Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 2

Nama anggota :

1. Dilla Bachtiar P 19130310046

2.Fiola Amanda S 19130310062

3.Popy Tiara S 19130310069

4.Aulia Luthfa R 19130310073

5.Yulia Intan D 19130310077

6.Ivana Wilda A 19130310079

7.Ratna Handayani 19130310097

8.Selvi Mayranti D 19130310096

PSAP 3 : LAPORAN ARUS KAS

1. Tujuan
Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah mengatur penyajian laporan arus
kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu
entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan nonanggaran selama satu periode akuntansi.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban
dan pengambilan keputusan.
2. Ruang Lingkup
Pernyataan Standar ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas pemerintah pusat
dan daerah, satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi
lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan atau menurut standar, satuan
organisasi dimaksud wajib menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan negara/daerah
yang diatur tersendiri dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia.
3. Manfaat Informasi Arus Kas
Pernyataan Standar ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas pemerintah pusat
dan daerah, satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi
lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan atau menurut standar, satuan
organisasi dimaksud wajib menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan negara/daerah
yang diatur tersendiri dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia.
4. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas harus disajikan dalam laporan arus kas. Setara kas pemerintah
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya.
Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera dapat
diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai
yang signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi
dimaksud mempunyai masa jatuh 34 tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya.
5. Entitas Pelaporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama
periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan nonanggaran. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan nonanggaran memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas
pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan nonanggaran. Satu transaksi tertentu dapat
mempengaruhi arus kas dari beberapa aktivitas, misalnya transaksi pelunasan utang yang
terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga utang. Pembayaran pokok utang akan
diklasifikasikan ke dalam aktivitas pendanaan sedangkan pembayaran bunga utang pada
umumnya akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi kecuali bunga yang
dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi.
6. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Arus kas bersih
aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi
pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas
operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari
luar.
Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:
a) Penerimaan Perpajakan;
b) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
c) Penerimaan Hibah;
d) Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan Investasi Lainnya;
e) Pendapatan Lain-lain/ pendapatan Luar Biasa
f) Pendapatan Transfer.
Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pengeluaran:
a) Beban Pegawai;
b) Beban Barang;
c) Beban Bunga;
d) Subsidi;
e) Hibah;
f) Bantuan Sosial;
g) Beban Lain-lain/Luar Biasa; dan
h) Beban Transfer
7. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk
dalam setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada
masyarakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
a) Penjualan Aset Tetap;
b) Penjualan Aset Lainnya;
c) Pencairan Dana Cadangan;
d) Penerimaan dari Divestasi;
e) Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas.
Arus keluar kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
a) Perolehan Aset Tetap;
b) Perolehan Aset Lainnya;
c) Pembentukan Dana Cadangan;
d) Penyertaan Modal Pemerintah;
e) Pembelian Investasi dalam bentuk Sekuritas.
8. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang dan/atau pelunasan utang yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang dan utang jangka panjang.
Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang.
9. Aktivitas Non Anggaran
Aktivitas nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, beban transfer, dan pembiayaan pemerintah.
Arus masuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputi penerimaan PFK dan penerimaan
transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang persediaan dari
bendahara pengeluaran. Arus keluar kas dari aktivitas nonanggaran meliputi pengeluaran
PFK dan pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberian uang
persediaan kepada bendahara pengeluaran.
10. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Investasi, Pendanaan, dan
Nonanggaran
Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara:
a) Metode Langsung
Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran
kas bruto.
b) Metode Tidak Langsung
Dalam metode ini, surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-transaksi
operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan
kas atau pembayaran yang lalu/yang akan datang, serta unsur pendapatan dan
beban dalam bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan.
11. Pelaporan Arus Kas Atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas dasar arus kas bersih
dalam hal:
a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat
(beneficiaries) arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak lain daripada
aktivitas pemerintah. Salah satu contohnya adalah hasil kerjasama operasional.
b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang perputarannya
cepat, volume transaksi banyak, dan jangka waktunya singkat.
12. Arus Kas Mata Uang Asing
Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing harus dibukukan dengan
menggunakan mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut ke dalam
mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi.
13. Bunga dan Bagian Laba
Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan pengeluaran beban untuk
pembayaran bunga pinjaman serta penerimaan pendapatan dari bagian laba perusahaan
negara/daerah harus diungkapkan secara terpisah. Setiap akun yang terkait dengan
transaksi tersebut harus diklasifikasikan kedalam aktivitas operasi secara konsisten dari
tahun ke tahun.
14. Investasi dalam Perusahaan Negara/Daerah dan Kemitraan
Pencatatan investasi pada perusahaan negara/daerah dan kemitraan dapat dilakukan
dengan menggunakan dua metode yaitu metode ekuitas dan metode biaya.
PSAP 5 : PERSEDIAAN

1. Tujuan
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi persediaan
yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.
2. Ruang Lingkup
Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam laporan
keuangan untuk tujuan umum. Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah
pusat dan daerah tidak termasuk perusahaan negara/daerah.
3. Umum
Persediaan merupakan aset yang berupa:

1) Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan


operasional pemerintah;
2) Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi;
3) Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat;
4) Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan.
Persediaan dapat terdiri dari:

1) Barang konsumsi;
2) Amunisi;
3) Bahan untuk pemeliharaan;
4) Suku cadang;
5) Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
6) Pita cukai dan leges;
7) Bahan baku;
8) Barang dalam proses/setengah jadi;
9) Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
10) Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
4. Pengakuan
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, (b) pada
saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir
periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
5. Pengukuran
Persediaan disajikan sebesar:

1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;


2) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan.
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:

1) Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang


2) Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan
bermacam-macam jenis.
6. Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan
beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional. Dalam hal
persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung
berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode
penilaian yang digunakan.Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka
pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan
cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi
dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian
yang digunakan.
7. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan:

1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;


2) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam
proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan
3) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

Anda mungkin juga menyukai