh karena itu, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengatur
penyajian pos-pos yang harus disajikan dalam laporan keuangan seperti pos kas, piutang,
aset tetap, dan seterusnya.

KOMPONEN LAPORAM KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 45


Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan
sebagai berikut;
1. Laporan Posisi Keuangan (neraca)
Tujuan menyusun lapoiran posisi keuangan yaitu untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban dan aktiva bersih dari informasi mengenai hubungan diantara umur umur
tersebut pada waktu tertentu.
2. Laporan aktivitas
Tujuan utama menyusun laporan aktivitas yaitu menyediakan informasi mengenai;
 Pengaruh transaksi dan peristiwa yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih.
 Hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain.
 Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.

3. Laporan Arus Kas Tujuan menyusun laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah penjelasan yang
dilampirkan besama-sama dengan laporan keuangan dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan neraca, perhitunga

Dengan menggunakan basis akrual, maka penyajian informasi keuangan pemerintah akan
menjadi lebih informatif, terutama dalam hubungannya dengan pengukuran kinerja pemerintah
terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan dalam periode akuntansi tertentu,
serta dapat memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah untuk tujuan
pengambilan keputusan. Selain itu, laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan dari penerapan
SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberikan manfaat yang lebih baik bagi para
pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah,
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi
yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.

Setelah 4 tahun PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bebasis akrual
diterapkan di seluruh pemerintahan daerah, masih ada yang belum efektif dalam menerapkannya,
dikatakan belum sepenuhnya efektif karena masih ada laporan keuangan pemerintahan daerah
nya yang masih mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Jika banyak
pemerintahan kota dan kabupaten di Indonesia mampu mendapat opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), maka diasumsikan kewajiban untuk menerapkan basis akrual tidak akan
menghadapi kendala.

Penerapan SAP berbasis akrual memerlukan upaya keras pemerintah karena jumlah jenis laporan
yang bertambah banyak. Sebelum diterapkan PP Nomor 71 Tahun 2010, pendapatan hanya
dicatat 1 (satu) kali yaitu pada Laporan Realisasi Anggaran dengan pencatatan berbasis kas.
Setelah diterapkan PP Nomor 71 Tahun 2010, pendapatan dalam laporan keuangan pemerintah
dicatat 2 (dua) kali yaitu dalam Laporan Realisasi Anggaran yang berbasis kas dan dalam
Laporan Operasional yang berbasis akrual. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
dikenal 2 istilah pendapatan, yakni Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA. Pendapatan-LO
adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali, sedangkan Pendapatan-LRA
adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan-LRA diakui pada saat sejumlah
uang diterima pada Rekening Kas Umum Daerah (basis kas). Pendapatan-LO diakui pada saat
hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening
Kas Umum Daerah (basis akrual).
Terdapat perbedaan antara pendapatan-LRA sebelum dengan sesudah penerapan SAP basis
akrual, tidak terdapat perbedaan antara pendapatan-LRA dengan pendapatan-LO sesudah
penerapan SAP basis akrual, nilai rasio efektivitas pendapatan-LRA dan pendapatan-LO
termasuk dalam kategori sangat efektif dan hasil perbandingan menunjukkan bahwa kinerja
efektivitas pendapatan lebih baik apabila diukur dengan menggunakan pendapatan-LO. Sebagai
pertimbangan untuk pemerintah dalam memilih metode pengakuan pendapatan menggunakan
basis akrual serta menyusun laporan realisasi anggaran berdasarkan basis akrual. Hal ini sesuai
dengan teori New Public Management yang merekomendasikan akuntansi akrual dalam
penganggaran pemerintah untuk mencapai pengendalian yang efektif, mewujudkan efisiensi dan
akuntabilitas.

Implementasi SAP berbasis akrual harus dilakukan dengan hati-hati dengan persiapan yang
cermat dan terstruktur terkait dengan peraturan, sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Keberhasilan adopsi dari SAP berbasis akrual sangat penting sehingga pemerintah dapat
menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Diharapkan dengan
perubahan basis ini akan menghasilkan penilaian kinerja yang lebih baik sehingga akan
memotivasi entitas pelaporan untuk terus meningkatkan kinerjanya dalam menyusun laporan
keuangan yang berkualitas

Anda mungkin juga menyukai