Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Disusun Oleh :

Muhammad Satria Mulya


(011401218)

KELAS E

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah membuat perubahan hebat
terhadap pola pengelolaan keuangan pemerintah di Indonesia. Standar tersebut dikukuhkan
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan
transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban dan ekuitas dana. Sekarang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No .71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menggunakan basis kas, kas
menuju akrual (cash towards accrual) sampai basis akrual.
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia telah
semakin maju dan profesional karena telah direvisi beberapa kali sesuai dengan
perkembangan akuntansi, baik di Indonesia maupun dunia. Mengkaji SAP tidak akan lepas
dari perbandingannya dengan SAK. Kelemahan-kelemahan yang kini masih terdapat pada
SAP tersebut selayaknya bisa diperbaiki dengan membandingkannya dengan SAK. Namun,
karena pemakainya berbeda, perbandingan yang dilakukan juga tidak bisa kaku.
Perbandingan itu baiknya lebih dititikberatkan pada sejauh mana keduanya mampu menjadi
pedoman bagi masing-masing penggunanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ?
2. Apa perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)?
3. Apa saja isi dari standar akuntansi pemerintahan PSAP 1 sampai dengan PSAP 13?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk memahami pengertian dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
2. Untuk memahami perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
3. Untuk memahami isi dari standar akuntansi pemerintahan PSAP 1 sampai dengan
PSAP 13.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Permerintah Daerah
(LKPD). Laporan keuangan pokok menurut SAPadalah:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan pemerintah untuk tujuan umum juga mempunyai kemampuan
prediktif dan prospektif dalam hal memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan
untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan,
serta resiko dan ketidakpastian yang terkait.
Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:
1. Masyarakat.
2. Para wakil rakyat, lembaga pemeriksa dan lembaga pengawas.
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, danpinjaman.
4. Pemerintah.
SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP),
yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif. Selain itu, SAP juga dilengkapi
dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

PSAP dapat dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi


Pemerintahan (IPSAP) atau Buletin Teknis SAP.IPSAP dan Buletin Teknis SAP disusun dan
diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan diberitahukan kepada
Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).Rancangan IPSAP disampaikan kepada
BPK paling lambat empat belas hari kerja sebelum IPSAP diterbitkan.

IPSAP dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari
salah tafsir pengguna PSAP.Sedangkan Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi
masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP atau IPSAP.
SAP memiliki beberapa basis penerapan yaitu :

1. SAP Berbasis Kas

Basis akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran.

Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan dan
belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau
entitas pelaporan (Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010).

2. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menyusun SAP berbasis akrual


yang mecakup PSAP berbasis kas untuk pelaporan pelaksanaan anggaran(budgetary
reports), sebagaimana dicantumkan pada PSAP 2, dan PSAP berbasis akrual untuk
pelaporan financial, yang pada PSAP 12 memfasilitasi pencatatan, pendapatan, dan beban
dengan basis akrual.

Penerapan SAPBerbasisAkrual dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP


Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaanberbasis
kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas danaberbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP
Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri.

Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual
terletak pada PSAP 12 mengenai laporan operasional.Entitas melaporkan secara transparan
besarnya sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung
untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan
penambah atau pengurang ekuitas, atau kekayaan bersih entitas pemerintahan
bersangkutan ( PP No. 71 Tahun 2010.
3. SAP berbasis Akrual

SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan
ekuitasdana dalam pelaporan financialberbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBN/APBD.

Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar (PP No.71 tahun 2010).

SAP berbasis akrual diterapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah


pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah,
jika menurut peraturan perundang – undangan satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).

SAP Berbasis Akrualtersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi


dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan memperhatikan
urutan persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan
dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010.

2.1.1 Tahap - tahap Penyiapan SAP

Tahap-tahap Penyiapan SAP, yaitu (Supriyanto:2005):


a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam Komite
c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
d. Penulisan draft SAP oleh Kelompok Kerja
e. Pembahasan Draft oleh Komite Kerja
f. Pengambilan Keputusan Draft untuk Dipublikasikan
g. Peluncuran Draft Publikasian SAP (Exposure Draft)
h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik(Public
Hearings)
i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
j. Finalisasi Standar

Sebelum dan setelah dilakukan public hearing, standar dibahas bersama dengan Tim
Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK.Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan
masukan-masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta
pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan.Namun draf SAP ini belum diterima
oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres.Suhubungan dengan hal tersebut,
melalui Keputusan Presiden, dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.Komite ini
segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK
agar dapat segera ditetapkan.
Draft SAP pun diajukan kembali kepada BPK dan mendapatkan pertimbangan dari
BPK. BPK meminta langsung kepada Presiden RI untuk segera Menetapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan PP SAP pun
berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan
Departemen Hukum dan HAM, serta pihak terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan
Pemerintah.
2.1.2 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan (KKAP) dan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDP-LK).

KKAP dan KDPP-LK sama-sama menunjukan pada 4 (empat) pihak yaitu: komite
penyusun standar, penyusun laporan keuangan, pemeriksa (auditor), dan para pemakainya. Ini
memang suatu hal yang tak bisa dihindari, sebab keempat pihak tersebut telah fixedmenjadi
pengguna standar akuntansi.

Perbedaan baru mulai terlihat pada poin ruang lingkup. Sebab merupakan hal yang
baru, cakupan ruang lingkup yang dibahas dalam KKAP memang terkesan lebih banyak
pertimbangan adaptasi.

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, kerangka ini merumuskan konsep


yang mendasari penyusunan dan penyajiaan laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.
Sebagai acuan bagi :

1. Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP). Tujuan KSAP adalah


untuk meningkatkan transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, melalui penyusunan dan pengembangan SAP.
2. Penyusun laporan keuangan.
3. Pemeriksa. Pemeriksa adalah orang yang melakukan tugas pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama
BPK(Badan Pemeriksa Keuangan).
4. Para pengguna laporan keuangan.

Pada KKAP ruang lingkupnya meliputi:

a). tujuan kerangka konseptual;

b). lingkungan akuntansi pemerintahan;

c). pengguna kebutuhan informasi para pengguna;

d). entitas pelaporan;

e). peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum;

f). asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam
laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan

g). definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan


keuangan (KKAP Paragraf 4).
Sementara pada KDPP-LK, ruang lingkupnya meliputi:

a). tujuan laporan keuangan;

b). karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan


keuangan;

c). definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan


keuangan; dan

d). konsep modal serta pemeliharaan modal (KDPP-LK Paragraf 05).

2.1.3 Kandungan Peraturan Pemerintah Standar Akuntansi Pemerintahan (PP-SAP)


Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan terdiri dari:

 SAP berbasis Akrual

Lampiran I.01 : Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan

Lampiran I.02 : Penyajian laporan keuangan

Lampiran I.03 : Laporan realisasi anggaran berbasis kas

Lampiran I.04 : Laporan arus kas

Lampiran I.05 : Catatan atas laporan keuangan

Lampiran I.06 : Akuntansi persediaan

Lampiran I.07 : Akuntansi investasi

Lampiran I.08 : Akuntansi asset tetap

Lampiran I.09 : Akuntansi kontruksi dalam pengerjaan

Lampiran I.10 : Akuntansi kewajiban

Lampiran I.11 : Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan


estimasiakuntansi, dan operasi yang tidak di lanjutkan

Lampiran I.12 : Laporan keuangan konsolidasi

Lampiran I.13 : Laporan keuangan operasional

 SAP berbasis Kas menuju Akrual

Lampiran II.01 : Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan


Lampiran II.02 : Penyajian laporan keuangan

Lampiran II.03 : Laporan realisasi anggaran

Lampiran II.04 : Laporan arus kas

Lampiran II.05 : Catatan atas laporan keuangan

Lampiran II.06 : Akuntansi persediaan

Lampiran II.07 : Akuntansi investasi

Lampiran II.08 : Akuntansi aset tetap

Lampiran II.09 : Akuntansi kontruksi dalam pengerjaan

Lampiran II.10 : Akuntansi kewajiban

 SAP Berbasis Akrual

Lampiran III : Proses penyusunan standar akuntansi pemerintahan berbasis


akrual

2.2 Perbedaan SAK dengan SAP


Perbandingan definisi Aktiva, Kewajiban dan Ekuitasmenurut PSAK dan SAP:
SAK SAP
Aktiva sumber daya yang dikuasai sumber daya ekonomi yang
oleh perusahaan sebagai dikuasai dan/atau dimiliki oleh
akibat dari peristiwa masa pemerintah sebagai akibat dari
lalu dan dari mana manfaat peristiwa masa lalu dan dari
ekonomi di masa depan mana manfaat ekonomi dan
diharapkan akan diperoleh atau sosial di masa depan
perusahaan. diharapkan dapat diperoleh,
baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non-keuangan
yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan
sumber- sumber daya yang
dipelihara karena balasan
sejarah dan budaya.
Kewajiban hutang perusahaan masa kini hutang yang timbul dari
yang timbul dari peristiwa peristiwa masa lalu yang
masa lalu, penyelesaiannya penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan mengakibatkan aliran keluar
arus keluar dari sumber daya sumber daya ekonomi
perusahaan yang pemerintah.
mengandung manfaat
ekonomi.
Ekuitas hak residual atas aktiva dikenal dengan ekuitas dana
perusahaan setelah dikurangi adalah kekayaan bersih
semua kewajiban. hak pemerintah yang merupakan
residualatas aktiva selisih antara aset dan
perusahaan setelah kewajiban pemerintah.
dikurangi semua kewajiban.
Sumber : SAK Kerangka Konseptual par 49 dan SAP No 1 Par 8

Bila dalam PSAK dengan tegas memakai istilah laporan keuangan, maka karena
masih adaptasi, PSAP menggunakan istilah pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tidak
mengacu secara tegas pada fisik laporan keuangan, melainkan pada proses penyusunannya.
Terdapat perbedaan yang lain antara Standar Akuntansi Pemerintah dan Standar
Akuntansi Keuangan sebagai berikut:
1. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa untuk
rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari laba
untuk pemilik/pemegang saham.
2. SAK menggunakan basis akrual sedangkan SAP menggunakan basis kas menuju akrual.
Contohnya :
a) Pengakuan pendapatan, dalam laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) versi
SAK seluruh pendapatan yang secara akrual telah terjadi pasti akan dilaporkan,
namun dalam laporan keuangan versi SAP hanya pendapatan yang telah diterima
kasnya saja yang akan dilaporkan.
b) Penyusutan aset tetap, SAK mewajibkan dilakukan perhitungan penyusutan akan
tetapi SAP justru tidak menghitung penyusutan tersebut.
3. Perbedaaan antara SAP dan SAK juga terletak pada komponen laporan keuangannya,
yang berbeda dari SAP adalah tidak adanya laporan rugi/laba dalam Pemerintahan
dikenal dengan laporan kinerja keuangan (surplus/defisit). Laporan ini mengukur
keberhasilan operasi entitas selama periode tertentu. Keberhasilan digambarkan dari
kemampuan entitas dalam menciptakan surplus. Surplus terjadi bila total pendapatan
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dan defisit bila total pendapatan lebih kecil dari
biaya yang dikeluarkan. Informasi dari laporan surplus/defisit sangat penting bagi
pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan mengenai profitabilitas, nilai
investasi dan kelayakan kredit.
4. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa untuk
rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari laba
untuk pemilik/pemegang saham. Namun, setidaknya, kita dapat melihat sejauh mana
kedua standar tersebut memenuhi pertanggungjawabannya masing-masing penggunanya.
5. Analisis Komparasi Kerangka Konseptual SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan SAP
(Standar Akuntansi Pemerintah). Dalam SAK, pengertian dan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan, dalam SAP, prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah.
6. Tujuan SAK dan SAP. SAK bertujuansebagai acuan bagi: Komite penyusun standar
akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya, penyusun laporan keuangan, untuk
menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan,
auditor, dalam memberikan pendapat mengenaiapakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yangberlaku umum, serta para pemakai laporan keuangan,
dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan standar akuntansi keuangan. SAP bertujuan sebagai acuan bagi: Penyusun
standar, penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar, pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan standar, serta para pengguna laporan keuangan.
7. Ruang Lingkup SAK dan SAP. SAK membahas tentang kerangka konseptual: Tujuan
laporan keuangan, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaatin formasi dalam
laporan keuangan, definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk
laporan keuangan, dan konsep modal serta pemeliharaan modal.Kerangka dasar ini
membahas laporan keuangan untuk tujuan umum. Laporan keuangan disusun dan
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah
besar pemakai. Beberapa diantara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk
memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan.
Namun demikian banyak pemakai sangat bergantung pada laporan keuangan sebagai
sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya
disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.SAP membahas
tentang Kerangka konseptual:Tujuan kerangka konseptual, lingkungan akuntansi
pemerintahan, pengguna dan kebutuhan informasi parapengguna, entitas akuntansi
danentitas pelaporan, peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan
keuangan, serta dasar hukum, asumsi dasar karakteristik kualitatif yang menentukan
manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi
akuntansi, dan unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
pengukurannya. Kerangka konseptual berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusat
dan daerah.
8. Pengguna Laporan Keuangan SAK dan SAP. Pengguna laporan keuangan SAK:
Investor, Karyawan, Pemberi pinjaman, Pemasok dam kreditur usaha lainnya,
Pelanggan, Pemerintah serta Masyarakat. Pengguna Laporan Keuangan SAP:
Masyarakat, Para wakil rakyat, lembaga pemeriksa, dan lembaga pengawas, Pihak
yangberperan dalam proses donasi,investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.
9. Tujuan Laporan Keuangan SAK dan SAP. Tujuan Laporan Keuangan SAK:
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan Laporan Keuangan SAP: Menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.
10. Komponen Laporan Keuangan SAK dan SAP.Komponen Laporan Keuangan
SAK:Neraca Laporan Arus Kas, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas,serta
Catatan atas Laporan Keuangan.Komponen Laporan Keuangan SAP :Neraca Laporan
Arus Kas (hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan: Bendahara
UmumNegara/Daerah), Realisasi APBN/APBD, Catatan atas Laporan Keuangan, serta
Laporan tambahan: Laporan Kinerja Keuangan (Berbasis Akrual), Laporan perubahan
ekuitas.
11. Asumsi Dasar SAK dan SAP. Asumsi dasar SAK: Dasar Aktual dan Kelangsungan
Usaha.Asumsi Dasar SAP: Asumsi Kemandirian Entitas, Asumsi Kesinambungan
Entitas, dan Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement).
2.3 Isi dari standar akuntansi pemerintahan PSAP 1 sampai dengan PSAP 13

1. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual No. 01 Tentang


Penyajian Laporan Keuangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) tertanggal 22 Oktober 2010 yang termuat dalam Lampiran I.02,
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 01 tentang Penyajian Laporan
Keuangan mengatur mengenai penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Pengguna laporan keuangan
pemerintah adalah masyarakat, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPR/DPRD) selaku lembaga legislatif, Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) selaku auditor (pemeriksa), lembaga pengawas, pihak yang memberi atau
berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah pusat/daerah.
Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna.

2. Pernyataan No 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

Tujuan Standar Laporan Realisasi Anggaran ; adalah menetapkan dasar-dasar


penyajian LRA untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. 2. Tujuan Pelaporan
Realisasi Anggaran adalah memberikan informasi realisasi dan anggaran entitas
pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat
ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

3. Pernyataan No 03 Laporan Arus Kas


Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah mengatur penyajian laporan
arus kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas
suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris selama satu periode akuntansi.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban
dan pengambilan keputusan.
4. Pernyataan No 04 Catatan Atas Laporan Keuangan
Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas Laporan Keuangan adalah mengatur
penyajian dan pengungkapan yang diperlukan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk meningkatkan
transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik, atas
informasi keuangan pemerintah.
5. Pernyataan No 05 Akuntansi Persediaan
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi
persediaan yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.
6. Pernyataan No 06 Akuntansi Investasi
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam
laporan keuangan.
7. Pernyataan No 07 Akuntansi Aset Tetap
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aset
tetap meliputi pengakuan, penentuan nilai tercatat, serta penentuan dan perlakuan
akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat (carrying value) aset tetap.
8. Pernyataan No 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
Tujuan Pernyataan Standar Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah mengatur
perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan.
9. Pernyataan No 09 Akuntansi Kewajiban
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi kewajiban
meliputi saat pengakuan, penentuan nilai tercatat, amortisasi, dan biaya pinjaman yang
dibebankan terhadap kewajiban tersebut.
10. Pernyataan No 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi
kesalahan akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan.
11. Pernyataan No 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur penyusunan laporan
keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan
kualitas dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Dalam standar ini, yang dimaksud
dengan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga
legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Pernyataan No 12 Laporan Operasional
Tujuan PSAP 12 adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Operasional
untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang kegiatan
operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan.
13. Pernyataan No 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur penyajian 3 laporan keuangan
BLU dalam rangka meningkatkan keterbandingan 4 laporan keuangan baik terhadap
anggaran, antar periode, maupun 5 antar BLU. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar
ini menetapkan 6 seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, 7
pedoman struktur laporan keuangan dan persyaratan minimum isi 8 laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun dengan menerapkan 9 akuntansi berbasis akrual.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Strategi adaptasi yang dipakai oleh KSAP dalam menyusun SAP merupakan langkah
tepat dalam memperkenalkan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Meski strategi itu
akhirnya menimbulkan banyak kerancuan dan memiliki fleksibilitas yang tinggi, namun SAP
terbukti mampu menciptakan paradigma baru dalam akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan negara.

Namun, membandingkan SAP dengan SAK hanya salah satu cara dalam rangka
mengukur sejauh mana standar tersebut bisa memenuhi tujuan awal disusunnya. Dengan
catatan, pembandingan itu tentu tidak bisa secara kaku, sebab sifat entitas pemakai keduanya
berbeda.

Setelah membandingkan dengan SAK, dapat disimpulkan, SAP baru bisa


menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat keterbandingan (comparability) yang
memadai bila masing-masing entitas mempunyai pemahaman yang sama terhadap poin-poin
SAP. Namun, hal itu sepertinya sulit dicapai, karena strategi adaptasi yang diterapkan KSAP
telah menyebabkan SAP memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Artinya, keseragaman
(uniformity)menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan standar
tersebut di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai