Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Etika Dalam Audit


Disajikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Dosen Pengampu :
Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A

Disusun oleh :
Kelompok 9
1) Dian Vita Setyawati (126403202151)
2) Elvia Yunita Sari (126403203180)
3) Inna Shofa Nur Qunaida (126403203189)
4) Karmila Alvi Nurdiana (126403203190)
5) Putri Maysha Amadinda (126403202160)
6) Putri Siendriya Ajeng Lovitasari (126403202172)

AKUNTANSI SYARIAH 6D
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Etika Dalam Audit.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang etika dalam audit bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A selaku
dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang sedang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tulungagung, 15 Mei 2023

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang menyajikan laporan
keuangannya secara rasional, Namun beberapa perusahaan yang tidak menyajikan
laporan keuangan sesuai standar akuntansi, Maka perlu dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan laporan keuangan oleh lembaga Independen untuk menilai wajar atau
tidaknya laporan keuangan tersebut. Kegiatan pemeriksaan ini dikenal dengan sebutan
audit dan dilakukan oleh sebuah lembaga independen yang didalamnya terdapat
orang-orang yang disebut audit.
Setiap profesi pasti pernah mengalami dilema etika, Dilema etika merupakan
situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia merasa bingung untuk mengambil
suatu keputusan tentang perilaku apa yang seharusnya dilakukan. Banyak alternatif
untuk menyelesaikan dilema-dilema etika, hanya saja diperlukan suatu perhatian
khusus dari tiap individu untuk menghindari rasionalisasi tindakan-tindakan yang
kurang atau bahkan tidak etis

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana teori etika?
2. Bagaimana teori auditing?
3. Apa pengertian etika profesi?
4. Bagaimana kode etik profesi auditor internal?
5. Bagaimana konflik audit dan dilema etika?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui teori etika.
2. Untuk mengetahui teori auditing.
3. Untuk mengetahui pengertian etika profesi.
4. Untuk mengetahui kode etik profesi auditor internal.
5. Untuk mengetahui konflik audit dan dilema etika.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Etika
Etika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang standar moral yang
kita anut. Bidang ilmu etika bertujuan untuk mengembangkan standar agar dapat
dipahami dan dijustifikasi.
Menurut Velasquez (2018), standar moral adalah standar yang melibatkan
penilaian kebaikan dan keburukan, preferensi orang banyak dibandingkan untuk
kepentingan diri sendiri, tidak dikembangkan oleh pemerintah atau orang yang
berkuasa (figur otoritas), dirasakan bersifat universal, berbasiskan pertimbangan yang
tidak memihak, diasosiasikan dengan emosi khusus (seperti rasa bersalah) dan
perbendaharaan kata (seperti obligasi, hak, keadilan).1
Teori etika dapat membantu proses pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan moral dan justifikasi terhadap keputusan tersebut. Menurut Duska, teori etika
dikembangkan dalam tiga bagian, yaitu:

1) Utilitarianism Theory
Teori ini membahas mengenai optimalisasi pengambilan keputusan individu
untuk memaksimumkan manfaat dan meminimalkan dampak negative.
Terdapat dua jenis utilitarianisme, yaitu:
a) Act utilitarisme yaitu perbuatan yang bermanfaat untuk banyak orang.
b) Rule utilitarisme yaitu aturan moral yang diterima masyarakat luas.
2) Deontology Theory
Teori etika ini membahas mengenai kewajiban individu untuk memberikan
hak kepada orang lain, sehingga dasar untuk menilai baik atau buruk suatu hal
harus didasarkan pada kewajban, bukan konsekuensi perbuatan.
3) Virtue Theory
Teori ini menjelaskan disposisi watak seseorang yang memungkinkan untuk
bertingkah laku baik secara moral. Ada dua jenis virtue theory, yaitu:
a) Pelaku bisnis individual, seperti: kejujuran, fairness, kepercayaan, dan
keuletan.

1
Laila Refiana Said, Buku Ajar Etika Bisnis, (Klaten: Lakeisha, 2020), hal. 2-5, diakses 25 Februari 2023

5
b) Taraf perusahaan, seperti: keramahan, loyalitas, kehormatan, rasa malu
yang dimiliki oleh manajer dan karyawan2
B. Teori Auditing
Ditinjau dari sudut akuntan publik, Audit akuntan adalah Audit secara objektif
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan tujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Menurut Sukrisno mengatakan bahwa auditing merupakan suatu pekerjaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Selanjutnya Mulyadi
mendefinisikan bahwa auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi buku secara obyektif mengenai pernyataan pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
tingkat pernyataan pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
penyampaian hasil kepada pemakai yang membutuhkannya,3
Auditing merupakan proses yang sistematik yaitu berupa suatu rangkaian
langkah atau prosedur yang masuk akal, berkerangka dan terorganisasi. Auditing
dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan
bertujuan. Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang
mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk
mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut
Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi maksudnya adalah hasil proses
akuntansi. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menentukan kesesuaian pernyataan
tersebut dengan kinerja yang telah ditetapkan.
Sekelompok orang yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi 3
golongan antara lain:
1) Audit independen yaitu auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada
masyarakat umum terutama dalam bidang atas laporan keuangan yang dibuat

2
Duska, Ronald., et.al. Accounting Ethics, Second Edition, (United Kingdom: John Wiley & Sons, 2011), hal. 197
3
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: STIE YPKPN, 2009), hal. 9

6
oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
para pemakai informasi keuangan.
2) Auditor pemerintahan yaitu auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang diberi tugas pokok melakukan audit atas pertanggung
jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi sebagai
pertanggung jawaban keuangan kepada pemerintah.
3) Auditor itern yaitu auditor yang bekerja dalam perusahaan dan diberi tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas
prosedur kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai organisasi.
C. Etika Profesi
Arens mengatakan bahwa etika secara garis besar dapat didefenisikan sebagai
serangkaian prinsip atau nilai moral. Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut
walaupun kita memperlihatkan atau tidak secara eksplisit. Etika profesi merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati
niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan. Isi dari karsa inilah yang akan
direalisasikan oleh perbuatan.
Dalam hal merealisasikan ini terdapat 4 variabel yang terjadi, diantaranya:
1) Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik
2) Tujuannya yang tidak baik, namun cara mencapainya kelihatannya baik
3) Tujuannya tidak baik dan cara mencapainya juga tidak baik
4) Tujuannya baik dan cara mencapainya juga terlihat baik.

Menurut Keraf dan Imam membagi etika menjadi dua, yaitu:

1) Etika umum, yaitu berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil


keputusan etis. teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik
atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu
pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2) Etika khusus, yaitu penerapan prinsipprinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

7
a) Etika individual yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri
b) Etika sosial, yaitu berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia dengan manusia lainnya salah satu bagian dari etika sosial
adalah etika profesi, termasuk etika profesi akuntan.4
D. Kode Etik Profesi Auditor Internal
Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat.
kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud yang
dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
Prinsip Auditor diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1) Integritas. Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor internal
sehingga dapat memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang
dilakukannya.
2) Objektivitas. Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang
tinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
informasi terkait aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Auditor internal
menilai secara seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lainnya dalam memutuskan.
3) Kerahasiaan. Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi
yang mereka dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa
kewenangan yang jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional
yang mengharuskan untuk melakukannya.
4) Kompetensi. Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal.

Aturan Perilaku

1) Integritas
Auditor internal:
a) Harus melaksanakan pekerjaan secara jujur, hati-hati dan bertanggung
jawab;

4
Arens, et.al, Auditing, an Integrated Approach Seventh Edition, (New Yersey: Prenrice Hall, 2011), hal. 110

8
b) Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sesuai ketentuan
hukum atau profesi:
c) Tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau
organisasi;
d) Harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan
etis.
2) Objektivitas
Auditor internal:
a) Tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat,
atau patut diduga dapat, menghalangi penilaian secara adil, termasuk
kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya
pertentangan kepentingan dengan organisasi:
b) Tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat,
mengganggu pertimbangan profesionalnya;
c) Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang
apabila tidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan
yang direviu.
3) Kerahasiaan
Auditor internal:
a) Harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang
diperoleh selama melaksanakan tugas;
b) Tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi, atau
untuk hal-hal yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan
organisasi yang sah dan etis.
4) Kompetensi
Auditor internal:
a) Hanya terlibat dalam pemberian layanan yang sesuai dengan
pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya;
b) Harus memberikan layanan audit internal sesuai dengan standar praktik
profesional audit internal;
c) Harus senantiasa meningkatkan keahlian, efektivitas dan kualitas
layanannya secara berkelanjutan.

9
E. Konflik Audit dan Dilema Etika
Banyak pihak yang berkepentingan di dalam sebuah organisasi bisnis. Investor
yang menanamkan dananya ke dalam perusahaan atau kreditur yang meminjamkan
dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi meluas kepada investor dan
calon kreditur serta calon investor dan kreditur. Para pihak tersebut memerlukan
informasi mengenai perusahaan, sehingga seringkali ada dua pihak yang berlawanan
dalam situasi ini. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan
informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak
luar, di lain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh informasi yang andal dari
manajemen perusahaan. Profesi akuntan timbul untuk memberikan informasi
terpercaya bagi kedua belah pihak dalam situasi seperti ini.
Kode Etik yang digunakan oleh para professional beranjak dari bentuk
pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai sebuah profesi
juga tidak terlepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat. Damman (2003)
menyatakan bahwa sebenarnya akuntan di dalam aktivitas auditnya banyak hal yang
harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor mewakili banyak kepentingan
yang melekat dalam proses audit (built-in conflict of interest). Sering kali dalam
pelaksanaan auditing, seorang auditor berada dalam konflik audit (Tsui, 1996 dan
Gul, 1996).
Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor
mengungkapkan informasi, tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin
dipublikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika
auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan
integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi di sisi lainnya.
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga
bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya daripada mengutamakan
kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis
semata, sehingga seringkali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika dalam
pengambilan keputusannya.
Situasi dilema menurut Gunz, Gunnz dan McCutcheon (2002) adalah
"situations in which professional must choose between two or more relevant, but
contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an undesirable

10
outcome for one or more persons". Dilema etika muncul sebagai konsenkuensi
konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan yang
terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk
karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan
auditor sehngga auditor dihadapkan kepada pilihan keputusan etis dan tidak etis.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang standar moral yang
kita anut. Bidang ilmu etika bertujuan untuk mengembangkan standar agar dapat
dipahami dan dijustifikasi. Teori etika dapat membantu proses pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan moral dan justifikasi terhadap keputusan
tersebut. Ditinjau dari sudut akuntan publik, Audit akuntan adalah Audit secara
objektif terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain
dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Arens mengatakan bahwa etika secara garis besar dapat didefenisikan sebagai
serangkaian prinsip atau nilai moral. Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut
walaupun kita memperlihatkan atau tidak secara eksplisit. Etika profesi merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati
niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan. Isi dari karsa inilah yang akan
direalisasikan oleh perbuatan. Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk
melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat. kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
Banyak pihak yang berkepentingan di dalam sebuah organisasi bisnis. Investor
yang menanamkan dananya ke dalam perusahaan atau kreditur yang meminjamkan
dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi meluas kepada investor dan
calon kreditur serta calon investor dan kreditur. Para pihak tersebut memerlukan
informasi mengenai perusahaan, sehingga seringkali ada dua pihak yang berlawanan
dalam situasi ini. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan
informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak
luar, di lain pihak, pihak eksternal ingin memperoleh informasi yang andal dari
manajemen perusahaan.
B. Saran

12
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami yakin dalam
penulisan makalah ini masih banyak kesalahan - kesalahan karena adanya kekurangan
pengetahuan kami, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
makalah. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arens, et.al. 2011. Auditing, an Integrated Approach Seventh Edition. New Yersey: Prenrice
Hall.

Duska, Ronald., et.al. 2011. Accounting Ethics, Second Edition. United Kingdom: John
Wiley & Sons.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YPKPN.

Said, Laila Refiana. 2020. Buku Ajar Etika Bisnis. Klaten: Lakeisha.

14

Anda mungkin juga menyukai