Disusun Oleh :
KELAS E
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
IPSAP dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari
salah tafsir pengguna PSAP.Sedangkan Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi
masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP atau IPSAP.
SAP memiliki beberapa basis penerapan yaitu :
Basis akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan dan
belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau
entitas pelaporan (Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010).
Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual
terletak pada PSAP 12 mengenai laporan operasional.Entitas melaporkan secara transparan
besarnya sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung
untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan
penambah atau pengurang ekuitas, atau kekayaan bersih entitas pemerintahan
bersangkutan ( PP No. 71 Tahun 2010.
3. SAP berbasis Akrual
SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan
ekuitasdana dalam pelaporan financialberbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBN/APBD.
Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar (PP No.71 tahun 2010).
Sebelum dan setelah dilakukan public hearing, standar dibahas bersama dengan Tim
Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK.Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan
masukan-masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta
pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan.Namun draf SAP ini belum diterima
oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres.Suhubungan dengan hal tersebut,
melalui Keputusan Presiden, dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.Komite ini
segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK
agar dapat segera ditetapkan.
Draft SAP pun diajukan kembali kepada BPK dan mendapatkan pertimbangan dari
BPK. BPK meminta langsung kepada Presiden RI untuk segera Menetapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan PP SAP pun
berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan
Departemen Hukum dan HAM, serta pihak terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan
Pemerintah.
2.1.2 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan (KKAP) dan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDP-LK).
KKAP dan KDPP-LK sama-sama menunjukan pada 4 (empat) pihak yaitu: komite
penyusun standar, penyusun laporan keuangan, pemeriksa (auditor), dan para pemakainya. Ini
memang suatu hal yang tak bisa dihindari, sebab keempat pihak tersebut telah fixedmenjadi
pengguna standar akuntansi.
Perbedaan baru mulai terlihat pada poin ruang lingkup. Sebab merupakan hal yang
baru, cakupan ruang lingkup yang dibahas dalam KKAP memang terkesan lebih banyak
pertimbangan adaptasi.
f). asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam
laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan
Bila dalam PSAK dengan tegas memakai istilah laporan keuangan, maka karena
masih adaptasi, PSAP menggunakan istilah pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tidak
mengacu secara tegas pada fisik laporan keuangan, melainkan pada proses penyusunannya.
Terdapat perbedaan yang lain antara Standar Akuntansi Pemerintah dan Standar
Akuntansi Keuangan sebagai berikut:
1. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa untuk
rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari laba
untuk pemilik/pemegang saham.
2. SAK menggunakan basis akrual sedangkan SAP menggunakan basis kas menuju akrual.
Contohnya :
a) Pengakuan pendapatan, dalam laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) versi
SAK seluruh pendapatan yang secara akrual telah terjadi pasti akan dilaporkan,
namun dalam laporan keuangan versi SAP hanya pendapatan yang telah diterima
kasnya saja yang akan dilaporkan.
b) Penyusutan aset tetap, SAK mewajibkan dilakukan perhitungan penyusutan akan
tetapi SAP justru tidak menghitung penyusutan tersebut.
3. Perbedaaan antara SAP dan SAK juga terletak pada komponen laporan keuangannya,
yang berbeda dari SAP adalah tidak adanya laporan rugi/laba dalam Pemerintahan
dikenal dengan laporan kinerja keuangan (surplus/defisit). Laporan ini mengukur
keberhasilan operasi entitas selama periode tertentu. Keberhasilan digambarkan dari
kemampuan entitas dalam menciptakan surplus. Surplus terjadi bila total pendapatan
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dan defisit bila total pendapatan lebih kecil dari
biaya yang dikeluarkan. Informasi dari laporan surplus/defisit sangat penting bagi
pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan mengenai profitabilitas, nilai
investasi dan kelayakan kredit.
4. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa untuk
rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari laba
untuk pemilik/pemegang saham. Namun, setidaknya, kita dapat melihat sejauh mana
kedua standar tersebut memenuhi pertanggungjawabannya masing-masing penggunanya.
5. Analisis Komparasi Kerangka Konseptual SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan SAP
(Standar Akuntansi Pemerintah). Dalam SAK, pengertian dan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan, dalam SAP, prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah.
6. Tujuan SAK dan SAP. SAK bertujuansebagai acuan bagi: Komite penyusun standar
akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya, penyusun laporan keuangan, untuk
menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan,
auditor, dalam memberikan pendapat mengenaiapakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yangberlaku umum, serta para pemakai laporan keuangan,
dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan standar akuntansi keuangan. SAP bertujuan sebagai acuan bagi: Penyusun
standar, penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar, pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan standar, serta para pengguna laporan keuangan.
7. Ruang Lingkup SAK dan SAP. SAK membahas tentang kerangka konseptual: Tujuan
laporan keuangan, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaatin formasi dalam
laporan keuangan, definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk
laporan keuangan, dan konsep modal serta pemeliharaan modal.Kerangka dasar ini
membahas laporan keuangan untuk tujuan umum. Laporan keuangan disusun dan
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah
besar pemakai. Beberapa diantara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk
memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan.
Namun demikian banyak pemakai sangat bergantung pada laporan keuangan sebagai
sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya
disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.SAP membahas
tentang Kerangka konseptual:Tujuan kerangka konseptual, lingkungan akuntansi
pemerintahan, pengguna dan kebutuhan informasi parapengguna, entitas akuntansi
danentitas pelaporan, peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan
keuangan, serta dasar hukum, asumsi dasar karakteristik kualitatif yang menentukan
manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi
akuntansi, dan unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
pengukurannya. Kerangka konseptual berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusat
dan daerah.
8. Pengguna Laporan Keuangan SAK dan SAP. Pengguna laporan keuangan SAK:
Investor, Karyawan, Pemberi pinjaman, Pemasok dam kreditur usaha lainnya,
Pelanggan, Pemerintah serta Masyarakat. Pengguna Laporan Keuangan SAP:
Masyarakat, Para wakil rakyat, lembaga pemeriksa, dan lembaga pengawas, Pihak
yangberperan dalam proses donasi,investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.
9. Tujuan Laporan Keuangan SAK dan SAP. Tujuan Laporan Keuangan SAK:
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan Laporan Keuangan SAP: Menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.
10. Komponen Laporan Keuangan SAK dan SAP.Komponen Laporan Keuangan
SAK:Neraca Laporan Arus Kas, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas,serta
Catatan atas Laporan Keuangan.Komponen Laporan Keuangan SAP :Neraca Laporan
Arus Kas (hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan: Bendahara
UmumNegara/Daerah), Realisasi APBN/APBD, Catatan atas Laporan Keuangan, serta
Laporan tambahan: Laporan Kinerja Keuangan (Berbasis Akrual), Laporan perubahan
ekuitas.
11. Asumsi Dasar SAK dan SAP. Asumsi dasar SAK: Dasar Aktual dan Kelangsungan
Usaha.Asumsi Dasar SAP: Asumsi Kemandirian Entitas, Asumsi Kesinambungan
Entitas, dan Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement).
2.3 Isi dari standar akuntansi pemerintahan PSAP 1 sampai dengan PSAP 13
3.1 Simpulan
Strategi adaptasi yang dipakai oleh KSAP dalam menyusun SAP merupakan langkah
tepat dalam memperkenalkan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Meski strategi itu
akhirnya menimbulkan banyak kerancuan dan memiliki fleksibilitas yang tinggi, namun SAP
terbukti mampu menciptakan paradigma baru dalam akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan negara.
Namun, membandingkan SAP dengan SAK hanya salah satu cara dalam rangka
mengukur sejauh mana standar tersebut bisa memenuhi tujuan awal disusunnya. Dengan
catatan, pembandingan itu tentu tidak bisa secara kaku, sebab sifat entitas pemakai keduanya
berbeda.