Anda di halaman 1dari 13

ETIKA DALAM AUDIT

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Dosen Pengampu:
Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dewi Nur Qori’ah Al .M. 12403193007
Dwi Wahyuningtyas 12403193016
Isna Kharisatun Nisa’ 12403193031
Elly Nur Santi 12403193033
Nurkholifatul Usna 12403193036
Afgita Maharani 12403193039
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH 6A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGANGUNG
MEI 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan mulia Rasullah
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan jahiliyah ke alam terang agama
islam. Teriring doa semoga senantiasa bisa meneladani perjuangannya.
Makalah yang berjudul “Etika Dalam Audit ” disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberi sumbangan
baik materi maupun pikiran.
Meski makalah telah disusun secara maksimal, akan tetapi kami sebagai manusia biasa
sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekuranganmya dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kawan-kawan
mahasiswa khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Wasaalamualaikum Wr.Wb.

Tulungagung, 09 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………….………………………………1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II…………………………………………………………………………………………2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………2
A. Etika Profesi Audit Internal………………………………………………………..2
B. Prinsip-Prinsip Kode Etik IIA……………………………………….....………….3
C. Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)…………………........6
D. Peranan dan Pentingnya Etika dalam Profesi Audit……………………………….8
BAB III………………………………………………………………………………………..9
PENUTUP………………………………………………………………………………….....9
A. Kesimpulan…………………………..…………………………………….………9
B. Saran………………………………………………………………………..……...9
DAFTAR PUSTAKA………………......................................……………………………...10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etikuntuk a dipandang sebagai sesuatu yang wajib untuk dilakukan dalam
segala profesi. Banyaknya praktik kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan menjadi salah satu alasan mengapa etika ini sangat perlu. Etika dianggap
sebagai sesuatu hal yang bernilai tinggi, begitu pula dalam hal proses auditing.
Dalam proses auditing, seorang auditor haruslah bekerja dan bertindak secara
profesional sesuai dengan aturan etika yang ada. Etika dalam auditing adalah suatu
prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi yang dapaat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-
kriteria yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan Etika Profesi Audit Internal?
2. Bagaimana prinsip-prinsip Kode Etik IIA?
3. Bagaimana Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)?
4. Apa peranan dan pentingnya Etika dalam Profesi Audit?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Etika Profesi Audit dan Internal
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Kode Etik IIA
3. Untuk mengetahui Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)
4. Untuk mengetahui peranan dan pentingnya Etika dalam Profesi Audit

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA PROFESI AUDIT INTERNAL


Mengembangkan budaya etik di dalam profesi audit internal, IIA memiliki
kode etik yang diterapkan oleh Satuan Kerja Audit Internal maupun oleh auditor
yang telah memiliki sertifikasi di bidang auditor internal.1 Kode etik tersebut
merupakan definisi audit internal yang mencakup dua komponen penting berikut:
1. Prinsip-prinsip yang relevan terhadap profesi dan praktik audit internal.
2. Peraturan pelaksanaan yang menjelaskan norma tingkah laku auditor internal
yang diharapkan. Peraturan ini membantu menginterpretasikan prinsip -
prinsip aplikasi praktik dan diharapkan dapat menjadi panduan pelaksanaan
etika auditor internal.
a. Tujuan
Tujuan kode etik adalah untuk mengembangkan budaya etik di dalam profesi
audit internal.
b. Daya Guna
Kode etik diterapkan oleh individu maupun entitas yang menyediakan jasa audit
internal. Pada IIA, yang dimaksud dengan "auditor internal" adalah anggota IIA,
yaitu penerima sertifikasi profesional IIA (CIA, CGAP, CCSA, dan CFSA) dan
kandidat penerima sertifikat-sertifikat tersebut. Penyimpangan auditor internal
terhadap kode etik akan dievaluasi dan diproses melalui peraturan yang telah
dibuat oleh IIA dan panduan administrasi.

Peraturan Perilaku Aturan pelaksanaannya adalah :


1. Integritas. Auditor internal harus :
a) Menjalankan pekerjaan dengan jujur, tekun, dan bertanggung jawab
b) Menanti hukum dan membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh
hukum maupun profesi
c) Tidak dengan sengaja menjadi bagian dari aktivitas ilegal apa pun atau
terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji, baik bagi profesi audit internal
maupun organisasi, dan Audit internal Kansep dan Praktik

1
Faiz Zamzami, Ihda Arifin Faiz, dan Mukhlis. Audit Internal Konsep dan Praktik. (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 2018). Hlm 9-11

2
d) Menghormati dan memberikan kontribusi bagi tujuan yang sah dan etis
bagi organisasi.
2. Objektivitas. Auditor internal harus :
a) Tidak berpartisipasi dalam beberapa aktivitas atau hubungan yang dapat
mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian mereka partisipasi ini
mencakup aktivitas-aktivitas atau hubungan-hubungan yang bertolak
belakang dengan kepentingan organisasi
b) Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu atau dianggap
mengganggu keputusan profesional mereka
c) Mengungkap semua fakta materiil yang diketahui. Jika tidak diungkapkan
dapat mengubah laporan aktivitas yang sedang diperiksa jika fakta
tersebut tidak diungkap.
3. Kerahasiaan. Auditor internal harus :
a) Berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh
bagi tugas mereka, dan
b) Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau hal-
hal yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan yang sah dan
etis bagi organisasi,
4. Kompetensi. Auditor internal harus :
a) Menjalankan jasa jika auditor memiliki pengetahuan, keahlian, dan
pengalaman yang dibutuhkan
b) Menjalankan jasa audit internal sesuai dengan standar praktik profesional
audit internal
c) Meningkatkan keahlian maupun efektivitas serta kualitas jasa audit secara
terus-menerus

B. PRINSIP – PRINSIP KODE ETIK IIA


Menurut IIA, kode etik merupakan prinsip-prinsip dan harapan yang
memandu perilaku individu dan organisasi dalam melaksanakan kegiatan audit
internal. Kode etik tersebut merupakan syarat dan harapan minimal. Tujuan IIA
mengatur kode etik adalah untuk mendorong terwujudnya budaya etis dalam profesi
audit internal.
Terdapat dua komponen pokok dalam kode etik IIA yaitu : (1) prinsip -
prinsip yang relevan bagi profesi dan praktik audit internal dan (2) aturan perilaku
yang menjelaskan norma dan perilaku yang diharapkan dari para auditor internal.
1. Prinsip-Prinsip
Auditor diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Integritas

3
Integritas auditor internal membangun kepercayaan dan memberikan dasar
kepercayaan terhadap penilaian yang dilakukan
2) Objektivitas
Auditor internal menunjukkan tingkatan objektivitas profesional tertinggi
dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi
tentang aktivitas atau proses yang sedang diperiksa. Auditor internal membuat
penilaian yang seimbang terhadap semua kejadian yang relevan dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi maupun kepentingan orang lain dalam
membuat penilaian.
3) Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterima
dan tidak mengungkap informasi tanpa otoritas yang sesuai, tanpa jaminan sah
atau tuntutan profesional, dan lain sebagainya. Auditor harus bijaksana dalam
menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan audit. Auditor
tidak diperkenankan mendiskusikan hal apa pun yang berkaitan dengan audit
yang dilakukan terhadap pihak luar yang tidak termasuk dalam staf audit.
4) Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang
diperlukan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada jasa
layanan audit internal.
2. Aturan Perilaku
Pelaksanaannya adalah :
1) Integritas. Auditor internal harus:
a. Menjalankan pekerjaan dengan jujur, tekun, dan bertanggung jawab.
b. Menaati hukum dan membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh hukum
maupun profesi;
c. Tidak dengan sengaja menjadi bagian dari aktivitas ilegal apa pun atau
terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji, baik bagi profesi audit internal
maupun organisasi; dan
d. Menghormati dan memberikan kontribusi bagi tujuan yang sah dan etis bagi
organisasi.
2) Objektivitas. Auditor internal harus:
a. Tidak berpartisipasi dalam beberapa aktivitas atau hubungan yang dapat
mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian mereka; partisipasi ini
4
mencakup aktivitas-aktivitas atau hubungan-hubungan yang bertolak
belakang dengan kepentingan organisasi;
b. Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu atau dianggap
mengganggu keputusan profesional mereka; dan
c. Mengungkap semua fakta materiil yang diketahui. Jika tidak diungkapkan
dapat mengubah laporan aktivitas yang sedang diperiksa jika fakta tersebut
tidak diungkap.
3) Kerahasiaan. Auditor internal harus:
a. Berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh
bagi tugas mereka, dan
b. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau hal-hal
yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan yang sah dan etis
bagi organisasi.
4) Kompetensi. Auditor internal harus:
a. Menjalankan jasa jika auditor memiliki pengetahuan, keahlian, dan
pengalaman yang dibutuhkan;
b. Menjalankan jasa audit internal sesuai dengan standar praktik profesional
audit internal; dan
c. Meningkatkan keahlian maupun efektivitas serta kualitas jasa audit secara
terus-menerus.2

C. KODE ETIK PERHIMPUNAN AUDITOR INTERNAL INDONESIA (PAAI)


Di Indonesia, kode etik seorang internal auditor diatur dalam kode etik
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII). Ketentuan-ketentuan dalam kodeetik
ini meliputi prinsip-prinsip dasar yang ada dalam berbagai bidang praktekaudit
inernal. Para anggota PAII adalah mereka yang bertugas sebagai auditor dan atau
mereka yang berkualifikasi Qualifide Internal Auditor harus menyadari bahwa
pertimbangan pribadi diperlukan dalam penerapan prinsip-prinsip ini. Para anggota
bertanggung jawab untuk mempunyai perilaku yang baik sehingga namabaik dan
integritasnya tidak dipertanyakan. Dalam hal adanya keterbatasan kemampuan teknis,
anggota harus berusaha sekeras-kerasnya untuk dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menerapkan standar audit internal, untuk kepentingan

2
Faiz Zamzami, dkk., “Audit Internal : Konsep dan Praktik”, (Yogyakarta : UGM PRESS, 2018), Hlm.
10-11

5
perusahaan, organisasi dan masyarakat. Berikut ini adalah pasal-pasal yang terdapat
dalam kode etik Perhimpunan Internal Auditor Indonesia :
1. PAII berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 19455
2. Para anggota diwajibkan untuk bersikap jujur, obyektif dan hati-hati dalam
menjalankan tugas-tugas maupun kewajiban-kewajibannya.
3. Untuk mempertahankan kepercayaan dari pemberi tugas, para anggota harus
menunjukkan loyalitas kepada pemberi tugas. Walaupun demikian anggota
dilarang untuk mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang
atau melanggar hukum.
4. Para anggota harus menghindari untuk terlibat kegiatan yang dapat
menimbulkan konflik dengan kepentingan pemberi tugas, atau yang dapat
menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk secara
obyektif menyelesaikan tugas dan kewajibannya.
5. Para anggota dilarang untuk menerima imbalan atau hadiah dari pemberi
tugas, klien, pelanggan, atau relasi bisnis pemberi tugas, kecuali yang menjadi
haknya.
6. Para anggota harus bersikap bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan
informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Para anggota dilarang
untuk menggunakan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi, atau
menggunakan sedemikian rupa sehingga merugikan kepentingan pemberi
tugas
7. Dalam menyatakan pendapat, para anggota harus menggunakan semua
kemampuannya untuk memperoleh bukti – bukti yang memadai yang dapat
mendukung pernyataannya. Dalam laporannya, para anggota harus
mengungkapkan fakta-fakta material yang harus diketahuinya yang jika tidak
diungkapkan akan dapat merubah laporan hasil kegiatan yang direview, atau
dapat menutupi adanya praktek-praktek yang menyalahi prosedur dan
kebijakan.
8. Para anggota harus secara terus menerus berusaha meningkatkan keahlian dan
keefektifan dalam melakukan pekerjaannya.
9. Para anggota harus mematuhi peraturan dan mendukung pencapaian tujuan
PAII. Dalam menjalankan profesinya para anggota harus selalu sadar akan
kewajibannya untuk memelihara standar yang tinggi tentang

6
kompetensi,moralitas, dan kehormatan yang telah ditetapkan oleh PAII dan
para anggotanya.

Kode etik ini memberi batasan kriteria perilaku profesional dan mengharapkan
para anggota PAII untuk memelihara standar kompetensi,moralitas, dan
kehormatan. Dalam kode etik ini diungkapkan bahwa etika merupakan
pertimbangan penting dalam praktek audit internal modern, dan mengharuskan
para anggota PAII untuk bersikap jujur, objektif dan loyal kepada pemberi tugas
untuk menghindari konflik kepentingan dan untuk tidak menerima imbalan atau
hadiah untuk memperlakukan informasi yang diperoleh sebagai rahasia untuk
mendukung pendapatnya dengan fakta-fakta untuk mengungkapkan semua fakta
material yang diketahui dan untuk selalu mengembangkan keahliannya.
Dalam pernyataan atas Tanggung Jawab Auditor internal tidak terdapat
ketentuan-ketentuan kebijakan, dan tidak menyebutkan kewajiban-
kewajibanhukum untuk auditor internal. Diharapkan agar perusahaan
mengembangkan anggaran dasar untuk audit internalnya dengan dasar pernyataan
ini didalam pernyataan dipergunakan ide-ide dari kode etik sebagai referensi,
maka perusahaan yang mempunyai anggaran dasar yang mengacu pada kode etik,
dapat mengharapkan auditor internalnya untuk memenuhi kriteria yang dinyatakan
didalamnya, terutama jika auditor internal perusahaan tersebut merupakan anggota
PAII.
Di dalam standar profesional audit internal menyebutkan bahwa auditor
internal harus tunduk pada standar profesional tentang tingkah laku. Hal
ini secara spesifik mengacu pada kode etik PAII. Wajar kiranya jika terjadi kasus
dipengadilan kode etik dapat digunakan. Jika pengadilan bermaksud mengacu,
maka satu-satunya kriteria perilaku yang dapat diterima adalah standar umum
yang ditetapkan oleh profesi itu sendiri.
Perkembangan selanjutnya bukan tidak mungkin nanti akan ada orang-
orang yang berpraktek dalam profesi audit internal baik anggota PAII, atau
mereka yang berkualifikasi QIA baik diberi jabatan auditor internal atau istilah
lain yang terbukti merugikan seseorang dalam menjalankan profesinya, dapat
dituntut jika perilakunya ternyata tidak sesuai dengan kode etik. Memang
tanggung jawab audit internal akan berbeda antara tiaporganisasi, sehingga
pembuatan kode etik yang bisa diterima secara umummenjadi tidak mungkin.

7
Walaupun tanggung jawab mungkin berbeda, namun auditor internal mempunyai
tujuan umum yang sama, sehingga kode etik dapat diterima sebagai panduan
untuk meningkatkan disiplin pribadi dan perilaku.
D. PERANAN DAN PENTINGNYA ETIKA DALAM PROFESI AUDIT
a) Peranan Etika dalam Profesi Auditor
Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan
komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa
para auditor publik dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka
untuk bersedia mengorbankan diri. Itulah sebabnya profesi auditor
menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus dijadikan panduan
oleh para auditor dalam melaksanakan audit. Standar etika diperlukan bagi
profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orangkepercayaan dan
menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan. Kode etik atau
aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor profesional
dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-
keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut,
maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika
yang dianut oleh profesi. Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu
memupuk dan menjaga kewaspadaannya agar tidak mudah takluk pada godaan
dan tekanan yang membawanya ke dalam pelanggaran prinsip-prinsip etika
secara umum dan etika profesi. Etis yang tinggi mampu mengenalisituasi-
situasi yang mengandung isu-isu etis sehingga memungkinkannya untuk
mengambil keputusan atau tindakan yang tepat.

b) Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing


Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan auditing. Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka
melakukan hal-hal kecil yang tak satu pun tampak mengandung kesalahan
serius, namun ternyata hanya menumpuknya hingga menjadi suatu kesalahan
yang besar dan merupakan pelanggaran serius terhadap kepercayaan yang
diberikan. Untuk itu pengetahuan akan tanda-tanda peringatan adanya masalah
etika akan memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri, dan pada saat
yang sama, akan membangun suasana etis di lingkungan kerja. Masalah-
masalah etika yang dapat dijumpai oleh auditor yang meliputi permintaan atau
tekanan untuk :
1. Melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensinya
2. Mengungkapkan informasi rahasia
3. Mengkompromikan integritasnya dengan melakukan pemalsuan,
penggelapan, penyuapan dan sebagainya.

8
4. Mendistorsi obyektifitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang
menyesatkan.3

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahwa dalam hal ini auditor juga harus memiliki etika - etika perilaku
profesional yang sangat penting dalam lingkup auditing sebagai panduan mereka
agar meminimalisir kecurangan dan kesalahan. Kualitas audit yang di ukur KAP
yang telah menetapkan sambilan unsur kendali mutu yang harus dipenuhi oleh kantor
akuntan dalam melakukan profesinya. Auditor harus kompeten dan independen.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kelompok masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu saran dari Dosen Pengampu yang bersangkutan
maupun orang yang ahli di bidangnya bisa memberikan saran ke depannya. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca
mengenai Etika Dalam Audit.

3
Rahmadi Murwanto, dkk, “Audit Sektor Publik : Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah”, (Jakarta : Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah (LPKPAP), Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, 2006), hlm. 58 – 59

9
DAFTAR PUSTAKA

Zamzami, Faiz,dkk. 2018. Audit Internal : Konsep dan Praktik. Yogyakarta : UGM PRESS.
Murwanto, Rahmadi, dkk. 2006. Audit Sekto Publik : Suatu Pengantar Bagi Pembangunan
Akuntabilitas Intansi Pemerintah. Jakarta : Lembaga Pengkajian Keuangan
Publik dan Akuntansi Pemerintah (LPKPAP), Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan.

10

Anda mungkin juga menyukai