NIM : 126403202173
Kelas : AKS 6C
PERENCANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
A. Identitas Organisasi
Nama Instansi : Yayasan Hati Gembira Indonesia
Nama Ketua : Petra Nemcova
Alamat Instansi : Jl.Anggrek Garuda Blok J No.71 Kemanggisan,, Palmerah
Jakarta 11480, Indonesia
Misi :
1. Mendukung agar setiap anak di Indonesia memiliki akses ke pendidikan
dibangunan sekolah yang aman.
2. Mendukung peningkatan kesejahteraan hidup anak-anak di Indonesia melalui
program pendidikan.
3. Meringakan beban orangtua yang mengalami bencana untuk anaknya
mendapat kesemapatan sekolah yang sama.
Pendapatan bunga
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi,
pendapatan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga
efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat,
sebesar nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
5. Biaya Dibayar Di muka (Prepaid Expenses)
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
6. Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset
tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya,
pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam
jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika
memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat
terjadinya.
Aset Tetap (lanjutan) Fixed Assets (continued)
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line
method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap.
Nilai tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset diakui dalam laporan
laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusustan direviu dan
disesuaikan, setiap akhir tahun, bila diperlukan.
7. Perpajakan Taxation
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang taksiran pajak
penghasilan untuk yayasan atau organisasi serupa, sumbangan yang diterima dari
pemberi hibah atau donatur dikecualikan dari objek kena pajak asalkan tidak
terkait dengan bisnis, pekerjaan, kepemilikan atau kontrol antara pihak-pihak yang
terkait.
8. Imbalan kerja Employee Benefits
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja yang jatuh tempo dalam jangka
waktu dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan dan diakui pada saat
pekerja telah memberikan jasa kerjanya. Kewajiban diakui ketika karyawan
memberikan jasa kepada Grup dimana smua perubahan pada nilai bawaan dari
kewajiban diakui pada laba rugi.
Yayasan mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan
Undang-undang No. 13,2003 tanggal 25 Maret 2003 ("UU Ketenagakerjaan")
pada tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 (PP 35/21) yang
menerapkan pengaturan pasal 81 dan Pasal 185(b) Undang-undang No.11/2020
tentang Cipta Kerja pada tahun 2021. Beban pensiun berdasarkan program dana
pensiun manfaat pasti Yayasan ditentukan dengan menggunakan penilaian yang
dilakukan oleh manajemen Yayasan dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto,
hasil atas aset program dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun tahunan.
9. Imbalan kerja (lanjutan) Employee Benefits (continued)
Kewajiban imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan
defisit atau surplus aktual dalam program imbalan pasti Yayasan. Surplus yang
dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini manfaat ekonomis yang
tersedia dalam bentuk pengembalian dana program.
10. Investasi (Investment)
Pada saat perolehan investasi pada efek tertentu diklasifikasikan sebagai efek yang
dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity).
Investasi pada efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) apabila
Yayasan bermaksud untuk memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Yayasan
tidak boleh mengklasifikasikan efek ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo jika mempunyai maksud untuk memiliki efek tersebut untuk periode yang
tidak ditentukan. Oleh karena itu, efek tidak boleh diklasifikasikan dalam
kelompok ini jika Yayasan bermaksud menjual efek tersebut, misalnya untuk
menghadapi:
a. Perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko
sejenis;
b. Kebutuhan likuiditas;
c. Perubahan dalam ketersediaan dan tingkat imbal hasil investasi alternatif;
d. Perubahan dalam sumber pendanaan Yayasan dan persyaratannya;
e. Perubahan dalam risiko mata uang asing.
11. Investasi (lanjutan)/ Investment (continued)
Efek dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) dikelompokan sebagai tidak
lancar berdasarkan keputusan manajemen
D. Laporan Keuangan
E. Permasalahan
Dalam laporan keuangan tidak ada permasalahan, karena laporan keuangan terlampir
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Yayasan
Hati Gembira Indonesia tanggal 31 Desember 2021, dan serta laporan penghasilan
komprehensif, laporan perubahan aset neto dan arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik di Indonesia (SAK ETAP).