Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Fina Maghfirotul Azizah (041811433065)

A. Pengertian Laporan Keuagan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan


keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak
diluar perusahaan. Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan meliputi
laporan posisi keuanagan ( statemen of financial potition ), laporan laba rugi (income
statement), laporan arus kas (cash flow), laporan ekuitas pemilik dan catatan atas laporan
keuangan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap menyatakan bahwa Laporan keuangan


menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Munawir Laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Ikatan Akuntansi Indonesia mengatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan
perhitungan laba laporan perubahan laporan posisi keuangan (misalnya laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.

Sehingga laporan keuangan dapat dikatakan sebagai alat yang mencantumkan angka-
angka rupiah dan presentasenya (kuantitatif) yang digunakan untuk mengetahui posisi
keuangan perbankan. Laporan ini juga digunakan untuk menilai kinerja dari perbankan
tersebut. Baik tidaknya kondisi perusahaan atau perbankan dapat dilihat melalui angka-angka
yang terdapat dalam laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan perbankan syariah terdapat beberapa bentuk laporan


keuangan berdasarkan periode waktunya yakni laporan keuangan bulanan, triwulan, dan
tahunan.

B. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

Dalam buku Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia menyebutkan, Tujuan laporan


keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan
ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Muhammad tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan syariah adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Sehingga dapat disimpulkan, laporan keuangan sangat penting bagi perbankan syariah guna
untuk menetapkan atau merubah suatu kebijakan manajemen.

Sedangkan menurut PSAK 101 Laporan keuangan perbankan syariah merupakan


laporan keuangan yang menyajikan entitas syariah untuk tujuan umum yang disusun dan
disajikan sesuai dengan PSAK. Entitas syariah yang dimaksud di PSAK ini adalah entitas yang
melaksanakan transaksi syariah sebagai kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah
yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya.

C. Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah

1. Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan pada bank syariah memuat 4 unsur utama yaitu aset, liabilits,
dana syirkah temporer, dan ekuitas sehingga persamaan akuntansi pada laporan posisi
keuangan perbankan syariah yaitu:
Aset = Liabilitas + Dana Syirkah Temporer + Ekuitas
Hal ini tentu berbeda dengan laporan posisi keuangan yang ada pada perbankan
konvensional yang hanya memuat tiga unsur utama yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Laba Rugi Komprehensif adalah laporan yang menyajikan seluruh pos
penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen
laba rugi dan komponen penghasilan komprehensif lain. Laba Komprehensif adalah
perubahan ekuitas selama suatu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa
lain selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi ekuitas yaitu transaksi dengan
pemegang saham dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas Bank
yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan selama
periode pelaporan. . Perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan
aset neto selama suatu periode berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan
harus diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah Laporan Keuangan yang menunjukan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas pada Bank selama periode tertentu yang dikelompokkan
dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan Arus Kas memberikan
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode
akuntansi.
5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil adalah laporan yang menyajikan
rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan dasar akrual dengan
pendapatan dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas.
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan merupakan laporan yang
menunjukkan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama suatu jangka waktu
tertentu, serta saldo dana kebajikan yang menunjukkan dana kebajikan yang belum
disalurkan pada tanggal tertentu. Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari
kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip Syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau
bunga yang berasal dari bank umum konvensional. Laporan ini mencerminkan kegiatan
sosial bank syariah.
7. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat merupakan laporan yang menunjukkan
sumber dan penyaluran dana zakat kepada entitas pengelola zakat selama suatu jangka
waktu tertentu, serta saldo dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Zakat merupakan kewajiban Syariah yang harus diserahkan oleh wajib zakat (muzaki)
kepada penerima zakat (mustahiq), baik melalui amil maupun secara langsung.
8. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen Laporan Keuangan yang
memberikan penjelasan mengenai gambaran umum Bank, ikhtisar kebijakan akuntansi,
penjelasan pos-pos Laporan Keuangan, dan informasi penting lain. Catatan Atas
Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis, kemudian harus menyajikan
pernyataan yang eksplisit bahwa Laporan Keuangan telah patuh terhadap SAK. Catatan
Atas Laporan Keuangan juga harus menunjukkan secara terpisah jumlah dari setiap
jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi dan pihak ketiga.
Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan memuat beebrapa informasi yaitu; Informasi
tentang dasar penyusunan Laporan Keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan
diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, informasi yang diwajibkan
dalam PSAK dan informasi tambahan tetapi tidak disajikan dalam laporan lain,
informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari
estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko
signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan
liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya, serta informasi yang memungkinkan
pengguna Laporan Keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses Bank
dalam mengelola pemodalannya.

D. Karakteristik Laporan Keuangan Perbankan Syariah

Menurut Suwikyo (2010: 94) karakteristik pada laporan keuangan perbankan syariah yaitu:

a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yaitu:


- Laporan posisi keuangan
- Laporan laba rugi
- Laporan arus kas dan
- Laporan perubahan ekuitas
b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:
- Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
- Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
c. Komponen laporan keuangan lain yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus perbankan syariah.

E. Keterbatasan Laporan Keuangan Bank Syariah

Sifat dan keterbatasan laporan keuangan bank syariah yaitu:

- bersifat historis, yaitu merupakan kejadian yang telah lewat


- Bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu
- Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian dan lazimnya dipilih
alternative yang menghasilkan laba bersih
F. Perbedaan antara Laporan Keuangan Bank Syariah dengan Laporan Keuangan
Lembaga Keuangan Lainnya

Perbedaan mendasar antara laporan keuangan bank syariah dengan laporan keuangan
lembaga keuangan non-bank lainnya yaitu pada laporan keuangan bank syariah memuat
Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan sebagai bentuk kepedulian sosial pada bank syariah. Selain itu dalam laporan
keuangan bank syariah juga terdapat beberapa laporan lainnya yaitu:

- Laporan Komitmen dan Kontijensi yang memuat tiga pos yaitu tagihan komitmen,
kewajiban komitmen, dan tagihan kontijensi
- Laporan Rasio Keuangan yang memuat rasio atas kinerja perbankan seperti rasio
NPF, ROA, ROE, FDR dan lainnya
- Laporan transaksi spot dan forward
- Laporan Distribusi Bagi Hasil atas enghimpunan dana oleh bank kepada pihak
ketiga
- Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan Penghapusan Aset yang
memuat beberapa pos yaitu: 1) Penempatan Pada Bank Lain 2) Tagihan Spot dan
Forward 3) Surat Berharga yang Dimiliki 4) Tagihan Akseptasi 5) Piutang
Murabahah 6) Piutang Istishna’ 7) Piutang Multijasa 8) Piutang Qardh 9) Piutang
Sewa 10) Pembiayaan Mudharabah 11) Pembiayaan Musyarakah 12) Pembiayaan
Lainnya 13) Penyertaan Modal dan 14) Komitmen dan Kontijensi
- Kemudian juga terdapat Laporan Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya
yaitu dalam laporan keuangan publikasi ini, pos-pos yang termasuk dalam aktiva
produktif disajikan dalam kelompok terkait dan tidak terkait. Pihak terkait adalah
pihak-pihak yang terkait dengan bank dan perusahaan dalam kelompok yang sama
dengan bank sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit. Untuk Laporan Keuangan Publikasi Bulanan,
pos-pos tersebut tidak dikelompokkan terkait dan tidak terkait. Seluruh
komponen Aktiva Produktif dirinci berdasarkan kualitasnya yaitu lancar (L), dalam
perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D)dan macet (M) sesuai
ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif.

Anda mungkin juga menyukai