SAMPEL AUDIT
UNTUK UJI
KONTROL DAN
UJI SUBSTANTIF TERHADAP
TRANSAKSI
BAB 15
15-4 Mendefinisikan dan menjelaskan pengambilan sampel audit untuk tingkat pengecualian.
15-5 Gunakan pengambilan sampel nonstatistik dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi.
15-6 Mendefinisikan dan menjelaskan atribut pengambilan sampel dan distribusi pengambilan sampel.
15-7 Gunakan pengambilan sampel atribut dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi.
TUJUAN 15-1
Menjelaskan konsep
pengambilan sampel representatif.
SAMPLING PERWAKILAN
Sampel yang representatif adalah sampel yang karakteristik
sampelnya kurang lebih sama dengan karakteristik populasi.
• Auditor berusaha mendapatkan sampel yang representatif untuk pengujian.
• Auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel representatif atau tidak, namun auditor dapat
meningkatkan kemungkinan tersebut dengan berhati-hati dalam merancang proses
pengambilan sampel, pemilihan sampel, dan evaluasi hasil sampel.
Sebuah sampel, bahkan sampel yang representatif, mempunyai risiko terhadap dua jenis kesalahan:
kesalahan pengambilan sampel dan kesalahan nonsampling.
• Risiko dari kedua jenis kesalahan ini disebut risiko pengambilan sampel dan
risiko non-sampling.
Risiko pengambilan sampel adalah risiko auditor mengambil kesimpulan yang salah karena
sampel tidak mewakili populasi.
2. Menggunakan metode yang tepat dalam memilih item sampel dari populasi.
Risiko nonsampling adalah risiko dimana auditor mengambil kesimpulan yang salah
karena alasan apa pun yang tidak terkait dengan risiko pengambilan sampel. Alasan umumnya adalah:
TUJUAN 15-2
Bedakan antara pengambilan
sampel statistik dan nonstatistik
serta antara pemilihan sampel
probabilistik dan pemilihan sampel nonprobabilis
Pengambilan sampel nonstatistik tidak mengukur risiko pengambilan sampel, namun sampel
nonstatistik yang dirancang dengan baik dapat memberikan hasil audit yang efektif.
Pemilihan sampel probabilistik – auditor memilih item secara acak sedemikian rupa sehingga setiap
item mempunyai probabilitas yang diketahui untuk dimasukkan ke dalam sampel. •
Ketika pengambilan sampel statistik digunakan, sampel probabilistik harus digunakan.
TUJUAN 15-3
Pemilihan sampel menggunakan metode
probabilistik dan nonprobabilistik.
Auditor sering kali menghasilkan angka acak dengan menggunakan salah satu dari tiga teknik pemilihan
sampel komputer (contoh ditunjukkan pada Gambar 15-1) :
• Spreadsheet elektronik
• Interval ditentukan dengan membagi populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan.
Meskipun metode ini tampak kurang logis dibandingkan metode probabilistik, terdapat situasi audit di
mana metode probabilistik tidak praktis, misalnya dalam situasi audit populasi yang tidak diberi nomor
dengan cara apa pun.
TUJUAN 15-4
Tentukan dan jelaskan pengambilan sampel audit
untuk tingkat pengecualian.
Ketika menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi, auditor
menentukan apakah pengendalian tersebut beroperasi secara efektif dan apakah tingkat
kesalahan moneter berada di bawah batas yang dapat ditoleransi.
Untuk menguji hal ini, auditor memperkirakan persentase item dalam suatu populasi yang
mengandung karakteristik atau atribut yang diminati. Persentase ini disebut tingkat kejadian atau
tingkat pengecualian.
Saat menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi, auditor berfokus
pada batas atas estimasi tingkat pengecualian populasi, yaitu tingkat pengecualian atas yang
dihitung (CUER).
TUJUAN 15-5
Gunakan pengambilan sampel nonstatistik
dalam pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi.
Ada 14 langkah yang terdefinisi dengan baik yang termasuk dalam tiga fase.
Istilah-istilah yang digunakan dalam pengambilan sampel audit dirinci pada Tabel 15-1.
7. Tentukan Risiko Ketergantungan Berlebihan yang Dapat Diterima: Pengambilan sampel selalu mempunyai risiko
kesimpulan yang salah tentang populasi. Auditor khawatir dengan risiko ketergantungan yang
berlebihan karena berdampak pada efektivitas audit.
Risiko ketergantungan yang dapat diterima (ARO) mengukur risiko yang bersedia
diambil oleh auditor dalam menyimpulkan bahwa suatu pengendalian efektif ketika
tingkat pengecualian populasi sebenarnya lebih besar dari TER.
Pedoman penetapan TER dan ARO diilustrasikan pada Tabel 15-4 dan 15-5.
9. Menentukan Ukuran Sampel Awal: Empat faktor menentukan ukuran sampel awal: ukuran
populasi, TER, ARO, dan EPER.
• Disebut ukuran sampel awal karena pengecualian dalam sampel awal harus
dievaluasi sebelum auditor dapat memutuskan apakah sampel tersebut
cukup untuk mencapai tujuan pengujian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel ditunjukkan pada Tabel 15-6.
Kesimpulan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan menentukan
sisa bukti audit yang perlu diperoleh.
Perencanaan bukti ini diilustrasikan pada Gambar 15-6 di halaman 504.
TUJUAN 15-6
Definisikan dan jelaskan pengambilan sampel
atribut dan distribusi pengambilan sampel.
Pengambilan sampel atribut statistik dan pengambilan sampel nonstatistik menggunakan 14 langkah
yang sama. Perbedaannya adalah:
Setiap tingkat pengecualian populasi dan ukuran sampel memiliki distribusi pengambilan
sampel yang unik.
Distribusi pengambilan sampel untuk sampel sebanyak 50 item dari populasi yang
sangat besar dan tingkat pengecualian sebesar 5 persen ditunjukkan pada Tabel 15-7.
TUJUAN 15-7
Gunakan pengambilan sampel atribut dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
9. Menentukan ukuran sampel awal – Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel awal
adalah sama, namun dalam pengambilan sampel atribut, auditor menggunakan
tabel yang dikembangkan dari rumus statistik atau perangkat lunak audit untuk
menentukan ukuran sampel awal. Hal ini diilustrasikan pada Tabel 15-8 di halaman 508.
12. Untuk pengambilan sampel atribut, auditor menghitung bagian atas yang dihitung
tingkat pengecualian menggunakan rumus statistik. Hal ini diilustrasikan pada Tabel 15-9 di halaman
509 dan Gambar 15-8 di halaman 511.
Perlunya Pertimbangan Profesional – Salah satu kritik terhadap pengambilan sampel statistik adalah bahwa
hal ini mengurangi penggunaan pertimbangan profesional oleh auditor. Namun, auditor harus
melakukan pertimbangan yang matang dalam banyak keputusan pengambilan sampel statistik.