Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Pusat Laba

Wulan I R Sari
Overview
Laba merupakan ukuran kinerja finansial yang biasanya
dipergunakan oleh pusat pertanggungjawaban.
Sehingga, pusat pertanggungjawaban adalah pusat
laba (profit center).

Pusat laba adalah unit-unit bisnis. Sebagai contoh


pusat laba adalah fungsi-fungsi produksi dan
pemasaran.
Laba dapat dijadikan sebagai ukuran dari efisiensi dan efektifitas
dalam sebuah unit kerja dikarenakan, salah satu tujuan
entitas/organisasi adalah memperoleh laba dalam jangka waktu
tertentu.

Oleh karena itu, laba entitas/organisasi, khususnya pada pusat laba


atau unit usaha merupakan alat yang baik untuk mengukur prestasi
pimpinan atau manajer atau dengan kata lain efisiensi dan efektifitas
dari entitas/organisasi dapat dilihat dari laba yang diraih unit tersebut.

Pusat laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus


dicapai.
Jenis-Jenis Ukuran Kinerja dalam Pusat Laba
Ukuran Profitabilitas
Pendapatan 1,000,000,000
Harga Pokok Penjualan (600,000,000)
Biaya Variabel (180,000,000)
Margin Kontribusi (Contribution margin) 220,000,000 (1)
Beban Tetap yang dikeluarkan oleh pusat laba (90,000,000)
Laba langsung (Direct earning) 130,000,000 (2)
Beban korporat yang dapat dikendalikan (10,000,000)
Laba yang dapat dikendalikan (Controllable earning) 120,000,000 (3)
Beban alokasi korporat lainnya (20,000,000)
Laba sebelum pajak (Earning before tax) 100,000,000 (4)
Pajak 40,000,000
Laba setelah pajak (Earning after tax) 60,000,000 (5)
Banyak keputusan manajemen melibatkan usulan sehingga
meningkatkan beban dengan harapan peningkatan penjualan
keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan
(expense/revenue trade-off).

Contohnya: tambahan beban iklan untuk meningkatkan penjualan. Untuk


dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ke
tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus
dipenuhi:
1) manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan
dalam membuat keputusan serupa.
2) harus ada cara untuk mengukur efektifitas trade-off yang dibuat oleh
manajer.
Keberadaan suatu pusat laba akan relevan ketika perencanaan dan
pengendalian laba mengacu pada pengukuran unit masukan dan
keluaran dari pusat laba yang bersangkutan.

Manfaat pusat laba:


1) Keputusan operasional dapat dilakukan lebih cepat karena tidak
memerlukan pertimbangan dari kantor pusat.

2) Kualitas keputusan cenderung lebih baik, karena dilakukan oleh


orang yang benar-benar mengerti tentang keputusan tersebut.

3) Manajemen kantor pusat bebas dari urusan operasional rutin dan


bias lebih fokus pada keputusan yang lebih luas.
Lanjutan manfaat pusat laba….

4) Kesadaran laba (profit consciousness) lebih meningkat pada manajer


pusat laba, karena ukuran prestasinya adalah laba.
5) Pengukuran prestasi pusat laba lebih luas daripada hanya pengukuran
pada pusat pendapatan dan pusat biaya yang terpisah.
6) Manajer pusat laba lebih bebas berkreasi.
7) Dapat difungsikan sebagai pusat atau sarana pelatihan yang handal,
karena pusat laba hampir sama dengan satu perusahaan yang independen.
8) Memudahkan kantor pusat untuk memperoleh informasi profitabilitas
dari komponen produk-produk perusahaan.
9) Untuk meningkatkan kinerja bersaing karena output jelas, dan sangat
responsif terhadap tekanan.
Kelemahan pusat laba:
1) Manajemen kantor pusat kehilangan kendali mengenai keputusan yang telah
didelegasikan.
2) Manajer pusat laba cenderung hanya memperhatikan laba jangka pendek.
3) Organisasi yang pada awalnya bekerja sama antara fungsi satu dengan lainnya
menjadi saling bersaing.
4) Terdapat kemungkinan peningkatan perbedaan pendapat dalam pengambilan
keputusan yang dapat menimbulkan pertentangan antar pusat pertanggungjawaban.
5) Tidak ada yang menjamin bahwa divisionalisasi pada masing-masing pusat laba akan
menjamin peningkatan laba perusahaan menjadi lebih optimal.
6) Kualitas pengambilan keputusan oleh manajer divisi mungkin bisa lebih jelek
daripada manajer puncak.
7) Menimbulkan terjadinya tambahan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan manajerial
divisi.
8) Kompetensi general manager seringkali menjadi tidak diperlukan.
Contoh Pusat Laba:

1. Divisi/Fungsi/Bagian Pemasaran

Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk
yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan kepada manajer pemasaran
dalam membuat trade off pendapatan/pengeluaran yang optimal, dan praktek standar untuk
mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap
trade-off yang dibuat.

2. Divisi/Fungsi/Bagian Manufaktur

Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana manajemen dinilai berdasarkan
kinerja versus biaya standard anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah,
karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek
dari pekerjaannya. Dalam hal ini diharapkan manajer membuat keputusan terpisah atas aktivitas
pengendalian mutu, penjadwalan produk ataupun keputusan membuat atau membeli. Selisih
antara harga jual produk dengan estimasi biaya pemasaran merupakan pertimbangan utama
meskipun hanya merupakan laba semu.
Lanjutan Contoh Pusat Laba…

3. Divisi/Fungsi/Bagian Unit pendukung dan pelayanan


Unit Pendukung Pelayanan (pemeliharaan, TI, transportasi, teknik,
konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung). Beban yang
digunakan merupakan pertimbangan utama, jadi manajer harus mampu
menentukan biaya pelayanan yang ekonomis meskipun berasal dari
pemasok luar.

4. Divisi/Fungsi/Bagian Organisasi lainnya


Yang dimaksud dengan organisasi lainnya dalam hal ini adalah kantor
cabang. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab
atas pemasaran produk di wilayah geografis tertentu seringkali menjadi
pusat laba secara alamiah.

Anda mungkin juga menyukai