AUDIT
Anggota Kelompok 3:
FIKA ASTRIA ANTON HIMAWAN
1 2011070703 5 2011070727
CH 15
Sampling Dalam Audit
Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun
atau kelompok transaksi yang kurang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
Tujuan auditor memilih sampel dari populasi adalah untuk memperoleh representatif.
Hasil sampling dapat menjadi tidak representatif apabila terjadi sampling error dan atau kekeliruan non
sampling error.
● Resiko sampling disebabkan pengujian yang lebih kecil dari keseluruhan populasi, risiko ini dapat
dikurangi dengan meningkatkan ukuran sampel atau menggunakan metode seleksi pos atau unsur
sampel dari populasi yang memadai
● Resiko non sampling terjadi apabila pengujian audit tidak mengungkapkan adanya pengecualian di
dalam sampel, disebabkan auditor mengalami kegagalan untuk mengetahui adanya pengecualian, dan
prosedur audit yang tidak efektif atau tidak memadai
Contoh risiko non sampling:
1. Pengiriman surat konfirmasi atas piutang yang tercatat tidak dapat diandalkan untuk menemukan
piutang yang tidak tercatat.
2. Auditor gagal mengenali salah saji yang ada pada dokumen yang diperiksanya,sehingga prosedur audit
menjadi tidak efektif walaupun ia telah memeriksa semua data.
02
Learning
Objective 2
Membedakan Pemilihan Sampel Statistik dan Non
Statistik, serta Probabilistic dan Non-Probabilistic
CH 15
Statistik dan Non Statistik Sampling
Metode sampel Statistik dan Non Statistik memiliki kesamaan dalam 3 tahapan
berikut:
1. Merencanakan sample.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan kita bahwa tes audit dilakukan dengan
cara yang benar dengan resiko sampel yang diinginkan dan memperkecil
kemungkinan kesalahan nonsampel.
3. Mengevaluasi hasilnya.
Mengevaluasi hasil merupakan pemilihan kesimpulan berdasarkan tes audit.
Perbedaan Metode Statistik dan Non Statistik
Probability Sampling memberikan peluang yang Kandungan informasi sampel dalam metode ini,
sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih termasuk representatif/tidaknya sampel, akan
menjadi anggota sampel. Dengan kata lain jumlah didasari pengetahuan dan keterampilan
populasi setiap item diketahui probabilitas yang auditor dalam menerapkan pertimbangan
disertakan dalam sampel dan sampelnya dipilih profesional saat itu.
secara acak.
PROBABILISTIC SAMPLE SELECTION
METHODS
• pemilihan sampel dimana setiap kombinasi unsur
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
a. Simple dijadikan sample.
Random Sample • digunakan untuk sampel yang populasinya tidak terbagi-
bagi untuk tujuan audit.
• auditor mangkalkulasikan interval, kemudian dengan
b. Systematic metode tertentu melakukan pemilihan materi untuk
Sample sampel berdasarkan pada ukuran interval.
Selection • interval tersebut ditentukan dengan membagi ukuran
populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan.
c. Probability • pengambilan sampel di mana probabilitas untuk memilih
Proportional to item populasi tunggal adalah proporsional terhadap
Size (PPS) jumlah yang dicatat.
• dengan cara membagi populasi menjadi subpopulasi,
d. Stratified biasanya dengan ukuran dolar, kemudian mengambil
Sample Selection sampel yang lebih besar dari subpopulasi dengan
ukuran yang lebih besar
Langkah Pengambilan Sampel Probabilitas
1. Pilih populasi yang kita minati dengan hati-hati. Pikirkan dengan hati-hati dan pilih dari populasi,
orang-orang yang kita percayai pendapatnya harus dikumpulkan dan kemudian masukkan mereka
ke dalam sampel.
2. Tentukan kerangka sampel yang sesuai: Kerangka kita harus terdiri dari sampel dari populasi yang
kita minati dan tidak ada orang dari luar yang mengumpulkan data yang akurat.
3. Pilih sampel kita dan mulai survei: Terkadang sulit untuk menemukan sampel yang tepat dan
menentukan kerangka sampel yang sesuai. Meskipun semua faktor mendukung kita, mungkin
masih ada masalah yang tidak terduga seperti faktor biaya, kualitas responden, dan kecepatan
menanggapi. Mendapatkan sampel untuk menanggapi survei probabilitas secara akurat mungkin
sulit tetapi bukan tidak mungkin.
Kapan sampling probabilitas digunakan?
Contoh 1:
Jumlah penduduk di Negara A sebanyak 330 juta. Hampir tidak mungkin mengirim survei ke setiap
individu untuk mengumpulkan informasi. Gunakan pengambilan sampel probabilitas untuk
mengumpulkan data, meskipun kita mengumpulkannya dari populasi yang lebih kecil.
Contoh 2:
Sebuah organisasi memiliki 500.000 karyawan yang duduk di lokasi geografis yang berbeda.
Organisasi ingin membuat amandemen tertentu dalam kebijakan sumber daya manusianya, tetapi
sebelum mereka melakukan perubahan, mereka ingin tahu apakah karyawan akan senang dengan
perubahan tersebut atau tidak.
Namun butuh waktu panjang untuk menjangkau semua 500.000 karyawan. Di sinilah pengambilan
sampel probabilitas berguna. Sampel dari populasi yang lebih besar yaitu,dari 500.000 karyawan,
dipilih. Sampel ini akan mewakili populasi.
03
Learning
Objective 3
Memilih Representative Samples
CH 15
NON PROBABILISTIC
SAMPLE SELECTION METHODS
● Digunakan ketika tidak dipenuhinya persyaratan teknis untuk metode
pemilihan sampel probabilistik.
● Tidak didasarkan pada probabilitas matematis.
● Sering berguna dalam situasi di mana biaya dari metode pemilihan sampel
yang lebih kompleks melebihi manfaat yang diperoleh dari menggunakan
pendekatan ini.
● Misalnya, ketika auditor ingin melacak kredit dari file induk piutang usaha ke
jurnal penerimaan kas dan lainnya yang diotorisasi untuk menguji kredit fiktif
dalam file master, mereka akan menggunakan pendekatan nonprobabilistik,
karena lebih sederhana dan jauh lebih murah daripada metode lainnya.
NONPROBABILISTIC SAMPLE
SELECTION METHODS
a. Haphazard Sample Selection
• pemilihan sampel item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor.
• dalam hal ini, auditor biasanya memilih item populasi tnpa memandang ukuran,
sumber, atau karakteristik lainnya yang membedakan.
• kelemahannya adalah kesulitan auditor untuk sama sekali tidak memihak dalam
memilih unsur yang menjadi sampel.
CH 15
SAMPLING FOR EXCEPTION RATES
Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data akuntansi:
1. Penyimpangan dari pengawasan yang
dibentuk klien. Auditor menggunakan secara ekspensif
sampling audit yang mengukur tingkat
pengecualian ketika melakukan pengujian
2. Salah saji keuangan dalam populasi data pengendalian dan pengujian ekspensif atas
transaksi. transaksi.
SAMPLING ERROR:
● Perbedaan tingkat pengecualian sampel dengan tingkat pengecualian populasi aktual.
SAMPLING RISK:
● Auditor memperhatikan baik estimasi kesalahan pengambilan sampel maupun reliabilitasestimasi
tersebut.
● Dalam SA 530: risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu sampel dapat
berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan populasi.
Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor mengetahui
seberapa besar tingkat pengecualian dengan berfokus pada batas atas dari perkiraan interval yang
disebut dengan batas atas tingkat pengecualian atau perhitungan tertinggi tingkat pengecualian
(CUER = Compute & Upper Exception Rate) dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
05
Learning
Objective 5
Nonstatistical Sampling in Tests of Controls and
Substantive Tests of Transactions
CH 15
1. Menyatakan tujuan audit dalam pemilihan sample
2. Tentukan apakah diperlukan sampling
3. Tentukan atribut dan exception
4. Tentukan skala populasi
Merencanakan 5. Tentukan jenis sample
Sample 6. Tentukan Tolerable Exception Rate (TER)
7. Tentukan Acceptable Risk of Overreliance (ARO)
8. Tentukan Estimated Population Exception Rate (EPER)
Memilih 9. Tentukan ukuran sample
Sample 10. Pilih sample
CH 15
Attributes Sampling
● Ini adalah Frequency distribution dari hasil atas kemungkinan sampel dengan ukuran tertentu yang
dapat diperoleh dari populasi yang mengandung beberapa parameter tertentu.
● Attributes sampling didasarkan pada distribusi binomial
Sampling Distribution
07
Learning
Objective 7
Use attributes sampling in tests
of controls and substantive
tests of transactions
CH 15
Penerapan dari Attributes Sampling
CH
17
Sampling nonstatistik
Terdapat 14 langkah yang diperlukan dalam audit
pengambilan sampel untuk pengujian rincian saldo
CH
17
Monetary Unit Sampling
MUS adalah inovasi dalam statistik
metodologi pengambilan sampel yang
dikembangkan khusus untuk digunakan
oleh auditor
PERBEDAAN ANTARA MUS DAN
PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK
3. Setiap Akun Menggunakan Penilaian Awal Materialitas, dan Bukan salah saji yang
Diterima
LMB UMB
#1
LMB UMB
#2
LMB UMB LMB UMB
#3
#4
LMB UMB
#5
Aturan pengambilan keputusan untuk MUS adalah: jika baik batas salah saji bawah (Lower
misstatement bounds / LMB) maupun batas salah saji atas (upper misstatement bounds / UMB)
terletak di antara jumlah kurang saji dan lebih saji yang dapat diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa salah saji nilai buku tidak material. Jika tidak, maka salah saji tersebut material.
Generalisasi Ketika Salah Saji
Ditemukan
Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan
Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk nol
salah saji
Auditor harus berurusan dengan lapisan tingkat pengecualian atas yang
dihitung (CUER) dari tabel pengambilan sampel atribut
Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL MENGGUNAKAN MUS
● Materialitas
● Asumsi Persentase Rata-Rata Salah Saji untuk Populasi yang
Mengandung Salah Saji
● Risiko yang Dapat Diterima atas Kesalahan Penerimaan
● Nilai Populasi Tercatat
● Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi
● Hubungan antara Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel
MUS
04
Learning
Objective 4
Mendeskripsikan Metode Variabel
CH
17
PENGAMBILAN
SAMPEL VARIABEL
Pengambilan sampel variabel merupakan metode statistik yang digunakan oleh
auditor. Pengambilan sampel variabel dan nonstatistik untuk pengujian perincian
saldo memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengukur salah saji dalam saldo.
Untuk sampel nonstatistik, ketika auditor menentukan bahwa jumlah salah saji
melebihi jumlah yang dapat diterima, mereka menolak populasi dan melakukan
tindakan tambahan. Beberapa teknikpengambilan sampel terdiri atas klasifikasi
metode umum yang disebut pengambilan sampel variabel: estimasi perbedaan,
estimasi rasio, dan estimasi rata-rata per unit.
DISTRIBUSI
PENGAMBILAN SAMPEL
Tiga hal membentuk hasil dari mengambil sejumlah besar sampel populasi
yang diketahui:
1. Nilai rata-rata dari semua nilai rata-rata sampel sama dengan rata-rata
populasi (x̄). Akibatnya adalah bahwa nilai rata-rata sampel (x) dengan
frekuensi kejadian tertinggi juga sama dengan rata-rata populasi.
2. Bentuk distribusi frekuensi rata-rata sampel adalah distribusi normal
(kurva), selama ukuran sampel cukup besar, terlepas dari distribusi
populasi.
3. Persentase sampel berarti antara setiap dua nilai sampling distribusi
terukur
DISTRIBUSI SAMPLING UNTUK
DISTRIBUSI POPULASI
Frequency of values in percent
Mean Sampling
distribution –
Normal
Population
distribution –
Skewed
Value of in dollars
x
METODE VARIABEL
● Estimasi perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk
mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai
tercatat maupun nilai yang diauditbagi setiap item sampel, yang hampir selalu
terjadi dalam audit
● Estimasi rasio.
serupa dengan estimasi perbedaan kecuali auditor menghitung rasio antara salah
saji dan nilai tercatatnya serta memproduksikan hal ini dengan populasi untuk
mengestimasi total salah saji populasi
2
SD*(ZA + ZR)N
n=
(TM – E*)
1. n = initial sample size
2. SD* = advance estimate of the standard deviation
3. ZA = confidence coefficient for ARIA
4. ZR = confidence coefficient for ARIR
5. N = population size
6. TM = tolerable misstatement for the population (materially)
7. E* = estimated point estimate of the population misstatement
Menentukan Sampel dan Melakukan
Prosedur Audit
Auditor harus menggunakan salah satu
metode pemilihan probabilitas sampel untuk
menentukan item yang perlu konfirmasi.
Hitung Confidence
Limits
Efek dari mengubah tiap faktor
Effect on the computed
Type of change precision interval
LCL UCL
#1
LCL UCL
#2
LCL UCL
#3 LCL UCL
#4
LCL UCL
#5
STUDI
KASUS
STUDI KASUS
Ketika mengaudit Carbald Supply Company, Carole Wever, CPA, melakukan pengujian terhadap penjualan
selama 9 bulan dari tahun yang berakhir 31 Desember 2007.
Berikut adalah hal-hal yang termasuk dalam prosedur auditnya:
1. Memfoot dan cross-foot jurnal penjualan serta menelusuri saldo ke buku besar umum.
2. Mereview semua transaksi penjualan apakah masuk akal.
3. Memilih sampel penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan dan menelusuri nama pelanggan serta jumlah ke
salinan faktur penjualan dan dokumen pengiriman terkait.
4. Memilih sampel nomor dokumen pengiriman dan melakukan pengujian berikut:
a) menelusuri dokumen pengiriman ke salinan faktur penjualan terkait
b) memeriksa salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah salinan dokumen pengiriman, pesanan pengiriman, dan pesanan
pelanggan telah dilampirkan. Memeriksa pesanan pengiriman menyangkut persetujuan kredit yang diotorisasi.
c) memeriksa salinan faktur penjualan menyangkut indikasi verifikasi internal atas kuantitas, harga, perkalian, footing, dan menelusuri
saldonya ke file induk piutang usaha.
d) membandingkan harga yang tercantum pada salinan faktur penjualan dengan daftar harga yang telah disepakati dan kuantitas dengan
dokumen pengiriman.
e) menelusuri saldo dalam salinan faktur penjualan ke jurnal penjualan dan file induk piutang usaha menyangkut nama pelanggan,
jumlah, serta tanggal.
STUDI KASUS
Diminta:
1. Dalam prosedur mana sampling audit untuk pengecualian dapat digunakan
dengan bebas?
2. Dengan mempertimbangkan prosedur audit yang dikembangkan Wever,
berapa unit sampling yang paling sesuai?
STUDI KASUS
1. Dalam prosedur mana sampling audit untuk pengecualian dapat digunakan dengan bebas?
Jawab: Sampling audit untuk pengecualian dapat digunakan dengan bebas untuk prosedur audit no 3
dan no 4. Hal itu disebabkan karena kedua prosedur audit tersebut mengindikasikan adanya
pengambilan sampel dalam populasi.
Prosedur audit no 1 tidak dapat menggunakan sampling audit untuk tingkat pengecualian karena
dalam hal melakukan footing dan cross-footing, auditor diharuskan untuk menjumlah/menghitung
semua jurnal penjualan sebagai bentuk pengecekan ketelitian laporan keuangan client yang kemudian
saldonya ditelusuri ke buku besar umum.
Sama halnya dengan prosedur audit no 1, prosedur audit no 2 pun juga tidak dapat menggunakan
sampling audit untuk tingkat pengecualian karena prosedur tersebut termasuk dalam prosedur analitis
dimana sampling audit tidak layak untuk digunakan.
STUDI KASUS
2. Dengan mempertimbangkan prosedur audit yang dikembangkan Wever, berapa unit
sampling yang paling sesuai untuk melaksanakan sebagian besar pengujian sampling
audit?
Jawab: Terdapat dua unit sampling yang paling sesuai untuk melaksanakan sebagian besar
pengujian sampling audit. Kedua unit sampling tersebut adalah faktur penjualan dan
dokumen pengiriman. Dengan adanya unit sampling faktur penjualan dan dokumen
pengiriman, auditor dapat menguji keterjadian penjualan, kelengkapan dokumen,
kesesuaian antara salinan faktur penjualan dengan jurnal penjualan, dll.
Terima kasih