Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN PENYAJIAN PELAPORAN

KEUANGAN SYARIAH

DI SUSUN OLEH
1. GALANG C I MANGOLI (26888)
2. LEONARDUS RIVENSA (27963)
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH (PSAK)

Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan


penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan
karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada syariah dengan bisnis
konvensional menyebabkan ikatan akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan bank syari’ah
(KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada
tahun 2007 menjadi kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan syari’ah (KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS di
lakukan untuk memperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi
syari’ah pada bank syari’ah, melainkan juga pada jenis institusi bisnis lain, baik
yang berupa institas syari’ah maupun institas konvensional yang bertransaksi
dengan skema syari’ah.
Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan standar Akuntansi
Keuangan dalam Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002). Sistematika
KDPPLKBS (2002) hanya menyajikan kerangka dasar yang berbeda dari KDPPLK
(2004) dan jika diatur secara khusus diasumsiokan kerangka dasar yang ada
dalam KDPPLK (1994) doianggap juga berlaku dalam bank syari’ah.

JENIS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS SYARIAH

1. Neraca
Pengertian Neraca adalah salah satu bagian dari laporan keuangan suatu
entitas bisnis/ perusahaan yang di dalamnya terdapat informasi mengenai
aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham pada akhir periode
akuntansi perusahaan tersebut.
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam neraca laporan keuangan syariah
adalah sebagai berikut:
a) Aktiva, adalah sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang
dikuasai oleh perusahaan. Aktiva terbagi menjadi dua yaitu aktiva lancar
(current asset) dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar (current asset)
adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari satu tahun,
diantaranya adalah kas (cash), surat berharga (marketable securities),
deposito jangka pendek, piutang usaha (account resevaible), sediaan
(inventory) dan pendapatan yang masih harus diterima (accruals
recevaible).
b) Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun, diantaranya adalah aktiva tetap (fixed
asset), investasi jangka panjang (invesment) dan aktiva tidak berwujud
(intangible asset).
c) Kewajiban, adalah hutang perusahaan masa kini yang tibul dari
peristiwa masa lalu dan harus di selesaikan di masa datang. Kewajiban
terbagi menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah hutang-hutang yang
harus di selesaikan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun,
diantaranya adalah hutang usaha, hutang wesel, hutang bunga, hutang
pajak dan uang muka penjualan. Sedangkan kewajiban jangka panjang
adalah hutang-hutang yang dapat dilunasi dalan jurun waktu lebih dari
satu tahun, diantaranya adalah hutang obligasi dan hutang hipotik.

Investasi tidak terikat, adalah dana yang diterima oleh bank dengan
kriteria sebagai berikut:
o Bank mempunyai hak untuk menggunakan dan menginvestasikan
dana, termasuk hak untuk mencapur dana yang dimaksud dengan
dana lain.
o Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati.
o Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk
mengembalikan dana tersebut jika mengalami kerugian.

D) Ekuitas, adalah hak residu (nilai sisa) dari aktiva perusahaan dikurangi
kewajiban, diantaranya yaitu modal disetor, tambahan modal disetor
dan saldo laba (rugi).

2. Laporan Laba Rugi


Laporan Laba Rugi entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos
berikut: (a) pendapatan usaha; (b) bagi hasil untuk pemilik dana; (c) beban
usaha; (d) laba atau rugi usaha; (e) pendapatan dan beban nonusaha; (f)
laba atau rugi dari aktivitas normal; (g) beban pajak; dan (h) laba atau rugi
bersih untuk periode berjalan. Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan
dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akun-
tansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk
menyajikan kinerja keuangan entitas syariah secara wajar.[4]
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara
kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
selama satu periode. Penyajian laporan arus kas disajikan sesuai dengan
PSAK 2 mengenai Laporan Arus Kas dan PSAK 31 mengenai Akuntansi
keuangan. Adapun manfaat dari arus kas itu sendiri adalah:
a. Untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur
keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
b. Untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan
model untuk menilai.
c. Untuk membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan
(future cash flows) dari berbagai entitas dan meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.[5]

4. Laporan Perubahan Ekuitas


Entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan: (a) laba atau
rugi bersih periode yang bersangkutan; (b) setiap pos pendapatan dan
beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas; (c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan
akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait; (d)
transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; (e) saldo
akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya; dan (f) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-
masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat


Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana
investasi terikatdan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer
investasi berdasrkan akad mudharabah muqayyadah atau sebagai agen
investasi. Investasi terikat bukan merupakan merupakan aktiva maupun
kewajiban bank karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan
atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki
kewajiban untuk mengembalikan atau menangggung resiko investasi.
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zaakat, Infak dan Shadaqah
Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki untuk
diserahkan kepada mustahiq. Pembayaranya menjadi wajib jika nisbah
(haul)nya terpenuhi dan hartanya memenuhi kriteria wajib zakat.
Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah pada bank syariah berasal dari
zakat dari bank syariah, zakat dari pihak luar bank syariah, infaq dan
shadaqah baik dari dalam maupun dari luar bank syariah.
Adapun mengenai penyaluran dan penggunaan dana zakat, infaq dan
shadaqah sama seperti yang si syariatkan dan di laksanakan oleh amil-
amil pada umumnya yaitu merujuk kepada ayat Al-Qur’an surat At-
Taubah ayat 60 :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2]
orang-orang miskin, [3] amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang yang terlilit
utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At Taubah: 60).

7. Laporan Sumber dan Penggunaan dana Qardul Hasan


Sumber dana qardul hasan berasal dari bank atau luar bank. Komponen
utama laporan keuangan qardul hasan ada lima item yaitu (a) Sumber
dana qardul hasan dari penerima yaitu infaq, shadaqah, denda dan
bendapatan non halal, (b) Penggunaan dana qardul hasan yaitu
pinjaman dan sumbangan, (c) Kenaikan dan penurunan sumber dana
qardul hasan, (d) Saldo awal penggunaan dana qardul hasan, (e) Saldo
akhir penggunaan dana qardul hasan.

8. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat,
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, harus berkaitan
dengan informasi yang terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Arus Kas; Laporan Perubah-an Ekuitas; Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat; dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan.

c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi


diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas
dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Zakat, dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan, serta informasi
tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas
Laporan Keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan
dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-
pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.[6]

Pengertian Distribusi Bagi Hasil


Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan profit sharing.
Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif
profit sharing diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba pada para
pegawai pada suatu perusahaan. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang
tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun
sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.
Adapun bagi hasil menurut Antonio dalam bukunya adalah suatu sistem
pengolahan dana dalam perekonomian Islam yaitu pembagian hasil usaha
antara pemilik modal (shahibul maal) dan pengelolah (mudharib).

Bagi hasil juga merupakan keuntungan atau hasil yang diperoleh dari
pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang diberikan
kepada nasabah dengan persyaratan sebagai berikut :

1.) Perhitungan bagi hasil disepakati menggunakan pendekatan pola:

a. Revenue sharing yaitu para pihak mendapatkan bagian hasil sebesar nisbah
dikalikan dengan besarnya pendapatan (revenue) yang diperoleh oleh pemilik
usaha (mudharib).

b. Profit and loss sharing yaitu para pihak akan memperoleh bagian hasil
sebesar nisbah yang telah disepakati dikalikan besarnya keuntungan (profit)
yang diperoleh oleh pengusaha (mudharib). Sedangkan jika mengalami
kerugian ditanggung bersama sebanding dengan kontribusi masing-masing
pihak.

2.) Pada saat akad terjadi wajib disepakati sistem bagi hasil yang digunakan,
apakah revenue sharing atau profit and loss sharing. Kalau tidak disepakati
akad tersebut akan menjadi gharar.

3.) Waktu dibagikannya bagi hasil harus disepakati oleh kedua belah pihak,
misalnya pembagiannya setiap bulan, atau waktu yang telah disepakati.

4.) Pembagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal
dan tercantum dalam akad.

Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian atau


ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat
antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan
syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di
dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian usaha harus
ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya
penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai
kesepakatan bersama, dan harus terjadi adanya kerelaan (An-Tarodhin) di
masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan

Laporan Laba Rugi Konvensional

Diantara berbagai laporan keuangan, laporan laba rugi merupakan salah satu
laporan keuangan utama. Laporan keuangan lain seperti laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, serta
laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan dipengaruhi oleh peruhaban
yang terdapat pada kedua laporan keuangan utama.

Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan
beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.(wikipedia.org).
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-
pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode
tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dengan biaya merupakan laba
yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang
kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan
biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuanganperusahaan.
Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai sebagai alat untuk mengetahui
kemajuan yang dicapai perusahaan serta mengetahui berapakah hasil bersih
atau laba yang didapat dalam suatu periode.
Dalam laporan rugi laba terdapat beberapa istilah yang sering digunakan.
Istilahistilah tersebut adalah sebagai berikut:

 Pendapatan (Revenue)
Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utangnya, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu
periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan
jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan.

 Biaya (Expense)
Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang,
bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal
dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari
pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan.

 Penghasilan (Income)
Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biayabiaya.
Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.

 laba(profit)
Adalah kenaikan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi
utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu kecuali kenaikan modal dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik, seperti pada laba yang timbul dari penjualan
aktiva tetap.

 Rugi (Loss)
Adalah penurunan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi
utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu kecuali yang timbul dari biaya atau
distribusi pada pemilik, seperti pada rugi penjualan surat berharga.
 Harga Perolehan (Cost)
Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk
memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi
akan dicatat sebagai aktiva, seperti pada pembelian mesin, dan
pembayaran uang muka sewa. Dalam akuntansi biaya harga perolehan
juga dapat berarti harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan
untuk membuat barang

Asas Transaksi Syariah


Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip:
 Persaudaraan (ukhuwah);
 Keadilan (‘adalah);
 Kemaslahatan (masalah);
 Keseimbangan (tawazun);
 Universalisme (syumuliyah).

Prinsip ukhuwah berarti bahwa transaksi yang diadakan merupakan bentuk


interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan
secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Ukuhuwah dalam
transaksi syariah melingkupi berbagai aspek, yaitu:
 Saling mengenal (ta’aruf),
 Saling memahami (tafahum),
 Saling menolong (ta’awun),
 Saling menjamin (takaful), dan
 Saling bersinergi (tahaluf).*

Karateristik Transaksi Syariah


Implementasi trasaksi yang sesuai dengan pradigma dan asas transaksi syariah
harus memenuhi karateristik dan persyaratan antara lain:
Karateristik hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling rida,
Prinsip kebebasan transaksi diakui sepanjang objeknya hal dan baik (toyyib),
Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas,
 Tidak mengandung unsur riba,
 Tidak mengandung unsure kezaliman,
 Tidak mengandung unsur maysir,
 Tidak mengandung unsure gharar,
 Tidak mengandung unsure haram,
 Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan
resiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip
al-ghunmu bil ghurmi (no gain without accompanying risk),
 Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar
serta untuk keuntungansemua pihak tanpa merugikan orang lain
sehingga tidak diperkenenkan menggunakan standar ganda harga untuk
satu akad serta tidak menggunkan dua transaksi bersmaan yang
berkaitan(ta’alluq) dalam satu akad,
 Tidak ada distori harga melalui rekayasa permintaan(najasy), mupun
melalui rekayasa penawaran, dan
 Tudak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap(risywah)

Bentuk laporan keuangan AAOIFI adalah laporan keuangan untuk perbankan


syariah. Antara lain berbentuk:
a) Laporan perubahan posisi keuangan.
b) Laporan laba rugi.
c) Laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan saldo laba.
d) Laporan arus kas.
e) Laporan perubahan ninvestasi yang dibatasi dan ekuivalennya.
f) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan.
g) Laporan sumber dan penggunaaan dana qard hasan.

Syarat Laporan Keuangan


Syarat kualitatif laporan keuangan menurut AAOIFI yaitu:
a) Relevan, laporan keuangan relevan harus memiliki nilai prediksi dan nilai
umpan balik serta harus disajikan tepat waktu, baik untuk laporan intern
maupun untuk laporan tahunan.
b) Dapat diandalkan, Hal ini berkaitan berarti dapat diandalakan sesuai
dengan kondisi yang melekat pada transaksi termasuk penggunaan cara
atau metode untuk penghitungan dari suatu transaksi.
c) Dapat dibandingkan, Informasi keuangan dapat dibandingkan antara
lembaga keuangan syariah dan diantara dua periode akuntansi yang
berbeda bagi lembaga keuangan yang sama.
d) Konsisten,Metode yang akan digunakan untuk penghitungan pada
pengungkapan akuntansi yang sama untuk dua periode penyajian
laporan keuangan.
e) Dapat dimengerti, Informasi yang disajikan dapat dimengerti dengan
mudah bagi rata-rata pengguna laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai