Anda di halaman 1dari 42

Machine Translated by Google

SAMPEL AUDIT
UNTUK UJI
KONTROL DAN
UJI SUBSTANTIF TERHADAP
TRANSAKSI
BAB 15

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-1


Machine Translated by Google

BAB 15 TUJUAN BELAJAR


15-1 Jelaskan konsep pengambilan sampel yang representatif.

15-2 Membedakan antara pengambilan sampel statistik dan nonstatistik dan


antara pemilihan sampel probabilistik dan nonprobabilistik
pemilihan sampel.

15-3 Pilih sampel menggunakan metode probabilistik dan nonprobabilistik.

15-4 Mendefinisikan dan menjelaskan pengambilan sampel audit untuk tingkat pengecualian.

15-5 Gunakan pengambilan sampel nonstatistik dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi.

15-6 Mendefinisikan dan menjelaskan atribut pengambilan sampel dan distribusi pengambilan sampel.

15-7 Gunakan pengambilan sampel atribut dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-2


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-1
Menjelaskan konsep
pengambilan sampel representatif.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-3


Machine Translated by Google

SAMPLING PERWAKILAN
Sampel yang representatif adalah sampel yang karakteristik
sampelnya kurang lebih sama dengan karakteristik populasi.
• Auditor berusaha mendapatkan sampel yang representatif untuk pengujian.

• Auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel representatif atau tidak, namun auditor dapat
meningkatkan kemungkinan tersebut dengan berhati-hati dalam merancang proses
pengambilan sampel, pemilihan sampel, dan evaluasi hasil sampel.

Sebuah sampel, bahkan sampel yang representatif, mempunyai risiko terhadap dua jenis kesalahan:
kesalahan pengambilan sampel dan kesalahan nonsampling.

• Risiko dari kedua jenis kesalahan ini disebut risiko pengambilan sampel dan
risiko non-sampling.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-4


Machine Translated by Google

SAMPLING PERWAKILAN (LANJUTAN)

Risiko pengambilan sampel adalah risiko auditor mengambil kesimpulan yang salah karena
sampel tidak mewakili populasi.

Risiko pengambilan sampel dapat dikendalikan oleh auditor dengan cara:

1. Menyesuaikan ukuran pengambilan sampel

2. Menggunakan metode yang tepat dalam memilih item sampel dari populasi.

Risiko nonsampling adalah risiko dimana auditor mengambil kesimpulan yang salah
karena alasan apa pun yang tidak terkait dengan risiko pengambilan sampel. Alasan umumnya adalah:

• Kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian


• Prosedur audit yang tidak efektif

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-5


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-2
Bedakan antara pengambilan
sampel statistik dan nonstatistik
serta antara pemilihan sampel
probabilistik dan pemilihan sampel nonprobabilis

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-6


Machine Translated by Google

SAMPLING STATISTIK VERSUS NONSTATISTIK DAN


PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK
Pengambilan Sampel Statistik Versus Nonstatistik - Kedua metode ini melibatkan
tiga fase yang sama ketika digunakan dalam audit:
1. Rencanakan sampelnya

2. Pilih sampel dan lakukan pengujian


3. Evaluasi hasilnya

Pengambilan sampel statistik menerapkan aturan matematika sehingga auditor dapat


mengukur risiko pengambilan sampel dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan
mengevaluasi hasil (langkah 3).

Pengambilan sampel nonstatistik tidak mengukur risiko pengambilan sampel, namun sampel
nonstatistik yang dirancang dengan baik dapat memberikan hasil audit yang efektif.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-7


Machine Translated by Google

PENGAMBILAN SAMPEL STATISTIK VERSUS


NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIS (LANJU

Pemilihan Sampel Probabilistik versus Nonprobabilistik

Pemilihan sampel probabilistik – auditor memilih item secara acak sedemikian rupa sehingga setiap
item mempunyai probabilitas yang diketahui untuk dimasukkan ke dalam sampel. •
Ketika pengambilan sampel statistik digunakan, sampel probabilistik harus digunakan.

Pemilihan sampel nonprobabilistik – metode pemilihan sampel lainnya.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-8


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-3
Pemilihan sampel menggunakan metode
probabilistik dan nonprobabilistik.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-9


Machine Translated by Google

METODE PEMILIHAN SAMPEL

Metode pemilihan sampel probabilistik: 1.


Pemilihan sampel acak sederhana 2.
Pemilihan sampel sistematis 3.
Probabilitas proporsional dengan ukuran pemilihan sampel

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik:


1. Pemilihan sampel serampangan
2. Pemilihan sampel blok

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-10


Machine Translated by Google

METODE PEMILIHAN SAMPEL (LANJUTAN)

Metode Pemilihan Sampel Probabilistik:


• Pemilihan Sampel Acak Sederhana – Dalam metode pemilihan ini, setiap kemungkinan
kombinasi item populasi mempunyai peluang yang sama untuk dimasukkan ke
dalam sampel.
Hal ini memerlukan suatu metode untuk memastikan bahwa semua item dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk dipilih.

Auditor sering kali menghasilkan angka acak dengan menggunakan salah satu dari tiga teknik pemilihan
sampel komputer (contoh ditunjukkan pada Gambar 15-1) :

• Spreadsheet elektronik

• Generator nomor acak


• Perangkat lunak audit yang digeneralisasi

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-11


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-12


Machine Translated by Google

METODE PEMILIHAN SAMPEL (LANJUTAN)

Metode Pemilihan Sampel Probabilistik (lanjutan):


• Pemilihan Sampel yang Sistematis
• Auditor menghitung interval dan kemudian memilih item untuk dijadikan sampel berdasarkan
ukuran intervalnya.

• Interval ditentukan dengan membagi populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan.

• Probabilitas Proporsional terhadap Ukuran dan Pemilihan Sampel Berstrata


• Dalam banyak situasi audit, akan lebih menguntungkan jika memilih sampel yang menekankan hal tersebut
item populasi dengan jumlah tercatat yang lebih besar.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-13


Machine Translated by Google

METODE PEMILIHAN SAMPEL (LANJUTAN)

Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilistik:


• Pemilihan Sampel yang Serampangan
• pemilihan item tanpa adanya bias yang disengaja oleh auditor. • Kekurangannya
adalah sulitnya untuk tetap tidak memihak sepenuhnya

• Blokir Pemilihan Sampel


• auditor memilih item pertama dalam suatu blok dan kemudian sisa blok tersebut dipilih
berurutan
• Penggunaan pengambilan sampel blok dapat diterima jika jumlah blok yang digunakan cukup banyak

Meskipun metode ini tampak kurang logis dibandingkan metode probabilistik, terdapat situasi audit di
mana metode probabilistik tidak praktis, misalnya dalam situasi audit populasi yang tidak diberi nomor
dengan cara apa pun.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-14


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-4
Tentukan dan jelaskan pengambilan sampel audit
untuk tingkat pengecualian.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-15


Machine Translated by Google

SAMPLING UNTUK HARGA PENGECUALIAN

Ketika menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi, auditor
menentukan apakah pengendalian tersebut beroperasi secara efektif dan apakah tingkat
kesalahan moneter berada di bawah batas yang dapat ditoleransi.

Untuk menguji hal ini, auditor memperkirakan persentase item dalam suatu populasi yang
mengandung karakteristik atau atribut yang diminati. Persentase ini disebut tingkat kejadian atau
tingkat pengecualian.

Auditor tertarik pada jenis pengecualian berikut dalam data akuntansi:


1. Penyimpangan dari kendali yang ditetapkan klien

2. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi


3. Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo rekening

Saat menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi, auditor berfokus
pada batas atas estimasi tingkat pengecualian populasi, yaitu tingkat pengecualian atas yang
dihitung (CUER).

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-16


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-5
Gunakan pengambilan sampel nonstatistik
dalam pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-17


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK

Tiga tahapan pengambilan sampel adalah sama baik untuk pengambilan


sampel statistik maupun
nonstatistik: 1.
Merencanakan Sampel 2. Memilih Sampel dan Melakukan Prosedur Audit
3. Evaluasi Hasilnya

Ada 14 langkah yang terdefinisi dengan baik yang termasuk dalam tiga fase.

Istilah-istilah yang digunakan dalam pengambilan sampel audit dirinci pada Tabel 15-1.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-18


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-19


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)
Fase 1 - Rencanakan
Sampel: 1. Nyatakan tujuan pengujian audit.
2. Putuskan apakah pengambilan sampel audit dapat diterapkan.

3. Tentukan atribut dan kondisi pengecualian.


4. Tentukan populasinya.
5. Tentukan unit pengambilan sampel.

6. Tentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.

7. Tentukan risiko ketergantungan berlebihan yang dapat diterima.

8. Perkirakan tingkat deviasi atau pengecualian populasi.

9. Tentukan ukuran sampel awal.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-20


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)
Tahap 2 - Pilih Sampel dan Lakukan Prosedur Audit: 10. Pilih sampel.

11. Melaksanakan prosedur audit.


Fase 3 – Evaluasi hasilnya:
12. Melakukan generalisasi dari sampel ke populasi.
13. Analisis pengecualian.
14. Memutuskan penerimaan masyarakat.

Atribut untuk Hillsburg Hardware Co. didefinisikan pada Tabel 15-3.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-21


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)

Fase 1 - Rencanakan Sampel:


1. Nyatakan Tujuan Pengujian Audit: Tujuan pengujian harus sesuai dengan siklus transaksi yang
diuji. Tujuan biasanya didefinisikan sebagai berikut:

• Menguji efektivitas pengoperasian pengendalian


• Menentukan apakah transaksi tersebut mengandung salah saji moneter
2. Putuskan Apakah Pengambilan Sampel Audit Berlaku: Pengambilan sampel audit berlaku
setiap kali auditor berencana untuk mencapai kesimpulan tentang suatu populasi berdasarkan
sampel.

Prosedur audit untuk Hillsburg Hardware Co. yang memerlukan pengambilan


sampel audit diilustrasikan pada Tabel 15-2.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-22


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-23


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)

Fase 1 - Rencanakan Sampel (lanjutan):

3. Menentukan Atribut dan Kondisi Pengecualian: Auditor harus secara hati-hati


menentukan karakteristik (atribut) yang diuji serta kondisi pengecualiannya.
• Sembilan atribut yang
menjadi perhatian dan kondisi pengecualian untuk audit Hillburg adalah
ditunjukkan pada Tabel 15-3.

4. Tentukan Populasi: Hal-hal yang ingin digeneralisasikan oleh auditor.


• Auditor mendefinisikan populasi sesuai dengan tujuan pengujian.
5. Menentukan Unit Pengambilan Sampel: Unit pengambilan sampel ditetapkan
berdasarkan populasi dan metode pemilihan sampel.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-24


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-25


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)
Fase 1 - Rencanakan Sampel (lanjutan):
6. Tentukan Tingkat Pengecualian yang Dapat Ditoleransi: Tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi (TER) untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER
dapat mempengaruhi ukuran sampel secara signifikan. Gambar 15-2 di halaman 494
menunjukkan TER pada lembar data pengambilan sampel.

7. Tentukan Risiko Ketergantungan Berlebihan yang Dapat Diterima: Pengambilan sampel selalu mempunyai risiko
kesimpulan yang salah tentang populasi. Auditor khawatir dengan risiko ketergantungan yang
berlebihan karena berdampak pada efektivitas audit.
Risiko ketergantungan yang dapat diterima (ARO) mengukur risiko yang bersedia
diambil oleh auditor dalam menyimpulkan bahwa suatu pengendalian efektif ketika
tingkat pengecualian populasi sebenarnya lebih besar dari TER.

Pedoman penetapan TER dan ARO diilustrasikan pada Tabel 15-4 dan 15-5.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-26


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-27


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-28


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)
Fase 1 - Rencanakan Sampel (lanjutan):
8. Memperkirakan Tingkat Pengecualian Populasi: Auditor harus membuat
memperkirakan tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai.
Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (EPER) rendah, sampel yang relatif kecil akan
memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER) auditor.

9. Menentukan Ukuran Sampel Awal: Empat faktor menentukan ukuran sampel awal: ukuran
populasi, TER, ARO, dan EPER.
• Disebut ukuran sampel awal karena pengecualian dalam sampel awal harus
dievaluasi sebelum auditor dapat memutuskan apakah sampel tersebut
cukup untuk mencapai tujuan pengujian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel ditunjukkan pada Tabel 15-6.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-29


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-30


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)
Tahap 2 - Pilih Sampel dan Lakukan Prosedur Audit:
10. Pilih Sampel: Auditor dapat memilih salah satu metode yang disajikan
pilih sampel awal.
11. Lakukan Prosedur Audit: Auditor melakukan audit
prosedur dengan memeriksa setiap item dalam sampel untuk menentukan
apakah item tersebut konsisten dengan definisi atribut dan dengan mencatat
semua pengecualian yang ditemukan.

Pemeriksaan item sampel untuk lembar kerja atribut ditunjukkan pada


Gambar 15-3 di halaman 498.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-31


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)

Fase 3 – Evaluasi Hasil:


12. Generalisasi dari Sampel ke Populasi: Tingkat pengecualian sampel (SER)
dapat dihitung dari hasil sampel sebenarnya dengan membagi pengecualian
aktual dengan ukuran sampel sebenarnya. Ketika SER melebihi EPER yang
digunakan dalam merancang sampel, auditor dapat menyimpulkan bahwa
hasil sampel tidak mendukung risiko yang telah dinilai sebelumnya.

SER dan perhitungan penyisihan risiko pengambilan sampel (TER-SER) dirangkum


pada Gambar 15-4 di halaman 500.

13. Analisis Pengecualian: Analisis pengecualian diilustrasikan pada Gambar 15-5


di halaman 501.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-32


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)

Fase 3 – Evaluasi Hasil:


14. Putuskan Penerimaan Populasi: Jika tingkat pengecualian sampel lebih kecil
dari tingkat yang diharapkan, auditor akan menyimpulkan bahwa sampel
tidak menunjukkan adanya masalah signifikan. Namun, jika SER melebihi
EPER, auditor akan menyimpulkan bahwa hasil tersebut tidak dapat
diterima dan harus mengikuti salah satu dari empat tindakan berikut:
1. Revisi TER atau ARO
2. Perluas Ukuran Sampel
3. Merevisi Penilaian Risiko Pengendalian

4. Berkomunikasi dengan Komite Audit atau Manajemen

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-33


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING AUDIT


NONSTATISTIK (LANJUTAN)
Dokumentasi dan Perencanaan Bukti: Auditor perlu menyimpan
dokumentasi yang memadai tentang:
• Prosedur dilakukan
• Metode yang digunakan untuk memilih sampel dan melakukan pengujian
• Hasil yang ditemukan dalam tes
• Kesimpulan tercapai

Kesimpulan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan menentukan
sisa bukti audit yang perlu diperoleh.
Perencanaan bukti ini diilustrasikan pada Gambar 15-6 di halaman 504.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel nonstatistik dirangkum dalam Gambar 15-7.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-34


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-35


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-6
Definisikan dan jelaskan pengambilan sampel
atribut dan distribusi pengambilan sampel.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-36


Machine Translated by Google

SAMPLING AUDIT STATISTIK

Perbedaan Antara Pengambilan Sampel Atribut dan Nonstatistik


Pengambilan sampel - Metode pengambilan sampel statistik yang paling umum digunakan untuk
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah pengambilan sampel atribut.

Pengambilan sampel atribut statistik dan pengambilan sampel nonstatistik menggunakan 14 langkah
yang sama. Perbedaannya adalah:

1. Perhitungan ukuran sampel awal dikembangkan dari statistik


distribusi probabilitas
2. Perhitungan estimasi tingkat pengecualian atas menggunakan probabilitas statistik
distribusi.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-37


Machine Translated by Google

SAMPLING AUDIT STATISTIK (LANJUTAN)

Distribusi Sampling – Auditor mendasarkan kesimpulannya pada pengambilan sampel


distribusi, yaitu distribusi frekuensi hasil seluruh kemungkinan sampel dengan ukuran tertentu yang
dapat diperoleh dari suatu populasi yang mengandung beberapa ciri tertentu.

Setiap tingkat pengecualian populasi dan ukuran sampel memiliki distribusi pengambilan
sampel yang unik.

Distribusi pengambilan sampel untuk sampel sebanyak 50 item dari populasi yang
sangat besar dan tingkat pengecualian sebesar 5 persen ditunjukkan pada Tabel 15-7.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-38


Machine Translated by Google

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-39


Machine Translated by Google

TUJUAN 15-7
Gunakan pengambilan sampel atribut dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-40


Machine Translated by Google

PENERAPAN SAMPLING ATRIBUT

Langkah-langkah pengambilan sampel atribut sama dengan langkah


pengambilan sampel nonstatistik dengan beberapa pengecualian:

7. Tentukan risiko ketergantungan berlebihan yang dapat diterima – Konsepnya sama,


namun metode pengukurannya biasanya berbeda. Daripada menggunakan angka
tinggi, sedang, dan rendah, auditor akan menggunakan jumlah tertentu, seperti 5 persen.

9. Menentukan ukuran sampel awal – Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel awal
adalah sama, namun dalam pengambilan sampel atribut, auditor menggunakan
tabel yang dikembangkan dari rumus statistik atau perangkat lunak audit untuk
menentukan ukuran sampel awal. Hal ini diilustrasikan pada Tabel 15-8 di halaman 508.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-41


Machine Translated by Google

APLIKASI SAMPLING ATRIBUT (LANJUTAN)


Langkah-langkah pengambilan sampel atribut sama untuk nonstatistik
pengambilan sampel dengan beberapa pengecualian (lanjutan):

10. Satu-satunya perbedaan dalam pemilihan sampel adalah metode probabilistiknya


harus digunakan untuk pengambilan sampel statistik.

12. Untuk pengambilan sampel atribut, auditor menghitung bagian atas yang dihitung
tingkat pengecualian menggunakan rumus statistik. Hal ini diilustrasikan pada Tabel 15-9 di halaman
509 dan Gambar 15-8 di halaman 511.

Perlunya Pertimbangan Profesional – Salah satu kritik terhadap pengambilan sampel statistik adalah bahwa
hal ini mengurangi penggunaan pertimbangan profesional oleh auditor. Namun, auditor harus
melakukan pertimbangan yang matang dalam banyak keputusan pengambilan sampel statistik.

Hak Cipta © 2017 Pearson Education, Ltd. 15-42

Anda mungkin juga menyukai