Menjadikan unit-unit orgnisasi sebagai pusat-pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusannya.
b. Kecepatan dari keputusan-keputusan operasional dapat meningkat karena mereka
tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
c. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat
lebih berkonsentrasi Pada hal-hal yang lebih luas.
d. Karena pusat-pusat laba mirip dengan perusahaan yang independen, mereka
memberikan dasar pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer
mereka mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan
manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi
pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
e. Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang
bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
(Seorang manajer yang bertanggung jawab untuk kegiatan pemasaran, misalnya,
cenderung melaksanakan pengeluaran untuk biaya promosi yang dapat meningkatkan
penjualan, sama seperti manajer yang bertanggung jawab atas laba yang akan
termotivasi untuk membuat promosi yang akan meningkatkan laba).
f. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen tingkat atas (top
management) mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual
perusahaan.
g. Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, pusat laba sangat responsif
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitif mereka.
3. Bagaimana batasan atas wewenang unit bisnis terhadap pusat laba dalam organisasi,
jelaskan.
Manajer unit bisnis akan berperan seperti presiden dari suatu perusahaan independen.
Meskipun demikian, dalam praktik sehari-hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Jika
suatu perusahaan dibagi menjadi unit-unit yang sepenuhnya independen, maka perusahaan
tersebut akan kehilangan manfaat sinergi dan ukuran yang add. Lebih jauh lagi, dalam
melimpahkan kewenangan seperti yang diberikan dewan direksi kepada CEO, manajer
senior akan mengabaikan tanggung jawab yang sebenarnya. Akibatnya, struktur unit bisnis
mencerminkan trade-off antara otonomi unit bisnis dan halangan perusahaan. Efektifnya
suatu organisasi unit bisnis sangat bergantung pada hal tersebut.
Halangan dari Unit Bisnis Lain. Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis
harus berurusan dengan unit bisnis yang lain. Sangatlah berguna jika kita memikirkan
pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan tersebut:
a. keputusan produk (barang at au jasa apa said yang harus dibuat dan dijual)
b. keputusan pemasaran (bagaimana, di mana, dan berapa jumlah barang atau jasa yang
akan dijual?)
c. keputusan perolehan (procurement) atau sourcing (bagaimana mendapatkan atau
memproduksi barang atau jasa). Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan
ketiga aktivitas tersebut,
biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur
kinerja. Pada umumnya, makin besar tingkat integrasi dalam suatu perusahaan, makin sulit
melaksanakan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini
produk yang ada yaitu, akan lebih sulit jika keputusan produksi, sourcing, dan pemasaran
untuk lini produk tunggal dipecah menjadi dUd unit bisnis atau lebih, memisahkan
kontribusi tiap-tiap unit bisnis demi kesuksesan lini produk secara keseluruhan.
Hambatan dalam Manajemen Korporasi. Hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen
korporasi dikelompokkan menjadi tiga bagian:
Laba adalah penghasilan bersih (net income) atau imbalan dari aktivitas perusahaan,mulai
dari proses produksi hingga pemasaran yang sudah dikurangi dengan biaya kegiatan operasi
perusahaan.
Pusat laba ialah ukuran tanggungjawab manajer divisi yang memiliki wewenang untuk
mencipta laba. Tugas utama manajer adalah meningkatkan pendapatan dan mengurangi
beban sehigga dapat menghasilkan laba kotor, laba opeasi, dan laba bersih yang tinggi. Pusat
laba ini pada umumnya digunakan untuk mengukur kinerja manajer cabang (misalnya
cabang Jakarta, Surabaya, dst.)
Contoh-contoh pusat laba lainnya selain unit bisnis adalah sebagai berikut:
a. Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya
dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi
manajer pemasaran dalam membuat trade off pendapatan/pengeluaran yang optimal
dan praktek standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya
akan memberikan evaluasi trade off yang dibuat. Harga transfer yang dibebankan ke
pusat laba harus berdasarkan biaya standar dan bukan biaya akrual dari produk yang
terjual. Dengan menggunakan dasar biaya standar memisahkan kinerja biaya
pemasaran dari kinerja biaya manufaktur, dimana hal ini mempengaruhi perubahan
tingkat efisiensi yang berada diluar kendali manajer pemasaran.
b. Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana manajemen dinilai
berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead. Tetapi ukuran ini
dapat menimbulkan masalah karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh
mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya. Contohnya adalah
sebagai berikut:
Seorang manajer dapat lalai melaksanakan pengendalian mutu, mengirimkan
produk dengan kualitas inferior dalam rangka mendapatkan nilai dari biaya
standar.
Seorang manajer dapat saja enggan untuk menginterupsi jadwal produksi
guna memproduksi pesanan darurat dalam memenuhi permintaan konsumen.
Seorang manajer yang diukur dengan standar yang ada dapat saja kurang
termotivasi untuk memproduksi produk-produk yang sulit dibuat atau untuk
meningkatkan standar itu sendiri. Oleh karena itu dimana kinerja proses
manufaktur diukur terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat
evaluasi yang terpisah atas aktivitas-aktivitas seperti pengendalian mutu,
penjadwalan produk, keputusan buat atau beli.
c. Unit pendukung dan pelayanan
Pusat laba dalam hal ini adalah unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi,
transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung
sejenisnya. Organisasi Lainnya Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang
bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu
seringkali menjadi pusat laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak
memiliki tanggung jawab manufaktur atau pembelian, profitabilitasnya seringkali
merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang paling baik. Selain itu pengukuran laba
merupakan suatu alat motivasi yang sempurna.