Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

THE INTERNATIONAL PROFESSIONAL PRACTICES FRAMEWORK


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Internal
Dosen Pembina : Rita Yuniarti, DR.,S.E.,M.M.,Ak.,C.A.

disusun oleh :

Kelompok 2
Kristanti Fetasari Abong B. 0117101088
Aloysia Maria Nadila J. 0117101095
Lathifah Nur Zahra 0117101099
Nadhira Putri S. 0117101119
Ririn Aprilianza M. 0117101125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “The International
Professional Practices Framework” dengan lancar.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Audit Internal.Kami ucapkan terima kasih
kepada pihak yang ikut andil dalam penyusunan makalah ini,terutama kepada dosen kami
yaitu Ibu Rita Yuniarti, DR., S.E., M.M., Ak., C.A. Meski demikian, kami sadari terdapat
ketidak sempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Kami berharap pembaca
memberikan kritik dan sarannya guna memperbaiki makalah ini.
Akhir kalimat,semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan menambah wawasan
bagi pembaca khususnya bagi penulis.

Bandung, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………….……………………………………………….………iii
BAB 1 KERANGKA KONSEPTUAL………………..…………………………………...4
1.1 The International Professional Practices Framework…………………………………....4
1.2 Mandatory Guidance………………………………….………………………….….......5
1.3 Strongly Recommended Guidance……………………………………………………..12
BAB 2 JURNAL INTERNASIONAL.……….………….……………………….………16
2.1 Analisis Jurnal Internasional.........……….……......……………………………….......16
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………….……………….......18
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..18
3.2 Saran….……………………………………….………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………......19

iii
BAB 1

KERANGKA KONSEPTUAL

1.1 THE INTERNATIONAL PROFESSIONAL PRACTISE FRAMEWORK


IPPF merupakan satu-satunya guidance untuk profesi internal audit yang diakui secara
global. IPPF memberikan dasar bagi fungsi internal audit untuk menunaikan peran
internal audit dan cara yang efektif memenuhi tanggungjawab internal audit serta
memberikan petunjuk dan pedoman kepada profesi internal auditor dan menetapkan
keinginan para stakeholder sehubungan dengan kinerja jasa internal audit yang
didalamnya mengandung elemen penting, yaitu kualitas dari individu internal auditor,
karakteristik dari fungsi yang menyediakan jasa internal audit, sifat dari akitivitas internal
audit, dan kriteria kinerja terkait.

Komponen dari IPPF, yaitu Mandatory Guidance (yang terdiri dari Definiton of Internal
Auditing, The Code of Ethics, dan The Standards) dan Strongly Recommended Guidance
(yang terdiri dari Practice Advisories, Position Papers, danPractise Guides)..

4
1.2 MANDATORY GUIDANCE
Pengertian
Internal Audit menurut IPPF
Internal audit adalah sebuah aktivitas assurance dan konsultasi yang independen dan
objektif yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan peningkatan terhadap
operasional organisasi. Aktivitas ini bertujuan untuk membantu perusahaan mencapai
tujuannya dengan pendekatan yang sistematik, disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas dari Manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola organisasi.
The Code of Ethics
Tujuan dari adanya kode etik adalah untuk mendorong budaya beretika di dalam profesi
internal audit. Kode etik terdiri dari dua komponen, yaitu The Principle dan The Rule of
Conduct.
 The Principle menyatakan empat cita cita seorang auditor internal profesional
yang harus terus dijaga dalam melaksanakan perkerjaannya dan
merepresentasikan core value yang harus dipegang teguh oleh internal auditor
untuk mendapatkan kepercayaan dari mereka yang bergantung pada jasa mereka.
 The Rule of Conduct mendeskripsikan 12 norma perilaku yang harus diikuti oleh
internal auditor untuk dapat mempraktikkan The Principle. Berikut ini adalah 4
principle dan 12 role of conduct untuk internal auditor.

➢ Integrity

Integritas dari seorang internal auditor membentuk kepercayaan dan kepercayaan


memberikan dasar bagi stake holder untuk bergantung pada judgement seorang internal
auditor. The Rules of Conduct yang diasosiasikan dengan prinsip integritas menyatakan
bahwa internal auditor:
 Harus melaksanakan pekerjaan mereka dengan jujur, ketelitian dan
tanggungjawab
 Harus menaati hukum dan membuat pengungkapan yang diinginkan oleh hukum
dan profesi.
 Harus tidak terlibat dalam aktivitas ilegal, atau terikat dalam aktivitas yang dapat
mendiskreditkan profesi internal auditor atau organisasi.

5
 Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari
organisasi.

➢ Objectivity

Auditor internal tidakdi pengaruhi oleh kepentingan mereka sendiri atau oleh orang lain
dalam membentuk penilaian.
 Tidak boleh berpartisipasi dalam suatu aktivitas atau hubungan yang mungkin
merusak atau diasumsikan akan merusak penilaian auditor yang tidak berbias.
 Tidak boleh menerima apapun yang dapat merusak atau diasumsikan merusak
professional judgement.
 Harus mengungkapkan semua fakta, yang sifatnya material dalam pengambilan
keputusan, yang mereka ketahui. Dimana jika fakta tersebut tidak diungkapkan
maka akan mengubah hasil dari review suatu aktifitas.

➢ Confidentiality

Auditor internaltidak mengungkapkaninformasi yang mereka terimatanpaotoritas yang


tepatkecuali adakewajiban hukumatau profesionaluntuk melakukannya The Rules of
Conduct yang diasosiasikan dengan prinsip Confidentiality menyatakan bahwa internal
auditor:
 Harus berhati-hati dalam menggunakan dan melindungi informasi yang diperoleh
saat pelaksanaan tugas.
 Tidak boleh menggunakan data untuk keuntungan pribadi atau kepentingan
lainnya yang bisa bertentangan dengan hukum atau yang dapat menganggu tujuan
perusahaan.

➢ Competency

Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang


diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal The Rules of Conduct yang
diasosiasikan dengan prinsipCompetencymenyatakan bahwa internal auditor:
 Hanya boleh melakukan perikatan dengan klien atas jasa pelayanan dimana
mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan
dalam pelaksanaan layanan audit internal.
 Harus melaksanakan jasa internal audit yang sesuai dengan standar (International
Standards for the Professional Practise of Internal Auditing.

6
 Harus selalu meningkatkankecakapan, efektifitas dan kualitas jasa pelayanan
internal audit.
The International Standards for the Professional Practise of Internal Auditing
Tujuan dari the Standards adalah:
1. Memberikan batasan prinsip-prinsip dasar yang menggambarkan pelaksanaan
praktik audit internal.
2. Memberikan suatu kerangka-kerja untuk pelaksanaan dan mempromosikan secara
luas nilai-tambah dari audit internal
3. Menetapkan dasar untuk melakukan evaluasi atas kinerja audit internal.
4. Membantu mengembangkan proses-proses organisasi dan operasional.

Jenis Standar Profesi Audit Internal


Secara struktur standar profesi audit internal dibagi menjadi dua bagian yaitu standar
atribut dan standar kinerja (performance). Standar Atribut adalah suatu standar yang
mengambarkan karakteristik organisasi, individu, dan pihak- pihak yang melakukan
kegiatan audit internal dalam organisasi. Sedangkan Standar Kinerja menjelaskan kriteria
kualitas pekerjaan audit, sehingga setiap kegiatan internal audit dari perencanaan sampai
dengan pemantauan dapat diukur. Tingkatan atau struktur dari Standar audit internal
terbagi menjadi dua bagian utama ditambah dengan satu penjabaran dari masing-masing
standar yaitu:
1. Standar Atribut yaitu suatu standar yang menggambarkan atribut susunan suatu
organisasi dan individu dalam melaksanakan audit internal
The Attribute Standards 1000 Purpose, Authority, and Responsibility
Fungsi audit internal harus memiliki charter yang secara jelas menyatakan tujuan fungsi
ini, otoritas, dan tanggungjawab dan menentukan sifat dari jasa assurance dan konsultasi.
Charter tersebut juga harusmenyatakan tanggung jawab darifungsi audit internal agar
patuh terhadap DefinisiAudit Internal,Kode Etik,dan Standar.
1100 Independence and Objectivity Independence
Bebas dari kondisi yang mengancam kemampuan audit internal untuk melaksanakan
tanggung jawabaudit internaldalamcara yang tidak bias.

7
Objectivity
Sebuah sikap mental tidak bias yang memungkinkan auditor internal untuk melakukan
perikatan dengan kliendalam sikap yangsedemikian rupa sehingga mereka percaya pada
produk kerja dari internal auditor dan bahwa tidak ada kompromi kualitas yang dibuat.
Objektivitas mensyaratkan bahwa auditor internal tidak menyerahkan penilaian mereka
mengenai hal audit kepada orang lain
1200 Proficiency and Due Professional Care Proficiency
Auditor Internal perlu memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memenuhi
tanggungjawab mereka sesuai dengan yang disyaratkan oleh Standar dan
melaksanakannya dengan due professional care. Namun Standar tidakmemandatkan
secara spesifik pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki.Salah satu kompetensi
tertentu yang dibutuhkan oleh Standar adalah pengetahuan tentang risiko penipuan.
Standards or guidance yang terkait:
a. Practice Advisory 1210-1: Kecakapan.
b. Standards 1210.A2 Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mengevaluasi risiko terjadinya fraud terhadap hal yang dikelola oleh perusahaan...”.
c. Standards 1210.A3 Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang cukup risiko
dan pengendalian terhadapa teknologi informasi kunci dan teknik audit berbasis
teknologi untukmelaksanakan perkerjaan yang ditugaskan kepada mereka.
d. Standard 1210.A1 “Harus mendapatkan nasihat dan bantuan dari pihak yang
kompeten”.
Due Professional Care
Kepedulian dan kemampuan yang diharapkan dari seorang auditor internal yang
kompeten dan memiliki kehati-hatian yang beralasan. Ini tidak berarti bahwa auditor
internal tidak dapatmembuat kesalahan atau penilaian yang tidak sempurna, melainkan
bahwa mereka akanmenunjukkan tingkat kehati-hatian dan kompetensi yang diharapkan
dari seorang profesional.Due Care berarti bahwa mereka akan mengeluarkan
usahanya, sebagai profesional auditorinternal, pada tingkat usaha yang sama yang akan
dilakukan oleh auditor internal lainnya dalamsituasi yang sama.
Standard 1230: Pengembangan Profesi Berkelanjutan menyatakan bahwa "Auditor
internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain melalui
pengembangan profesional"

8
1300 Quality Assurance and Improvement Program
Di dalam fungsi audit internal, quality assurance and improvement program dirancang
untuk dapat dinilai kesesuaiannya dengan standard yang ada pada standard Internal audit
definitiondan agar dapat dievaluasi keseuaiannya dengan kode etik auditor internal untuk
menilai kepatuhan auditor internal.Quality assurance and the improvement program
harus menyertakan baik penilaian internal maupun eksternal. Penilaian internal harus
terdiri atas:
• Monitoring kinerja secara terus menerus terhadap fungsi audit internal
• Penilaian secara periodic oleh pihak lain di dalam organisasi yang memiliki
keahlian di dalampraktik audit internal.
Penilaian eksternal harus dilaksanakan minimal 5 tahun sekali oleh pihak
yang memenuhi syarat, penilai independen, atau tim penilai dari luar
organisasi. Chief Audit Executive harus mendiskusikandengan dewan direksi
untuk hal-hal yang terkait dengan :
• Bentuk dan frekuensi penilaian yang dilaksanakan
• Kualifikasi dan independensi dari penilai ekternal atau tim penilai, termasuk
potensi terjadinya conflict of interest di dalam proses penilaian tersebut
(Standard 1312:External Assesment).
2. Standar Kinerja yaitu suatu standar yang menguraikan tentang hakikat audit internal dan
menunjukan kriteria kualitas kinerja dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat diukur. Standar
kinerja dibagi menjadi tujuh bagian utama:
2100 Mengelola aktivitas internal audit
Pengelolaan aktivitas internal audit dimaksudkan untuk memastikan bahwa fungsi internal
audit dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan untuk mengawasi kualitas pekerjaan.
Aktivitas internal audit dikatakan telah dikelola dengan baik ketika:
• Hasil dari aktivitas pekerjaan internal audit mencapai tujuan dan tanggung
jawab yang tercantum di dalam internal audit charter.
• Aktivitas internal audit telah sesuai dengan definisi internal audit dan
standard yang ada.
• Setiap individu yang menjadi bagian dari aktivitas internal audit menunjukan
kesesuaian dengankode etik dan standar (interpretasi dari standard 2000:
Managing internal audit activity).

9
2100 Nature of work
• Fungsi audit internal harus mengevaluasi efektivitas dan meningkatkan
proses manajemen risiko organisasi (Standards 2120: Risk Management).
• Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam
“mempertahankan efektivitaspengendalian dengan cara mengevaluasi
efetivitas dan efisisensi pengendalian dan mempromosikanpengembangan
berkelanjutan. (standard 2130: Control).
• Fungsi internal audit harus mengevaluasi kemungkinan terjadinya risiko
tersebut, dan jugamengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengendalian melalui
promosi continuous improvement.
• Fungsi Internal Audit harus melaksanakan evaluasi terhadap risk
exposure dan mengevaluasikecukupan dan efektivitas operasional organisasi
yag terkait.
2200 Engagement Planning
Auditor internal harus merancang dan mendokumentasikan perencanaan kesepakatan audit
internal yang didalamnya mencakup tujuan, ruang lingkup, waktu pelaksanaan dan hal-
hal yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan audit internal”. dokumen tersebut harus
memperhatikan:
• Tujuan dan aktivitas yang akan dievaluasi dan dinilai aktivitas
pengendaliannya.
• Significant risk terhadap kegiatan tersebut, tujuan, sumber daya maupun
operasional darikegiatan tersebut termasuk risiko-risiko yang bisa
mengganggu proses pencapaian tujuannya.
• Kecukupan dan efektivitas dari governance, manajemen risiko, dan
aktivitas pengendalian tersebut apabila dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
• Kesempatan auditor internal untuk meningkatkan kualitas governance,
manajemen risiko, dan aktivitas pengendalian
2300 Performing engagement
Fungsi audit internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup, dapat
diandalkan, relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan keterlibatan
(Standard 2310:Identifying Information).

10
2400 Communicating result
Agar perikatan audit internal menjadi bernilai, outcome yng telah dicapai harus disampaikan
secara berkala kepada klien. Namun tidak cukup laporan saja yag disampaikan. Komunikasi
yang dilakukan harus berdasarkan laporan yang meminimalisasi disinterpretasi. Seorang
CAE bertanggungjawab untuk mengkounikasikan hasil dari perikatan perjanjian tersebut
kepada pihak-pihak yang membutuhkan (standard 2440: Disseminating Result) dan
menerbitkan opini mengenai kondisi governance, risk management, maupun aktivitas
lainnya. Ketika sebuah opinidiberikan, CAE juga harus menyampaikan kepada senior
manajemen sebagai bahan pertimbanganapakah hendak menerima risiko tersebut ataukah
tidak mengambil tindakan (Standard 2500 A.1).
3. Standar Implementasi yaitu perluasan dari standar atribut dan standar kinerja dengan
memberikan aplikasi yang dibutuhkan untuk aktivitas Assurance dan Consulting Assurance
and Consulting Services.
a. Assurances Services
“An objective examination of evidence for the purpose of providing an
independent assesment on governance, risk management, and control
processes for the organization. Example may include financial, performance,
compliance, system security and due diligence engagements.”
Terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan obyektif atas bukti dengan tujuan untuk memberikan assesment
yang independen terhadap tata kelola, manajemen risiko, dan proses
pengendalian di organisasi.
b. Consulting Services
“Advisory and related [customer] service activities, the nature and scope of
which are agreed with the [customer], are intended to add value and improve
an organization’s governance, risk management, and control processes without
the internal auditor assuming management responsibility. Example include
counsel, advice, facilitation, and training.”

11
Terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut:
Jasa sebagai penasehatdan kegiatan pelayananlainnya yang terkai pelanggan, sifat dan
ruang lingkup perikatan adalahyang disepakati dengan [pelanggan],jasa inidimaksudkan
untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan tata kelola organisasi, manajemen risiko,
dan proses pengendalian tanpa auditor internal memikul tanggung jawab manajemen. Contoh
termasuk nasihat, saran, fasilitasi, dan pelatihan.

Perbedaan jelas dalam kedua jenis layanan adalah pada tujuan pemberian
pelayanan.Perikatan jasa Assurance dilakukan untuk memberikan assessment independen
sedangkan perikatan terkait jasa konsultasi dilakukan untuk memberikan layanan konsultasi,
pelatihan,dan fasilitasi.

1.3 STRONGLY RECOMMENDED GUIDANCE

Strongly recommended guidance (practice advisories, position papers, and practice guides)

menyediakan lebih spesifik, nonmandatory guidance. dalam beberapa kasus, sangat

dianjurkan pedoman yang otoritatif dalam arti bahwa IIA telah disahkan melalui dukungan

formal, yang meliputi review oleh komite etika dan internal dewan standar audit untuk

konsistensi dengan mandatory guidance.

➢ Position Papers. Membantu berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk mereka yang

tidak dalam profesi audit internal, dalam memahami isu-isu pemerintahan, risiko, atau kontrol

yang signifikan, dan menggambarkan peran terkait dan tanggung jawab audit internal.

➢ Practice Advisories. Membantu auditor internal dalam menerapkan definisi Audit

Internal, Kode Etik, dan Standar, dan mempromosikan praktik terbaik. Practice advisories

mengatasi audit internal pendekatan, metodologi, dan pertimbangan, tetapi tidak rinci proses

atau prosedur. Mereka termasuk praktek yang berkaitan dengan internasional, negara, atau

isu-isu industri-spesifik, tipe tertentu dari keterlibatan, dan masalah hukum atau peraturan.

12
➢ Practice Guides. Memberikan panduan rinci untuk melakukan kegiatan audit internal.

Mereka termasuk proses dan prosedur, alat dan teknik, program, dan pendekatan langkah-

demi-langkah.

HOW THE INTERNATIONAL PROFESSIONAL PRACTICES FRAMEWORK IS

KEPT CURRENT

IPFF adalah sebuah bentuk pedoman yang bersifat dinamis. Senantiasa berkembang sesuai

dengan kondisi lingkungan. IPFF dikoordinasikan,dikembangkan, diterbitkan oleh The

Professional Guidance Advisory Council, yang terdiri dari The global ethic comitee, The

International audit standard board, the Professional Issue comitee, dan public sector comitee.

STANDAR YANG DITERBITKAN OLEH ORGANISASI LAIN

Profesi auditor internal juga perlu mengikuti standard selain yang ditetapkan oleh IIA semisal

US Government Accountability Office (GAO) Government Auditing Standard, Standard for

professional Practice of environmental, health and safety auditing, dan standard yang

dikeluarkan oleh International standard Organization (ISO). Di Negara Amerika para praktisi

internal audit biasanya menyandingkan standard dari IIA dan standard dari GAO untuk

menerbitkan piagam auditnya. Terhadap dua standard berbeda yang dapat mengakibatkan

terjadinya multiple standard, bagian paragraph pengantar pada Standard IIA memberikan

ketentuan sebagai berikut:

“Apabila standard yang digunakan berhubungan dengan standard lainnya, maka fungsi

internal audit harus mengutip penggunaan standard yang digunakan tersebut dengan jelas.

Namun apabila terjadi inkonsistensi antara standard dari IIA dengan dari standard lainnya,

fugsi internal audit harus menyelaraskan piagam auditnya dengan standard dari IIA, namun

apabila terdapat keterbatasan maka auditor bisa mengikuti standar lainnya.”

13
➢ Standards for Internal Auditing in Government. Biasa disebut dengan the yellow book,

standard ini digunakan sebagai dasar pelaksanaan audit pada lembaga pemerintahan. Standar

ini lebih berfokus pada laporan keuangan dan audit kinerja. Biasanya masing-masing Negara

menerapkan standard sendiri untuk audit terhadap lembaga pemerintahan maupun kontrak-

kontrak di pemerintah. Namun standard yang digunakan biasanya bermodel kepada

International Organization of Supreme Audit Institution (INTOSAI).

➢ Standard for Information Technology Audit. Tidak seperti standard Audit IT yang

diterbitkan IIA, Standard audit IT yang diterbitkan oleh ISACA memberikan arahan yang

lebih mendetail. Standard IT Audit yang telah ditetapkan oleh IIA sendiri sudah selaras

dengan standard yang ditetapkan oleh ISACA. Meskipun begitu auditor yang banyak bekerja

di bidang IT harus senantiasa aware terhadap perkembangan standard yang dikembangkan

oleh ISACA dan menggunakan arahan tersebut di dalam pelaksanaan pekerjaan audit system

informasi yang dilaksanakannya.

➢ Standard for Financial Audit. The US Public Company Accounting oversight board

(PCAOB) dan American Institute of Certified Public. Accountant adalah lembaga yang

menerbitkan standard pemeriksaan keuangan pada audit atas laporan keuangan di Amerika

Serikat. Standard ini menekankan pada independensi atas audit yang dilaksanakannya,

termasuk juga mengatur mengenai koordinasi antara auditor internal dengan auditor

eksternal.

➢ Other Relevance Guidance

1. The International Standards Organization (ISO).

2. Standards Australia yang menerbitkan standard terkait dengan proses manajemen risiko

dan governance.

3. The Commitees of Sponsoring Organization of the threadway Commision (COSO)

yangmenerbitkan kerangka kerja terkait internal control dan manajemen risiko.

14
4. The Society of Corporate Compliance and ethics yang menerbitkan standard terkait

praktisi etika dan kepatuhan.

5. The Helathcare Compliance Association, menerbitkan standard terkait dengan

pemeriksaanindustri kesehatan.

6. The Basel Comitee on Banking Supervision yang menerbitkan standard mengenai audit

internalsektor perbankan dan manajemen risikonya.

15
BAB 2

JURNAL INTERNASIONAL

2.1 Analisis Jurnal Internasional

Jurnal internasional

"A framework for the evaluation of the perceived value added by internal auditing"

A. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan kerangka kerja untuk evaluasi nilai yang

dirasakan menambah fungsi audit internal ke organisasi nya. Kerangka kerja ini didasarkan

pada prinsip-prinsip pengukuran kualitas layanan, khususnya SERVPERF, yang diterapkan

pada audit internal.

B. Desain/metodologi/pendekatan

Wawasan yang diperoleh dari literatur tentang audit internal dan disiplin kualitas layanan

disintesis untuk mengidentifikasi dan menyusun atribut nilai tambah audit internal. Analisis

tematik profil yang diterbitkan (oleh Protiviti) dari berbagai fungsi audit internal organisasi

dianalisis dan dievaluasi terhadap atribut-atribut yang diidentifikasi dalam literatur untuk

merumuskan kerangka evaluasi berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran kualitas layanan.

C. Temuan

Atribut nilai tambah yang diidentifikasi dikategorikan menurut dimensi instrumen

pengukuran kualitas layanan SERVPERF untuk merumuskan kerangka kerja untuk evaluasi

nilai tambah oleh fungsi audit internal. Ditemukan bahwa dimensi SERVPERF tampaknya

relevan dengan audit internal.Instrumen SERVPERF karenanya diadaptasi untuk

mengevaluasi nilai tambah dengan audit internal sebagai layanan.

D. Practical implication

16
Makalah ini berkontribusi pada teori dan praktik audit internal dengan mengusulkan dimensi

formal dari layanan audit internal nilai tambah yang kemudian dapat berfungsi sebagai titik

referensi untuk mengevaluasi nilai tambah bagi organisasi. Kerangka kerja ini dapat

berfungsi sebagai titik awal untuk fungsi audit internal untuk mengembangkan penawaran

layanan mereka dan / atau membentuk dasar survei kepuasan pemangku kepentingan.

E. Originality / value

Studi ini berkontribusi pada literatur dengan menerapkan prinsip kualitas layanan untuk audit

internal. Kerangka kerja holistik yang dapat digunakan untuk evaluasi nilai tambah oleh

fungsi audit internal berdasarkan persepsi pemangku kepentingan diusulkan. Kerangka kerja

menyandingkan atribut audit internal nilai tambah dengan ukuran kinerja kualitas layanan

yang diakui. Gagasan tentang nilai tambah diselidiki untuk lebih memahami konsep dalam

konteks jasa audit internal.

F. Kesimpulan

Studi ini memberikan bukti bawah literatur tentang audit internal dan kualitas layanan, serta

hasil analisis temanik pada data sekunder, diadopsi untuk menyusun atribut nilia tambah

audit internal dalam kerangka evaluasi.SERVPERF digunakan sebagai kerangka dasar untuk

menentukan evaluasi pemangku kepentingan atas nilai tambah oleh fungsi audit internal.

Proses ini dapat menyebabkan kegiatan audit internal yang lebih efektif.Nilai tambah oleh

upaya fungsi audit internal untuk mencapai kualitas layanan harus menekankan dan fokus

pada hasil spesifik audit internal yang menambah nilai.

17
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bab ini memaparkan secara detail mengenai IPPF yang merupakan framework audit

internal. IPPF terbagi dalam dua kategori yaitu authoritative guidance – mandatory dan

strongly recommended guidance. Keduanya mendukung fungsi audit untuk menghasilkan

value added assurance dan consulting service. Mandatory guidance mencakup definisi

internal audit, kode etik internal audit, dan standard internal audit. Strongly recommended

guidance mencakup practice advisories, position papers, dan practice guide.

Kode etik internal audit menjelaskan tetang prinsip etika dan norma perilaku yang

relevan dalam praktik kinerja internal auditing. Standard atribut memaparkan atribut fungsi

internal audit ataupun internal auditor secara individu harus memberikan assurance dan

consulting servicese cara efektif kepada klien. The Performance Standard mendukung

authoritative guidance dalam mengatur dan menjalankan fungsi internal audit dan

memberikan hasil berupa assurance dan service engagements. Practice advisories, position

papers, dan practice guide berguna untuk menuntun auditor dalam aktivitas implementasi

terhadap The Definition of Internal Auditing, The Code of Ethics, dan The Standard.

Standard internal audit yang diterbitkan oleh organisasi lain yang dinilai relevan untuk

internal auditor telah didiskusikan secara internasional.

3.2 SARAN

Isi dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis dengan

senang hatimengharapkan masukan dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan lebih

lanjut.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34526107/

RESUME_PENGAUDITAN_INTERNAL_THE_INTERNATIONAL_PROFESSIONAL_P

RACTICE_FRAMEWORK_AUTHORITATIVE_GUIDANCE_FOR_THE_INTERNAL_A

UDIT_PROFESSION

https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/MEDAR-02-2019-0448/full/html?

skipTracking=true

19

Anda mungkin juga menyukai