Anda di halaman 1dari 53

SAMPLING

AUDIT

Disusun oleh:
1. Apriliyati Eka Subekti (2111070170)
2. Lalu Ade Irmawan (2111070184)
3. Bertrand Hardananta (2111070211)
4. Rica Rulliyanti (2111070198)
5. Clara Cintaka Andisa (2111070203)
6. Imaniar Akmalia Nisa (2111070208)
7. Dea Fidya Pradana (2111070236)
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN
1 PENGENDALIAN & PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
SAMPLE
REPRESENTATIVE

3
METODE
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi
SAMPLING AUDIT dua kategori utama yakni sampling statistik
dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut
serupa karena keduanya melibatkan tiga
tahap:

1. Perencanaan sampel.
2. Pemilihan sampel dan pelaksanaan
pengujian.
3. Pengevaluasian hasil.

Tujuan dari perencanaan sampel adalah


memastikan bahwa pengujian audit
dilakukan dengan cara yang memberikan
risiko sampling yang diinginkan dan
meminimalkan kemungkinan kesalahan
nonsampling.

4
SAMPLING STATISTIK VS
SAMPLING NON STATISTIK

SAMPLE STATISTIK SAMPLE NON STATISTIK


Sampling statistik berbeda dari sampling Auditor tidak mengkuantifikasi risiko sampling. Namun, sampel
nonstatistik. Dengan menerapkan aturan nonstatistik yang dirancang dengan baik clan mempertimbangkan
matematika, auditor dapat faktor-faktor yang sama seperti pada sampel statistik yang
mengkuantifikasi (mengukur) risiko dirancang dengan baik dapat memberikan hasil yang efektif
seperti yang diberikan sampel statistik yang dirancang dengan
sampling dalam merencanakan sampel
baik.
(langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil
(langkah 3).

5
PEMILILIHAN SAMPEL
PROBABILISTIK & NON
PROBABILISTIK

SAMPLE PROBABILISTIK SAMPLE NON PROBABILISTIK


Apabila menggunakan pemilihan sampel Dalam pemilihan sampel non probabilistik, auditor
probabilistik auditor memilih secara acak item- memilih item sampel dengan menggunakan
item sehingga setiap item populasi memiliki pertimbangan profesional clan bukan metode
probabilitas yang sama untuk dimasukkan probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah
dalam sampel. Proses ini memerlukan satu dari beberapa metode pemilihan sampel
ketelitian yang tinggi dengan menggunakan nonprobabilistik..
salah satu dari beberapa metode yang telah
dibahas secara singkat

6
PENERAPAN SAMPLING
STATISTIK DAN NONSTATISTIK
DALAM PRAKTIK METODE
PEMILIHAN SAMPEL

METODE SAMPLE PROBABILISTIK METODE SAMPLE NON PROBABILISTIK


1. Pemilihan sampel acak sederhana 1. Pemilihan sampel sembarangan
2. Pemilihan sampel sistematis 2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampel probabilitas yang
proporsional dengan ukuran sampel

7
PENERAPAN SAMPLING
STATISTIK DAN NONSTATISTIK
DALAM PRAKTIK METODE
PEMILIHAN SAMPEL

METODE SAMPLE PROBABILISTIK METODE SAMPLE NON PROBABILISTIK


1. Pemilihan sampel acak sederhana 1. Pemilihan sampel sembarangan
2. Pemilihan sampel sistematis 2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampel probabilitas yang
proporsional dengan ukuran sampel

8
METODE PEMILIHAN
SAMPLE PROBABILISTIK

SAMPEL ACAK SAMPEL SISTEMATIS


Auditor menggunakan sampling random atau acak Auditor menghitung suatu interval dan kemudian
sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada memilih item-item yang akan dijadikan sampel
kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item berdasarkan ukuran interval tersebut. Interval
populasi. ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan
Sebagai contoh, auditor ingin mengambil sampel ukuran sampel yang diinginkan
pengeluaran kas klien untuk tahun tersebut. Mereka
mungkin memilih sampel acak sederhana sebanyak Keunggulan dari pemilihan sampel sistematis adalah
60 item dari jurnal pengeluaran kas, menerapkan lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi,
prosedur audit yang sesuai terhadap 60 item yang sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan
dipilih, dan menarik kesimpulan mengenai semua pendekatannya secara otomatis akan menempatkan
transaksi pengeluaran kas yang dicatat. nomor dalam urutan, yang membuatnya lebih mudah
untuk mengembangkan dokumentasi yang sesuai. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sistematis
adalah kemungkinan terjadinya bias

9
METODE PEMILIHAN
SAMPLE NON PROBABILISTIK

SAMPEL SEMBARANGAN SAMPEL BLOK


(HAPHAZARD SAMPLE SELECTION) (BLOCK SAMPLE SELECTION)
Auditor memilih pas pertama dalam suatu blok, dan
Pemilihan item atau pas tanpa bias yang disengaja
sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan
oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor
sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang
memilih item populasi tanpa memandang ukurannya,
digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang
sumber, atau karakteristik lainnya yang
digunakan, probabilitas memperoleh sampel
membedakan.
nonrepresentatif sangatlah besar, dengan
Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang
mempertimbangkan kemungkinan perputaran
paling serius adalah sulitnya menjaga agar tetap tidak
karyawan, pembahan sistem akuntansi, clan sifat
bias dalam melakukan pemilihan. Karena pelatihan
musiman dari sejumlah bisnis.
auditor dan bias yang tidak sengaja, item populasi
Sampling blok juga dapat digunakan untuk melengkapi
tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk
sampel lainnya apabila ada kemungkinan salah saji yang
dimasukkan dalam sampel ketimbang yang lainnya.
tinggi selama periode tertentu.

10
SAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN


TINGKAT KETERJADIAN (OCCURRENCE RATE)
Tingkat Keterjadian (occurrence rate) atau tingkat Tingkat Pengecualian (exception)
merupakan persentase item-item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau
atribut kepentingan.

Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimasi


tingkat pengecualian dalam populasi, yang merupakan estimasi terbaik auditor
atas tingkat pengecualian populasi.

Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian,


auditor berfokus pada Batas Atas Estimasi Interval, yang disebut
Tingkat Pengecualian Atas yang Dihitung (computed upper exception rate =
CUER)

JENIS PENGECUALIAN DALAM POPULASI DATA AKUNTANSI


1. Penyimpangan atau deviasi dari pengendalian yang ditetapkan klien.
2. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi.
3. Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo akun

11
CONTOH SAMPLING UNTUK


TINGKAT PENGECUALIAN

Asumsikan auditor menentukan tingkat pengecualian sampel sebesar


3%, dan kesalahan sampling sebesar 1 %, dengan risiko sampling
sebesar 10%.

Auditor dapat menyatakan bahwa estimasi interval tingkat


pengecualian populasi berada antara 2% dan 4% (3% ± 1) dengan risiko
salah sebesar 10% (dan peluang benar sebesar 90%).

Auditor dapat menyimpulkan bahwa Tingkat Pengecualian Atas yang


Dihitung (CUER) adalah 4%.

12
Mekanisme
Sampling Audit
Nonstatistik
14 Langkah penerapan sampling dalam
pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
1. Menyatakan Tujuan Pengujian Audit

Biasanya, auditor mendefinisikan tujuan pengujian pengendalian clan


pengujian substantif atas transaksi sebagai:

• Menguji keefektifan operasi pengendalian.


• Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter.
2. Memutuskan Apakah Sampling Audit
dapat ditetapkan

1-2
Tidak Dapat
Diterapkan
Sampling

3-5
Dapat Diterapkan
Sampling
3. Mendefinisikan Atribut dan Kondisi Pengecualian
4. Mendefinisikan Populasi
Auditor harus menguji populasi menyangkut kelengkapan dan rinciannya
sebelum suatu sampel dipilih untuk memastikan bahwa semua item populasi
merupakan subjek pemilihan sampel.

Arah pengujian : dari faktur penjualan dalam


jurnal penjualan ke dokumentasi sumber

Arah pengujian : dari dokumen pengiriman


ke jurnal penjualan
5. Mendefinisikan Unit Sampling

Unit sampling : sampel dokumen pengiriman

Unit sampling : salinan faktur penjualan


6. Menetapkan Tingkat Pengecualian yang Dapat
Ditoleransi
Atribut 6-9 memiliki TER yang paling tinggi karena dianggap
kurang penting dalam audit.

Untuk atribut 1, kelalaian mencatat faktur


penjualan akan cukup signifikan, sehingga TER
yang paling rendah ( 4 persen) akan dipilih.

Untuk atribut 2-5, penagihan pelanggan dan pencatatan transaksi


yang salah sangat mungkin terjadi, tetapi tidak ada salah saji
yang mungkin terjadi atas jumlah penuh faktur. Akibatnya,
auditor memilih TER sebesar 5 persen untuk masing-masing
atribut tersebut.
6. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas
Ketergantungan yang Terlalu Tinggi

Auditor biasanya lebih berfokus pada risiko ketergantungan yang lebih tinggi karena hal itu mempengaruhi
efektivitas audit. Risiko yang dapat diterima atas ketergantungan yang terlalu tinggi (acceptable risk of
overreliance = ARO) mengukur risiko yang bersedia ditanggung auditor untuk menerima suatu pengendalian
sebagai efektif
Untuk sampling nonstatistik, sudah umum bagi auditor untuk menggunakan ARO yang tinggi, sedang, atau
rendah ketimbang sebuah persentase. Untuk sampling statistik, auditor biasanya menggunakan persentase,
seperti 5% atau 10%. ARO yang rendah menyiratkan bahwa pengujian pengendalian sangatlah penting clan
akan berhubungan dengan penilaian risiko pengendalian yang rendah serta mengurangi pengujian atas rincian
saldo.
7. Mengestimasi Tingkat Pengecualian Populasi
Auditor hams terlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan
ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estimated population exception
rate = EPER) rendah, ukuran sampel yang relatif kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi (TER) auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit estimasi yang tepat.
8. Menentukan Ukuran Sampel Awai
Ada empat faktor yang menentukan ukuran sampel awal (initial sample size) bagi sampling audit: ukuran
populasi, TER, ARO, dan EPER. . Auditor yang menggunakan sampling nonstatistik akan menentukan ukuran
sampel dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya dan bukan menggunakan rumus statistik. l. Hal ini
disebut sebagai ukuran sampel awal karena pengecualian sampel aktual harus dievaluasi sebelum auditor
dapat memutuskan apakah sampel cukup besar untuk mencapai tujuan penguji
9. Memilih Sampel
Auditor dapat memilih sampel dengan menggunakan metode probabilistik atau nonprobabilistik. Pemilihan
acak untuk prosedur audit Hillsburg bersifat langsung kecuali bagi ukuran sampel yang berbeda yang
diperlukan untuk atribut yang juga berbeda. ini. Untuk meminimalkan kemungkinan klien mengubah item-item
sampel, auditor tidak boleh memberi tahu klien terlalu cepat item-item sampel yang dipilih. A

10. Melaksanakan Prosedur Audit

Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa setiap item dalam sampel untuk menentukan apakah
sampel tersebut konsisten dengan definisi atribut dan dengan mempertahankan catatan mengenai semua
pengecualian yang ditemukan. Jika prosedur audit untuk aplikasi sampling telah selesai, auditor akan memiliki
ukuran sampel dan jumlah pengecualian untuk setiap atribut.
11. Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi

Dalam contoh ini, auditor tidak menemukan pengecualian


untuk atribut 1 dan dua pengecualian untuk atribut 2, yang
membuat SER menjadi O persen (O : 75) untuk atribut 1, dan 2
persen untuk atribut 2 (2 : 100).

Ketika mengevaluasi sampel untuk pengujian pengendalian dan


pengujian substantif atas transaksi, auditor harus mengevaluasi
risiko sampling. Apabila digunakan sampling nonstatistik, risiko
sampling tidak dapat diukur secara langsung. Salah satu cara
untuk mengevaluasi risiko sampling adalah mengurangitingkat
pengecualian sampel (SER) dari tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi (TER) untuk menemukan kesalahan sampling yang
dihitung (TER - SER), dan mengevaluasi apakah hal tersebut cukup
besar untuk menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi
yang sebenarnya dapat diterima
12. Menganalisis Pengecualian

Selain menentukan SER bagi setiap atribut dan mengevaluasi apakah tingkat
pengecualian yang sebenarnya (tetapi tidak diketahui) mungkin melampaui tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi (TER), auditor juga harus menganalisis pengecualian
individual untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang memungkinkan hal
tersebut terjadi. Pengecualian dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kecerobohan
karyawan, salah memahami instruksi, atau kelalaian melaksanakan prosedur yang
disengaja. Sifat pengecualian dan penyebabnya memiliki dampak yang signifikan
terhadap evaluasi sistem secara kualitatif. Sebagai contoh, jika semua pengecualian
dalam pengujian verifikasi internal atas faktur penjualan terjadi ketika orang yang
biasanya bertanggung jawab melaksanakan pengujian sedang berlibur, hal ini akan
mempengaruhi evaluasi auditor terhadap pengendalian internal dan investigasi
selanjutnya akan berbeda ketimbang jika pengecualian berasal dari ketidakkompetenan
karyawan reguler.
13.. Memutuskan Akseptabilitas Populasi
sebagian besar auditor yang menggunakan sampling nonstatistik akan mengurangi SER
dari TER dan mengevaluasi apakah perbedaannya (kesalahan sampling yang dihitung)
cukup besar. Jika auditor menyimpulkan bahwa TER - SER terlalu kecil untuk
menyimpulkan bahwa populasi dapat diterima, atau jika SER melebihi TER, auditor harus
mengikuti salah satu dari empat tindakan:

Merevisi TER atau ARO Memperluas Ukuran Sampel


Kenaikan ukuran sampel dapat
Alternatif ini harus diikuti hanya jika
menurunkan kesalahan sampling jika
auditor telah menyimpulkan bahwa
tingkat pengecualian sampel (SER)
spesifikasi awal terlalu konservatif.
aktual tidak meningkat.

Merevisi Penilaian Risiko Pengendalian Mengomunikasikan kepada


Jika hasil pengujian pengendalian clan Komite Audit atau Manajemen
pengujian substantif atas transaksi tidak Auditor diwajibkan untuk
mendukung penilaian risiko pengendalian mengomunikasikan secara tertulis
pendahuluan, auditor hams merevisi kepada pihak-pihak yang berwenang,
penilaian risiko pengendalian ke atas. seperti komite audit, hal-hal yang
berkenaan dengan defisiensi yang
signifikan clan kelemahan yang material
dalam pengendalian internal.
14. Dokumentasi yang Memadai

Auditor hams menyelenggarakan catatan yang


memadai mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan, metode yang akan digunakan
untuk memilih sampel dan melakukan
pengujian, hasil yang ditemukan selama
pengujian, dan kesimpulan yang dicapai
SAMPLING
AUDIT
STATISTIK
Metode sampling statistik yang
paling sering digunakan untuk
pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi
adalah sampling atribut (attribute
sampling).
Perbedaan terletak pada perhitungan ukuran sampel awal yang
menggunakan tabel yang dikembangkan dari distribusi
probabilitas statistik dan perhitungan tingkat pengecualian atas
yang diestimasi dengan menggunakan tabel yang serupa seperti
ketika menghitung ukuran sampel.
2 SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN
ATAS RINCIAN SALDO
PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK


PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO,
PENGUJIAN PENGENDALIAN & PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Jenis Pengendalian Apa yang diukurnya
Pengujian Pengendalian Keefektifan operasi pengendalian
internal
Pengujian subtantif atas Transaksi Keefektifan operasi pengendalian
internal
Kebenaran moneter transaksi
dalam sistem akuntansi
Pengujian atas Rincian Saldo Apakah jumlah dolar saldo akun
mengandung salah saji yang
material

31
PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK


PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO,
PENGUJIAN PENGENDALIAN & PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian


substantif atas transaksi:
• Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup
rendah.
• Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya
mengurangi pengujian atas rincian saldo.
• Untuk perusahaan publik berukuran besar, guna menyimpulkan
bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif demi tujuan
audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

32
LANGKAH PENERAPAN
SAMPLING DALAM
PENGUJIAN ATAS RINCIAN
SALDO

MERENCANAKAN SAMPEL

1. Menyatakan tujuan pengujian audit


2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
3. Mendefinisikan salah saji
4. Mendefinisikan populasi
5. Mendefinisikan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi
7. Menetapkan reisko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah
8. Mengestimasi salah saji dalam populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal

33
LANGKAH PENERAPAN
SAMPLING DALAM
PENGUJIAN ATAS RINCIAN
SALDO

Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit


1. Memilih Sampel
2. Melaksanakan ukuran sampel awal

Mengevaluasi Hasil
1. Mengeneralisasi dari sampel ke populasi
2. Menganalisis pengecualian
3. Memutuskan akseptabilitas populasi

34
PERBEDAAN ANTARA SAMPLING UNIT MONETER


(MUS) & SAMPLING NONSTATISTIK
MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah moneter kumulatif,
dan sampling dengan probabilitas yang proporsional dengan ukuran.

Pemilihan Sampel
Definisi Unit Dilakukan dengan
Sampling Menggunakan PPS
adalah suatu (probability
Dolar Individual proportional to
size sample
selection)

Ukuran Sampel
Ukuran Populasi
Ditentukan
adalah Populasi
dengan
Dolar yang
Menggunakan
Tercatat
Rumus Statistik

35
PERBEDAAN ANTARA SAMPLING UNIT MONETER


(MUS) & SAMPLING NONSTATISTIK

36
AUDITOR MENGGENERALISASI DARI SAMPEL KE


POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MUS
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus
menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan :

1. memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi


dan
2. menentukan kesalahan sampling yang terkait. Hasil
statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut
sebagai batas salah saji (misstatement bounds)

37
MENENTUKAN UKURAN SAMPLE


DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MUS

- Risiko yang Dapat Diterima dari Penerimaan yang Salah


(Acceptable Risk of Incorrect Acceptance/ARIA) = 10%
- Nilai Populasi yang Dicatat (Recorded Population Value) = 5 juta
- Salah Saji yang Dapat Ditoleransi (Tolerable Misstatement) =
150.000
- Salah Saji yang Dapat Ditoleransi sebagai Persentase Nilai
Populasi (Tolerable Misstatement as a Percentage of Population
Value) = 0,03 ($150.000 + $5.000.000)
- Estimasi Salah Saji Populasi (Estimated Population
Misstatement) = 15.000
- Rasio Estimasi Salah Saji Populasi terhadap Salah Saji yang
Dapat Ditoleransi (Ratio of Estimated Population Misstatement
to Tolerable Misstatement) = 0,10 ($15.000: $150.000)
- Faktor Keyakinan (Confidence Factor) = 2,77
- Ukuran Sampel (Sample Size) = 2,77/0,03 = 93

38

39

Interval sampling = 5.000.000 / 93 = 53.763

40

Misal : Total populasi adalah $1.200.000, dan sampel sebanyak 100
konfirmasi telah diperoleh. Setelah melakukan audit, tidak ada salah saji
yang ditemukan dalam sampel. Dengan mengasumsikan ARIA sebesar
5%, faktor keyakinan dari Tabel 17-7 adalah 3,0. Dengan menerapkannya
pada interval sampling $12.000 (populasi $1.200.000 + 100 item sampel
= $12.000 interval sampling) batas atas salah sajinya dihitung MENGGENERALISASI DARI SAMPEL
sebagai: Batas atas salah saji = $12.000 x 3,0 = $36.000
KE POPULASI APABILA
TIDAK ADA SALAH SAJI YANG DITEMUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN MUS

41

Asumsikan bahwa auditor menguji sampel dan menemukan tiga lebih
saji yang tercantum dalam Tabel 17-8. Perhitungan batas atas salah saji
itu melibatkan tiga langkah.
1. Menghitung salah saji persentase bagi setiap salah saji (Tainting)
2. Memproyeksikan salah saji sampel dengan mengalikan salah saji
persentase dengan panjang interval sampling.
3. Menambahkan penyisihan untuk risiko sampling berdasarkan
faktor-faktor keyakinan bagi jumlah salah saji actual dan risiko
yang dapat diterima atas penerimaan yang salah. MENGGENERALISASI DARI SAMPEL
KE POPULASI APABILA
SALAH SAJI DITEMUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN MUS

42

43

Hasil sampelnya dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
• Sampel mengandung salah saji faktual sebesar $7.010.
• Total salah saji faktual dan yang diproyeksikan adalah $9.154.
• Batas atas salah saji yang merupakan total salah saji faktual dan yang
diproyeksikan ditambah penyisihan untuk risiko sampling adalah $51.299.
• Penyisihan untuk risiko sampling yang merupakan presisi dasar dan
penyisihan inkremental untuk risiko sampling adalah $42.145
[ $36.000 presisi dasar + $6.145 penyisihan inkremental untuk risiko
sampling ($15.299 - $9.154)].

44
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MUS



KELEBIHAN
MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar
yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena
beberapa item sampel akan diuji sekaligus.
• MUS mudah diterapkan.
• MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.

KEKURANGAN
• Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan
mungkin terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.

• Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan
komputer.

45
INFERENSI
STATISTIK

• Pengambilan kesimpulan statistic mengenai populasi berdasarkan analisis pada data


sampel
• Menghitung interval keyakinan rata-rata populasi dengan menggunakan logika sebagai
berikut

46
INFERENSI
STATISTIK

Contoh:
Auditor mengambil sampel dari suatu populasi dan menghitung X̄̅ yaitu $46 dan SE
sebesar $9.
Maka perhitungan interval keyakinan untuk rata-rata populasi yaitu:
CIx = $46 ± 1($9) = $46 ± $9 pada tingkat keyakinan 68,2%
CIx = $46 ± 2($9) = $46 ± $18 pada tingkat keyakinan 95,4%
CIx = $46 ± 3($9) = $46 ± $27 pada tingkat keyakinan 99,7%

Pada tingkat keyakinan 95,4% maka:


Batas keyakinan atas (UCLx) = X̄̅ + Z.SE = $46 + $18 = $64
Batas keyakinan bawah (UCLx) = X̄̅ - Z.SE = $46 - $18 = $28

47
METODE
VARIABEL

ESTIMASI PERBEDAAN Asumsikan auditor mengambil sampel acak


sebesar 100 dari populasi sebanyak 1.000.
Auditor menggunakan estimasi
Batas keyakinan rata-rata salah saji adalah
perbedaan untuk mengukur estimasi
antara $28 dan $64 pada tingkat keyakinan
jumlah salah saji total dalam
95%.
populasi apabila ada nilai tercatat
maupun nilai yang diaudit bagi Sehingga estimasi total salah saji populasi
setiap item sampel adalah antara $28.000 dan $64.000.
Jika salah saji yang dapat ditoleransi auditor
adalah $100.000 maka populasi dapat diterima
Jika salah saji yang dapat ditoleransi adalah
$40.000 maka populasi tidak dapat diterima

48
METODE
VARIABEL

ESTIMASI RASIO
Auditor menghitung rasio antara Contoh:
salah saji dan nilai tercatatnya serta
Asumsikan auditor menemukan salah saji
memproyeksikan hal ini dengan
sejumlah $12.000 dalam sampel dengan nilai
populasi untuk mengestimasi total
tercatat sebesar $208.000. Total nilai tercatat
salah saji populasi.
populasi adalah $1.040.000
Rasio salah saji = $12.000/$208.000 = 0,06
Proyeksi salah saji dalam populasi = 0,06 x
$1.040.000 = $62.000

49
METODE
VARIABEL

ESTIMASI RATA-RATA PER UNIT


Auditor berfokus pada nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item dalam sampel
Contoh:
Asumsikan auditor mengambil sampel sebanyak 100 item dari daftar persediaan yang terdiri atas 3.000
item dengan nilai tercatat sebesar $265.000. Nilai rata-rata item yang dijadikan sampel adalah $85.
Maka, Estimasi nilai persediaan = $85 x 3000 = $255.000
Jika nilai tercatat $265.000 berada dalam batas keyakinan, auditor akan menerima populasi.

50
METODE
STATISTIK BERSTRATIFIKASI

Sampling berstratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam total
populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap subpopulasi kemudian
diuji secara independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian
digabung menjadi satu estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval
keyakinan populasi secara menyeluruh. Hasilnya diukur secara statistik.

51
RISIKO
SAMPLING

ARIA
(acceptable
risk of
incorrect
acceptance)

ARIR
(acceptable
risk of
incorrect
rejection)

52
Terima Kasih

53

Anda mungkin juga menyukai