Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok 3 :

1. Dilla Bachtiar Prasetyorini (19130310046)


2. Ariska Devi Agustin Suharini (19130310060)
3. Lidya Agustina (19130310068)
4. Poppy Tyara Sari (19130310069)
5. Lusi Dika Ekawati (19130310041P)
6. Septi Anggun Pribadi (19130310071)

Resume

PUSAT LABA

A. Definisi Pusat Laba

`Apabila suatu pusat penanggungjawaban diukur presentasinya atas dasar laba yang
diperoleh, maka pusat penanggungjawaban tersebut disebut Pusat Laba (Profit Center). Laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Dalam pusat laba, baik masukan atau maupun
keluaran atau dinyatakan ddalam satuan moneter.

Pusat laba dapat berbentuk divisi apabila kegiatan-kegiatan fungsional dilakssanakan


oleh unit-unit kerja ddalam lingkup ssatu organisasi sendiri. Selain itu pussat laba juga dapat
berbentuk organissasi kegiatan fungsional serta organisasi pelayanan jassa ddan organisasi-
organisasi lainnya.

Kinerja keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan pengurangan
antara pendapatan dan biaya. Laba sekaligus merupakan alat penilaian efisiensi ddan efektivitas
pussat laba. Laba yang diperoleh suatu pusat laba perlu dibandingkan dengan anggarannya. Hal
ini diperlukan oleh manajemen puncak sebagai langkah pengendalian pusat laba.

B. Keunggulan dan Kelemahan Pusat Laba

Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan keuntungan sebagai berikut :

a. Kualitas keputusan dapat meningkat kerena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer
yang paling dekat dengan titik keputusan.
b. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat
c. Menejemen kantor pusat bebas dari pengambilian keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
d. Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka perusahaan
laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer
mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, ddan manajemen
yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang
tingkatnya lebih tinggi.
e. Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang
bertanggungjawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
f. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak (Top
Management) mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.
g. Karena keluaran yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsive
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.

Disamping keuntungan yang diperoleh tadi, beberapa kelemahan bissa terjadi pada suatu pusat
laba. Kelemahan tersebut antara lain:
a. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk
lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya
atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnyya pengendalian.
b. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik
daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang diambil pada
tingkat unit akan berkurang.
c. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai harga transfer
yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang
sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih unut bisnis
d. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling
berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk ssatu manajer dapat berarti
pengurangan laba bagi manajer lain.
e. Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan
manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan
duplikasi tugas disetiap pusat laba.
f. Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional
karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kompetensi
manajemen umum.
g. Mungkin terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan mengorbankan
profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat
laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan, program-program pelatihan,
ataupun perwatan. Kecendrungan ini khususnya terjadi ketika frekuensi pergantian
manajer pusat laba relative tinggi. Dalam situasi seperti ini, para manajer memiliki alas
an yang tepat untuk percaya bahwa tindakan-tindakan yang mereka ambil tiddak
mempengaruhi profitabilitas sampai merreka pindah ke pekerjaan lain.
h. Tidak ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba
dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara
keseluruhan.
C. Dasar Pengukuran Laba
Berbagai jenis laba yang digunakan sebagai dasar pengukuran :
a. Laba Kontribusi, yaitu selisih antara pendapatan dengan biaya variable.
b. Laba Divisi, yaitu selisih pendapatan dan biaya yang terjadi langsung pada divisi.

c. Laba terkendali, yaitu laba yang terjadi pada divisi dikurangi biaya terkendali dari pusat.

d. Laba operasional (sebelum pajak), yaitu laba divisi dikurangi seluruh biaya yang berasal
dari pusat.Laba Bersih, yaitu laba operasional dikurangi biaya pajak.

D. Pusat Laba Lainnya

Unit Fungsional :

a. Pemasaran, aktivitas pemasaran daoat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan
biaya dari produk yang terjual.
b. Manufactur, aktivitas manufactur biasanya merupakan pusat beban ,dimana manajemen
dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead, oleh karena itu,
dimana proses manufactur diukur terhadap biaya standar, dianjurkan membuat evaluasi
yang terpisah atas aktivitas-aktivitas seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk, dan
keputusan buat atau beli ( make or buy decision).
c. Unit Pendukung dan Pelayanan, unit- unit pemeliharaan, teknologi informasi, tranportasi,
teknik, konsultan, layanan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan
sebagai pusat laba , unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan,
dengan tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehinga pendapatan
setara dengan pengeluaran.
E. Metode Penentuan Laba
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih yaitu, pendapatan, yang
tersisa setelah seluruh biaya, termasuk porsi yang pantas untuk overhead korporat, dialokasikan
ke pusat laba. Meskipun demikian, kinerja pusat laba dapat dievaluasi berdasrkan lima ukuran
profitabilitas: (1) Margin Kontribusi, (2) Laba Langsung, (3) Laba yang dapat dikendalikan, (4)
Laba sebeluim Pajak, (5) Laba Bersih

Anda mungkin juga menyukai