Anda di halaman 1dari 84

SAMPLING

AUDIT
Anggota Kelompok 3:
FIKA ASTRIA ANTON HIMAWAN
1 2011070703 5 2011070727

EKLIN ANITA GIGIH AULIA P.


2 2011070695 6 2011070700

INTAN RISSA P. ALYA HANIIFAH S.


3 2011070660 7 2011060794

RENO PAULUS J.P.


4 2011070627
Audit Sampling
untuk Pengujian
Pengendalian dan
Tes Subtantif atas
Transaksi
Ch-15
01
Learning
Objective 1
Menjelaskan Konsep Representative Sampling

CH 15
Sampling Dalam Audit
Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun
atau kelompok transaksi yang kurang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
Tujuan auditor memilih sampel dari populasi adalah untuk memperoleh representatif.

Apa itu sampel yang representatif?


Sampel Representatif adalah sampel yang memiliki karakteristik sama/mirip dengan
populasinya sehingga dapat mewakili populasi tersebut.
Auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel menjadi representatif dengan
memperhatikan desain, pemilihan, dan evaluasinya.
Risiko Sampling dan Risiko Nonsampling

Hasil sampling dapat menjadi tidak representatif apabila terjadi sampling error dan atau kekeliruan non
sampling error.
● Resiko sampling disebabkan pengujian yang lebih kecil dari keseluruhan populasi, risiko ini dapat
dikurangi dengan meningkatkan ukuran sampel atau menggunakan metode seleksi pos atau unsur
sampel dari populasi yang memadai
● Resiko non sampling terjadi apabila pengujian audit tidak mengungkapkan adanya pengecualian di
dalam sampel, disebabkan auditor mengalami kegagalan untuk mengetahui adanya pengecualian, dan
prosedur audit yang tidak efektif atau tidak memadai
Contoh risiko non sampling:
1. Pengiriman surat konfirmasi atas piutang yang tercatat tidak dapat diandalkan untuk menemukan
piutang yang tidak tercatat.
2. Auditor gagal mengenali salah saji yang ada pada dokumen yang diperiksanya,sehingga prosedur audit
menjadi tidak efektif walaupun ia telah memeriksa semua data.
02
Learning
Objective 2
Membedakan Pemilihan Sampel Statistik dan Non
Statistik, serta Probabilistic dan Non-Probabilistic

CH 15
Statistik dan Non Statistik Sampling
Metode sampel Statistik dan Non Statistik memiliki kesamaan dalam 3 tahapan
berikut:

1. Merencanakan sample.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan kita bahwa tes audit dilakukan dengan
cara yang benar dengan resiko sampel yang diinginkan dan memperkecil
kemungkinan kesalahan nonsampel.

2. Memilih sampel dan melaksanakan tes.


Pemilihan sampel ditentukan dengan cara pemilihan materi sampel dari
populasi sedangkan melakukan tes adalah melakukan pengujian dokumen dan
membuat prosedur audit.

3. Mengevaluasi hasilnya.
Mengevaluasi hasil merupakan pemilihan kesimpulan berdasarkan tes audit.
Perbedaan Metode Statistik dan Non Statistik

● Statistik ● Non Statistik

1. Penggunaan teknik teknik pengukuran matematis 1. Tidak menggunakan teknik


untuk menghitung hasil statistik formal
pengukuran matematis, tapi memilih unsur-
2. Terdapat kuantifikasi risiko uji petik pada
perencanaan sampel dan evaluasi hasil unsur sampel yang diyakini
3. Melalui metode pemilihan sampel probabilistik, 2. Kesimpulan mengenai populasi diambil lebih
yaitu: lewat pertimbangan/judgemental sampling
3. Metode pemilihan sampel dengan non
1. Sampel random sederhana probabilistik, yaitu:

2. Sampel sistematis 1. Sampel langsung

3. Sampel probabilistik proposional 2. Sampel blok

4. Sampel stratifikasi 3. Sampel sembarang


Probability dan Non
Probability Sampling

● Metode Probabilistik ● Metode Non-Probabilistik

Probability Sampling memberikan peluang yang Kandungan informasi sampel dalam metode ini,
sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih termasuk representatif/tidaknya sampel, akan
menjadi anggota sampel. Dengan kata lain jumlah didasari pengetahuan dan keterampilan
populasi setiap item diketahui probabilitas yang auditor dalam menerapkan pertimbangan
disertakan dalam sampel dan sampelnya dipilih profesional saat itu. 
secara acak.
PROBABILISTIC SAMPLE SELECTION
METHODS
• pemilihan sampel dimana setiap kombinasi unsur
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
a. Simple dijadikan sample.
Random Sample • digunakan untuk sampel yang populasinya tidak terbagi-
bagi untuk tujuan audit.
• auditor mangkalkulasikan interval, kemudian dengan
b. Systematic metode tertentu melakukan pemilihan materi untuk
Sample sampel berdasarkan pada ukuran interval.
Selection • interval tersebut ditentukan dengan membagi ukuran
populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan.
c. Probability • pengambilan sampel di mana probabilitas untuk memilih
Proportional to item populasi tunggal adalah proporsional terhadap
Size (PPS) jumlah yang dicatat.
• dengan cara membagi populasi menjadi subpopulasi,
d. Stratified biasanya dengan ukuran dolar, kemudian mengambil
Sample Selection sampel yang lebih besar dari subpopulasi dengan
ukuran yang lebih besar
Langkah Pengambilan Sampel Probabilitas 

1. Pilih populasi yang kita minati dengan hati-hati. Pikirkan dengan hati-hati dan pilih dari populasi,
orang-orang yang kita percayai pendapatnya harus dikumpulkan dan kemudian masukkan mereka
ke dalam sampel.
2. Tentukan kerangka sampel yang sesuai: Kerangka kita harus terdiri dari sampel dari populasi yang
kita minati dan tidak ada orang dari luar yang mengumpulkan data yang akurat.
3. Pilih sampel kita dan mulai survei: Terkadang sulit untuk menemukan sampel yang tepat dan
menentukan kerangka sampel yang sesuai. Meskipun semua faktor mendukung kita, mungkin
masih ada masalah yang tidak terduga seperti faktor biaya, kualitas responden, dan kecepatan
menanggapi. Mendapatkan sampel untuk menanggapi survei probabilitas secara akurat mungkin
sulit tetapi bukan tidak mungkin.
Kapan sampling probabilitas digunakan?

1. Jika kita ingin mengurangi bias pengambilan


sampel
2. Jika populasi biasanya beragam
3. Untuk membuat sampel yang akurat
Contoh Probability Sampling

Contoh 1:
Jumlah penduduk di Negara A sebanyak 330 juta. Hampir tidak mungkin mengirim survei ke setiap
individu untuk mengumpulkan informasi. Gunakan pengambilan sampel probabilitas untuk
mengumpulkan data, meskipun kita mengumpulkannya dari populasi yang lebih kecil.

Contoh 2:
Sebuah organisasi memiliki 500.000 karyawan yang duduk di lokasi geografis yang berbeda.
Organisasi ingin membuat amandemen tertentu dalam kebijakan sumber daya manusianya, tetapi
sebelum mereka melakukan perubahan, mereka ingin tahu apakah karyawan akan senang dengan
perubahan tersebut atau tidak.
Namun butuh waktu panjang untuk menjangkau semua 500.000 karyawan. Di sinilah pengambilan
sampel probabilitas berguna. Sampel dari populasi yang lebih besar yaitu,dari 500.000 karyawan,
dipilih. Sampel ini akan mewakili populasi.
03
Learning
Objective 3
Memilih Representative Samples

CH 15
NON PROBABILISTIC
SAMPLE SELECTION METHODS
● Digunakan ketika tidak dipenuhinya persyaratan teknis untuk metode
pemilihan sampel probabilistik. 
● Tidak didasarkan pada probabilitas matematis.
● Sering berguna dalam situasi di mana biaya dari metode pemilihan sampel
yang lebih kompleks melebihi manfaat yang diperoleh dari menggunakan
pendekatan ini.  
● Misalnya, ketika auditor ingin melacak kredit dari file induk piutang usaha ke
jurnal penerimaan kas dan lainnya yang diotorisasi untuk menguji kredit fiktif
dalam file master, mereka akan menggunakan pendekatan nonprobabilistik,
karena lebih sederhana dan jauh lebih murah daripada metode lainnya.
NONPROBABILISTIC SAMPLE
SELECTION METHODS
a. Haphazard Sample Selection
• pemilihan sampel item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor.
• dalam hal ini, auditor biasanya memilih item populasi tnpa memandang ukuran,
sumber, atau karakteristik lainnya yang membedakan.
• kelemahannya adalah kesulitan auditor untuk sama sekali tidak memihak dalam
memilih unsur yang menjadi sampel.

b. Block Sample Selection


• auditor memilih pos pertama dalam satu blok, dan sisanya dipilih secara
berurutan.
• biasanya, penggunaan sampel blok ini hanya dapat diterima jika jumlah blok
yang digunakan masuk akal.
• jika hanya segelintir blok yang digunakan maka probabilitas memperoleh
sampel nonpresentative akan sangat besar.
04
Learning
Objective 4
Define and describe audit sampling for exception rates

CH 15
SAMPLING FOR EXCEPTION RATES
Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data akuntansi:
1. Penyimpangan dari pengawasan yang
dibentuk klien. Auditor menggunakan secara ekspensif
sampling audit yang mengukur tingkat
pengecualian ketika melakukan pengujian
2. Salah saji keuangan dalam populasi data pengendalian dan pengujian ekspensif atas
transaksi. transaksi.

3. Salah saji keuangan dalam populasi rincian


saldo akun Auditor harus mengestimasi jumlah total
dolar dari pengecualian itu karena mereka
harus memutuskan apakah salah saji yang
ada bersifat material.
SAMPLING FOR EXCEPTION RATES

SAMPLING ERROR:
● Perbedaan tingkat pengecualian sampel dengan tingkat pengecualian populasi aktual.

SAMPLING RISK:
● Auditor memperhatikan baik estimasi kesalahan pengambilan sampel maupun reliabilitasestimasi
tersebut.
● Dalam SA 530: risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu sampel dapat
berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan populasi.

Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor mengetahui
seberapa besar tingkat pengecualian dengan berfokus pada batas atas dari perkiraan interval yang
disebut dengan batas atas tingkat pengecualian atau perhitungan tertinggi tingkat pengecualian
(CUER = Compute & Upper Exception Rate) dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
05
Learning
Objective 5
Nonstatistical Sampling in Tests of Controls and
Substantive Tests of Transactions

CH 15
1. Menyatakan tujuan audit dalam pemilihan sample
2. Tentukan apakah diperlukan sampling
3. Tentukan atribut dan exception
4. Tentukan skala populasi
Merencanakan 5. Tentukan jenis sample
Sample 6. Tentukan Tolerable Exception Rate (TER)
7. Tentukan Acceptable Risk of Overreliance (ARO)
8. Tentukan Estimated Population Exception Rate (EPER)
Memilih 9. Tentukan ukuran sample
Sample 10. Pilih sample

Melakukan 11. Lakukan prosedur audit


Prosedur

12. Generalisasi populasi berdasarkan hasil sampling


Evaluasi 13. Analisis exception yang secara aktual terjadi
Hasil 14. Tentukan apakah populasi dapat diterima
Istilah
● Atribut = keadaan ideal proses bisnis sesuai SOP
● Exception = deviasi atau penyimpangan dari atribut atau kondisi ideal
● Acceptable Risk of Overreliance (ARO) = risiko auditor menilai control risk terlalu
rendah atau menilai SPI terlalu tinggi
● Tolerable Exception Rate (TER) = tingkat deviasi yang dapat ditoleransi dalam audit
● Estimated Population Exception Rate (EPER) = estimasi tingkat exception/deviasi dalam
skala populasi
● Sampling error = keadaan di mana hasil sample tidak mencerminkan karakteristik
populasi
● Sample Exception Rate (SER) = tingkat exception yang sebenarnya terjadi dalam skala
sample
Merencanakan Sample

1. Menyatakan tujuan audit dalam pemilihan sample


Umumnya tolak ukur tujuan audit untuk Tests of Controls and Substantive Tests of Transactions:
- Keefektifan sistem pengendalian internal (SPI)
- Adanya salah saji nominal dalam laporan keuangan (monetary misstatement)
Tujuan audit juga sudah ditentukan di dalam program audit.

2. Tentukan apakah diperlukan sampling


Untuk prosedur audit seperti prosedur analitis dan observasi tidak memerlukan sampling.
Sebaliknya untuk pemeriksaan catatan atau dokumen dan rekalkulasi memerlukan sampling.
Merencanakan Sample
3. Tentukan atribut dan exception Siklus Penjualan
Atribut Exception
Menentukan keadaan ideal kegiatan bisnis dan Penjurnalan penjualan Penjurnalan penjualan
deviasinya. Contoh: dilengkapi dengan faktur tidak disertai dengan
penjualan nomor faktur penjualan

4. Tentukan skala populasi


● Populasi harus dipastikan sudah memuat seluruh transaksi di periode audit yang bersangkutan dan
didukung oleh dokumen yang memadai.
● Sample hanya dapat menggeneralisasi populasinya sendiri.
● Beda program audit, beda populasi.

5. Tentukan jenis sample


Menyesuaikan dengan populasi dan tujuan audit.
Misal untuk atribut ‘Penjurnalan penjualan dilengkapi dengan faktur penjualan’ dan tujuan audit
Occurance, jenis sample yang diambil adalah Faktur Penjualan.
Merencanakan Sample

6. Tentukan Tolerable Exception Rate (TER)


Semakin bagus SPI perusahaan, semakin tinggi TERnya. Hal ini mencerminkan exception
yang terjadi sifatnya tidak signifikan dan tidak material.
Jika TER rendah, maka diperlukan sample size yang semakin besar. Karena auditor perlu
keyakinan atas efektivitas SPI perusahaan. Maka exception yang terjadi sifatnya krusial
dan sangat signifikan terhadap kemungkinan adanya salah saji.
TER medium = exceptionnya signifikan namun tidak menyebabkan salah saji.
Merencanakan Sample
7. Tentukan ARO
Pertimbangan utama auditor adalah sejauh mana mereka berencana untuk mengurangi control risk sebagai dasar untuk luasnya
Tests of Detail of Balance.
ARO tinggi =
● auditor bersedia mengambil risiko yang cukup besar untuk menyimpulkan bahwa SPI dinyatakan efektif setelah semua
pengujian selesai, bahkan ketika SPI sebenarnya tidak efektif.
● tidak perlu melakukan Tests of Control karena control risk dinilai tinggi.
● perlu melakukan Tests of Detail of Balance.
ARO rendah =
● auditor bersedia mengambil risiko yang cukup rendah untuk menyimpulkan bahwa SPI dinyatakan efektif setelah semua
pengujian selesai, bahkan ketika SPI sebenarnya tidak efektif.
● artinya auditor sudah yakin bahwa SPI efektif.
● harus melakukan Tests of Control untuk membuktikan bahwa control risk memang rendah.
● tidak perlu melakukan Tests of Detail of Balance.
● diperlukan sample size yang semakin besar.
Merencanakan Sample

8. Tentukan Estimated Population Exception Rate (EPER)


Penentuan EPER akan berpengaruh kepada penentuan ukuran sample yang akan
diambil.
Jika EPER rendah, maka ukuran sample yang akan diambil sedikit karena auditor
mengestimasi exception rate di populasi akan rendah.
Nilai EPER dapat diperoleh dari hasil audit periode sebelumnya atau menilai
sekilas SPI atau pembukuan periode berjalan.
Merencanakan Sample
9. Tentukan ukuran sample
Ada 4 faktor, yakni ukuran populasi, TER, ARO dan
EPER.
Salah satu metode menentukan ukuran sample dengan cara
mengurangkan TER dengan EPER.
Misal TER 4% dan EPER 3%, maka tingkat presisi 1% dan
dibutuhkan sample size yang besar .
Misal TER 8% dan EPER 0%, maka tingkat presisi 8% dan
hanya dibutuhkan sedikit sample. Walaupun sample
sedikit, auditor tetap yakin bahwa exception rate yang
sebenarnya <8% karena EPER rendah.
Memilih Sample &
Melakukan Prosedur Audit
10. Pilih sample
● Auditor dapat menggunakan metode probabilistic maupun non probabilistic
● Auditor tidak perlu menginfokan klien terlalu detil mengenai sample untuk menghindari
modifikasi sample oleh klien
● Setelah sample didapatkan, auditor harus mengawasi dan mengendalikannya
● Auditor perlu mempersiapkan sample cadangan sebagai antisipasi sample rusak

11. Lakukan prosedur audit


● auditor menentukan per-atribut berapa jumlah sample yang sesuai, berapa yang mengalami
exception/deviasi
Evaluasi Hasil
12. Generalisasi populasi berdasarkan hasil sampling
● Auditor menentukan Sample Exception Rate (SER) = actual sample exception : actual
sample size
● Jika SER > EPER, berarti deviasi yang sebenarnya terjadi pada tingkat sample lebih
tinggi daripada estimasi auditor.
13. Analisis exception yang secara aktual terjadi
● Auditor perlu menganalisis masing-masing exception/deviasi yang terjadi untuk
mengetahui SPI mana yang tidak efektif.
● Exception bisa terjadi karena kecerobohan pegawai, instruksi yang tidak dipahami,
atau adanya fraud.
Evaluasi Hasil
14. Tentukan apakah populasi dapat diterima
Sampling error dapat diketahui dengan cara TER – SER di mana semakin besar nilainya, semakin rendah
sampling error yang terjadi.
Namun apabila SER >= TER, auditor dapat melakukan=
● Revisi TER atau ARO. Namun hal ini sulit dilakukan apabila tidak memiliki alasan yang kuat;
● Memperbesar ukuran sample. Dilakukan apabila ukuran sample awal tidak cukup representatif;
● Revisi control risk. Dampaknya = akan dilakukan Tests of Detail of Balance secara menyeluruh.
Auditor harus mempertimbangkan cost vs benefit sebelum memilih langkah ini; atau
● Komunikasikan ke komite audit klien. Apabila masih memungkinkan, kesalahan dalam proses bisnis
klien masih dapat diperbaiki.
Dokumentasi

Auditor perlu mendokumentasikan kegiatan yang dilakukannya selama audit dan


paling sedikit memuat:
● Prosedur audit yang dilakukan
● Metode pemilihan sample
● Test-test audit yang dilakukan
● Hasil test audit
● Kesimpulan
06
Learning
Objective 6
Define and describe attributes
sampling and a sampling
distribution

CH 15
Attributes Sampling

● Merupakan metode statistical sampling yang biasa digunakan dalam tes


pengawasan dan tes substantif transaksi
● Dalam penggunaanya, attributes sampling memiliki lebih banyak
kesamaan dibandingkan pebedaan dalam penerapan pengambilan sampel
non statistic.
● 14 langkah sampling juga digunakan dalam metode attributes sampling.
● Perbedaan metode ini adalah perhitungan dari ukuran sampel awal
menggunakan tabel yang dikembangan dari statistical probability
distributions dan perhitungan dari perkiraan upper exception rates
menggunakan tabel yang serupa
Sampling Distribution

● Ini adalah Frequency distribution dari hasil atas kemungkinan sampel dengan ukuran tertentu yang
dapat diperoleh dari populasi yang mengandung beberapa parameter tertentu.
● Attributes sampling didasarkan pada distribusi binomial
Sampling Distribution
07
Learning
Objective 7
Use attributes sampling in tests
of controls and substantive
tests of transactions

CH 15
Penerapan dari Attributes Sampling

● Perbedaan penerapan attributes sampling dan nonstatistical sampling:


a) Terdapat perbedaan metode penghitungan penilaian resiko pengawasan.
Perbedaan metode dibutuhkan dikarenakan kebutuhan untuk evaluasi hasil
secara statistic
b) Terdapat perbedaan dalam menentukan ukuran sampel awal. Dalam metode
attributes sampling, auditor menentukan ukuran sampel menggunakan
software/computer atau tabel dari pengembangan formula statistik
Penerapan dari Attributes Sampling

● Berikut adalah empat Langkah yang digunakan ketika menentukan ukuran


sampel awal:
1. Memilih tabel yang sesuai dengan ARACR
2. Menempatkan TER pada bagian atas tabel
3. Menempatkan EPER pada kolom paling kiri
4. Perhatikan kolom TER yang sesuai sampai bersilangan dengan baris EPER
yang sesuai. Angka yang bersilangan adalah ukuran dari sampel awal
Penerapan dari Attributes Sampling

● Pengaruh dari ukuran populasi:

○ Ukuran populasi adalah pertimbangan kecil dalam


menentukan ukuran sampel

○ Keterwakilan lebih dipastikan dengan proses pemilihan


sampel dibandingkan dengan ukuran sampel
Penerapan dari Attributes Sampling

● Dalam memilih sampel, attributes sampling diwajibkan menggunakan metode


probabilistik. Baik pengacakan sederhana atau sampling sistematis digunakan
dalam attributes sampling
● Dalam generalisasi dari sampel menjadi populasi, metode attributes sampling
akan menugaskan auditor untuk menghitung batasan presisi atas (CUER) pada
ARACR yang ditentukan. Auditor akan menggunakan software khusus atau
tabel dari pengembangan formula statistic.
Audit Sampling
untuk Pengujian
atas Rincian
Saldo
Ch-17
01
Learning
Objective 1
Membedakan sampling audit untuk pengujian rincian
saldo dan untuk pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi
CH
17
Pengujian rincian saldo dan pengendalian, serta
uji substantif atas transaksi

Baik risiko sampling maupun risiko nonsampling penting untuk:


 Test of Control (Pengujian Pengendalian)
 Uji Substantif atas tansaksi
 Pengujian atas rincian saldo
02
Learning
Objective 2
Menerapkan sampling nonstatistik untuk pengujian
rincian saldo

CH
17
Sampling nonstatistik
Terdapat 14 langkah yang diperlukan dalam audit
pengambilan sampel untuk pengujian rincian saldo

Langkah-langkah ini paralel dengan 14 langkah yang


digunakan untuk pengambilan sampel pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

Terdapat beberapa perbedaan yang disebabkan


Perbedaan tujuan pengujian
Comparison of the 14 Steps
Audit sampling untuk
Pengujian pengendalian dan
Audit sampling untuk pengujian tes substantif atas
rincian saldo transaksi
1. Nyatakan tujuan dari tes 1. Nyatakan tujuan dari tes
audit. audit.
2. Tetapkan apakah audit 2. Tetapkan apakah audit
sampling berlaku sampling berlaku.
3. Tetapkan salah saji. 3. Tetapkan atribut dan
kondisi pengecualian
4. Menetapkan Populasi. 4. Menetapkan populasi.
5. Menetapkan unit sampling. 5. Menetapkan unit sampling.
Comparison of the 14 Steps
Audit sampling for tests of
Audit sampling for tests controls and substantive
of details of balances tests of transactions
6. Menetapkan salah saji yang 6. Menetapkan tingkat penge-
dapat ditoleransi. cualian yang dapat ditoleransi
.7. Menentukan risiko yang dapat
7. Menetapkan risiko yang dapat
diterima atas kesalahan yang diterima dari penilaian risiko
pengendalian yg terlalu rendah
dapat diterima.
8. Mengestimasi tingkat
8. Mengestimasi salah saji dalam
populasi. pengecualian populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal. 9. awal.
Menentukan ukuran sampel
Comparison of the 14 Steps
Audit sampling for tests of
Audit sampling for tests controls and substantive
of details of balances tests of transactions
10. Memilih Sampel. 10. Memilih Sampel.
11. Melaksanakan Prosedur .11. Melaksanakan prosedur
Audit. Audit.
12. Menggeneralisasi dari sampel 12. Menggeneralisasi dari
ke populasi. sampel ke populasi.
13. Menganalisis salah saji. 13. Menganalisis pengecualian.
14. Memutuskan aksepibilitas 14. Memutuskan aksepibilitas
populasi. populasi.
Tindakan saat Populasi ditolak
• Jangan mengambil tindakan sampai pengujian area audit lainnya
selesai
• Lakukan tes audit yang diperluas di area tertentu
• Tingkatkan ukuran sampel
• Sesuaikan saldo akun
• Minta klien untuk mengoreksi populasi
• Menolak memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
03
Learning
Objective 3
Penggunaan Monetary Unit Sampling (MUS)

CH
17
Monetary Unit Sampling
MUS adalah inovasi dalam statistik
metodologi pengambilan sampel yang
dikembangkan khusus untuk digunakan
oleh auditor
PERBEDAAN ANTARA MUS DAN
PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK

1. Definisi dari Unit Pengambilan Sampel sebagai Nilai Uang lndividu

2. Ukuran Populasi Berupa Populasi uang yang Tercatat

3. Setiap Akun Menggunakan Penilaian Awal Materialitas, dan Bukan salah saji yang

Diterima

4. Jumlah Sampel Ditentukan Menggunakan Rumus Statistik

5. Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Menentukan Keberterimaan Populasi

6. Pemilihan Sampel Dilakukan Menggunakan PPS (probability proportional to size)

7. Generalisasi sampel ke populasi Menggunakan Teknik MUS oleh Auditor


4 ASPEK DALAM MENGGUNAKAN MUS

1. Tabel pengambilan sampel atribut digunakan untuk menghitung


hasilnya
2. Hasil atribut harus dikonversikan ke dalam mata uang
3. Auditor harus membuat asumsi tentang persentase salah saji
untuk setiap bagian populas yang salah saji
4. Hasil statistik yang didapatkan dengan menggunakan MUS
disebut batas salah saji (misstatement bounds)
PERSENTASE ASUMSI SALAH
SAJI YANG TEPAT
Asumsi yang tepat untuk keseluruhan persen salah saji
dalam populasi item yang mengandung salah saji adalah
keputusan auditor
GENERALISASI SAMPEL KE POPULASI
MENGGUNAKAN TEKNIK MUS OLEH
AUDITOR
Dua kondisi yang akan mengevaluasi tindakan generalisasi:
1. Generalisasi dari Sampel ke Populasi Ketika Salah Saji Tidak
Ditemukan dengan Menggunakan MUS
2. Generalisasi Ketika Salah Saji Ditemukan
ILUSTRASI ATURAN KEPUTUSAN
AUDITOR UNTUK MUS
– Tolerable + Tolerable
misstatement $0 Misstatement misstatement

LMB UMB
#1
LMB UMB
#2
LMB UMB LMB UMB
#3
#4
LMB UMB
#5

Aturan pengambilan keputusan untuk MUS adalah: jika baik batas salah saji bawah (Lower
misstatement bounds / LMB) maupun batas salah saji atas (upper misstatement bounds / UMB)
terletak di antara jumlah kurang saji dan lebih saji yang dapat diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa salah saji nilai buku tidak material. Jika tidak, maka salah saji tersebut material.
Generalisasi Ketika Salah Saji
Ditemukan
 Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan
 Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk nol
salah saji
 Auditor harus berurusan dengan lapisan tingkat pengecualian atas yang
dihitung (CUER) dari tabel pengambilan sampel atribut
 Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL MENGGUNAKAN MUS

● Materialitas
● Asumsi Persentase Rata-Rata Salah Saji untuk Populasi yang
Mengandung Salah Saji
● Risiko yang Dapat Diterima atas Kesalahan Penerimaan
● Nilai Populasi Tercatat
● Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi
● Hubungan antara Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel
MUS
04
Learning
Objective 4
Mendeskripsikan Metode Variabel

CH
17
PENGAMBILAN
SAMPEL VARIABEL
Pengambilan sampel variabel merupakan metode statistik yang digunakan oleh
auditor. Pengambilan sampel variabel dan nonstatistik untuk pengujian perincian
saldo memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengukur salah saji dalam saldo.
Untuk sampel nonstatistik, ketika auditor menentukan bahwa jumlah salah saji
melebihi jumlah yang dapat diterima, mereka menolak populasi dan melakukan
tindakan tambahan. Beberapa teknikpengambilan sampel terdiri atas klasifikasi
metode umum yang disebut pengambilan sampel variabel: estimasi perbedaan,
estimasi rasio, dan estimasi rata-rata per unit.
DISTRIBUSI
PENGAMBILAN SAMPEL
Tiga hal membentuk hasil dari mengambil sejumlah besar sampel populasi
yang diketahui:
1. Nilai rata-rata dari semua nilai rata-rata sampel sama dengan rata-rata
populasi (x̄). Akibatnya adalah bahwa nilai rata-rata sampel (x) dengan
frekuensi kejadian tertinggi juga sama dengan rata-rata populasi.
2. Bentuk distribusi frekuensi rata-rata sampel adalah distribusi normal
(kurva), selama ukuran sampel cukup besar, terlepas dari distribusi
populasi.
3. Persentase sampel berarti antara setiap dua nilai sampling distribusi
terukur
DISTRIBUSI SAMPLING UNTUK
DISTRIBUSI POPULASI
Frequency of values in percent
Mean Sampling
distribution –
Normal
Population
distribution –
Skewed

Value of in dollars
x
METODE VARIABEL
● Estimasi perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk
mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai
tercatat maupun nilai yang diauditbagi setiap item sampel, yang hampir selalu
terjadi dalam audit

● Estimasi rasio.
serupa dengan estimasi perbedaan kecuali auditor menghitung rasio antara salah
saji dan nilai tercatatnya serta memproduksikan hal ini dengan populasi untuk
mengestimasi total salah saji populasi

● Estimasi rata-rata per unit


auditor berfokus pada nilai yang teraudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap
item dalam sampel kecuali untuk definisi apa yang sedang diukur, estimasi rata-
rata per unit dihitung dengan cara yang sama seperti estimasi perbedaan.
METODE STATISTIK
BERSTRATIFIKASI
Sampling stratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam
total populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap
subpopulasi kemudian diuji secara independen. Perhitungannya
dilakukan bagi setiap strata dan kemudian digabung menjadi satu
estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan populasi
secara menyeluruh. Hasilnya diukur secara statistic. Stratifikasi dapat
diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio, dan rata-rata per unit, tetapi
paling sering digunakan dengan estimasi rata-rata per unit.
SAMPLING RISKS (ARIA DAN ARIR)

Keadaan Aktual Populasi


Salah Saji Salah Saji yang
Keputuan Audit Aktual secara material tidak material
Menyimpulkan bahwa Kesimpulan yang Kesimpulan yang
Populasi mengandung  Benar-tidak ada tidak benar- risikonya
salah saji yang material risiko adalah ARIR
Menyimpulkan bahwa  Kesimpulan yang Kesimpulan yang
Populasi tidak mengan- tidak benar- benar-tidak ada
dung salah saji yang risikonya adalah risiko
material ARIA
05
Learning
Objective 5
Penggunaan estimasi perbedaan untuk pengujian rincian
saldo
(Metode Variabel)
CH
17
Auditor menggunakan estimasi perbedaan
untuk mengukur total jumlah salah saji dalam
populasi ketika nilai tercatat dan nilai yang
diaudit muncul di setiap bagian dalam sampel.
Sebagai contoh auditor dapat
mengonfirmasikan sampel atas piutang dagang
dan menentukan perbedaan (salah saji) antara
jumlah yang dicatat klien dengan jumlah uang
dianggap benar oleh auditor untuk setiap akun
yang dipilih.

Metode Variabel: Estimasi


Perbedaan
Merencanakan Sampel dan
Menghitung Ukuran Sampel
• Menetapkan tujuan dari pengujian audit
• Memutuskan apakah audit sampling dapat
diterapkan
• Definisikan kondisi salah saji
• Menentukan populasi
• Menentukan unit pengambilan sampling
• Spesifikasikan salah saji yang dapat diterima
• Menetapkan risiko yang dapat diterima
• Mengestimasi Salah Saji Dalam Populasi
• Menghitung Ukuran Sampel Awal
• Menentukan Sampel dan Melakukan Prosedur
Audit
Spesifikasikan Risiko
yang Dapat Diterima
ARIA ARIR
ARIR adalah risiko statistik yang
Acceptable risk of incorrect muncul akibat auditor menyimpulkan
acceptance (ARIA) adalah risiko bahwa populasi secara material telah
statistik yang diterima auditor bahwa salah saji, padahal tidak. ARIR
populasi secara material telah salah saji. memengaruhi tindakan auditor hanya
ARIA merupakan hal serius bagi auditor jiwa mereka menyimpulkan bahwa
karena memiliki dampak hukum atas suatu populasi tidak disajikan secara
pengambilan keputusan terhadap wajar, mereka biasanya akan menambah
kewajaran penyajian suatu akun ketika jumlah sampel atau melakukan
akun tersebut salah saji secara material. pengujian lain.
Mengestimasi salah saji
dalam populasi
1. Memperkirakan titik estimasi yang diharapkan
2. Membuat estimasi standar deviasi populasi awal-
variabilitas dari populasi
Menghitung Ukuran Sampel Awal

2
SD*(ZA + ZR)N
n=
(TM – E*)
1. n = initial sample size
2. SD* = advance estimate of the standard deviation
3. ZA = confidence coefficient for ARIA
4. ZR = confidence coefficient for ARIR
5. N = population size
6. TM = tolerable misstatement for the population (materially)
7. E* = estimated point estimate of the population misstatement
Menentukan Sampel dan Melakukan
Prosedur Audit
Auditor harus menggunakan salah satu
metode pemilihan probabilitas sampel untuk
menentukan item yang perlu konfirmasi.

Auditor harus berhati-hati dalam


mengonfirmasi maupun melakukan prosedur
alternatif
Mengevaluasi Hasil
Men-generalisasikan sampel terhadap
populasi Hitung Nilai Estimasi dari Total
Salah Saji

Hitung estimasi standar deviasi dari populasi

Hitung Interval yang presisi

Hitung Confidence
Limits
Efek dari mengubah tiap faktor
Effect on the computed
Type of change precision interval

Increase ARIA Decrease


Increase the point estimate
of the misstatements Increase
Increase the standard deviation Increase
Increase the sample size Decrease
Analisis Salah Saji

Auditor harus mengevaluasi salah


saji untuk menentukan penyebab dari
masing-masing salah saji dan
memutuskan apakah diperlukan
modifikasi dari model risiko audit
Kaidah Keputusan Auditor untuk Perbedaan Estimasi
– Tolerable + Tolerable
misstatement $0 Misstatement misstatement

LCL UCL
#1

LCL UCL
#2

LCL UCL
#3 LCL UCL
#4
LCL UCL
#5
STUDI
KASUS
STUDI KASUS
Ketika mengaudit Carbald Supply Company, Carole Wever, CPA, melakukan pengujian terhadap penjualan
selama 9 bulan dari tahun yang berakhir 31 Desember 2007.
Berikut adalah hal-hal yang termasuk dalam prosedur auditnya:

1. Memfoot dan cross-foot jurnal penjualan serta menelusuri saldo ke buku besar umum.
2. Mereview semua transaksi penjualan apakah masuk akal.  
3. Memilih sampel penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan dan menelusuri nama pelanggan serta jumlah ke
salinan faktur penjualan dan dokumen pengiriman terkait.
4. Memilih sampel nomor dokumen pengiriman dan melakukan pengujian berikut:
a) menelusuri dokumen pengiriman ke salinan faktur penjualan terkait
b) memeriksa salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah salinan dokumen pengiriman, pesanan pengiriman, dan pesanan
pelanggan telah dilampirkan. Memeriksa pesanan pengiriman menyangkut persetujuan kredit yang diotorisasi.
c) memeriksa salinan faktur penjualan menyangkut indikasi verifikasi internal atas kuantitas, harga, perkalian, footing, dan menelusuri
saldonya ke file induk piutang usaha.
d) membandingkan harga yang tercantum pada salinan faktur penjualan dengan daftar harga yang telah disepakati dan kuantitas dengan
dokumen pengiriman.
e) menelusuri saldo dalam salinan faktur penjualan ke jurnal penjualan dan file induk piutang usaha menyangkut nama pelanggan,
jumlah, serta tanggal.
STUDI KASUS
Diminta:
1. Dalam prosedur mana sampling audit untuk pengecualian dapat digunakan
dengan bebas?
2. Dengan mempertimbangkan prosedur audit yang dikembangkan Wever,
berapa unit sampling yang paling sesuai?
STUDI KASUS
1.  Dalam prosedur mana sampling audit untuk pengecualian dapat digunakan dengan bebas?

Jawab: Sampling audit untuk pengecualian dapat digunakan dengan bebas untuk prosedur audit no 3
dan no 4. Hal itu disebabkan karena kedua prosedur audit tersebut mengindikasikan adanya
pengambilan sampel dalam populasi.
Prosedur audit no 1 tidak dapat menggunakan sampling audit untuk tingkat pengecualian karena
dalam hal melakukan footing dan cross-footing, auditor diharuskan untuk menjumlah/menghitung
semua jurnal penjualan sebagai bentuk pengecekan ketelitian laporan keuangan client yang kemudian
saldonya ditelusuri ke buku besar umum.
Sama halnya dengan prosedur audit no 1, prosedur audit no 2 pun juga tidak dapat menggunakan
sampling audit untuk tingkat pengecualian karena prosedur tersebut termasuk dalam prosedur analitis
dimana sampling audit tidak layak untuk digunakan.
STUDI KASUS
2. Dengan mempertimbangkan prosedur audit yang dikembangkan Wever, berapa unit
sampling yang paling sesuai untuk melaksanakan sebagian besar pengujian sampling
audit?

Jawab: Terdapat dua unit sampling yang paling sesuai untuk melaksanakan sebagian besar
pengujian sampling audit. Kedua unit sampling tersebut adalah faktur penjualan dan
dokumen pengiriman. Dengan adanya unit sampling faktur penjualan dan dokumen
pengiriman, auditor dapat menguji keterjadian penjualan, kelengkapan dokumen,
kesesuaian antara salinan faktur penjualan dengan jurnal penjualan, dll.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai