Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan secara singkat fungsi AAOIFI dan 20 Modul 1 KB 1
tujuan dibentuknya!
2 Jelaskan mengenai tujuan dari laporan 20 Modul 1 KB 2
keuangan syariah!
3 Jelaskanlah fungsi batul mal wa tamwil 20 Modul 2 KB 1
dalam Lembaga keuangan syariah!
4 Jelaskan perubahan dari investasi terikat 20 Modul 3 KB 1
menjadi syirkah temporer!
5 Sebutkan dan jelaskan laporan keuangan 20 Modul 3 KB 2
entitas syariah!
Total Skor 100

JAWABAN

1. The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutiions


(AAOIFI)menjadi organisasi nirlaba internasional yang memiliki kompetensi
untuk menyusun standar-standar akuntansi keuangan dan auditing untuk Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah di dunia. Organisasi ini memiliki tujuan antara lain:
 mengembangkan pemikiran akuntansi dan auditing yang relevan dengan
Lembaga keuangan;
 menyamakan pemikiran di bidang akuntansi dan auditing yang relevan bagi Lembaga
keuangan dan penerapannya melalui pelatihan, seminar, publikasi jurnal
yang merupakan hasil riset;
 menyajikan, mengumumkan, dan menginterpretasikan standar-standar akuntansi dan
auditing bagi lembaga-lembaga keuangan syariah;
 mereview dan mengamandemen standar-standar akuntansi dan auditing bagi
lembaga-lembaga keuangan syariah.

2. SFA Nomor 1 AAOIFI (2002) menjelaskan bahwa laporan-laporan keuangan,


yang ditujukan bagi pengguna-pengguna eksternal, seharusnya menyediakan beberapa
jenis informasi antara lain sebagai berikut.
 Informasi tentang kepatuhan Perbankan Syariah terhadap ketentuan Syariah Islam
serta tujuan-tujuan yang telah disusun, dan informasi yang menyajikan
pemisahan pendapatan dan pengeluaran dari sumber dana yang dilarang Syariah,
dimana hal itu bisa terjadi di luar kontrol manajemen.
 Informasi tentang sumber daya economic Perbankan Syariah dan
kewajiban-kewajiban yang terkait (kewajiban dari Perbankan Syariah untuk
mentransfer sumberdaya economic untuk memuaskan hak dari para pemilik modal
dan hak pihak-pihak lain),dan dampak transaksi-transaksi tersebut, kejadian-kejadian
lain, dan keadaan sumberdaya entitas tersebut beserta kewajiban-kewajiban
yang ditanggung. Informasi ini seharusnya diarahkan secara prinsip pada upaya
membantu proses evaluasi kecukupanpermodalan Perbankan Syariah untuk menyerap
kerugian dan risiko bisnis; pengukuran risiko yang terdapat dalam investasinya,
dan evaluasi tingkat likuiditas aset dan persyaratan likuiditas yang sesuai
dengan kewajibannya.
 Informasi untuk membantu penghitungan kewajiban Zakat dari dana-dana depositor
Perbankan Syariah serta tujuan-tujuan dimana Zakat tersebut akan didistribusikan.
 Informasi yang membantu memperkirakan arus kas yang bisa direalisasikan
dari pihak-pihak yang berhubungan dengan Perbankan Syariah, waktu serta
risiko yang terkait dengan proses realisasi tersebut. Informasi ini
seharusnya diarahkan untuk membantu pengguna dalam mengevaluasi
kemampuan Perbankan Syariah dalam memperoleh pendapatan dan
mengkonversikannya ke dalam arus kas dan kecukupan arus kasnya untuk
memberikan keuntungan bagi para pemilik modal maupun pemilik rekening investasi.
 Informasi untuk membantu dalam mengevaluasi pemenuhan kewajiban
Perbankan Syariah untuk menjaga dana nasabah dan untuk menginvestasikan dana
tersebut pada tingkat keuntungan yang wajar, dan tingkat keuntungan yang layak bagi
pemilik modal dan pemegang rekening investasi.
 Informasi tentang pemenuhan pertanggungawaban sosial Perbankan Syariah.

3. Baitul Maal Wa Tamwil merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi


ganda. Sebagai baitul maal maka ia berfungsi sebagai pengumpulan dana dan
mentasyarufkan untuk kepentingan sosial, sedangkan sebagai baitul tamwil maka ia
merupakan lembaga bisnis yang bermotif keuangan (laba). Baitul Maal Mattamwil
(BMT) atau disebut dengan Koperasi Syariah merupakan Lembaga keuangan Syariah
yang berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan
biasanya beroperasi dalam skala mikro.
Selain fungsinya sebagai Lembaga keuangan, BMT juga bisa berfungsi
sebagai Lembaga ekonomi. Hal ini dikarenakan salah satu tugas yang dilakukan oleh
BMT adalah melakukan penghimpunan dana dari anggotanya serta juga menyalurkan
dana tersebut kepada para Masyarakat yang menjadi anggota BMT. BMT juga
bisa melakukan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, perdagangan industry dan juga
pertanian. Dalam konsep lain, selain sebagai Baitul maal atau rumah harta, BMT juga
berfungsi sebagai baitut tamwil.
Dalam Bahasa Indonesia artinya adalah rumah pembiayaan. Dalam hal
ini, pembiayan yang dilakukan oleh BMT tentunya dengan konsep syariah,yaitu berbasis
bagi hasil. Selain konsep bagi hasil. BMT juga menyediakan pembiayaan dengan akad
lain, seperti murabahah dan salam serta ijarah. Tenntunya dengan kesadaran
bahwa nasabah yang berhubungan dengan BMT merupakan nasabah yang rata-rata
berasal dari kalangan ekonomi mikro.Dapat dilihat untuk fungsi sebagai Baitul maal
maka yang diberikan adalah fungsi social BMT, yaitu menyediakan zakat, infak,
sedekah dan juga wakaf tunai. Dalam fungsi sebagai baitut tamwil maka yang
disediakan adalah fungsi bisnisnya yaitu akad berbasis bagi hasil, jual beli, jasa dan juga
pembiayaan untuk sector riil.

4. Perubahan dari investasi terikat menjadi syirkah temjiorer merupakan perubahan yang
cukup signifikan karena di dalam konsep PSAK 59, investasi terikat dalam PSAK
59 tersebut hanya mengakomodasi adanya' investasi dengan model
mudharabahmuqayyadah, namun dengan adanya syirkah temporer, maka
investasi mudharabahmutlaqah yang awalnya diakui sebagai investasi tidak terikat
sekarang beralih menjadi syirkah temporer dengan asumsi bahwa penghimpunan
dana mudharabah lebih menekankan pada in'vestasi sehingga pemilik dana
(shahibul maal) memiliki risiko untung atau rugi. Namun demikian, seharusnya dalam
penjelasan syirkah temporer perlu ditambahkan dengan informasi tentang ketentuan
perlakuan mudharabah muqayyadah seperti yang ada di dalam PSAK 59 khususnya
paragraf 170 berkaitan dengan pola bagi hasil dan pemberian imbalan bagi bank
selaku agen sehingga membedakan antara perlakuan mudharabahmudaqatl dan
mudharabah muqayyadah karena kedua akad tersebut memiliki konsekuensi yang
berbeda. Kalau ditinjau dari sisi efisiensi, Perubahan ini membawa dampak yang baik
karena entitas syariah seperti bank syariah tidak perlulagi menyusun laporan perubahan
dana investasi terikat.
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak
untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan. Contoh dari dana syirkah temporer adalah
penerimaan dan dari investasimudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah,
musyarakah, dan akun lain lain yang sejenis. Dana syirkah temporer terdiri dari tabungan
mudharabah, deposito mudharabah dan musyarakah.

5. Laporan keuangan entitas syariah adalah laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah, yang berlandaskan pada ajaran Islam. Laporan keuangan entitas
syariah umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk:
 Laporan Keuangan Syariah (Islamic Financial Statements): Laporan ini mencakup
Neraca Syariah (Shariah-compliant Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi Syariah
(Shariah-compliant Profit and Loss Statement). Neraca Syariah mencantumkan aset,
kewajiban, dan ekuitas syariah, sedangkan Laporan Laba Rugi Syariah mencakup
pendapatan dan pengeluaran syariah.
 Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements): Ini mencakup
penjelasan lebih rinci mengenai informasi dalam laporan keuangan, termasuk metode
pengukuran yang digunakan, kebijakan akuntansi syariah, dan catatan lain yang
relevan.
 Laporan Keuangan Tidak Keuangan (Non-Financial Reports): Entitas syariah
mungkin juga memerlukan pelaporan non-keuangan yang mencakup informasi
tentang kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah, aktivitas filantropi, dan dampak
sosial lainnya.

Beberapa prinsip-prinsip utama dalam penyusunan laporan keuangan entitas


syariah adalah sebagai berikut: Prinsip Keadilan dan Keadilan:
 Laporan keuangan entitas syariah harus mencerminkan prinsip keadilan dan keadilan
dalam semua transaksi dan kebijakan keuangan. Misalnya, hukum riba (bunga)
dilarang, sehingga laporan keuangan syariah harus memastikan bahwa tidak ada
unsur riba dalam transaksi keuangan. Prinsip Transparansi dan Pengungkapan:
 Laporan keuangan entitas syariah harus transparan dan memberikan pengungkapan
yang memadai tentang semua aspek keuangan dan aktivitas entitas. Prinsip
Kepatuhan Syariah (Shariah Compliance): Seluruh aktivitas dan transaksi harus
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini mencakup larangan terhadap investasi
dalam bisnis yang melanggar hukum syariah seperti alkohol, perjudian, atau industri
yang menjual produk daging babi. Prinsip Penghindaran Risiko Gharar dan Maisir:
 Laporan keuangan syariah harus mencerminkan prinsip-prinsip penghindaran risiko
gharar (ketidakpastian yang tidak dapat diterima) dan maisir (perjudian).

Anda mungkin juga menyukai