Ikatan Akuntansi Indonesia mengatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan
perhitungan laba laporan perubahan laporan posisi keuangan (misalnya laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Sehingga laporan keuangan dapat dikatakan sebagai alat yang mencantumkan angka-
angka rupiah dan presentasenya (kuantitatif) yang digunakan untuk mengetahui posisi
keuangan perbankan. Laporan ini juga digunakan untuk menilai kinerja dari perbankan
tersebut. Baik tidaknya kondisi perusahaan atau perbankan dapat dilihat melalui angka-angka
yang terdapat dalam laporan keuangan.
Menurut Muhammad tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan syariah adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Sehingga dapat disimpulkan, laporan keuangan sangat penting bagi perbankan syariah guna
untuk menetapkan atau merubah suatu kebijakan manajemen.
Menurut Suwikyo (2010: 94) karakteristik pada laporan keuangan perbankan syariah yaitu:
Perbedaan mendasar antara laporan keuangan bank syariah dengan laporan keuangan
lembaga keuangan non-bank lainnya yaitu pada laporan keuangan bank syariah memuat
Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan sebagai bentuk kepedulian sosial pada bank syariah. Selain itu dalam laporan
keuangan bank syariah juga terdapat beberapa laporan lainnya yaitu:
- Laporan Komitmen dan Kontijensi yang memuat tiga pos yaitu tagihan komitmen,
kewajiban komitmen, dan tagihan kontijensi
- Laporan Rasio Keuangan yang memuat rasio atas kinerja perbankan seperti rasio
NPF, ROA, ROE, FDR dan lainnya
- Laporan transaksi spot dan forward
- Laporan Distribusi Bagi Hasil atas enghimpunan dana oleh bank kepada pihak
ketiga
- Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan Penghapusan Aset yang
memuat beberapa pos yaitu: 1) Penempatan Pada Bank Lain 2) Tagihan Spot dan
Forward 3) Surat Berharga yang Dimiliki 4) Tagihan Akseptasi 5) Piutang
Murabahah 6) Piutang Istishna’ 7) Piutang Multijasa 8) Piutang Qardh 9) Piutang
Sewa 10) Pembiayaan Mudharabah 11) Pembiayaan Musyarakah 12) Pembiayaan
Lainnya 13) Penyertaan Modal dan 14) Komitmen dan Kontijensi
- Kemudian juga terdapat Laporan Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya
yaitu dalam laporan keuangan publikasi ini, pos-pos yang termasuk dalam aktiva
produktif disajikan dalam kelompok terkait dan tidak terkait. Pihak terkait adalah
pihak-pihak yang terkait dengan bank dan perusahaan dalam kelompok yang sama
dengan bank sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit. Untuk Laporan Keuangan Publikasi Bulanan,
pos-pos tersebut tidak dikelompokkan terkait dan tidak terkait. Seluruh
komponen Aktiva Produktif dirinci berdasarkan kualitasnya yaitu lancar (L), dalam
perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D)dan macet (M) sesuai
ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif.