Anda di halaman 1dari 28

Management Control Systems

Chapter 5
RESPONSIBILITY CENTERS
Profit and Investment Centres
Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (A G). 2007
Kenneth A Merchant & Wim A Van der Stede. 2007

Stefanus Dimas R. Saputro, S.E., M.M.


Learning Objective
Pusat Pertanggungjawaban:
Pusat Laba dan Pusat Investasi
• Pusat Laba
• Pertimbangan-pertimbangan secara umum
• Unit bisnis sebagai pusat profit
• Pusat keuntungan lainnya
• Pusat Investasi
• ROI
• RI

2
Pusat Pertanggung Jawaban??

3
Definisi Pusat Pertanggung Jawaban
• Pusat tanggung jawab adalah struktur sistem pengendalian
dan pemberian tanggung jawab kepada sub unit
organisasi dan dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan.
Seksi → Bagian → Departemen → Divisi

4
Pusat Pertanggungjawaban
A=L+E

5
Pusat Pertanggungjawaban
Pusat Laba (Profit Center)
Pusat laba merupakan pusat pertanggungjawaban
dimana kinerja finansialnya diukur dalam ruang lingkup
laba, yaitu selisih antara pendapatan dan pengeluaran.

6
ORGANISASI STRUKTUR FUNGSIONAL VS UNIT BISNIS

CEO Pusat Laba?

Manajer Manajer
Manufaktur Pemasaran

Produk 1 Produk 2 Produk 1 Produk 2

Manajer Manajer
Unit Bisnis X Unit Bisnis Y

Produk 1 Produk 1 Produk 2 Produk 2


Pusat Pertanggungjawaban
• Pusat Laba (Profit Center)
· Pertimbangan Umum membentuk Pusat Laba
· Unit Bisnis sebagai Pusat laba
· Pusat Laba Lain
· Pengukuran Profitabilitas

8
Pusat Laba (Profit Center)
Pertimbangan Umum membentuk Pusat Laba

Suatu organisasi fungsional adalah organisasi di mana fungsi


produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi
yang terpisah. Ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi
dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi
maupun pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah
divisionalisasi.
Divisionalization penciptaan unit yang mengatur sendiri dalam suatu organisasi, disertai dengan
pelimpahan wewenang ke unit-unit ini.

9
Pusat Laba (Profit Center)
Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Pertanggungjawaban Laba

Banyak keputusan manajemen melibatkan usulan meninggkatkan beban


dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang
lebih besar dalam pendapatan penjualan. Keputusan seperti ini disebut
sebagai pertimbangan biaya/ pendapatan (expense/revenue trade-off).
tambahan beban iklan adalah salah satu contohnya.
1. Manajer harus memiliki informasi relevan untuk
melakukan trade-off expense/revenue
2. Harus ada cara untuk mengukur efektivitas manajer dalam
melakukan keputusan trade-off tersebut

Praktek Pusat Laba


1. Lebih dari 90% dari perusahaan di Amerika memiliki pusat
laba atau unit bisnis
2. Kantor Cabang seperti Bank-Bank, Chain Stores, Hotel dan
Fastfood merupakan contoh pusat laba
Pusat Laba (Profit Center)
Manfaat Pusat Laba
· Keputusan Operasional dapat dipercepat
· Kualitas keputusan dapat diperbaiki
· Beban manajemen kantor pusat dapat dikurangi
· Kesadaran laba dapat ditingkatkan
· Pengukuran kinerja dapat diperluas
· Manajemen didorong imajinasi dan inisiatifnya
· Dapat dipakai sebgai dasar pelatihan manajemen
· Dapat digunakan sebagai tempat para spesialis dan pakar
(strategi diversifikasi)
· Manajemen puncak dapat informasi laba
. Meningkatkan kinerja kompetitif
Pusat Laba (Profit Center)
Kelemahan pusat laba adalah:
a) Manajemen kantor pusat kehilangan kendali menegenai keputusan yang
telah didelegasikan.
b) Manajer pusat laba cenderung hanya memperhatikan laba jangka pendek.
c) Organisasi yang pada awalnya bekerja sama antara fungsi satu dengan
lainnya menjadi saling bersaing.
d) Terdapat kemungkinan peningkatan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan yang dapat menimbulkan pertentangan antar
pusat pertanggungjawaban.
e) Tidak ada yang menjamin bahwa divisionalisasi pada masing-masing pusat
laba akan menjamin peningkatan laba perusahaan menjadi lebih optimal.
f) Kualitas pengambilan keputusan oleh manajer divisi mungkin bisa lebih
jelek daripada manajer puncak.
g) Menimbulkan terjadinya tambahan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
manajerial divisi.
h) Kompetensi general manajer seringkali menjadi tidak diperlukan.
12
Pusat Laba (Profit Center)
Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan
beban sedimikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas
“laba bersih “

1. Manajer unit bisnis cenderung mengendalikan sumber-sumber


untuk:
- Pengembangan produk
- Manufacturing
- Pemasaran
2. Posisi ini dapat mempengaruhi keputusan pendapatan dan beban

13
Pusat Laba (Profit Center)
Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang
manajer unit bisnis. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari
manajemen korporat.
Batasan dari unit bisnis lainnya:
Batasan dari unit bisnis lain akan semakin tidak terlihat apabila keputusan produk,
keputusan pemasaran dan keputusan pengadaan dilakukan oleh satu unit bisnis,
disamping itu terdapat sinergi antar unit bisnis.
1. Keputusan Produksi (produk apa yang dibuat dan dijual)
2. Keputusan Pengadaan (bagaimana memproduksi barang atau jasa)
3. Keputusan Pemasaran (bagaimana, di mana dan berapa)
Pada umumnya semakin terintegrasi suatu perusahaan maka akan semakin sulit
melakukan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam
lini produk yang ada.
Batasan dari Manajemen Korporasi:
Kendala dari manajemen korporasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori:
1. Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategi,terutama
keputusan keuangan
2. Timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan
3. Timbul dari sisi ekonomis adanya suatu sentralisasi
14
Pusat Laba (Profit Center)
Pusat Laba Lainnya
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana
setiap unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen.
Unit Fungsional
• Pemasaran
• Manufaktur
• Unit pendukung
Organisasi lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas
pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali
menjadi pusat laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak
memiliki tanggung jawab manufaktur atas pembelian, profitabilitasnya
seringkali merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang paling baik.

15
Pusat Laba (Profit Center)
PEMASARAN
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba
dengan membebankan biaya dari produk yang terjual.
Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi
manajer pemasaran dalam membuat trade off pendapatan/
pengeluaran yang optimal dan praktik standar untuk
mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya
akan memberikan evaluasi terhadap trade off yang dibuat.

(Contohnya berbeda diwilayah geografis yang berbeda pula


misanya aktivitas pemasaran luar negri)

16
Pusat Laba (Profit Center)
MANUFAKTUIR
• Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana
manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan
anggaran biaya overhead. Tetapi ukuran ini dapat menimbulkan
masalah, karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh
mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya.
• Oleh karena itu, dimana kinerja proses manufaktur diukur
terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat evaluasi
yang terpisah atas aktivitas seperti pengendalian mutu,
penjadwalan produk, dan keputusan buat atau beli

17
Pusat Laba (Profit Center)
UNIT PENDUKUNG dan PELAYANAN
Unit pemeliharaan, teknologi informasi, transportasi, teknik,
konsultasi, layanan konsumen, dan aktivitas pendukung
sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba. Hal ini dapat
dioperasikan kantor pusat dan divisi pelayanan perusahaan
atau dapat dipenuhi di dalam unit bisnis itu sendiri. Unit
bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang
diberikan dengan tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis
yang mecukupi sehingga pendapatan setara dengan
harganya.

18
Pusat Laba (Profit Center)
Mengukur Profitabilitas
Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam
mengevaluasi suatu pusat laba, sama halnya seperti mengevaluasi
perusahaan secara keseluruhan.
1. adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada
bagaimana hasil kerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk
(planning) koordinasi (coordinating), dan pengendalian (controlling),
kegiatan sehari – hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk
memberikan motivasi yang tepat bagi para manajer.
2. adalah ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus pada
bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomi.
Maksud dari kedua ukuran diatas berbeda satu sama lain.

19
Pusat Laba (Profit Center)
Jenis Jenis Ukuran Kinerja
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih (yaitu,
pendapatan yang tersisa setelah seluruh biaya, termasuk porsi yang pantas untuk
overhead korporat, dialokasikan kepusat laba). Meskipun demikian kinerja
manejer pusat laba dapat di evaluasi berdasarkan lima ukuran profitability
1. Contribution Margin atau marjin kontribusi (Sales – VC) Margin kontribusi
(contribution margin) menunjukan rentang (spread) antara pendapatan
dengan beban variable. Alasan utama mengapa ini digunakan sebagai alat
pengukur kinerja manajer pusat laba adalah bahwa karena beban tetap (fixed
expense) berada diluar kendali tersebut, sehingga para manajer harus
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi.
2. Direct Profit atau laba langsung (CM – FC) Laba langsung (direct profit)
mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba
perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik
yang dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut
tanpa memperdulikan apakah terdapat pos–pos ini ada dalam kendali manajer
pusat laba atau tidak.

20
Pusat Laba (Profit Center)
Jenis Jenis Ukuran Kinerja
3. Control Profit atau laba terkontrol
Pengeluaran-pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokan menjadi dua kategori:
dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Yang termasuk dalam kategori
pertama adalah pengeluaran – pengeluaran yang dapat dikendalikan, paling tidak
pada tingkat tertentu, oleh manajer unti bisnis-layanan teknoligi informasi.
4. Income Before Taxes atau pendapatan sebelum pajak
Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba
berdasarkan jumlah relative dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Jika
pusat laba dibebankan dengan sebagian overhead korporat, maka hal ini harus
dihitung berdasarkan biaya yang telah dianggarkan, dan bukan biaya actual,
dimana kolom änggaran” dan äktual”dalam laporan kinerja pusat laba menunjukan
jumlah yang hampir sama untuk pos khusus kasus ini.
5. Net Income atau pendapatan bersih (IBT – Tax) yaitu jumlah laba bersih setelah
pajak. Di sini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestic berdasarkan laba
bersih (net income).

21
Pusat Investasi
Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan sebagai pusat investasi apabila kinerIa
unit/manajemya diukur dari hasil (kembalian) investasi atau atas dasar laba
dibandingkan dengan investasi yang digunakan.
Tujuan pembentukan pusat investasi adalah:

1) Menyediakan infonnasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai


investasi yang digunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan
keputusan yang tepat
2) Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri
3) pembandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
Informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk:
4) menghasilkan laba yang memadai dengan keleluasaan untuk mengambil keputusan
tentang sumber ekonomik dan fasilitas fisik yang digunakan.
5) mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian yang memadai
6) mengambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan kembalian
yang memadai.

22
Pusat Investasi
Perlu dipahami elemen-elemen yang terdapat pada neraca
perusahaan.

Masalah yang berhubungan dengan neraca


1) Kas. Kebanyakan perusahaan mengawasi kas secara terpusat.
2) Piutang. Manajer unit usaha harus mampu mempengaruhi
tingkat piutang tidak hanya sekedar menghasilkan laba tetapi
juga harus mampu menjaga jatuh tempo piutang.
3) Persediaan. Perbedaan penilaian persediaan akan menimbulkan
masalah. Secara umum penilaian persediaan terdiri dari LIFO,
FIFO, dan rata-rata.
4) Aktiva tetap. Penilaian aktiva tetap dapat dilakukan dengan
metoda nilai buku atau harga perolehan. Terdapat perbedaan
penilaian atas ROI dan RI pada kedua metoda tersebut.

23
Pusat Investasi
Atas dasar nilai buku Investasi dengan nilai Rp.100.000, akan
menghasilkan laba 12.000 selama lima tahun, tanpa nilai residu pada akhir
umur aktiva. Penyusatuan dilakukan dengan menggunakan garis lurus.
Tingkat kembalian yang diharapkan adalah 15%.

Besarnya ROI dan RI apabila menggunakan metoda nilai buku


Tahun Nilai buku awal Laba yang diharapkan laba RI ROI
tahun (15%)
1 100.000 15000 12.000 - 3.0000 12
2 80.000 12000 12.000 0 15
3 60.000 9000 12.000 3.000 20
4 40.000 6000 12.000 6.000 30
5 20.000 3000 12.000 9.000 60

24
Pusat Investasi
Besarnya ROI dan RI apabila menggunakan metoda harga perolehan

Tahun Nilai buku awal Laba yang diharapkan laba RI ROI


tahun (15%)
1 100.000 15.000 12.000 - 3.000 12
2 100.000 15.000 12.000 - 3.000 12
3 100.000 15.000 12.000 - 3.000 12
4 100.000 15..000 12.000 - 3.000 12
5 100.000 15000 12.000 - 3.000 12

Masalah lain dalam pusat investasi adalah masalah tolok ukur penilaian
kineria unit/pusat pertanggungjawaban. Secara umum penilaian pusat
pertanggungjawaban ada dua yaitu ROI dan RI.

25
Pengukuran Pusat Investasi
Penilaian prestasi pusat investasi dapat digunakan 2 metode yaitu ROI dan RI berikut ini:
1. Return On Investment (ROI)
Penilaian prestasi dilakukan dengan membandingkan nilai ROI yang dicapai pusat
investasi dengan ROI yang diharapkan.
Laba Laba Hasil penjualan
ROI = x100% ROI = x x 100%
Investasi Hasil Penjualan Investasi
Contoh:
ROI yang diharapkan suatu pusat investasi sebesar 24%. Berdasarkan data
aktivitas pusat investasi tahun 2006 sbb:
Hasil penjualan Rp 50.000.000
Biaya-biaya Rp 45.000.000
Jumlah investasi Rp 25.000.000
ROI yang dicapai pusat investasi sebesar 20% lebih kecil dari ROI yang
diharapkan 24%. Sehingga pada tahun 2007 pusat investasi harus dapat
meningkatkan prestasinya.

26
Pengukuran Pusat Investasi
2. Residual Income (RI)
Prestasi pusat investasi dinilai berdasarkan laba dikurangi biaya modal. Suatu
usulan investasi dinyatakan layak jika menghasilkan Residual Income yang
positif, terlepas apakah ROI lebih kecil dari yang diharapkan.
Contoh:
Jumlah investasi Rp 50.000.000
Laba Rp 10.000.000
ROI (Laba : Investasi) 20%
Biaya modal 12% x 50.000.000 Rp 6.000.000
Residual Income
(Rp 10.000.000 - Rp 6.000.000) Rp 4.000.000
Karena residual income yang diperoleh positif maka investasi dinyatakan
layak.

27
Tugas
• Case Vershire Company
• Case Kranworth Chair Corporation

28

Anda mungkin juga menyukai