Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI SYARIAH

LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH DAN


STUDY KASUS BAGI HASIL

Disusun oleh Kelompok 05 (AK6-B3):


1 Yunda Roro Anggraini (142010300158)
2 Farikhatul Ilmiyah (142010300163)
3 Eka Listya Putri (142010300169)

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
SEMESTER GENAP 2017

1. Laporan Keuangan Bank Syariah


Unsur-Unsur Laporan Keuangan Bank Syariah
a. Laporan posisi keuangan (statement of financial position)
b. Laporan laba rugi (statement of income)
c. Laporan arus kas (statement of cashflows)
d. Laporan laba ditahan atau saldo laba (statement of retained earning)
e. Laporan perubahan dana investasi terikat (statement of change in restricted
investment)
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (statement
of source and use of fund in zakat and charity fund)
g. Laporan sumber dan penggunaan dana qadhuk hasan (statement of source of
fund in qard fund)

Empat laporan pertama adalah unsur laporan keuangan yang sudah dikenal
selama ini secara konvensional, sedangkan tiga yang terakhir bersifat khas. Ketiga
laporan yang terakhir muncul akibat perbedaan peran dan fungsi bank syariah,
dibandingkan bank konvensional.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah


a. Laporan posisi keuangan (neraca)
Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan
ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas
laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva yang
dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak terikat, dilakukan
secara terpisah.
b. Laporan laba dan rugi
c. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam laporan laba rugi
mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan beban.
d. Laporan arus kas.
e. Laporan perubahan ekuitas
f. Laporan perubahan investasi terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat
berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya.

g. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah


Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat, infaq, dan
shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan.
h. Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan
a) Zakat dari bank syariah
b) Zakat dari pihak luar bank syariaah
c) Infaq
d) Shadaqah

i. Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infaq dan shadaqah.


j. Saldo awal dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
k. Saldo akhir dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
l. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasanBank syariah menyajikan
laporan sumber dan penggunaan qardhul hasan sebagai komponen utama
laporan keuangan.
m. Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:
a) Infaq
b) Shadaqah
c) Denda
d) Dan pendapatan non halal

n. Penggunaan dana qardhul hasan untuk:


a) Pinjaman
b) Sumbangan
c) Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
d) Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan,
e) Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan

o. Catatan-catatan laporan keuangan


Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material yang
perlu unutuk menjaikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan, dan bisa
dipercaya (andal) bagi para pemakainya.
p. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan sebagaimana
ditentukan didalam statement of obyektif.
q. Laporan ini diterbitkan dalam bentuk komparatif. Artinya, laporan tersebut
menyajikan data periode sekarang dan periode yang lalu. Untuk memberikan
gambaran keadaan laporan keuangan bank syariah.

Apabila di perbandingkan dengan laporan keuangan yang harus


di buat dalam bank konvensional, yang di atur dalam PSAK 31,
yaitu Kerangka Dasar penyusnan dan penyajian laporan keuangan

N Bank Konvensional Bank Syariah (PSAK 59)


O (PSAK 31)
1. Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan Laporan perubahan ekuitas
4. ekuitas Laporan arus kas
5. Laporan arus kas Laporan investasi Terikat
6. Catatan laporan Laporan sumber dan
keuangan penggunaan
7. - Dana Al Al-qardhul hasan
Laporan sumber dan
- penggunaan dana ZIS

Hal-Hal yang Terkait dengan Laporan Keuangan Bank Syariah


Secara singkat dan secara garis besar, ada hal-hal yang terkait dengan laporan
keuangan tersebut, yaitu :
1. Laporan posisi keuangan ( Neraca )
Dalam unsur aktiva neraca Bank Syariah, ada beberapa hal yang berbeda
dengan unsur neraca Bank konvensional penyaluran dana hanya di tampung
dalam perkiraan kredit atau pinjaman yang di berikan , hal ini sangatlah
berbeda dengan Bank Syariah yaitu dimana dalam penyalurannya dana di
tampung dalam perkiraan yang sesuai dengan prinsip penyalurannya yaitu:
Prinsip jual beli di bukukan pada perkiraan piutang, seperti misalnya
Murabahah, piutang istishna, piutang salam.
Prinsip bagi hasil di tampung dalam perkiraan pembiayaan, seperti
pembiayaan mudharabah, dan pembiyaan musyarakah.
2. Aktiva
Beberapa akun dalam aktiva yang perlu di jelaskan , yaitu :
Piutang dagang yaitu di gunakan untuk membukukan penyaluran dana
yang mempergunakan prinsip jual beli seperti murabahah, istishna dan
salam, sehingga dalam bank syariah piutang semuanya dapat di
kategorikan sebagai aktiva yang produktif.
Pembiayaan digunakan untuk membukukan penyaluran dana yang
mempergunakan prinsip bagi hasil, yaitu mudharabah adn pembiyaan
musyarakah.
Persediaan/assets. Di gunakan untuk menampung barang-barang milik
Bank Syariah yang di maksudkan untuk dijual kembali , seperti
persediaan/assets murabahah, persediaan/assets salam,
persediaan/assets istishna.
Aktiva ijarah. Di gunakan untuk membukukan assets ijarah yang telah
di sewakan, dimana assets ijarah yang telah di sewakan harus di
pisahkan dengan aktiva tetap milik bank dan persediaan.
Istishna dalam penyelesaian (istishna Work in Proses) , di gunakan
untuk menampung transaksi istishna yang sedang berjalan proses
penyelesaiannya.
Penyaluran Dana investasi terikat Executing , di gunakan untuk
membukukan penyaluran mudharabah muqayyah (Investasi Terikat)
dengan pola penyaluran Executing.
Pinjaman Qardh , di gunakan untuk membukukan pinjaman qardh yang
sumber dananya dari intern bank Syariah.
Penyertaan di gunakan untuk membukukan penyertaan, dimana bank
syariah memiliki saham suatu perusahaan, baik yang di lakukan dalam
rangka penyelamatan pembiayaan atau yang di tanamkan pada anak
perusahaan.

3. Kewajiban
Dalam neraca bank syariah itu ada unsur kewajibannya, yaitu :
Simpanan/titipan , di gunakan untuk membukukan penghimpunan dana
yang mempergunakan prinsip wadiah ( titipan ), karena prinsip dari
wadiah adalah titipan yang harus di kembalikan kapan saja oleh bank
apabila si penitip meminta kembali, dalam kondisi apapun bank syariah
harus mengembalikan dana titipan tersebut kepada penitip, bank
syariah harus mengembalikan dana titipan tersebut seratus persen
kepada penitip. Jadi yang di bukukan itu pada kewajiban bank syariah
adalah Tabungan Wadiah, Giro Wadiah.
Kewajiban Investasi Terikat Executing , di gunakan untuk
membukukan penerimaan mudharabah Muqayyadah dengan pola
penyaluran Executing.
Keuntungan Di umumkan Belum Di bagikan . di gunakan untuk
membukukan bagi hasil hak milik investasi dana Investasi Tidak
Terikat yang di himpun,yang sampai dengan tanggal laporan belum di
bayarkan kepada pemiliknya dan data yang di pergunakan itu dalam
perkiraan ini bersumber dari perhitungan pembagian hasil usaha.

4. Investasi Tidak Terikat


Transaksi yang di bukukan pada investasi tidak terikat, adalah
penghimpunan dana pada bank syariah yang mempergunakan prinsip
mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat).
5. Laporan Laba Rugi
Beberapa unsur laporan laba dan rugi yang ada dalam laporan laba dan
rugi bank syariah yaitu :
Pendapatan operasi utama , pendapatan ini merupakan kelompok
pendapatan operasi utama bank syariah atas penyaluran di lakukan
sesuai prinsip syariah, yang meliputi : pendapatan penyaluran yang
menggunakan prinsip bagi hasil, yang kedua pendapatan penyaluran
yang mempergunakan jual beli, yaitu pendapatan margin murabahah,
pendapatan bersih salam paralel dan pendapatan bersih istishna parel
dan terakhir yaitu pendapatan bersih jiarah. Itulah yang terdapat dari
kelompok pendapatan operasi utama bank syariah atas penyaluran yang
di lakukan sesuai prinsip syariah.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat . unsur ini
merupakan jumlah bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah kepada
pemilik dana. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat ini
tidak dapat di kategorikan sebagai pendapatan dan beban dari bank
syariah.
Pendapatan operasi lainnya , pendapatan ini di gunakan untuk
menampung pendapatan operasi utama lainnya , yang merupakan milik
bank syariah sepenuhnya (tidak di bagihasilkan).
Beban-beban , beban-beban yang di maksud ini adalah semua beban
yang menjadi tanggungan bank sebagai mudharib sebagaimana
layaknya bank, seperti beban tenaga kerja, beban umum , dan beban
operasi lainnya.
Contoh Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun xxxx

(tahun) (tahun)
Uraian Catatan
Unit Moneter Unit
Aktiva
Kas dan setara kas 8 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang penjualan 9 x.xxx.xxx xxx.xxx
Investasi
Investasi dalam surat-surat 10 xx.xxx xx.xxx.xxx
berharga
Investasi Mudharabah 11 xx.xxx.xxx x.xxx.xxx
Investasi Musyarakah 12 - x.xxx.xxx
Penyertaan modal 13 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Persediaan 14 - x.xxx.xxx
Investasi pada real estate 15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva yang disewakan 16 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Istishna 17 - x.xxx.xxx
Investasi lain-lain
- - -
- - -
- - -
Total investasi 18 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Aktiva lainnya 19 xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva tetap (netto) 20 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx

Total aktiva xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

2. Laporan Laba rugi


(Nama Bank)
Laporan Laba Rugi
Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)

Uraian Catatan xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )


Unit Moneter Unit Moneter
Pendapatan
Penjualan tangguh 29A xx.xxx xx.xxx
Investasi 29B x.xxx.xxx x.xxxx.xxx
28,29 x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Dikurangi
Keuntungan rekening investasi tidak
terbatas sebelum bagian bank sebagai
mudharib xxx.xxx xxx.xxx
Bagian bank sebagai mudharib ( xxx.xxx ) (xxx.xxx)
Keuntungan terhadap rekening
investasi tidak terbatas sebelum zakat
Bagian bank pada pendapatan dari ( xxx.xxx ) (xxx.xxx)
investasi ( sebagai mudharib dan
sebagai pemilik dana )
Pendapatan bank dari investasi
Bagian keuntungan bank dari rekening x.xxx.xxx x.xxx.xxx
investasi terbatas sebagai mudharib x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Fee bank sebagai agen investasi untuk
investasi terbatas 29B xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pendapatan dan jasa-jasa perbankan
Pendapatan lain-lain
Total pendapatan bank xxx.xxx xxx.xxx
Biaya umum dan administrasi
Depresiasi xxx.xxx xxx.xxx
Pendapatan netto sebelum zakat dan 30 x.xxx x.xxx
pajak xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Provisi untuk zakat (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pendapatan netto sebelum saham (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
minoritas ( saham minoritas ) x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pendapatan netto
(x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
(x.xxx) (x.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx

3. Laporan Arus Kas

( Nama Bank )
Laporan Arus Kas
Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )

xxx ( tahun ) xxxx( tahun )


Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Arus kas dari operasi
Pendapatan netto x.xxx.xxx --
Penyesuaian terhadap -- --
pendapatan netto
-- --
Kas netto dari kegiatan
operasional x.xxx.xxx --
Depresiasi x.xxx.xxx --
Provisi rekening ragu-ragu xx.xxx --
Provisi untuk zakat -- --
Provisi untuk pajak (xxx.xxx) --
Zakat yang dibayarkan --
--
Pajak yang dibayarkan
Keuntungan dari rekening --
xxx.xxx
investasi tidak terbatas
--
Keuntungan dari penjualan aktiva
tetap -- --
Depresiasi dari aktiva yang
x. xxx.xxx --
disewakan
Provisi untuk penurunan nilai
--
investasi pada surat-surat --
--
--
berharga
Piutang ragu-ragu
--
Pembelian aktiva tetap (x.xxx)
Arus kas netto dari operasi
(xxx.xxx) --
Arus dari kegiatan investasi
xx.xxx.xxx
Penjualan real estate yang
--
disewakan --
Pembelian real estate yang
--
--
disewakan
Penjualan real estate
--
Investasi pada surat-surat berharga
--
Kenaikan pada investasi --
--
mudharabah
xx.xxx.xxx
Penjualan persediaan --
--
Penjualan istishna
Kenaikan netto pada piutang
(x.xxx.xxx)
Arus kas netto dari kegiatan
--
investasi x.xxx.xxx
Arus kas dari kegiatan keuangan x.xxx.xxx
--
Kenaikan netto pada rekening (x.xxx.xxx)
--
investasi tidak terbatas --
x.xxx.xxx
Kenaiakn netto pada rekening
koran
Deviden yang dibayarkan
Kenaikan pada saldo kredit dan xxx.xxx --
biaya-biaya (penurunan) pada
x.xxx.xxx
biaya yang dikeluarkan x.xxx.xxx --
(accrud expenses) xxx.xxx --
Kenaikan pada saham minoritas
Penurunan pada aktiva lain
Penurunan arus kas dari kegiatan
(xxx.xxx) --
pembiayaan
xxx.xxx --
Kenaikan/penurunan uang kas dan
xx.xxx.xxx
setara kas xx.xxx.xxx --
Kas dan setara kas pada awal
tahun
xx.xxx.xxx
Kas dan setara kas pada akhir
tahun xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan

( Nama Bank )
Laporan perubahan Modal
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )

Cadangan
Modal Unit
Unit Laba
Uraian Disetor Unit Moneter Total
Moneter Ditahan
Moneter Umum
yang sah
Saldo per tahun xxx.xxx.xxx -- -- -- xxx.xxx.xxx
Emisi ( ) saham -- --
Pendapatan x.xxx.xxx x.xxx.xxx
netto xxx.xxx xxx.xxx (x.xxx.xxx) --
Keuntungan
dibagikan
Transfer ke xxx.xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx
cadangan x.xxx.xxx
(x.xxx.xxx) xxx.xxx.xxx
Neraca per xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx
( tahun ) xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx --
Pendapatan --
netto
Keuntungan xxx.xxx.xxx
dibagikan
Transfer ke
cadangan
Saldo per tahun

5. Laporan Sumber-sumber dan penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah

(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah
Untuk tahun yang terakhir dengan tahun lalu

xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )


Uraian Catatatan
Unit Moneter Unit Moneter
Sumber-sumber zakat dan sumbangan
Zakat jatuh tempo dari bank x.xxx.xxx --
Zakat jatuh tempo dari para pemilik xxx.xxx --
rekening
Sumbangan xxx.xxx --

Total sumber zakat x.xxx.xxx --

Penggunaan zakat dan sumbangan


Zakat untuk fakir dan miskin xxx.xxx --
Zakat untuk Ibnu Sabil xxx.xxx --
Zakat untuk ghairimin dan xx.xxx --
membebaskan budak
Zakat untuk muallaf xxx.xxx --
Zakat untuk fisabilillah xxx.xxx --
Zakat untuk amil zakat ( biaya
administrasi dan umum ) xxx.xxx --

Total penggunaan dana x.xxx.xxx --

Kenaikan ( penurunan ) sumber-sumber


terhadap penggunaan x.xxx.xxx --
Zakat dan sumbangan yang belum
dibagikan pada awal tahun x.xxx.xxx --

Zakat dan sumbangan yang belum


dibagikan pada akhir tahun x.xxx.xxx --
6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardul Hasan

( Nama bank )
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan (tahun lalu )

xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )


Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Saldo awal xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Sumber-sumber dana Qardhul Hasan
Alokasi dari rekening koran xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan yang dilarang
syariah ( haram ) xxx.xxx
Sumber diluar bank xxx.xxx xxx.xxx

Total sumber dana selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Penggunaan Qardhul Hasan


Pinjaman kepada para pelajar xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kepada para pengrajin xxx.xxx xxx.xxx
Penyelesaian rekening koran xxx.xxx xxx.xxx

Total penggunaan selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Saldo akhir tahun


Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Dana tersedia untuk pinjaman xxx.xxx xxx.xxx

2. Study Kasus Penentuan Bagi Hasil


Cara Perhitungan Bagi Hasil
Perhitungan bagi hasil dalam perbankan syariah (IBI, 2003:265-266) dapat
mengikuti tatacara dan ketentuan sebagai berikut : (Wiyono, Slamet, 2005:59-63)
1. Hitung Saldo Rata-rata Harian (SRRH) sumber dana sesuai klasifikasi dana
yang dimliki.
2. Hitung saldo rata-rata tertimbang sumber dana yang telah tersalurkan ke dalam
investasi dan produk-produk asset lainnya.
3. Hitung total pendapatan yang diterima dalam periode berjalan.
4. Bandingkan antara jumlah sumber dana dengan total dana yang telah
disalurkan.
5. Alokasikan total pendapatan kepada masing-masing klasifikasi dana yang
dimiliki sesuai dengan data saldo rata-rata tertimbang.
6. Perhatikan nisbah sesuai kesepakatan yang tercantum dalam akad.
7. Distribusikan bagi hasil sesuai nisbah kepada pemilik dana sesuai klasifikasi
dana yang dimiliki.

Rumus perhitungan SRRH :


TD
SRRH = JH

Dimana :
SRRH = Saldo Rata rata Harian
TD = Total Dana dalam periode berjalan
JH = Jumlah Hari dalm periode berjalan

Contoh 1

Tuan Syahrul mempunyai Tabungan/Simpanan Mudharabah di bank syariah X


dengan data transaksi sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Jumlah (Rp)
06 Januari 2003 Setoran Awal 2.000.000
12 Januari 2003 Setoran 8.000.000
20 Januari 2003 Setoran 5.000.000
27 Januari 2003 Penarikan 3.000.000

Berikut ini adalah perhitungan SRRH Tuan Syahrul selama bulan Januari 2003 :

No Tanggal Hari Saldo Saldo Tertimbang


.
1. 06 Jan 11 Jan 6 2.000.000 12.000.000
2. 12 Jan 19 Jan 8 10.000.000 80.000.000
3. 20 Jan 26 Jan 7 15.000.000 105.000.000
4. 27 Jan 31 Jan 5 12.000.000 60.000.000
TOTAL 257.000.000

Jadi SRRH dana Tuan Syahrul = Rp. 257.000.000 : 31 = Rp. 8.290.322,58,

Setelah SRRH dihitung maka selanjutnya menghitung Distribusi Pendapatan


dengan rumus sebagai berikut :

SR
DP = x TP
TR
Dimana :
DP = Distribusi Pendapatan
SR = Saldo rata rata tertimbang per klasifikasi dana
TR = Total rata rata tertimbang per klasifikasi dana
TP = Total pendapatan yang diterima periode berjalan oleh bank syariah

Contoh 2

Perhitungan distribusi pendapatan bank syariah X tahun 2003


Saldo rata rata harian :
Simpanan mudharabah = Rp. 600.000.000 ( 10 % )
Investasi mudharabah 1 bulan = Rp. 1.800.000.000 ( 30 % )
Investasi mudharabah 3 bulan = Rp. 1.200.000.000 ( 20 % )
Investasi mudharabah 6 bulan = Rp. 600.000.000 ( 10 % )
Investasi mudharabah 12 bulan= Rp. 1.800.000.000( 30 % )

Total Saldo Rata rata Harian = Rp. 6.000.000.000 (100%)

Total Pendapatan Bank Syariah x tahun 2003 = Rp. 200.000.000

Maka distribusi pendapatan menurut klasifikasi dana adalah sebagai berikut :

Simpanan mudharabah = 10 % X Rp. 200.000.000 = Rp.20.000.000


Investasi mudharabah 1 bulan = 30 % X Rp. 200.000.000 =
Rp.60.000.000
Investasi mudharabah 3 bulan = 20 % X Rp. 200.000.000 =
Rp.40.000.000
Investasi mudharabah 6 bulan = 10 % X Rp. 200.000.000 =
Rp.20.000.000
Investasi mudharabah 12 bulan= 30 % X Rp. 200.000.000 = Rp.60.000.000
TOTAL = Rp.200.000.000

Dari contoh tersebut diatas diperoleh Total Pendapatan Rp. 200.000.000 yang
didistribusikan sesuai dengan klasifikasi dana dan kemudian akan dibagihasilkan
kepada pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) sesuai
dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati pada awal akad.

Cara Perhitungan Nisbah Bagi Hasil


Nisbah merupakan ratio atau porsi bagi hasil yang akan diterima oleh tiap tiap
pihak yang melakukan akad kerja sama usaha, yaitu pemilik dana (shahibul maal) dan
pengelola dana (mudharib) yang tertuang dalam akad/perjanjian dan telah
ditandatangani pada awal sebelum dilaksanakan kerja sama usaha (Wiyono, Slamet,
2005:62).

Contoh 3

Dari contoh tersebut diatas apabila dalam akad diperjanjikan bahwa nisbah
simpanan mudharabah adalah 40:60 maka bagi hasil yang didistribusikan kepada
penabung/investor/nasabah adalah 60% dari distribusi pendapatan untuk
klasifikasi simpanan mudharabah, sedangkan untuk bagian bank/pengelola dana
adalah sebesar 40%. Sehingga akan diperoleh bagi hasil untuk masing masing
pihak adalah :
a. Untuk nasabah (investor) = 60% X Rp. 20.000.000
= Rp. 12.000.000
b. Untuk bank (pengelola dana) = 40% X Rp. 20.000.000
= Rp. 8.000.000
Contoh 4 :
Dari contoh tersebut diatas apabila dalam akad diperjanjikan bahwa nisbah
investasi mudharabah 1 bulan adalah 50:50 maka bagi hasil yang didistribusikan
kepada penabung/investor/nasabah adalah 50% dari distribusi pendapatan untuk
klasifikasi simpanan mudharabah, sedangkan untuk bagian bank/pengelola dana
adalah sebesar 50%. Sehingga akan diperoleh bagi hasil untuk masing masing
pihak adalah :
a. Untuk nasabah (investor) = 50% X Rp. 60.000.000
= Rp. 30.000.000
b. Untuk bank (pengelola dana) = 50% X Rp. 60.000.000
= Rp. 30.000.000

Contoh 5 :
Dari contoh tersebut diatas apabila dalam akad diperjanjikan bahwa nisbah
investasi mudharabah 3 bulan adalah 40:60 maka bagi hasil yang didistribusikan
kepada penabung/investor/nasabah adalah 60% dari distribusi pendapatan untuk
klasifikasi simpanan mudharabah, sedangkan untuk bagian bank/pengelola dana
adalah sebesar 40%. Sehingga akan diperoleh bagi hasil untuk masing masing
pihak adalah :
a. Untuk nasabah (investor) = 60% X Rp. 40.000.000
= Rp. 24.000.000
b. Untuk bank/pengelola dana = 40% X Rp. 40.000.000
= Rp. 16.000.000

Contoh 6 :
Dari contoh tersebut diatas apabila dalam akad diperjanjikan bahwa nisbah
investasi mudharabah 6 bulan adalah 30:70 maka bagi hasil yang didistribusikan
kepada penabung/investor/nasabah adalah 70% dari distribusi pendapatan untuk
klasifikasi simpanan mudharabah, sedangkan untuk bagian bank/pengelola dana
adalah sebesar 30%. Sehingga akan diperoleh bagi hasil untuk masing masing
pihak adalah :
a. Untuk nasabah (investor) = 70% X Rp. 20.000.000
= Rp. 14.000.000

b. Untuk bank (pengelola dana) = 30% X Rp. 20.000.000


= Rp. 6.000.000

Contoh 7 :
Dari contoh tersebut diatas apabila dalam akad diperjanjikan bahwa nisbah
investasi mudharabah 12 bulan adalah 25:75 maka bagi hasil yang didistribusikan
kepada penabung/investor/nasabah adalah 75% dari distribusi pendapatan untuk
klasifikasi simpanan mudharabah, sedangkan untuk bagian bank/pengelola dana
adalah sebesar 25%. Sehingga akan diperoleh bagi hasil untuk masing masing
pihak adalah :
a. Untuk nasabah (investor) = 25% X Rp. 60.000.000
= Rp. 45.000.000
b. Untuk bank (pengelola dana) = 75% X Rp. 60.000.000
= Rp. 15.000.000

Contoh 8 :
Berapakah bagian hasil untuk Tuan Syahrul pada contoh diatas bahwa dia
mempunyai saldo rata rata harian simpanan mudharabah sebesar Rp.
8.290.322,58 (misal untuk 1 periode), sementara total saldo rata rata harian
simpanan mudharabah pada tahun 2003 adalah Rp. 600.000.000 ?

Maka bagian nisbah / bagi hasil Tuan Syahrul dapat dihitung sebagai berikut :
Rp . 8.290 .322,58
Rp . 600.000 X Rp. 12.000.000 = Rp. 168.806,45

Contoh penerapan bagi hasil

Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Financing Composition of Islamic Commercial Bank and Islamic Business
Unit)
Akad 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Akad 2,335 4,406 7,411 10,412 14,624 16,295 18,759
Musyaraka
h
Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(Financing Composition of Islamic Rural Bank)

Akad 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012


Akad 65,342 113,379 144,969 217,954 239,430 239,430 246,796
Musyaraka
h

Nasabah Bank ABC mengajukan pembiayaan Pengembangan software ADLC


dari sebuah perusahaan Telekomunikasi terkemuka di Indonesia, PT XYZ. Total
Nilai proyek yang akan dikerjakan adalah sebesar Rp 2.970.000.00, termasuk
PPN 10%. Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja, nasabah
membutuhkan MK sebesar Rp 1.744.947.500. Bank memiliki aturan untuk
memberikan share pembiayaan maksimum 70% dari kebutuhan pembiayaan.
Berdasarkan proyeksi cashflow nasabah penarikan modal kerja dilakukan secara
bertahap (sesuai tabel) dan pembayaran dari Bouwheer dilakukan berdasarkan
progress penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kontrak (terlampir dalam tabel).
Pertanyaan:

a. Berapakah pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank dan dana yang harus
dipersiapkan nasabah (dengan angka pembulatan 7 digit kebawah) ?

b. Bagaimana proyeksi pembayaran bagi hasil dari nasabah dan berapa besar nisbah
yang harus dibayar nasabah jika ekspektasi return yang diharapkan oleh Bank
adalah setara dengan 14,5% pa ? Adakah perbedaan dengan perhitungan bunga
yang dihitung setiap bulan sesuai dana bank yg digunakan oleh nasabah?

Jawab:

a. Pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank ABC adalah

Rp 1.744.947.500 x 70% = Rp 1.221.463.250,- (dibulatkan ke bawah)


Rp1.220.000.000,00
b. Menghitung nisbah bagi hasil didasarkan atas pendapatan nett nasabah setelah
mengeluarkan PPN, sehingga pendapatan nett nasabah adalah sebesar Rp
2.700.000.000,00

Proyeksi pembayaran bagi hasil dihitung berdasarkan ekspekatasi return yang


diinginkan oleh Bank setara 14,5% pa dengan model dropping pembiayaan secara
bertahap sesuai tabel dan juga schedule pembayaran dari Bouwheer secara
bertahap sesuai dengan progress penyelesaian proyek. Proyeksi pencairan
pembiayaan secara bertahap ini diperoleh dari proyeksi cashflow proyek nasabah
sehingga besaran pembiayan yang diberikan benar-benar langsung secara
produktif dugunakan atas proyek yang dibiayai secara musyarakah ini.

Setiap pencairan pembiayaan, nasabah pun memasukkan share atau dana


syirkah bagian nasabah untuk kemudian digunakan oleh nasabah guna membiayai
proyek tersebut, dalam hal ini sekitar 70% share bank dan 30% share nasabah.

Penurunan pokok pembiayaan dilakukan secara proporsional sesuai dengan


progress pembayaran dengan memperhitungkan prosentase Modal Kerja atas
Pendapatan yang diperoleh nasabah dalam proyek ini (sebesar rata-rata 65%)
dengan perhitungan

MK
= NP(Nilai Proyek)

1.744 .947 .500


= 2.700.000 .000

= 64,63%

= 65% (dibulatkan)

Pada pembayaran tahap 1 sebesar Rp 540.000.000 (20% dari nett nilai


kontrak), maka pokok turun sebesar Rp 540.000.000 x 70% x 65% = Rp
245.700.000,-
Sisa dana yang masuk sebagian menjadi bagian keuntungan Bank dan Nasabah
dan sebagian sebagai pengembalian share pokok nasabah, sehingga nasabah dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk proyek lainnya.

Berdasarkan schedule proyeksi penyelesaian proyek, return yang diharapkan


oleh Bank ABC atas pembiayaan ini sampai dengan akhir adalah sebesar Rp
75.885.750,-, sehingga nisbah bagi hasil antara Bank ABC dengan nasabah
berdasarkan revenue sharing adalah 2,81% untuk Bank dan 97,19% untuk
nasabah.

Prosentase pembayaran nisbah pada pembayaran tahap selanjutnya tetap sama


mengingat jumlah porsi pembiayaan sama-sama turun secara proporsional.
Terlihat perbedaan jumlah pembayaran nisbah dengan perhitungan bunga bulanan
setara 14,5% meskipun secara total pembayaran yg diterima memiliki
nilai/jumlah yg sama.

Anda mungkin juga menyukai