Bab 15
SAMPEL AUDIT UNTUK TES
PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF
TRANSAKSI
Disusun Oleh :
Kelas Matrikulasi A
BAB 14
SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF
TRANSAKSI
Metode sampel dapat dibagi menjadi 2 kategori : Sampel Statistik dan non
statistik
Dalam sampel non statistik auditor tidak mengukur resiko sampel, Sebagai
gantinya sampel yang dipilih auditor akan memberikan informasi bermanfaat
untuk pemilihan keadaan tertentu. Kesimpulan ditarik atas dasar penilaian
tertentu.
Sampel audit yang diaplikasikan untuk menguji pengawasan dan tes substantif
transaksi melalui 14 langkah :
a. Merencanakan Sampel
1. Menentukan tujuan audit
2. Menentukan sampel audit yang apakah yang dapat diaplikasikan
3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian
4. Menentukan populasi
5. Menentukan unit sampel
6. Menentukan toleransi tingkat pengecualian
7. Menentukan resiko yang dapat diterima dalam menilai resiko
pengawasan terlalu rendah
8. Menentukan tingkat pengecualian populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal
b. Pemilihan Sampel dan Melakukan Prosedur Audit
10.Pemilihan sampel
11.Melaksanakan prosedur audit
c. Mengevaluasi Hasil
12.Menggeneralisasikan sampel pada populasi
13.Menganalisis pengecualian
14.Memutuskan diterimanya populasi
Istilah Yang digunakan Untuk Sampel Statistik
Istilah Definisi
Istilah yang Berkaitan dengan Perencanaan
Karakteristik atau Atribut Karakteristik yang akan dites dalam
aplikasi
Resiko yang dihadapi ketika Resiko yang diinginkan oleh auditor
menilai resiko pengawasan terlalu adalah keadaan pengawasan yang
rendah (ARACR) efektif atau jumlah kesalahan
keadaan keuangan yang dapat
ditoleransi , yaitu ketika jumlah
populasi pengecualian lebih besar
daripada jumlah yang ditoleransi
Jumlah toleransi yang mendapat Dengan jumlah yang dapat
pengecualian pengecualian tersebut,
memungkinkan auditor menentukan
populasi dan tetap dapat
menggunakan penilaian pengawasan
resiko dan/atau laporan keuangan
yang salah dalam transaksi yang
terjadi selama perencanaan.
Perkiraan jumlah populasi yang Dengan jumlah yang dapat
dapat pengacualian (EPER) pengecualian , auditor mengharapkan
untuk menemukan populasi sebelum
tes dimulai
Ukuran sampel awal Ukuran sampel ditentukan setelah
mempertimbangkan faktor
perencanaan diatas
Istilah yang Berkaitan dengan Hasil Evaluasi
Pengecualian Pengecualian dari sifat yang ada
dalam sampel
Jumlah Sampel Pengecualian (SER) Angka pengecualian didalam sampel
dibagi dengan ukuran sampel
Perhitungan tertinggi jumlah Jumlah tertinggi pengecualian
pengecualian (CUER) didalam populasi didasarkan pada
ARACR
1. Meninjau ulang transaksi penjualan untuk jumlah yang tidak biasa dan
besar (prosedur analisis)
2. Mengamati apakah tugas karyawan yang menangani piutang terpisah
dengan yang menangani kas (tes pengawasan).
3. Menguji sampel salina faktur penjualan untuk
a. Persetujuan kredit oleh manajer kredit (tes pengawasan )
b. Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan (tes pengawasan)
c. Memasukan nomor rekening ke tabel (tes pengawasan)
4. Pemilihan sampel dokumen pengiriman dan menelusuri hubungan setiap
salinan faktur penjualan (tes pengawasan)
5. Bandingkan kuantitas setiap salinan faktur penjualan yang terkait
kuantitas dokumen pengiriman
Sampel audit tidak sesuai dengan 2 prosedur pertama dan dapat
diaplikasikan.
• Menentukan Atribut dan kondisi Pengecualian
Ketika sampel audit digunakan , auditor harus secara hati-hati
menentukan karakteristik (atribut) yang sedang diuji daln kondisi
pengecualian. Kecuali jika pernyataan yang tepat untuk atribut dinyatakan
terlebih dahulu, seorang staf yang me;aksanakan prosedur audit akan
tidak punya petunjuk untuk mengindentifikasi pengecualian. Contoh :
misal pada faktur penjualan sifat: Adanya nomor faktur penjualan di dalam
jurnal penjualan ; maka Kondisi
Pengecualian : Tidak ada catatan nomor faktur penjualan di dalam jurnal
penjualan.
• Menentukan Populasi
Auditor harus hati-hati menentukan populasinya, harus konsisten dengan
sasaran dari tes audit. Lagipula dalam beberapa hal, mungkin saja
ditentukan lebih dari satu populasi untuk setiap prosedur audit. Misal
untuk pengujian jurnal penjualan ada 2 arah pengujian yaitu jurnal
penjualan ke dokumentasi dan ati dokumen pengiriman ke jurnal
penjualan. Jadi ada 2 populasi yaitu faktur penjualan dalam jurnal
penjualan dengan dokumen pengiriman.
• Menentukan Unit Sampel
Pertimbangan dalam menentukan unit sampel adalah harus konsisten
dengan sasaran tes audit. Contoh jika auditor ingin menentukan
bagaimana klien sering gagal dalam memenuhi pesanan pelanggan, unit
sampelnya adalah pesanan pelanggan. Jika sasaran yang ditentukan
paakah kuantitas deskripsi barang pesanan pelanggan telah sesuai
dikirimkan dan ditagih, maka sampel yang paling sesuai adalah dokumen
pengiriman atau faktur penjualan.
• Menetapkan Angka Pengecualian
Menetapkan toleransi tingkat pengecualian ( Tolerable Exception
Rate) memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan
tingkat pengecualian yang diijinkan untuk populasi dan akan digunakan
sebagai penilaian resiko pengawasan dan/atau jumlah kesalahan transaksi
keuangan yang terjadi selama perencanaan dibuat. Misal pada kontrol
persetujuan kredit auditor memutuskan angka 8% ;berarti auditor
memutuskan bahwa meskipun ada 8% salinan penjualan yang tidak
disetujui kreditnya ,pengwasan persetujuan kredit masih dianggap efektif
dengan catatan penilaian resiko pengawasan masuk ke dalam rencana
audit.
TER yang pantas adalah pertanyaan kelengkapaan dan keberadaan semua
dokumen serta pengaruhnya dalam menentukan dan pentingnya atribut
dalam rencana audit. TER berpengaruh terhadap ukuran sampel semakin
rendah TER semakin banyak jumalah sampel.
• Menentukan resiko Yang Dapat Diterima pada Penilaian
Resiko Pengawasan yang Terlalu Rendah
Resiko diterimanya penilaian resiko pengawasan terlalu rendah
(Acceptable Risk Of Assessing Control Risk Too Low/ ARACR) adalah
resiko auditor dalam menerima pengawasan yang efektif (atau tingkat
kesalahan kekuangan yang dapat ditolerir) ketika tingkat pengecualian
lebih rendah dari TER. Ilustrasi: asumsikan TER adalah 6% , ARACR =10%
dan tingkat pengecualian populasi = 8%. Pengawasan pada tingkat ini
sebenarnya tak dapat diterima karena melebihi 8% . Auditor tentu saja
tidak tahu tingkat pengecualian popoulasi yang dinilainya ; ARAR 10%
berarti auditor akan mengambil 10 % resiko yang disimpulkan dari
pengawasan efektif setelah pengujian diselesaikan, meskipun sebenarnya
tidak efektif.
Dalam Menentukan ARACR yang sesuai dengan keadaan , auditor harus
menggunakan pertimbanagn terbaiknya. Pertimbangan utama adalah
bagaimana rencana auditor utnuk mengurangi penilaian resiko
pengawasan sebagai dasar untuk tes rincian saldo. Makin rendah penilaian
resiko pengawasan maka makin rendah penilaian ARACR yang dipilih.
• ARACR tidak
a
d
a
Transaksi yang signifikan dan berkaitan • Saldo yang • TER 4%
dengan jumlah saldo yang diharapkan signifikan
oleh pengawasa internal mempunyai tingginya
efek • Saldo signifikan • TER 5%
• Saldo yang • TER 6%
signifikan
rendah
• Memilih Sampel
Sampel dapat dipilih dengan metode non probabilistik atau probabilistik.
Untuk memperkecil kemungkinan klien mengubah materi sampel, auditor
sharusnya tidak menginfomasikan materi sampelnya pada klien.
• Melaksanakan Prosedur Audit
Prosedur audit dilakukan dengan pengujian maing-masing item dalam
sampel utnuk menentukan konsistensi dengan ketentuan untuk mencatat
pembukuan dari semua pengecualian yang ada. Ketika prosedur audit
telah selesai untuk aplikasi sampel, akan dibuat ukuran sampel dan jumlah
pengecualian untuk masing-masing atribut.
• Generalisasi dari Sampel Ke Populasi
Tingkat pengecualian Sampel (Sample Exception Rate) dapat
dengan mudah dihitung dari hasil sampel. Metode non statistik memiliki
dua arah untuk mengeneralisasikan sampel untuk populasi.
1. Tambahkan perkiraan kesalahan sampel denga SER untuk
mendapatkan tingkat pengecualian atas (Calculation Upper
Exception Rate) kerana resiko bisa diterima dengan menilai resiko
oengawasan terendah.
2. Kurangi tingkat pengecualian sampel dengan tingkat pengecualian
yang dapat ditolerir, hasilnya adalah kalkulasi kesalahan sampel (TER-
SER= kalkulasi kesalahan Sampel) dan evaluasi apakah kesalahan
sampel yang dihitung cukup besar untuk mengindikasikan tingkat
pengecualian populasi yang dapat diterima. Dengan pendekatan ini
auditor tidak membuat Calculation Upper Exception Rate
• Analisis Pengecualian
Sebagai tambahan dlaam menentikan SER untuk masing- masing atribut
dan mengevaluasi bagaimana kebenarannya tetapi tingkat pengecualian
yang tak dikenal mungkin melebihi tingkat pengecualian yang dapat
ditolerir, diperlukan penilaian satu per satu pengecualian untuk
menentukan pengendalian internal yang menyebabkannya.
• Menentukan Populasi yang Dapat Diterima
Untuk menggeneralisasikan dari sampel populasi kebanyakan auditor
mengurangi SER dengan TER ketika mereka menggunakan sampel non
statistik dan mengevaluasi adakah perbedaannya, yang dihitung apakah
kesalahan sampel cukup besar. Jika auditor menyimpulkan bahwa
perbedaan cukup besar, pengawasan sedang diuji dapat megurangi
penilaian resiko pengendalian ketika dibuat rancangannya, perlu dilakukan
analisis yang hati-hati untuk menentukan penyebab pengecualian yang
tidak mengindikasikan adanya kemungkinan permasalahan penting
lainnya dalam pengendalian internal.
Ketika auditor menyimpulkan TER dan SER terlalu kecil untuk populasi bisa
diterima, atau ketika SER melebihi TER auditor harus mengambil tindakan
yang spesifik yaitu:
1. Merevisi TER atau ARACR
Alternatif ini hanya diikuti jika auditor telah menyimpulkan
bahawa spesifikasi aslinya terlalu konservatif.
2. Memperbesar Ukuran Sampell
Penambahan Ukuran sampel mempunyai efek mengurangi
kesalahan sampel jika tingkat pengecualian sampel tidak
meningkat. Tentu saja SER dapat ditingkatkan atau dikurangi jika
materi tambhana telah dipilih
3. Revisi Penilaian Resiko Pengendalian
Jika hasil tes pengendalian dan tes substantif transaksi tidak
didukung oleh rencana penilaian resiko pengendalian , auditor
perlu meningkatkan penilaian resiko pengendalian. Efek dari
resiko mungkin akan meningkatkan tes substantif transaksi dan
tes rincian saldo. Sebagai contoh jika tes pengawasan prosedur
verifikasi internal untuk harga , penambahannya dan kuantitas
pada faktur penjualan , tidak sesuai prosedur , auditor perlu
meningkatkan tes substantif transaksi akurasi penjualan
4. Berkomunikasi dengan Komite Audit atau Manajemen
Tindakan yang dibutuhkan untuk mengkombinasikan salah satu
dari ketiga hal diatas adalah denga nmengabaikan keadaan
pengecualian. Ketika audotor menentukan bahwa pengendalian
internal tidak berjalan secara efektif , manajemen harus diberi
tahu. Jika kekuranganyya dalam desain atau pengawasan
internal signifikan , SAS 60 auditor perlu utnuk
menkomunikasikan kondisi tersebut pada komite audit.
• Dokumentasi yang Memadai
Yang terpenting Auditor harus tetap melakukan pencatatan yang memadai
pada prosedur yang dilaksanakan , metode ini harus dilaksanakan untuk
pemilihan sampel, melaksanakan tes, hasil yang didapat dari tes, dan
kesimpulan yang diambil.
Metode sampel statistik yang paling umum digunakan untuk tes pengawasan
dan tes transaksi substantif adalah atribut sampel. Istilah atribut sampel
digunakan dalam teks ini mengacu pada atribut sampel statistik
• Pembagian Sampel
Distribusi sampel adalah frekuensi distribusi dari semua kemungkinan
sampel dengan ukuran tertentu yang diperoleh dari populasi yang
memiliki beberapa parameter spesifik.
Atribut sampel didasarkan pada distribusi binomial. Distribusi binomial
adalah distribusi semua kemungkinan sampel dimana materi dalam
populasi mempunyai satu dari dua kemungkinan ; sebagai contoh ya atau
tidak, hitam atau putih , atau adanya pengawasan /tidak adanya
pengawasan penyimpangan.