Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI PEMERINTAHAN

DOSEN PENGAMPU:

I Gede Putu Banu Astawa, S.T., M.Ak.

DIBUAT OLEH:

KELOMPOK 6

SIENNY YULIA ANANDA 2017041221

NEVINDA TRYANING SAGITA 2017041222

KOMANG YULIA TRISKA DEWITA 2017041242

PROGRAM S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
1. NERACA
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan. Neraca
disusun dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dengan Sistem sentralisasi, neraca
disusun secara terpusat oleh bagian akuntansi suatu entitas pelaporan. Sedangkan dengan
desentralisasi neraca disusun oleh entitas-entitas akuntansi yang kemudian digabung oleh
entitas pelaporan. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana (net asset).
Ekuitas dana merupakan selisih dari aset setelah dikurangi kewajiban, atau dalam
persamaan akuntansi dapat dirumuskan:
Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana
Sisi aset setara dengan jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik. Ini masuk akal jika
kerangka berpikirnya adalah kewajiban dan ekuitas pada dasarnya hanya sumber
pendanaan bagi pemerintah untuk membeli aset. Persamaan ini umumnya ditulis dengan
posisi kewajiban yang ditempatkan lebih dahulu sebelum ekuitas pemilik. Kewajiban
dianggap lebih lancar atau likuid daripada ekuitas. Aset akan selalu setara dengan
kewajiban dan ekuitas pemilik. Jika aset meningkat, baik kewajiban atau ekuitas pemilik
harus meningkat untuk menyeimbangkan persamaan. Begitu pula sebaliknya, jika aset
menurun maka kewajiban dan ekuitas pemilik juga ikut menurun.
A. Aset
Aset adalah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan untuk
digunakan manfaatnya di masa depan. Aset atau aktiva adalah hal-hal yang
mendatangkan manfaat bagi perusahaan atau pemerintah. Contohnya seperti bangunan
gedung, kendaraan, tanah, uang kas yang tunai maupun cek kontan. Ada nilai penyusutan
pada aset yang berupa barang, contohnya peralatan mesin yang pasti akan mengalami
kerusakan pada suatu waktu.
Berikut beberapa contoh akun aset:
 Aset Lancar  Disebut aset atau aktiva lancar, sebab kekayaan yang termasuk
harta lancar memiliki likuiditas tinggi atau mudah dicairkan. Maksudnya, harta
lancar dapat dengan cepat dikonversikan ke dalam mata uang (dicairkan) dalam
waktu kurang dari setahun.
 Aset Tetap  Aset ini merujuk pada kekayaan yang digunakan dalam waktu
lebih dari setahun. Biasanya berupa segala sesuatu yang digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan atau pemerintah seperti mesin produksi,
kendaraan operasional, maupun tanah atau bangunan.
 Aset Tidak Berwujud Contonya adalah Goodwill, Hak Cipta, Paten.
B. Kewajiban atau Liabilitas
Komponen persamaan dasar akuntansi kedua adalah kewajiban atau biasa disebut
dengan istilah liabilitas, yaitu sejumlah dana yang perusahaan pinjam dari pihak lain
(kreditur) dan harus dilunasi sesuai waktu yang sudah disepakati. Bentuk kewajiban yang
umum adalah utang. Utang merupakan kebalikan dari piutang, dan ini harus dicatat pada
laporan keuangan. Berikut beberapa contoh dari akun kewajiban yang paling umum.
 Utang Jangka Pendek : Utang Dagang, Utang Bank, Utang Gaji, Utang Pajak.
 Utang Jangka Panjang : Utang Obligas.
C. Ekuitas
Ekuitas adalah bagian dari aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham
atau pihak ketiga, dan masuk ke dalam rumus persamaan dasar akuntansi. Pemilik dapat
meningkatkan bagian kepemilikan mereka dengan menginvestasikan dana kepada
perusahaan atau mengurangi ekuitas dengan menarik dana perusahaan (prive). Demikian
pula, pendapatan meningkatkan sisi ekuitas sementara biaya-biaya menurunkan ekuitas.
Beberapa akun ekuitas umum seperti:
- Modal Pemilik
- Penarikan Pemilik (prive)
- Laba Ditahan
- Saham Biasa
- Modal Disetor
2. LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan
saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan,
dan non anggaran. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No 03,
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dilakukannya pelaporan arus kas bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara
kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Laporan
arus kas disajikan oleh entitas pelaporan yang terdiri dari:
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Masing-masing kementrian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat; dan
d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menuntut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.
A) Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan dengan pengklasifikasian menurut aktivitas yaitu
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris guna memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut
terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. penjelasan atas keempat aktivitas dalam
laporan arus kas:
1) Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
- Arus masuk dari aktivias operasi diperoleh dari: Penerimaan Perpajakan,
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Penerimaan Hibah, Penerimaan
Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan Investasi Lainnya, Penerimaan
Lain-lain/penerimaan dari pendapatan Luar Biasa; dan Penerimaan Transfer.
- Arus keluar dari aktivitas operasi digunakan untuk: Pembayaran Pegawai,
Pembayaran Barang, Pembayaran Bunga, Pembayaran Subsidi, Pembayaran
Hibah, Pembayaran Bantuan Sosial, Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar
Biasa, dan Pembayaran Transfer.

Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan


kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk
membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
2) Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditunjukkan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang
tidak termasuk dalam setara kas.
- Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari yaitu: Penjualan Aset
Tetap, Penjualan Aset Lainnya, Pencairan Dana Cadangan, Penerimaan dari
Divestasi, Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas.
- Arus keluar kas dari aktivitas investasi yaitu terdiri dari: Perolehan Aset
Tetap, Perolehan Aset Lainnya, Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan
Modal Pemerintah, Pembelian Investasi dalam bentuk Sekuritas

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran


kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada
masyarakat di masa yang akan datang.

3) Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang
jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi
piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.
- Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan yaitu: Penerimaan utang luar negeri,
Penerimaan dari utang obligasi, Penerimaan kembali pinjaman kepada
pemerintah daerah, Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara.
- Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan yaitu: Pembayaran pokok utang luar
negeri, Pembayaran pokok utang obligasi, Pengeluaran kas untuk dipinjamkan
kepada pemerintah daerah, Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada
perusahaan negara.

Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran


kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka
panjang.

4) Aktivitas Transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas
transitoris mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak
mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah.
Transaksi yang termasuk dalam aktivitas transitoris yaitu:
 Perhitungan Pihak Ketiga (PPK)  PPK menggambarkan kas yang berasal
dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima
secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes.
 Penerimaan transitoris  Kiriman uang masuk dan penerimaan kembali
uang persediaan dari bendahara pengeluaran
 Pengeluaran transitoris  Kiriman uang keluar dan pemberian uang
persediaan dari bendahara pengeluaran.
 Kiriman uang  menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum
negara/daerah.
B) Pelaporan Arus Kas
Penerimaan dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas operasai, investasi,
pendanaan, dan transitoris dilaporkan secara terpisah oleh entitas pelaporan, kecuali
aktivitas operasi yang dengan cara berikut ini:
- Metode langsung; Metode ini pengungkapkan pengelompokan utama
penerimaan dan pengeluaran kas bruto.
- Metode tidak langsung. Dalam metode ini, surplus/defisit disesuaikan dnegan
transaksi-transaksi operasional nonkas, penangguhan (deferrai) atau
pengakuan (accrual) penerimaan kas atau pembayaran yang lalu/yang akan
datang, serta unsur penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk kas yang
berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan.

Dari kedua metode tersebut sebaiknya entitas pelaporan menggunakan metode


langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi, karena dapat menyediakan
informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa yang akan datang,
lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan, dan data tentang kelompok penerimaan
dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi.

3. LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD dengan
menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. LRA menggambarkan
perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut:
a) Pendapatan  semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b) Belanja  semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c) Transfer  penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada
entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Surplus/defisit  selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu
periode pelaporan.
e) Pembiayaan  setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
f) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)  selisih lebih/kurang
antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/APBD selama satu periode
pelaporan.
4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pospos laporan keuangan dalam
rangka pengungkapan yang memadai. Catatan atas Laporan Keuangan ditujukan agar
laporan keuangan dapat dipahami dan dibandingkan dengan laporan keuangan entitas
lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan
sebagai berikut:
- Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian
target UndangUndang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target.
- Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan
- Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksitransaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
- Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan.
- Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas.
- Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan LAK. Termasuk pula
dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh SAP serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan
komitmen-komitmen lainnya.

Bagian kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan setidak-


tidaknya menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

- Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.


- Sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan
ketentuanketentuan masa transisi SAP diterapkan oleh suatu entitas pelaporan.
- Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.

Suatu entitas pelaporan juga dapat mengungkapkan hal-hal berikut ini apabila
belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu:
- Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi dimana entitas
tersebut beroperasi.
- Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.

Anda mungkin juga menyukai